Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA SYOK DI RUANG IGD RSUD SLG


KEDIRI

Disususn Oleh :

SITI NUR AMILIA SHOLIHAH


(193210035)

PROGRAM STUDI SI-KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien SYOK sesuai dengan Praktik Keperawatan


Gawat Drurat Di Ruang IGD RSUD Kediri disusun oleh :

Nama : Siti nur amilia sholihah


NIM : 193210035
Prodi : S1- Keperawatan
Sebagi syarat kebutuhan pemenuhan Tugas Praktik Keperawatan Gawat Darurat
semester VII S1-Keperawatan ITSKes ICMe Jombang.

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(….………..……………...) (………………………………….)

Kepala Ruangan

(…………………………..…….)
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Syok adalah Suatu keadaan / syndrome gangguan perfusi jaringan yang
menyeluruh sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan metabolisme jaringan
(Rupii, 2018).
Syok adalah Keadaan kritis akibat kegagalan sistem sirkulasi
dalam mencukupi nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan & pemakaian
untuk metabolisme selular jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut
oksigen akut di tingkat sekuler.(Tash Ervien S, 2018)

B. Klasifikasi Syok

1. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana
terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa
organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat dan berakibat
pada perfusi yang tidak adekuat. Paling sering, syok hipovolemik merupakan
akibat kehilangan darah yang cepat (syok hemoragik).
Kehilangan darah dari luar yang akut akibat trauma tembus dan
perdarahan gastrointestinal yang berat merupakan dua penyebab yang paling
sering pada syok hemoragik. Syok hemoragik juga dapat merupakan akibat
dari kehilangan darah yang akut secara signifikan dalam rongga dada dan
rongga abdomen. Dua penyebab utama kehilangan darah dari dalam yang
cepat adalah cedera pada organ padat dan rupturnya aneurisma aorta
abdominalis. Syok hipovolemik dapat merupakan akibat dari kehilangan cairan
yang signifikan (selain darah).

2. Syok Kardiogenik
Disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan
curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali. Syok kardiogenik
dapat didiagnosa dengan mengetahui adanya tanda-tanda syok dan
dijumpainya adanya penyakit jantung, seperti infark miokard yang luas,
gangguan irama jantung, rasa nyeri daerah torak, atau adanya emboli paru,
tamponade jantung, kelainan katub atau sekat jantung.

3. Shock Septic
Keadaan dimana tekanan darah turun sampai tingkat yang
membahayakan nyawa sebagai akibat dari sepsis, disertai adanya infeksi
(sumber infeksi). Syok septik terjadi akibat racun yang dihasilkan oleh bakteri
tertentu dan akibat sitokinesis (zat yang dibuat oleh sistem kekebalan untuk
melawan suatu infeksi).Racun yang dilepaskan oleh bakteri bisa menyebabkan
kerusakan jaringan dan gangguan peredaran darah.

Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang
menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini
menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena
perifer. Selain itu terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan
kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya
hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan peningkatan permeabilitas kapiler
menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat
sebagai udem. Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan
penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk
menggunakan oksigen karena toksin kuman.

C. Etiologi
Penyebab syok berdasarkan jenis syok sebagai berikut :
1. syok hipovolemik (berkurangnya volume sirkulasi darah):

 kehilangan darah, misalnya perdarahan


 kehilangan plasma, misalnya luka bakar dan dehidrasi: cairan yang
masuk kurang (misalnya puasa lama), cairan keluar yang banyak
(misalnya diare, muntah-muntah,).
 cairan keluar yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah, fistula,
obstruksi usus dengan penumpukan cairan di lumen usus).
2. syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya sendiri):

 penyakit jantung iskemik, seperti infark


 obat-obat yang mendepresi jantung; dan
 gangguan irama jantung.

