Anda di halaman 1dari 11

Bioprospek 11 (1) 2016 54-64

Bioprospek
https://fmipa.unmul.ac.id/jurnal/index/Bioprospek

JENIS TUMBUHAN SUMBER NEKTAR LEBAH Apis dorsata Fabr. DARI DESA
BUMI HARAPAN DAN DESA BUKIT RAYA KECAMATAN SEPAKU
KALIMANTAN TIMUR

Eko Putra Wibowo1, Syafrizal2, Dwi Susanto3


1
Mahasiswa Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
2,3
Dosen Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Terkirim 10 Februari 2016 This research aims to find out what kind of plants that become
Diterima 11 Maret 2016 the source of nectar for Apis dorsata Fabr. in two different
Online 20 April 2016 villages, namely Bumi Harapan village and Bukit Raya village,
in Sepaku Region, East Borneo, and also to identify the pollen
morphology of the nectar found in those plants that contained in
Kata kunci. honey. Based on the identification results of the nectar found
Pollen, Spore, Apis dorsata from both villages there are significantly different number in
Fabr., Identification, Nectar. variety of plants between these two samples. In Bumi Harapan,
27 families and 64 species of plants were found as the source of
nectar, with 7 dominant families.

1. Pendahuluan maka akan diperoleh sejumlah serangga


Indonesia merupakan salah satu negara dengan jenis dan bentuk yang beragam.
yang memiliki biodiversitas tinggi. Hutan Tiap serangga memiliki masa aktif sendiri-
di Indonesia merupakan hutan heterogen sendiri, sehingga berbeda antara satu jenis
yang terdiri dari ribuan flora dan fauna yang serangga dengan serangga lainnya (Jumar,
berbeda. Beberapa spesies bahkan bersifat 2000). Sebagai fauna kosmopolit serangga
endemik. Hal tersebut dikarenakan memiliki peranan yang besar dalam
Indonesia merupakan negara beriklim mempengaruhi lingkungan dan manusia.
tropis yang memungkinkan bermacam jenis Mayoritas serangga dikenal sebagai
flora dan fauna mudah beradaptasi pada organisme perusak (hama) dalam dunia
lingkungan tersebut. Dari sekian banyak pertanian. Namun tidak sedikit serangga
flora dan fauna, serangga merupakan salah yang memiliki peranan positif bagi
satu makhluk hidup yang memiliki toleransi lingkungan dan manusia. Lebah madu
hidup yang cukup tinggi. merupakan salah satu serangga yang
Serangga merupakan fauna yang dapat memiliki peranan positif tersebut.
ditemukan dimana-mana, sehingga semakin Lebah madu merupakan salah satu
banyak tempat dengan berbagai kondisi serangga yang memiliki banyak manfaat
ekosistem tempat kita mengumpulkan bagi manusia. Semua yang dihasilkan oleh
serangga, lebah madu dikenal berkhasiat untuk
kesehatan, yaitu madu, serbuk sari (pollen),
Korespondensi: eko.putra9191@yahoo.co.id royal jelly, propolis, bisa lebah (bee
bioprospek@fmipa.unmul.ac.id
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
55

