Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KOMPUTERISASI ANGGARAN
GAMBARAN UMUM ANGGARAN

DOSEN :
Ibu Dyah Esthi Perwitasari

Disusun oleh:
Nazla Milenia Salsabila (45218266)

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI KOMPUTER
2019/2020
I. Pengertian, Penggunaan, Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam
Penyusunan Anggaran
1.1 Pengertian
Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program
yang telah disahkan. Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter
dan berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Anggaran merupakan alat
manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan
manajemen. Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut :
1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
2. Data tahun-tahun sebelumnya.
3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatiakan perilaku para pelaksana anggaran


dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Anggaran harus dibuat serealistis dan secermat mungkin sehingga tidak terlalu
rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah tidak
menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi
hanyalah angan-angan.
2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi manajemen puncak
(direksi).
3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak
merasa tertekan, tetapi termotivasi.
4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan
tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera
diantisipasi sejak dini.

Anggaran yang dibuat akan mengalami kegagalan apabila :


1. Pembuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berpikir ke depan dan tidak memiliki
wawasan yang luas.
2. Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas.
3. Pelaksana tidak cakap.
4. Tidak didukung oleh masyarakat
5. Dana tidak cukup.

Anggaran mempunyai 4 unsur:


1. Rencana: Suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan
dilakukan di waktu yang akan datang.
Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menyusun rencana:
 Ketidakpastian
 Berbagai alternatif pilihan.
 Sebagai pedoman kerja
 Sebagaai alat pengkoordianasian kegiatan dari seluruh bagian perusahaan.
 Sebagai alat pengawasan thd pelaksanaan (realisasi) dari rencana.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan: Mencakup semua kegiatan yang akan
dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan, meliputi: pemasaran,
produksi, pembelanjaan, administrasi, dan personalia.
3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada
berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Misal: rupiah.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang.
Berdasarkan jangka waktu, ada beberapa jenis Anggaran:
a. Anggaran Strategis
Yaitu anggaran yang berlaku untuk jangka waktu panjang, yaitu jangka waktu
yang melebihi satu periode akuntansi (1 tahun).
b. Anggaran Taktis
Yaitu anggaran yang berlaku untuk jangka waktu pendek, yaitu jangka waktu
satu periode akuntansi (1 tahun) atau kurang.
1. Anggaran Periodik: Anggaran yang disusun untuk satu periode akuntansi
(setahun penuh).
2. Anggaran Bertahap (Continuous Anggaran): Anggaran yang disusun untuk
jangka waktu kurang dari satu periode akuntansi. Misal 3 bulan, 6 bulan.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk dapat memilih jangka waktu
berlakunya anggaran secara tepat:
1. Luas Pasar
Perusahaan yang mempunyai pasar penjualan yang cukup luas, maka
posisinya lebih stabil, sebagai bisa dibuat anggaran jangka panjang.
Sebaliknya, jika pasar lebih sempit, posisi kurang stabil, buat anggaran
jangka pendek.
2. Posisi Perusahaan dalam persaingan
Perusahaan yang mempunyai posisi kuat dalam persaingan, maka
posisinya lebih stabil, sabagai bisa dibuat anggaran jangka panjang.
Sebaliknya, jika lemah dalam persaingan, posisi kurang stabil, buat
anggaran jangka pendek.
3. Jenis produk yang dihasilkan
Perusahaan yang mempunyai produk yang in-elastis (jumlah produk
yang terjual tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan harga jualnya), maka
posisinya lebih stabil, sebagai bisa dibuat anggaran jangka panjang.
Sebaliknya, jika produk yang elastis (jumlah produk yang terjual sangat
dipengaruhi oleh perubahan harga jualnya), posisi kurang stabil, buat
anggaran jangka pendek.
4. Tersedianya data dan informasi
Perusahaan yang sudah lama berdiri, cukup data dan informasi, buat
anggaran jangka panjang. Sebaliknya, jika perusahaan baru berdiri, data
dan informasi kurang kurang, buat anggaran jangka pendek.
5. Keadaan perekonomian pada umumnya.
Keadaan perekonomian mantap, posisi perusahaan lebih baik, buat
anggaran jangka panjang. Sebaliknya, jika keadaan perekonomian kurang
baik, posisi perusahaan kurang mantap, buat anggaran jangka pendek.