3. syok septic

 infeksi bakteri gram negative


 malnutrisi,
 luka besar terbuka
 iskemia saluran pencernaan

D. Patofisiologi

Patofisiologi Syok menurut Jenisnya

1. Syok Hipovolemik
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan cara
mengaktifkan
4 sistem major fisiologi tubuh: sistem hematologi, sistem kardiovaskular,
sistem renal dan sistem neuroendokrin.system hematologi berespon kepada
perdarahan hebat yag terjadi secara akut dengan mengaktifkan cascade
pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh darah (dengan
melepaskan thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada
sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan lapisan
kolagennya, yang secara subsekuen akan menyebabkan deposisi fibrin dan
stabilisasi dari subatan yang dibentuk. Kurang lebih 24 jam diperlukan untuk
pembentukan sumbatan fibrin yang sempurna dan formasi matur.

Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik


dengan meningkatkan denyut jantung, meninggikan kontraktilitas myocard,
dan mengkonstriksikan pembuluh darah jantung. Respon ini timbul akibat
peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus vagus (yang
diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta,
atrium kiri dan pembuluh darah paru. System kardiovaskular juga merespon
dengan mendistribusikan darah ke otak, jantung, dan ginjal dan membawa
darah dari kulit, otot, dan GI.
2. Syok Kardiogenik
Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, yang
pada gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital. Aliran
darah ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantung
menurun, yang pada gilirannya meningkatkan iskemia dan penurunan lebih
lanjut kemampuan jantung untuk memompa, akhirnya terjadilah lingkaran
setan.
Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat
dan lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan
agitasi, penurunan haluaran urin, serta kulit yang dingin dan lembab.
3. Syok Septic

Terjadinya syok septik dapat melalui dua cara yaitu aktivasi lintasan
humoral dan aktivasi cytokines. Lipopolisakarida (LPS) yang terdapat pada
dinding bakteri gram negative dan endotoksinnya serta komponen dinding sel
bakteri.
E. Tanda dan Gejala Syok

1. syok hipovolemik

 pucat
 kulit dingin
 takikardi
 oliguri
 hipotensi

2. syok kardiogenik
 hipotensi (< 90 mmHg)
 gelisah,
 pucat
 kulit dingin dan basah,
 menurunnya kesadaran
 nadi : pengisian kurang, cepat 90-110/menit. Mungkin bradikardi
 pernapasan : takipnea,
 produksi urin berkurang (Oliguria : < 30 mg/jam)

3. syok septic

 pernafasan menjadi cepat,


 hipotensi
 menggigil hebat,
 suhu tubuh yang naik sangat cepat
 kulit hangat dan kemerahan
 denyut nadi lemah
 tekanan darah yang turun-naik
 oliguria

F. Pemeriksaan Penunjang

a. Kultur darah
b. Kimia serum, termasuk elektrolit, BUN, dan kreatinin
c. DPL dan profil kuoagulasi
d. AGD dan oksimetri nadi
e. Pemeriksaan Curah jantung
f. Laktat Serum
g. Urinalisis dengan berat jenis, osmolaritas dan elektrolit urin
h. EKG, Foto Thoraks, USG jantung
i. Tes fungsi ginjal dan hati

G. Penatalaksanaan Syock
Target utama, pengelolaan syock adalah mencukupi penyediaan oksigen
oleh darah, untuk jantung (oksigen deliverip)
a. Obsigonasi adekuat, hindari hyroksemia.
Tujuan utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2)
dengan mempertahankan saturasi oksigen (SaO2) 98 – 100 % dengan cara :
 Membebaskan jalan nafas.

 Oksigenasi adekuat, pertahankan pada > 65 = 7 mmHg.


 Kurangi rasa sakit & auxietas

b. suport cadiovaskuler system.

1. Therapi cairan untuk meningkatkan preload

 pasang akses vaskuler secepatnya.


 resusitasi awal volume di berikan 10 – 30 ml/Kg BB cairan kastolord
atau kalois secepatnya (< 20 menit). dapat diulang 2 – 3 kali sampai
tekanan darah dan perfusi perifer baik.

Menurut konsesus Asia Afrika I (2017).

