RESUSITASI
S No. Dokumen :
SPO/UKM/V/ 19 / /2021
O
P No. Revisi :-
PUSKESMAS Tanggal terbit :
AIMERE Kepala Puskesmas Aimere
Halaman : 1/1
Elisabeth Ensa Pea, S.Tr. Kes
NIP 1974121120001122003
1. Pengertian Merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan
untuk melaksanakan transportasi neonates meliputi resusitasi dan
stabilisasi neonatus.
2. Tujuan 1.menurunkan angka kematian ibu dan bayi
2.merupakan asuhan sayang ibu dan bayi
3. Kebijakan SK Kepala tentang kebijakan pelayanan klinis .
No. 870/ Pusk. Aim/ / /2021
4. Referensi Buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,2013
5.Prosedur Peralatan transport neonatus yang dibutuhkan dalam system transport
neonatus terdiri dari alat transport, alat kedokteran atau kesehatan untuk
menjaga kondisi stabil neonatus dan melaksanakan resusitasi dalam
keadaan gawat darurat.
Panduan dasar dalam melaksanakan transport neonatus meliputi:
1. Indikasi perlunya dilakukan transport neonatus.
2. Adanya tenaga kesehatan yang kompeten dalam melaksanakan prosedur
transport neonatus.
3. Keadaan stabil neonatus sebelum, selama dan sesudah proses transport.
4. Kelengkapan alat kedokteran dalam menjaga stabil dan melaksanakan
resusitasi selama proses dan transport.
5. Kejelasan komunikasi keadaan klinis neonatus sebelum, selama dan
sesudah proses transport, baik kepada orangtua/keluarga pasien, rumah
sakit rujukan, dan petugas pelaksana transport neonatus.
6. Kelengkapan komunikasi.
7. Kelayakan alat transport neonatus.
Indikasi merujuk neonatus ke fasilitas layanan neonatus sekunder atau
tersier yang memerlukan prosedur transport adalah sebagai berikut:
1. Gangguan napas berat: ancaman gagal napas/apne/sesak napas berat,
misalnya RDS yang terus memburuk atau persisten dalam 5-6 jam,
distress napas akibat aspirasi mekonium, sianosis yang menetap
meskipun dengan terapi oksigen, dan asfiksia perinatal dengan skor
apgar <8
2. Ancaman gangguan sirkulasi (syok)
3. Kelainan congenital berat dengan prognosis yang baik (dapat dinilai
dengan skor paediatric index of mortality atau skor PIM*)
4. Bayi berat lahir rendah dengan tiga masalah diatas.
5. Bayi berat lahir sangat rendah.
6. Bayi yang tidak bugar dengan tampak letargi, menangis lemah,
mengalami poor feeding, sianosis, atau muntah.
7. Kejang.
8. Perdarahan.
9. Memerlukan transfuse tukar karena ikterik.
10. Bayi dari ibu DM.
11. Memerlukan pembedahan, misalnya kasus obstruksi saluran
gastrointestinal, mielomeningokel, dan atresia koana.
12. Gagal jantung atau aritmia.
13. Memerlukan uji diagnostik ataupun terapi khusus.
Transport neonatus yang diperlukan dalam proses rujukan untuk
mendapatkan proses diagnosis dan tatalaksana di fasilitas layanan neonatus
lebih lengkap, perlu dilaksanakan oleh tenaga medis dengan kerja sama tim
dan kompetensi yang baik.