venom), lilin lebah (bee wax), roti lebah Apis dorsata Fabr. merupakan salah satu
(bee bread), dan madu granulasi (Suranto, lebah yang hidup liar di alam dan sangat
2007). Selain dari produk-produk yang sulit untuk dibudidayakan karena sifatnya
dihasilkannya, lebah madu juga memiliki yang agresif. Oleh karena itu masyarakat
manfaat lain dari segi ekologis, yaitu sekitar lebih memilih mencari sarang lebah
sebagai hewan perantara dalam madu Apis dorsata Fabr. di dalam hutan,
penyerbukan tanaman (pollinator). baik untuk dikonsumsi maupun untuk
Lebah madu dikenal luas sebagai hewan menambah perekonomian mereka.
yang membantu tumbuhan dalam proses Melalui uraian di atas peneliti tertarik
produktivitasnya. Lebah bersimbiosis pada untuk melalukan pengamatan terhadap
tumbuhan dengan mengambil nektar yang jenis polen sebagai sumber pakan lebah
berasal dari bunga dan tanaman mengambil Apis dorsata Fabr. yang berada di
keuntungan dari serbuk sari yang terbawa Kecamatan Sepaku. Pengamatan perbedaan
dan disebarkan oleh lebah tersebut. Sumber jenis dan karakteristik dari polen-polen
pakan pada lebah madu sebagian besar tersebut diharapkan menjadi sumber
dihasilkan dari tanaman, yaitu berupa polen informasi tentang keanekaragaman jenis
(tepung sari) dan nektar. Jenis-jenis tumbuhan yang berada di wilayah tersebut.
tumbuhan yang dapat menghasilkan pakan
bagi lebah dinamakan tumbuhan pakan Lebah Gung (Apis dorsata Fabr.)
lebah (Sumoprastowo dan Suprapto, 1980). Lebah termasuk kelompok serangga
Potensi tanaman pakan lebah madu di bangsa (ordo) Hymenoptera (bersayap
Indonesia diyakini cukup besar, tetapi selaput) yang hampir terdapat di seluruh
belum banyak informasi tentang tanaman- dunia yang ditumbuhi tanaman berbunga.
tanaman tersebut. (Rusfidra, 2006) Lebah madu memiliki tiga genus (Apis,
menyatakan, sekitar 25.000 tanaman Trigona, Melipona) dengan spesies yang
berbunga tumbuh dan berkembang baik di sangat banyak, sedangkan yang paling
Indonesia, dan keragaman jenis tanaman umum dikenal adalah lima spesies, yakni
yang sangat besar itu memungkinkan Apis mellifera, Apis indica, Apis dorsata,
tersedianya nektar sepanjang tahun. Oleh Apis florea, dan Trigona spp. (Sarwono,
karena itu, informasi tentang tanaman 2001).
tersebut baik dari semak, rumput, tanaman Apis dorsata adalah lebah madu yang
pertanian, tanaman perkebunan, maupun hidupnya masih liar. Lebah ini dapat tinggal
pohon sangat diperlukan (Sulistyorini, di dataran 0-1.000 meter dpl dan hanya
2006). berkembang di kawasan subtropis dan
Kecamatan Sepaku merupakan salah tropis Asia seperti Indonesia, Philipina, dan
satu wilayah yang berada di Kabupaten negara-negara Asia lainnya. Di beberapa
Penajam Paser Utara. Wilayah tersebut tempat, jenis lebah ini banyak diambil
memiliki potensi yang besar untuk dapat madunya, seperti di Sumatera, Kalimantan,
memberikan informasi tentang tanaman Sulawesi, dan pulau-pulau di Nusa
karena sebagian besar wilayah di daerah Tenggara Barat serta Nusa Tenggara Timur
tersebut terdiri dari hutan, lahan pertanian, (Suranto, 2007).
dan juga perkebunan, khususnya
perkebunan sawit. Tanaman-tanaman Sumber Pakan Lebah Madu
tersebut membutuhkan fauna-fauna Menurut (Sihombing, 1997), sebagian
penyerbuk seperti lebah madu sebagai besar energi yang diperlukan oleh lebah
media perkembangbiakannya. Salah satu madu berasal dari nektar. Selain nektar,
lebah madu yang banyak ditemukan adalah lebah juga mengumpulkan polen. Polen
Apis dorsata Fabr. atau masyarakat sekitar merupakan benih plasma jantan pada
lebih familiar menyebutnya sebagai tawon tumbuhan. Kandungan protein polen sangat
gung. bervariasi, tergantung jenis tanamannya.
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
56