1. cairan kaloid lebih dianjurkan sebagai therapi intiab yang dianjurkan kaloid
atau kristoloid.
2. therapi dopaadv berdasarkan respon klinis, perfusi perifer, cup, mep sesuai
unsur.
3. Obat-obatan inetropik untuk mengobati disretmia, perbaikan kontraklitas
jantung tanpa menambah konsumsi oksigen miocard.

 Dopevin (10 Kg/Kg/mut) meningkatkan vasokmstrokuta.


 Epinoprin : Meningkat tekanan perfusi myocard.
 Novepheriphin : mengkatkan tekanan perfusi miocard.
 Dobtanine : meningkatkan cardiak output.
 Amiodarone : meningkatkan kontraklitas miocard, luas jantung,
menurunkan tekanan pembuluh darah sitemik.

H. Komplikasi Syok
Komplikasi syok meliputi:

1. SIRS, dapat terjadi bola syok tidak dikoreksi


2. Gagal ginjal akut (ATN)
3. Gagal hati
4. Ulserasi akibat stress

I. KONSEP ASUHAN
KEEPRAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis

untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi

pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup

tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah kesehatan

serta keperawatan.

a. Identitas

Meliputi: Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang

digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asusransi,

golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumahsakit, dan

diagnosa medis.

b. Pengumpulan Data
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada
pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Jenis data antara lain:
1) Data objektif yaitu data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu
tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
2) Data subjektif yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang
dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain
misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.
3) Focus dalam data
a) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang

b) Pola koping sebelumnya dan sekarang

c) Fungsi status sebelumnya dan sekarang

d) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan

e) Resiko untuk masalah potensial

f) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

c. Riwayat Kesehatan Terdahulu

1) Riwayat Penyakit Sebelumnya

2) Riwayat Penyakit Keluarga

3) Riwayat Pengobatan

d. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum

b) Kesadaran

c) Tanda – tanda vital

e. Pemeriksaan B1-B6

a) B1 (breathing) merupakan pengkajian bagian organ pernapasan.

b) B2 (blood) merupakan pengkajian organ yang berkaitan dengan


sirkulasi darah, yakni jantung dan pembuluh darah.

c) B3 (brain) merupakan pengkajian fisik mengenai kesadaran dan

fungsi persepsi sensori.

d) B4 (bladder) merupakan pengkajian sistem urologi.

e) B5 (bowel) merupakan pengkajian sistem digestive atau

pencernaan.

f) B6 (bone) merupakan pengkajian sistem muskuloskletal dan

integumen.

Pemeriksaan pada siku, kulit, kepala, celah gluteus, jari-jari tangan, jari-jari kaki,

punggung kuku, tungkai atas dan bawah. Pemeriksaan ini mencakup :

1) Warna : pucat, eritema, ikterus, cokelat muda.

2) Suhu

3) Kelembaban/kekeringan

4) Tekstur kulit : kasar atau halus

5) Lesi : primer ( bercak, plak, tumor, bulla, bintul, pustula, kista); (sisik, kerak,

parut, keloid); dan vaskuler (ptekie, ekimosis)

6) Kondisi rambut : warna, tekstur, distribusi, kerontokan rambut

7) Kondisi kuku : konfigurasi, warna, konsistensi, (clubbing, paronikia)

8) Turgor kulit : adanya edema atau tidak.

B. Diagnosa keperawatan

a. Resiko perfusi perifer tidak efektif


b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanis (preload,
afterload dan kontraktilitas miokard)
c. Nyeri akut
d. Pola nafas tidak efektif
C. Intervensi keperawatan

No SDKI SLKI SIKI

1. Resiko perfusi Setelah dilakukan Menejemen syok


jaringan perifer tindakan keperawatan , 1.observasi
diharapkan masalah
- Monitor status
perfusi jaringan dapat
oksigenasi
teratasi dengan keriteria
- Monitor status
hasil:
cairan
- Denyut nadi
- Monitor tingkat
perifer cukup
kesadaran
meningkat
2.terapeutik
- Penyembuhan
luka cukup - Pertahankan jalan
meningkat nafas paten