1.2 Penggunaan
Ada 3 kegunaan pokok Anggaran:
1. Pedoman kerja: Arah dan target yang harus dicapai.
2. Pengkoordinasian kerja.
3. Alat pengawasan kerja.

1.3 Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam Penyusunan Anggaran


1. Faktor Internal, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di dalam
perusahaan sendiri. Disebut juga faktor yang controllable (dapat diatur): yaitu
faktor-faktor yang dalam batas-batasnya masih bisa disesuaikan dengan keinginan
(kebutuhan) untuk periode anggaran yaang akan datang. Faktor-faktor tersebut
adalah:
 Penjualan tahun-tahun yang lalu.
 Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat
pembayaran, pemilihan saluran distribusi, dsb.
 Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
 Tenaga kerja
 Modal Kerja
 Fasilitas lain yang dimiliki
 Kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan fungsi perusahaan.
2. Faktor Eksternal, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang berasal dari luar
perusahaan, tetap dapat dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
perusahaan. Disebut juga faktor yang uncontrollable (tidak dapat diatur), yaitu
faktor-faktor yang tidak dapat diatur dan disesuaikan dengan keinginan perusahaan.
Jadi perusahaan harus menyesuaikan kebijakannya dengan faktor-faktor eksternal
tersebut, seperti:
 Keadaan persaingan.
 Tingkat pertumbuhan penduduk.
 Tingkat penghasilan masyarakat.
 Tingkat pendidikan masyarakat.
 Tingkat penyebaran penduduk.
 Agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat.
 Berbagai kebijakan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
keamanan.
 Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi,
dsb.
II. Partisipasi Anggaran dan Jenis-Jenis Anggaran
2.1 Partisipasi Anggaran
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana individu
terlibat dan mempunyai pengaruh secara langsung terhadap para individu tersebut. Dalam
konteks yang spesifik partisipasi dalam penyusunan anggaran menurut Brownell (1982) adalah
suatu proses dimana individu-individu terlibat didalamnya dan mempunyai pengaruh pada
penyusunan target angaran, yang kinerjanya akan dievaluasi dan kemungkinan akan dihargai
atas dasar pencapaian target anggaran mereka. Selain itu, Kemudian pengertian partisipasi
dipertegas oleh Kennis (1979) adalah tingkat keikutsertaan manajer tingkat menengah dan
bawah dalam menyusun anggaran. Mereka sering terlibat dalam menentukan tujuan organisasi,
juga aspek lain dari anggaran karena mereka biasanya sangat mengetahui operasi yang sedang
dianggarkan atau karena manajemen tingkat atas ingin mendapatkan keuntungan motivasi dari
partisipasi bawahan mereka. Keikutsertaan mereka dalam proses penyusunan anggaran
merupakan suatu pendekatan yang efektif terhadap perbaikan motivasi dan perilaku individu
dalam setiap bagian organisasi.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran membuat para pelaksana anggaran lebih
memahami masalah-masalah yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan anggaran, sehingga
partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan efisiensi. Dengan partisipasi
memungkinkan para pelaksana anggaran dapat berkomunikasi, berinteraksi satu sama lain,
sehingga dengan mudah dapat meningkatkan kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Milani (1975) seperti yang dikutip oleh Yuwono (1999) menjelaskan bahwa dengan
menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja para manajer bawahannya akan
meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang
dirancang secara partisipatif disetujui, maka karyawan akan bersungguh-sungguh dalam tujuan
atau standar yang sudah ditetapkan, dan karyawan juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi
untuk mencapainya bahwa partisipasi anggaran dapat meningkatkan kualitas anggaran yang
dibuat dan berdampak positif terhadap kinerja bawahan dalam menyumbangkan masukan
penyusunan anggaran.

2.2 Jenis Anggaran


Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar)
kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran
yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu.
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu-
umumnya satu tahun-yang disusun setiap akhir periode anggaran.
b. Anggaran kontinu, yaitu anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran
yang telah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran
yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), yaitu anggaran yang dibuat dengan
jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal
kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), yaitu anggaran yang dibuat untuk
jangka panjang waktu lebih dari sat tahun. Anggaran untuk keperluan investasi
barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran
modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran
modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran
jangka pendek.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran operasional, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba
rugi. Anggaran operasional terdiri dari:
 Anggaran penjualan
 Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik
 Anggaran beban usaha
 Anggaran laporan laba rugi
b. Anggaran keuangan, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari:
 Anggaran kas
 Anggaran piutang
 Anggaran persediaan
 Anggaran utang
 Anggaran neraca
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:
a. Angaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran
yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan
dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial, adalah anggaran yang di susun tidak secara lengkap, anggaran
yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena
keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran
operasional.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:
a. Angaran apropriasi, adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan
tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
b. Anggaran kinerja, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan
yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya untuk menilai apakah
biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui
batas.
III. Hubungan Anggaran Dengan Kegiatan Manajemen
3.1 Hubungan Anggaran dengan Manajemen
Manajemen adalah suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengkoordinasian
(coordinating), dan pengawasan (controlling) terhadap orang-orang atau barang, untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Kelemahan Anggaran:
1. Disusun berdasarkan taksiran/forecasting.
2. Disusun dengan mempertimbangkan berbagai data, informasi, dan faktor-faktor
yang controllable maupun uncontrollable.
3. Berhasil tidaknya sangat bergantung pada manusia pelaksananya.

IV. Peranan Manajemen dan Perilaku Dalam Proses Manajerial


4.1 Peranan Manajemen
Henry Mintzberg, melakukan penelitian seksama terhadap lima eksekutif untuk
menentukan apa yang dilakukan para manajer tersebut pada tugas-tugasnya.
Berdasarkan pengamatannya terhadap para manajer ini. Mintzberg menyimpulkan
bahawa para manajer menjalakan sepuluh peran berbeda, yang sangat saling berkaitan,
atau serangkaian perilaku yang terkait dengean pekerjaan mereka. Kesepuluh peran itu
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yakni yang berkaitan dengan
hubungan interpersonal, transfer informasi, dan pengambilan keputusan.
a. Peran Interpersonal
Semua manajer dituntut untuk menjalankan tugas-tugas yang sifatnya
seremonialdan simbolik. Ketika Rektor satu Perguruan tinggi menyerahkan
Ijazah pada waktu wisuda ia menjalankan peran kepemimpinan simbolis. Semua
manajer mempunyai peran kepemimpinan. Peran ini meliputi perekrutan,
pelatihan, pemberian motivasi, dan pendisiplinan karyawan. Peran ketiga dalam
pengelompokan interpersonal adalah peran penghubung.
Mintzberg menggambarkan kegiatan ini sebagai menghubungi pihak
luar yang memberi informasi kepada manajer. Ketika pihak luar ini dapat
berupa individu atau kelompok di dalam dan di luar organisasi tersebut. Manajer
penjualan ysng menerima informasi dari manajer pengendalian mutu di dalam
perusahaannya sendiri mempunyai kerjasama hubungan internal. Ketika
manajer penjualan tersebut berhubungan dengan para eksekutif penjualan lain
melalui asosiasi perdagangan pemasaran, ia mempunyai suatu kerjasama
hubungan eksternal.
b. Peran Informasional
Semua manajer, pada tataran tertentu, mengumpulkan informasi dari
organisasi-organisasi dan institusi-institusi di luar lembaga mereka. Umumnya,
mereka mendapatkan informasi dengan membaca majalah dan berbincang
dengan oranglain untuk mempelajari perubahan-perubahan selera publik, apa
yang mungkin sedang direncanakan oleh para pesaing, dan semacamnya.
Mintzberg menyebut ini sebagai peran pemantau. Para manajer juga berperan
sebagai penghubung untukmeneruskan informasi kepada para anggota
organisasi. Ini disebut sbagai peran penyebar. Disamping itu, para manajer
menjalankan peran juru bicara ketika mereka mewakili organisasinya dihadapan
pihak luar.
c. Peran Pengambilan Keputusan
Akhirnya, Mintzberg mengidentifikasi empat peran yang terkait dengan
pengambilan pilihan. Dalam peran kewirausahaan, para manajer memprakarsai
dan mengawasi proyek-proyek baru yang akan memperbaiki kinerja organisasi
mereka. Sebagai penyelesai masalah, para manajer menjalankan tindakan
korektif untuk menyikapi masalah-masalah yang tidak diduga. Sebagai
pengalokasi sumber daya, para manajer bertanggung jawab mengalokasikan
sumber daya manusia, fisik, dan moneter. Terakhir, para manajer menjalankan
peran perunding, yang di dalamnya mereka membahas berbagai isu dan
melakukan tawar menawar dengan unit-unit lain demi keuntungan unitnya.