Selain protein, tepung sari juga Anatomi dan Sistematika Tumbuhan


mengandung lemak 1-20%, gula, serat, FMIPA, Universitas Mulawarman.
vitamin, mineral yang semuanya penting
untuk lebah (Winston, 1987). Polen juga Rancangan Penelitian
dapat digunakan sebagai sumber protein Rancangan yang digunakan dalam
secara langsung, diberikan kepada larva penelitian ini adalah rancangan deskriptif
yang lebih tua dan pejantan (Gojmerac, analitik dengan melakukan vibrasi pada
1983). campuran homogen madu dan asam asetat
glasial, kemudian diidentifikasi jenis polen
Palinologi meliputi unit, bentuk, kategori ukuran dan
Palinologi adalah ilmu yang ornamentasi polen.
mempelajari polen tumbuhan tinggi dan
spora tumbuhan rendah (Moore dan Webb, Alat dan Bahan
1978). Menurut Erdtman (1969) studi ini Alat yang digunakan dalam penelitian
berkisar pada morfologi butir polen dan ini antara lain vibrator, object glass, cover
spora tetapi tidak meliputi bagian glass, pipet, botol plastik, botol vial,
dalamnya. Bukti palinologi merupakan mikroskop binokuler phototube ZEISS,
salah satu cara tradisional yang digunakan kamera mikroskop AxioCam ERc5s
dalam penyusunan sistematika tumbuhan. ZEISS, kamera dokumentasi, komputer
berisi program ZEN lite 2012, kertas label,
Morfologi Polen buku identifikasi polen, gelas ukur, alat
Menurut Erdtman (1952) terdapat tujuh tulis, masker, sarung tangan lateks dan lem
sifat penting dalam mempelajari polen, preparat.
yaitu unit polen, polaritas polen, simetri Bahan yang digunakan dalam penelitian
polen, bentuk polen, tipe apertur, jenis ini antara lain sampel madu lebah Apis
aperture dan ornamentasi exine. dorsata Fabr., aquadest, tissue dan asam
Menurut Faegri dan Iversen (1989) unit asetat glasial.
polen dibedakan atas monad, diad, tetrad
dan polyad. Menurut Erdtman (1952) Pengambilan Sampel di Lapangan
pengelompokkan bentuk polen didasarkan Pengambilan sampel dilakukan
atas perbandingan antara aksis polar (P) menjelang malam saat aktifitas lebah
dengan diameter ekuatorialnya (E). mencari nektar dan sifat agresifnya
Menurut Kapp (1969), berdasarkan tipe berkurang. Sampel diambil dengan cara
aperturenya butir polen diklasifikasikan mengasapi sarang dengan daun kelapa
berdasarkan letak dan jumlah pori dan kering yang telah dibakar untuk mengusir
colpate (torehan). Menurut Moore dan koloni lebah. Setelah itu, sarang dilepaskan
Webb (1978) skulptur exine polen dari dahan pohon dan diperas menggunakan
dibedakan menjadi psilate, rugulate, kain dan disimpan dalam botol plastik.
scabrate, echinate dan sebagainya. Kedua botol masing-masing diberikan label
A (Desa Bumi Harapan) dan B (Desa Bukit
2. Metode Penelitian Raya).
Penelitian ini dilaksanakan selama 5
bulan. Pengambilan sampel dilaksanakan Preparasi dan Dokumentasi Data Polen
pada bulan November 2015 di dua desa di Laboratorium
yang terdapat pada Kecamatan Sepaku Madu diambil masing-masing 5 ml dari
Kabupaten Penajam Paser Utara, yaitu di dua sampel berbeda dan dimasukkan
Desa Bumi Harapan dan Desa Bukit Raya. kedalam botol vial berlabel sampel A dan
Preparasi dan Identifikasi sampel B, lalu ditambahkan 5 ml asam asetat
dilaksanakan pada bulan Desember 2015 glasial ke dalam masing-masing botol dan
sampai dengan Maret 2016 di Laboratorium
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
57

dilakukan vibrasi selama 24 jam. Sampel Penelusuran jenis tumbuhan penghasil


yang telah homogen masing-masing dibagi polen dilakukan dengan cara
atas tiga bagian yaitu bagian atas membandingkan kesamaan ciri hasil
(permukaan), tengah, dan bawah (dasar). pengamatan dengan literatur yang
Setiap bagian diambil lima tetes larutan, bersumber dari buku panduan identifikasi,
lalu diteteskan di atas object glass, ditutup jurnal dan skripsi penelitian, serta site
dengan cover glass dan direkatkan mengenai polen & spora, yaitu; [13], [15],
menggunakan lem preparat. Sampel [16], [17], [18], [19], [20], [21], [22], [23],
kemudian diamati dibawah mikroskop [24], [25], [26], [27], [28], [29], [30], [31],
binokuler phototube ZEISS menggunakan [32], dan [33].
perbesaran 40x10. Bulir polen yang diamati Hasil identifikasi ditampilkan dalam
lalu difoto menggunakan kamera bentuk foto dan disajikan dalam bentuk
mikroskop dan diukur panjang aksis polar tabel.
serta ekuator polen menggunakan program
ZEN lite 2012 dengan satuan µm. Data 3. Hasil dan Pembahasan
berupa foto dan ukuran polen tersebut Hasil identifikasi sampel madu lebah
kemudian digunakan untuk Apis dorsata Fabr. dari Kecamatan Sepaku
mengidentifikasi tumbuhan yang menjadi diperoleh 27 famili dari tumbuhan tingkat
sumber nektar lebah. tinggi dan 2 famili dari tumbuhan tingkat
rendah yang di dalamnya meliputi 72
Analisa spesies berbeda. Data hasil identifikasi
Hasil pengamatan dianalisa dengan polen & spora madu dapat dilihat pada
menggunakan metode deskriptif. Struktur Tabel 4.1.
morfologi digunakan sebagai kunci dalam
proses identifikasi polen.

Tabel 4.1 Tabel Pengamatan Morfologi Polen & Spora Sumber Nektar Apis dorsata Fabr.
No. Famili dan Ciri Morfologi
Spesies
Unit Bentuk Kategori Ukuran (µm) P/E Ornamentasi
Ukuran
P E Skulptur Apertur

Polen

1. Acanthaceae

Asystasia Monad Prolate Besar 52.56 29.75 1.76 Reticulate Tricolporate


gangetica ssp.
micrantha
Avicennia Monad Oblate Sedang 24.15 26.74 0.90 Reticulate Tricolporate
marina spheroidal
Avicennia Monad Oblate Sedang 24.65 28.16 0.88 Reticulate Tricolporate
officinalis spheroidal
Avicennia sp. Monad Suboblate Kecil 18.58 21.53 0.86 Reticulate Tricolporate

2. Amaranthaceae

Alternanthera Monad Oblate Sedang 29.50 30.62 0.96 Psilate Pantoporate


sp. spheroidal
Amaranthus Monad Suboblate Kecil 14.82 17.42 0.85 Psilate Pantoporate
spinosus
Oblate Kecil 15.89 16.62 0.96
spheroidal
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
58

No. Famili dan Ciri Morfologi


Spesies
Unit Bentuk Kategori Ukuran (µm) P/E Ornamentasi
Ukuran
P E Skulptur Apertur

3. Araceae

Xanthosoma Isobila Prolate Besar 60.49 58.57 1.03 Psilate Zonosulcate


sp. teral spheroidal
4. Arecaceae

Areca sp.1 Monad Oblate Kecil 22.18 22.81 0.97 Perforate Monosulcate,
speroidal
Trichotomoco
lporate
Areca sp.2 Monad Suboblate Sedang 25.57 33.13 0.77 Perforate Monosulcate,

Trichotomoco
lporate
Areca sp.3 Monad Oblate Kecil 23.16 24.89 0.93 Perforate Monosulcate,
spheroidal
Trichotomoco
lporate
Arenga pinnata Monad Prolate Kecil 24.87 18.30 1.36 Echinate Monocolpate

Sedang Psilate

Bactris sp. Monad Oblate Kecil 24.38 24.52 0.99 Scabrate Tricolporate
spheroidal
Cocos nucifera Monad Perprolat Sedang 44.34 21.55 2.05 Psilate Monocolpate
e
Elaeis Monad Oblate Sedang 31.93 33.00 0.96 Microretic Trichotomosu
guineensis spheroidal ulate lcate
Nypa fruticans Monad Subprolat Sedang 27.79 24.17 1.15 Echinate Monocolpate
e
Sp.1 Monad Oblate Kecil 21.55 22.88 0.94 Psilate Tricolporate
spheroidal
5. Asteraceae

Chromolaena Monad Oblate Kecil 14.60 14.97 0.96 Echinate Tricolporate


odorata spheroidal
Eleutheranther Monad Oblate Kecil 15.50 15.56 0.99 Echinate Tricolporate
a ruderalis spheroidal
Eupatorium sp. Monad Oblate Kecil 16.25 16.58 0.98 Echinate Tricolporate
spheroidal
Mikania Monad Oblate Kecil 15.28 15.65 0.98 Echinate Tricolporate
micrantha spheroidal
Sphagneticola Monad Prolate Sedang 26.51 26.49 1.00 Echinate Tricolporate
trilobata spheroidal
Sp.1 Monad Oblate Kecil 19.70 20.50 0.96 Echinate Tricolporate
spheroidal
6. Bignoniaceae

Tecoma stans Monad Prolate Kecil 19.50 18.30 1.07 Psilate Trizonocolpo
spheroidal rate
7. Bombacaceae

Ceiba pentandra Monad Oblate Sedang 45.30 45.70 0.99 Reticulate Trizonocolpo
spheroidal rate
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
59