- Warna kulit pucat - Berikan oksigen


cukup menurun - Berikan posisi syok
- Kelemahan otot 3.kolaborasi
cukup menurun
- Kolaborasi
- Turgor kulit pemberian infus
cukup membaik cairan

- Kolaborasun
transfusi darah

2. Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan jantung


jantung tindakan keperawatan , observasi
diharapkan masalah
- Identifikasi
penurunan curah jantung
tanda/gejala primer
dapat teratasi dengan
keriteria hasil : penurunan curah

- Kekuatan nadi jantung

perifer cukup - Identivikasi


meningkat tanda/gejala

- Brakikardia sekunder penurunan

cukup menurun curah jantung

- Takikardia cukup - Monitor EKG

menurun Terapeutik

- Suara jantung s3 - Posisikan pasien


cukup menurun semi fowler

- Suara jantung s4 - Berikan terapi


cukup menurun relaksasi

- Berikan diet jantung


yang sesuai

Edukasi

- Anjurkan
beraktifitas fisik

- Anjurkan berhenti
merokok

Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian
antiaritmia

3. Nyeri akut Tingkat nyeri L.08066 Manajemen Nyeri (I. 08238)

Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi

keperawatan , diharapkan - Observasi tanda-tanda


masalah nyeri dan vital

kenyamanan: nyeri akut - Identifikasi lokasi,

dapat teratasi dengan karakteristik, durasi,

kriteria hasil: frekuensi, kualitas,

- Keluhan nyeri dan intensitas nyeri.

menurun - Identifikasi skala

- Meringis menurun nyeri

- Sikap protektif - Identifikasi respons

menurun nyeri non verbal

- Gelisah menurun - Monitor efek samping

- Kesulitan tidur penggunaan analgesic

menurun 2) Terapeutik

- Pola napas - Berikan teknik

membaik nonfarmologis

- Tekanan darah - Kontrol lingkungan

membaik yang memperat rasa

- Perilaku membaik nyeri

-Fasilitasi istirahat dan

tidur

3) Edukasi

-Jelaskan strategi

meredakan nyeri

-Anjurkan teknik
nonfamologi (ajarkan

nafas dalam)

4) Kolaborasi

-Kolaborasi pemberian

analgetik, jika perlu

4. Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas

efektif keperawatan selama 3x24 (I.01011)


jam diharapkan sesak 1) Monitor pola nafas
napas dapat teratasi dengan (frekuensi, kedalaman, usaha
kriterian hasil : nafas)
Pola napas (L.01004) 2) Berikan oksigen
1) Penggunaan otot bantu 3) Monitoring bunyi nafas
nafas 4) Lakukan fisioterapi dada
2)Frekuensi nafas 5) Anjarkan teknik batuk
membaik efektif

3) Kedalaman nafas 6) Kolaborsi pemberian


membaik bronkodilator
D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
keperawatan. Tindakan yang mencakup tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi.
1) Tindakan mandiri (Independen)
Adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan dan keputusan
sendiri bukan merupakan petunjuk atau perintah kesehatan lain.
2) Tindakan kolaborasi
Adalah tindakan yang dilakukan atas dasar hasil keputusan bersama,
seperti dokter atau petugas kesehatan lain .
Berdasarkan referensi diatas, impelementasi merupakan tindakan nyata
yang dilakukan terhaadap klien sesuai dengan intervensi yang telah dibuat
baik itu secara mandiri atau kolaborasi.
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi
suatu masalah.
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan
dan pelaksanaan.
Daftar Pustaka

Hudek & Bolla (2017) Keperawaan Kritis pendekatan Holistik,

Jakarta,EGC. Smetter &Bare (2018) Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah Brunner


Suddarth, Jakarta, EGC.

Schmacer (2013) skema diagnosa dan penatalaksanaan gawat darurat


Jakarta, EGC.

Drerses, E Maryh (205) Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3

Jakarta EGC. Yayasan Hulalars, Gawat Darurat 118 (2019) Pelatihan

BTUS Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai