Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA

No. Dokumen :
SPO/ / / / /202
S
O
P No. Revisi :- Kepala UPTD Puskesmas
Radabata
UPTD Tanggal terbit :
PUSKESMAS
RADABATA Halaman : 1/1 Kornelius Rodja, SKM
NIP

1. Pengertian Eklamsia adalah kelainan akut pada preeklamsi ringan atau berat,
dalam kehamilan, persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya
kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran (gangguan system saraf
pusat)
2. Tujuan Tujuan umum : melakukan penilaian klasik, klasifikasi dan
penataksanaan serta mencegah komplikasi.
Tujuan khusus :
a. Mencegah tanda dan gejala hipertensi karena kehamilan dan
menentukan diagnosis yang paling mungkin dalam hubungan
dengan hipertensi yang dipicu karena kehamilan.
b. Melakukan penatalaksanaan preeklamsia / eklamsia dan
hipertensi kronik pada ibu hamil.
c. Melakukan pemberian obat anti kejang (Magnesium Sulfat dan
Diazepam) serta obat antihipertensi penatalaksanaan preeklamsi
berat/eklamsi
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Radabata No.
tentang upaya untuk mendeteksi sedini mungkin komplikasi hipertensi
karena kehamilan .
4. Referensi  Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan, 2013 KEMENKES RI
 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,
2006 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
5.Prosedur Anamnesis
1. Umur kehamilan >20 minggu
2. Hipertensi
3. Kejang
4. Penurunan kesadaran
5. Penglihatan kabur
6. Nyeri kepala hebat
7. Nyeri ulu hati
Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran somnolen sampai koma
2. Tanda vital TD >140/90 mmHg
3. Proteinuria minimal 1+
4. Penurunan kesadaran tanpa disertai kejang
Pemeriksaan penunjang
Preeklamsi ringan : Urin lengkap
Preeklamsi Berat / Eklamsi :
Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, trombosit, urin lengkap
 Pemeriksaan USG
Penatalaksanaan
Pengobatan Medisinal
1. Infuse cairan RL
2. Pemberian obat : MgSO4
Cara pemberian MgSO4 sama dengan preeklamsi berat. Bila timbul
kejang-kejang ulangan maka dapat diberikan 2 gram MgSO4 40% IV
selama 2 menit, sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian
terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan sekali saja. Bila
setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan
amobarbital 3-5 mh/kg/bb/iv pelan-pelan.
Perawatan pasien dengan serangan kejang.
 Dirawat dikamar isolasi yang cukup terang
 Masukkan sudip lidah kedalam mulut pasien
 Kepala direndahkan : daerah orofaring dihisap.
Fiksasi badan pada tempat tidur yang cukup longgar guna mencegah
fraktur dan siapkan rujukan ke rumah sakit.
6. Unit terkait Ruang Bersalin

Anda mungkin juga menyukai