No. Famili dan Ciri Morfologi


Spesies Unit Bentuk Kategori Ukuran (µm) P/E
Ukuran Ornamentasi
P E Skulptur Apertur
Durio sp. Monad Spheroi Sedang 40.02 39.82 1.00 Reticulate Monoporate
dal

8. Cucurbitaceae

Cucumis sp.1 Monad Oblate Kecil 24.34 24.42 0.99 Psilate Triporate
spheroi
dal
Cucumis sp.2 Monad Oblate Kecil 23.39 24.39 0.96 Granulate Triporate
spheroi
dal
9. Cyperaceae

Cyperus sp. Monad Prolate Kecil 17.54 16.54 1.06 Scabrate Inaperturate
spheroi
dal
Sp.1 Monad Subprol Besar 63.23 51.43 1.23 Scabrate Inaperturate
ate
10. Elaeocarpaceae

Muntingia Monad Prolate Sangat 7.67 7.54 1.01 Psilate Tricolporate


calabura spheroi kecil
dal
11. Euphorbiaceae

Jatropha Monad Oblate Sedang 43.17 43.40 0.99 Gemmate Inaperturate


curcas spheroi
dal
Mallotus sp. Monad Oblate Kecil 16.30 17.76 1.92 Reticulate Tricolporate
spheroi
dal
Ricinus Monad Prolate Kecil 17.93 17.24 1.04 Reticulate Tricolporate
communis spheroi
dal
12. Fabaceae

Faboideae

Desmodium Monad Oblate Kecil 16.17 16.30 0.99 Psilate Tricolporate


sp.1 spheroi
dal
Desmodium Monad Oblate Kecil 18.39 18.79 0.99 Reticulate Tricolporate
sp.2 spheroi
dal
Sp.1 Monad Subprol Besar 54.91 41.81 1.31 Reticulate Tricolporate
ate
Mimosoideae

Acacia Polyad Prolate Sedang 31.47 29.00 1.08 Psilate 4-porate


mangium spheroi
dal
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
60

No. Famili dan Spesies Ciri Morfologi

Unit Bentuk Kategori Ukuran (µm) P/E


Ukuran Ornamentasi
P E Skulptur Apertur
Archidendron Polyad Prolate Besar 59.16 53.70 1.10 Reticulate 4-porate
pauciflorum spheroi
dal
Mimosa Tetrahedr Prolate Sangat 7.59 7.09 1.07 Psilate Inaperturate
pudica al spheroi kecil
dal
13. Hydrocharitaceae

Sp. 1 Monad Spheroi Kecil 21.76 21.73 1.00 Echinate Inaperturate


dal
Sp. 2 Monad Prolate Sedang 29.51 28.30 1.04 Echinate Inaperturate
spheroi
dal
14. Malvaceae

Hibiscus rosa- Monad Spheroi Kecil 24.45 24.25 1.00 Echinate Pantoporate
sinensis dal
15. Moraceae

Artocarpus altilis Monad Prolate Kecil 20.88 18.83 1.10 Psilate Diporate
spheroi
dal
16. Musaceae

Musa acuminata Monad Spheroi Besar 77.57 77.24 1.00 Rugulate Inaperturate
x balbisiana dal
Musa sp.1 Monad Prolate Sangat 117.16 112.60 1.04 Rugulate Inaperturate
spheroi besar
dal
Musa sp.2 Monad Spheroi Sedang 39.56 39.21 1.00 Rugulate Inaperturate
dal
17. Myrtaceae

Rhodomyrtus Monad Oblate Kecil 17.16 18.12 0.95 Granulate Tricolporate


tomentosa spheroi
dal
Rhodomyrtus sp. Monad Oblate Kecil 17.42 17.82 0.97 Granulate Tricolporate
spheroi
dal
Syzygium sp. 1 Monad Oblate Kecil 14.19 14.85 0.96 Psilate Parasyncolpa
spheroi te
dal
Syzygium sp. 2 Monad Oblate Kecil 11.63 11.95 0.97 Psilate Parasyncolpa
spheroi te
dal
18. Pandanaceae

Pandanus sp.1 Monad Prolate Sedang 28.57 15.11 1.89 Psilate Inaperturate

Pandanus sp.2 Monad Prolate Kecil 21.29 15.20 1.40 Psilate Inaperturate
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
61

No. Famili dan Spesies Ciri Morfologi

Unit Bentuk Kategori Ukuran (µm) P/E


Ukuran Ornamentasi
P E Skulptur Apertur
19. Poaceae

Bambusa sp. Monad Prolate Sedang 41.97 30.81 1.36 Psilate Monoporate

Dactyloctenium Monad Spheroi Sedang 26.20 26.11 1.00 Psilate Monoporate


sp. dal
Sp. 1 Monad Prolate Sedang 25.11 24.71 1.02 Psilate Inaperturate
spheroi
dal
Sp. 2 Monad Prolate Kecil 17.73 17.30 1.02 Scabrate Monoporate
spheroi
dal
20. Polygonaceae

Polygonum Monad Prolate Sedang 44.25 43.50 1.02 Reticulate Pantoporate


barbatum spheroi
dal
21. Rhizophoraceae

Bruguiera Monad Prolate Kecil 14.68 14.07 1.04 Reticulate Tricolporate


exaristata spheroi
dal
Ceriops decandra Monad Prolate Kecil 15.65 15.62 1.00 Psilate Tricolporate
spheroi
dal
Rhizophora Monad Prolate Kecil 13.88 13.48 1.03 Reticulate Tricolporate
mucronata spheroi
dal
Rhizophora Monad Prolate Kecil 19.04 18.31 1.04 Reticulate Tricolporate
stylosa spheroi
dal
22. Rubiaceae

Coprosma sp. Monad Prolate Besar 56.97 50.28 1.13 Foveolate Triporate
spheroi
dal
23. Solanaceae

Capsicum Monad Prolate Kecil 12.23 11.79 1.04 Psilate Trizonocolpo


annuum spheroi rate
dal
Solanum sp. Monad, Prolate Kecil 19.08 17.90 1.07 Psilate Trizonocolpo
Linear spheroi rate
dal
Sp. 1 Monad Prolate Kecil 15.24 13.33 1.14 Psilate Trizonocolpo
spheroi rate
dal
24. Tiliaceae

Grewia sp. Monad Subprol Besar 66.65 52.46 1.27 Veruccate Tricolpate
ate
25. Typhaceae
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
62

No. Famili dan Spesies Ciri Morfologi

Kategori Ornamentasi
Unit Bentuk Ukuran (µm)
Ukuran P/E
P E Skulptur Apertur

25. Typhaceae

Typha sp. Tetrad, Perprol Kecil 17.51 5.91 2.96 Psilate Monoporate
Linear ate
26. Ulmaceae

Trema orientalis Monad Prolate Kecil 18.76 17.51 1.07 Psilate Diporate
spheroi
dal
27. Zingiberaceae

Curcuma sp. Monad Subprol Besar 92.77 80.13 1.16 Granulate Inaperturate
ate
Tidak diketahui Tetrahedr Prolate Besar 51.26 49.27 1.04 Psilate Tricolporate
al spheroi
dal
Spora

1. Dennstaedtiaceae

Pteridium sp. Trilete Prolate Kecil 24.73 24.31 1.02 Psilate Triporate
spheroi
dal
2. Pteridaceae Trilete Spheroi Kecil 24.59 24.59 1.00 Psilate Syncolpate
dal

Melalui proses identifikasi dapat diketahui besar dan lahan perkebunan. Berbeda
bahwa sebagian besar polen dan spora dengan lokasi sampel A yang merupakan
bersifat zoophilous (menggunakan hewan hutan dan jauh dari pemukiman penduduk.
sebagai perantara penyerbukan), serta pada Perbedaan jumlah vegetasi ini sangat
beberapa famili seperti cyperaceae dan mempengaruhi waktu dan tempat bagi
poaceae merupakan polen bersifat lebah dalam mencari sumber nektar bagi
anemophilous (menggunakan tumbuhan koloninya. Gojmerac (1983) menyatakan
sebagai perantara penyerbukan). bahwa kelimpahan tumbuhan berbunga di
Selain pengamatan morfologi, dilakukan suatu tempat sangat mempengaruhi variasi
pengamatan mengenai perbandingan waktu dan kunjungan lebah. Free (1982)
jumlah jenis polen pada kedua sampel. menambahkan bahwa lebah dapat
Hasil pengamatan menunjukkan jumlah mengunjugi beberapa ratus bunga untuk
polen dari Desa Bumi Harapan berjumlah mengumpulkan nektar atau polen yang
27 famili dan 16 spesies, serta Desa Bukit banyak sebagai sumber makanannya. Dapat
Raya berjumlah 10 famili dan 15 spesies. disimpulkan bahwa semakin banyak
Dapat diketahui bahwa polen & spora dari vegetasi tumbuhan berbunga di sekitar
sampel A lebih banyak dan beragam jika sarang lebah, maka semakin beragam juga
dibandingkan dengan sampel B dengan jenis polen yang berada di dalam madu.
perbandingan 4:1. Hal tersebut dikarenakan Faktor lain yang menyebabkan sedikitnya
lokasi pengambilan polen pada sampel B jumlah polen pada sampel B adalah
berada di sekitar pemukiman penduduk, penyakit Acarapiasis. Acarapiasis adalah
dimana vegetasi tumbuhan sudah penyakit yang menyerang lebah Apis
bercampur dengan bangunan-bangunan
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
63

dewasa yang disebabkan oleh tungau Bose, A., Biswajit, R. dan N.D., Paria.
tracheal mikroskopis Acarapis woodi. 2012. Study of Pollen Morphology of
Some Dicotyledonous Plants Occuring
in Ballygunge Science College Campus.
Jurnal: Botanical Society of Bengal,
Departement of Botany, University of
Calcutta, India.
Demske, D., Pavel, E.T., dan Takeshi, N.
2012. Atlas of Pollen, Spores and
Further Non-pollen Palynomorphs
Gambar 4.1 Acarapis woodi dewasa (kiri Recorded in The Glacial-Interglacial
dan tengah) dan telur A. woodi (kanan). Late Quaternary Sediments of Lake
Suigetsu, Central Japan. Jurnal:
4. Kesimpulan Elsevier Ltd. and INQUA.
Bentuk morfologi unit polen berasal dari Erdtman, G. 1952. Pollen Morphology and
unit monad, polyad, tetrad dan linear, serta Plant Taxonomy. New York: Chronica
unit trilete pada spora. Sementara bentuk Botanica Co. Inc.
bervariasi dari suboblate-perprolate Erdtman, G. 1969. Handbook of
dengan kategori ukuran dari sangat kecil Palynology, Morphology-Taxonomy-
sampai sangat besar. Apertur terdiri dari Ecology. An Introduction to Study of
inaperturate sampai pantoporate. Skulptur Pollen Grains and Spores. New York:
terdiri dari psilate, reticulate, perforate, Hapner Publishing CO.
echinate, scabrate, microreticulate, Faegri, K. dan Iversen, J. 1989. Textbook of
granulate, gemmate, rugulate, foveolate Pollen Analysis 4th Edition. London:
dan veruccate. Alden Press.
Terdapat 27 famili tumbuhan dengan 71 Free, J.B. 1982. Bees and Mankind.
spesies berbeda yang menjadi tumbuhan London: George Allen & Unwin.
sumber nektar lebah. Famili tersebut Gojmerac, W.L. 1983. Bees, Beekeeping,
meliputi acanthaceae, amaranthaceae, Honey and Pollination. Westport,
arecaceae, asteraceae, bignoniaceae, Connecticut: AVI Publishing Company
bombacaceae, cucurbitaceae, cyperaceae, Inc.
dennstaedtiaceae, elaeocarpaceae, Hesse, M., Halbritter, H., Zetter, R., Weber,
euphorbiaceae, fabaceae, hydrocharitaceae, M., Buchner, R., Frosch-Radivo, A.,
malvaceae, moraceae, musaceae, Ulrich, S. 2009. Pollen Terminology,
myrtaceae, pandanaceae, poaceae, An Illustrated Handbook. New York:
polygonaceae, pteridaceae, rhizophoraceae, Springer Wien.
rubiaceae, solanaceae, typhaceae, tiliaceae, Ibrahim, I.F., S.K., Balasundram, N.A.P.,
ulmaceae dan zingiberaceae. Abdullah, M.S., Alias dan M., Mardan.
2012. Morphological Characterization
Daftar Pustaka of Pollen Collected by Apis dorsata
Al-Quran, S. 2004. Pollen Morphology of from a Tropical Rainforest. Jurnal:
Solanaceae in Jordan. Jurnal: International Journal of Botany, Asian
Department of Biology, Mu’tah Network for Scientific Information,
University, Yordania. Malaysia.
Al-Saadi, S.A.A dan Al-Mayah, A.R.A. Jones, S.E. dan Katharine, G.P. 2014. A
2012. Pollen Morphological Study of Pollen Morphology Study from The
The Dicots Wetland Plants of Southern Kelabit Highlands of Sarawak,
Marshes of Iraq. Jurnal: Department of Malaysian Borneo. Jurnal: Taylor &
Biology, College of Science, University Francis Group, Malaysia.
of Basra, Irak.
Wibowo, E. P. Syafrizal. Susanto, D. / Bioprospek 11 (1) 2016 54-64
64

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Roubik, D. 2003. Pollen and Spores of


Jakarta: P.T. Rineka Cipta. Barro Colorado Island, Smithsonian
Kapp, R.O. 1969. How to Know Pollen and Tropical Research Institute Panama.
Spores. Dubuque, Iowa: WMC Brown http://stri.si.edu. Diakses pada bulan
Company Publisher. Januari-April 2016.
Laha, R. dan Lalhmangaihi, R. 2014. Study Rowe, C. 2006. The Australasian Pollen
on Honey Bee (Apis cerana) Forage and Spore Atlas. http://apsa.anu.edu.au.
Plants in Mizoram, Northeast India. Diakses pada bulan Januari-April 2016.
Jurnal: International Journal of Plant, Rusfidra, A. 2006. Tanaman Pakan Lebah
Animal and Environmental Sciences, Madu. www.bunghatta. info. Diakses
India. pada tanggal 23 Januari 2015.
Mabel, A.F., Akinloye, A.J. dan Oladipo, Sartika, A.S. 2010. Identifikasi Tumbuhan
O.T. 2014. Pollen Grain Morphology of Sumber Nektar Berdasarkan Polen
Some Selected Species of Asteraceae in yang Dikandung oleh Lebah Madu
South Western Nigeria. Jurnal: Trigona sp. Skripsi: Fakultas
Department of Botany, Obafemi Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Awolowo University, Nigeria. Alam Universitas Mulawarman,
McAndrews, J.H., Berti, A.A., dan Norris, Samarinda.
G. 1973. Key to The Quaternary Pollen Sarwono, B. 2001. Kiat Mengatasi
and Spores of The Great Lakes Region. Permasalahan Praktis Lebah Madu.
Toronto, Canada: The University of Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Toronto Press. Shubharani, R., Roopa, P. dan Sivaram, V.
Moore, P.D. dan Webb, J.A. 1978. An 2004. Pollen Morphology of Selected
Illustrated Guide to Pollen Analysis. Bee Forage Plants. Jurnal: Global
London: Hodder Arnold H&S. Journal of Bio-science and
Nayar, T.S. 1990. Pollen Flora of Biotechnology, India.
Maharashtra State India. New Delhi, Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak
India: Today & Tomorrow’s, Printers & Lebah Madu. Yogyakarta: Gajah Mada
Publishers. University Press.
Pertiwi, R.H. 2015. Studi Palinologi Famili Sulistyorini, C.A. 2006. Inventarisasi
Asteraceae di Kebun Raya Universitas Tanaman Pakan Lebah Madu (Apis
Mulawarman Samarinda (KRUS). cerana Ferb.) di Perkebunan Teh
Skripsi: Fakultas Matematika dan Ilmu Gunung Mas Bogor. Skripsi: Fakultas
Pengetahuan Alam Universitas Kehutanan Institut Pertanian Bogor,
Mulawarman, Samarinda. Bogor.
Prabhakar, R. dan H., Ramakrishna. 2014. Sumoprastowo, R. dan R. A., Suprapto.
Palynodiversity in Boath Mandal 1980. Beternak Lebah Madu. Bharata
Forest Division of Adilabad District, Karya Aksara. Jakarta.
Telangana State, India. Jurnal: Suranto, A. 2007. Terapi Madu. Jakarta:
International Journal of Pharmacy & Penebar Swadaya.
Life Sciences, India. Willard, D.A., Christopher, E.B., Lisa, W.,
Purnama, J.D. 2015. Penentuan Kadar Sherri, R.C, Desiré, G. dan Jennifer, J.
Flavonoid dan Identifikasi Bee Pollen 2004. Atlas of Pollen and Spores of The
Trigona spp. Hasil Budidaya di Florida Everglades. Jurnal: American
Kampus Gunung Kelua Universitas Association of Stratigraphic
Mulawarman Samarinda. Skripsi: Palynologists Foundation, US.
Fakultas Matematika dan Ilmu Winston, M.L. 1987. The Biology of The
Pengetahuan Alam Universitas Honey Bee. United States of America:
Mulawarman, Samarinda. Harvard University Pres.

Anda mungkin juga menyukai