4.2 Perilaku Proses Dalam Manajerial


a. Technical : Keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan atau memahami jenis
kerja tertentu yang dilakasanakan dalam suatu organisasi.
b. Interpersonal : Kemampuan untuk memahami, memotivasi dan berkomunikasi
dengan individu maupun kelompok.
c. Conceptual : Kemampuan untuk memahami dan memandang organisasi sebagai
satu kesatuan. Bagaimana semua bagian dalam organisasi bisa berjalan bersama
melalui keputusan yang berbasis pada kepentingan keseluruhan organisasi.
d. Diagnostic : Keahlian untuk memvisualisasikan jawaban yang paling sesuai untuk
situasi tertentu.

V. Prosedur Penyusunan Anggaran


5.1 Penyusunan Anggaran
Secara umum proses penyusunan anggaran melibatkan semua unsur-unsur
perusahaan terutama komisi anggaran dan departemen anggaran serta fungsi-fungsi
lainnya. Manajemen bertugas mereview, melakukan penyesuaian dan memberikan
persetujuan usulan anggaran. Pada umumnya proses penyusunan anggaran terdiri dari
atas tahap-tahap sebagai berikut:
a. Penetapan Pedoman Anggaran
Isi dari pedoman anggaran adalah asumsi-asumsi yang digunakan dalam
pembuatan anggaran tersebut seperti tingkat inflasi, upah, kebijakan perusahaan dan
lain-lain. Penetapan pedoman anggaran itu diperlukan apabila perusahaan tidak
memiliki perencanaan strategis atau program formal.
b. Pengusulan Anggaran
Manajer bertanggung jawab mengusulkan anggaran berdasarkan pedoman
anggaran. Biasanya pengajuan anggaran didasarkan pada tingkat anggaran yang
sedang berjalan dengan modifikasi sesuai dengan pedoman anggaran yang telah
ditetapkan. Perubahan pada realisasi anggara berjalan dapat dikarenakan perubahan
faktor eksternal seperti, perekonomian global, dan juga perubahan faktor internal
seperti perubahan biaya produksi.
c. Negosiasi
Negosiasi menghasilkan suatu usulan anggaran yang akan dibawa pada tingkat
manajeman yang lebih tinggi. Proses yang sama akan diulang kembali pada tingkat
selanjutnya ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
d. Review dan Persetujuan
Persetujuan akhir direkomendasikan oleh komisi anggaran kepada CEO,
kemudian anggaran yang sudah disetujui diserahkan kepada dewan komisaris untuk
disahkan, lalu anggaran yang sudah disahkan didistribusikan untuk dilaksanakan.
e. Revisi Anggaran
Jika asumsi-asumsi yang mendasari pembuatan anggaran sudah tidak realistis
dibandingkan dengan kenyataan yang ada, maka suatu revisi anggaran perlu
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai