Anda di halaman 1dari 4

SOP PENANGANAN PASIEN SYOK

No. Dokumen :
SPO/UKM/V/ 19 / /2022

No. Revisi :-
SOP
Tanggal terbit :
UPTD Kepala UPTD Puskesmas
PUSKESMAS Radabata
Halaman : 1/1
RADABATA
Kornelius Rodja, SKM
NIP

1. Pengertian Syok adalah suatu sindroma multifaktoral yang menuju hipoperfusi


jaringan local atau sistemis dan mengakibatkan hipoksia sel dan disfungsi
multiple organ.kegagalan perfusi jaringan dan hantaran nutrisi dan
oksigensistemik yang tidak adekuat tak mampu memenuhi kebutuhan
metabolisme sel.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan syok dalam rangka
peningkatan mutu kincrja di Puskesmas aimere.

3. Kebijakan SK Kepala tentang penanganan pasien syok .

No. / PKMRDBT/ / /2022

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


Hk.02.02/Menkes/514/2015

5.Prosedur Alat pelindung diri ( masker, handscoen, scort)

Persiapan alat dan bahan :

• Infus set
• Plester
• Ringer lactat yang hangat
• Pulse oksimeter
• Oksigen set
• Kateter
• Urin bag

Anamnesis Pasien datang dengan lemas atau dapat tidak sadarkan diri.

• Gejala klinis juga tergantung etiologi penyebabnya, yang seringterjadi


adalah tromboemboli paru, tamponade jantung,
obstruksiarterioventrikuler, tension pneumothorax.

• Untuk identifikasi penyebab, perlu ditanyakan faktor predisposisi


seperti karena infark miokard antara lain: umur, diabetes melitus, riwayat
angina, gagal jantung kongestif, infarkanterior. Tanda awal iskemi
jantung akut yaitu nyeri dada, sesak nafas diaforesis elisah dan ketakutan
nausea dan vomiting dan gangguan sirkulasilanjut menimbulkan berbagai
disfungsi end organ.

• Riwayat trauma untuk syok karena perdarahan atau syok neurogenik


pada trauma servikal atau high thoracic spinal cord injury.

• Demam dan riwayat infeksi untuk syok septik. Gejala klinis yang
timbul setelah kontak dengan anti ada sok anafilaktik.

Pemeriksaan Keadaan umum:

a. Hipotensi dan penyempitan tekanan denyutan (adalah tanda


hilangnya cairan yang berat dan syok).
b. Hiperthermia, normothermia, atau hipothermia dapat terjadi pada
syok. Hipothermia adalah tanda dari hipovolemia berat dan syok
septik.
c. Detak jantung naik, frekuensi nafas naik, kesadaran turun
d. produksi urine turun. Produksi urine merupakan penunjuk awal
hipovolemia dan respon ginjal terhadap syok
e. Gambaran klinis syok kardiogenik tampak sama dengan gejala
klinis syok hipovolemik, ditambah dengan adanya disritmia,
bising jantung, gallop.
f. Gejala klinis syok septik tak dapat dilepaskan dari keadaan sepsis
sendiri berupa sindroma reaksi inflamasi sistemik (SIRS) dimana
terdapat dua gejala atau lebih:

o Temperatur >380C atau <360C.


o Heart rate >90x/mnt.
o Frekuensi nafas >20x/mn atau paC02< 4,3 kpa.
o Leukosit >12.000 sel/mm atau < 4000sel/mm atau > 10%
bentuk imatur

g. Efek klinis syok anafilaktik mengenai sistem pernafasan dan


sistem sirkulasi, yaitu terjadi edem hipofaring dan laring,
konstriksi bronkus dan bronkiolus, disertai hipersekresi mukus,
dimana semua keadaan ini menyebabkan spasme dan obstruksi
jalan nafas akut.
h. Syok neurogenik ditandai dengan hipotensi disertai bradikardi.
Gangguan neurologis: paralisis flasid, refleks extremitas hilang
dan priapismus.
i. Syok obstruktif, tampak hampir sama dengan syok kardiogenik
dan hipovolemik. Gejala klinis juga tergantung etiologi
penyebabnya, yang sering terjadi adalah tromboemboli paru,
tamponade jantung, obstruksi arterioventrikuler, tension
pneumothorax. Gejala ini akan berlanjut sebagai tanda-tanda akut
kor pulmonal dan payah jantung kanan: pulsasi vena jugularis,
gallop, bising pulmonal, aritmia. Karakteristik manifestasi klinis
tamponade jantung: suara jantung menjauh, pulsus altemans, JVP
selama inspirasi sedangkan emboli pulmonal: disritmia jantung,
gagal jantung kongesti.

Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi adalah kunci


pencegahan disfungsi organmultipel dan kematian.

Pada semua bentuk syok, manajemen jalan nafas dan pemafasan untuk
memastikan oksigenasi pasien baik, kemudian restorasi cepat dengan
infus cairan.

Pilihan pertama adalah kristaloid (Ringer laktat/Ringer asetat) disusul


darah pada syok perdarahan. Keadaan hipovolemi diatasi dengan cairan
koloid atau kristaloid sekaligus memperbaiki keadaan asidosis.

Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan penegakan diagnosis


etiologie Diagnosis awal etiologi syok adalah esensial, kemudian terapi
selanjutnya tergantung etiologinya.

Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dan cricothyroidotomy atau


tracheostomy dapat dilakukan hanya untuk life saving oleh dokter yang
kompeten.

Resusitasi awal yang bisa dilakukan di Puskesmas adalah sebagai


berikut :

Infus cepat kristaloid untuk ekspansi volume intravaskuler melalui kanula


vena besar (dapat lebih satu tempat) atau melalui vena sentral. Pada
perdarahan maka dapat diberikan 3-4 kali dari jumlah perdarahan. Setelah
pemberian 3 liter disusul dengan transfusi darah. Secara bersamaan
sumber perdarahan harus dikontrol Syok kardiogenik:
Pemberian challenge test menggunakan RL/NaCL 0,9% sebanyak 150 cc
(1) lalu dilanjutkan 250 cc(2) Diberikan diuretik bila jantung
dekompensasi.

6. Unit terkait Poli umum,ruang tindakan,apotek,KIA ,ruang Bersalin,

Anda mungkin juga menyukai