Anda di halaman 1dari 7

DIPONEGORO LAW REVIEW

Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PELAKSANAAN EKSEKUSI PUTUSAN HAKIM PENGADILAN TATA


USAHA NEGARA YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP DI
KOTA SEMARANG

Margaretha Rosa Anjani*, Lapon Tukan Leonard, Ayu Putriyanti


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
Email: margaretharosa@gmail.com

ABSTRAK

Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan
Tata Usaha Negara yang dibentuk berdasarkan UU No. 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 9 Tahun 2004 dan UU No. 51 Tahun 2009. Pengadilan Tata Usaha Negara berfungsi
untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara. Orang atau badan
hukum perdata yang merasa dirugikan dengan diterbitkannya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut
dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Gugatan yang telah diperiksa harus
melewati setiap tahap hingga tahap pelaksanaan putusan pengadilan. Putusan hakim yang dapat
dilaksanakan hanyalah putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde),
yang berarti tidak terdapat upaya hukum lanjutan untuk perkara tersebut.Tetapi dalam praktiknya
masih banyak putusan pengadilan yang tidak dilaksanakan, sehingga menyebabkan pihak yang
menang tidak mendapatkan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan. Dari penilitian yang telah
dilakukan menunjukan bahwa kurangnya upaya paksa yang mengikat pihak yang kalah agar mau
melaksanakan putusan pengadilan.Walaupun telah diperkuat dengan diterbitkannya Undang-undang
tentang Administratif Pemerintahan namun belum dapat memberikan keefektifan dalam pelaksanaan
putusan pengadilan.

Kata kunci: Pelaksanaan Putusan Pengadilan TUN

ABSTRACT

State Administrative Court is a judicial institution in the circle of State Administrative Court
which, established by Law No. 5 of 1986 as amended by Law No. 9 of 2004 and Law No. 51 of 2009.
State Administrative Court serves to examine, decide and resolve disputes State Administration.
People or civil legal entity who feel aggrieved by the issuance of an administrative decision may file a
lawsuit to the Administrative Court of the State. The lawsuits have been examined must pass through
each stage to the stage of execution of court decisions. The verdict can be implemented just verdict
which has permanent legal force (in kracht van gewijsde), which means there is no further legal
remedy for that cases. In practice there are many court rulings are not implemented, causing the
victorious party does not get the right they are supposed to get. From the research that has been done
shows that the lack of forceful measures are binding on the losing side that would carry out the verdict
of court. Eventough has been strengthened with the issuance of the Law on Administrative Government
but has not been able to provide effectiveness in the execution of court decisions.

Keywords: Implementation of Court Decisions State Administrativ

1
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN Kemudian hakim melakukan


pemeriksaan persiapan untuk
Pengadilan Tata Usaha Negara melengkapi gugatan yang kurang jelas
dibentuk untuk menyelesaikan sebelum dimulai pemeriksaan pokok
sengketa antara Pemerintah dengan perkara dan meminta penggugat untuk
warganya, yaitu sengketa yang timbul memperbaiki gugatannya.
akibat diterbitkannya keputusan Tata Pemeriksaan pokok perkara dimulai
Usaha Negara yang merugikan pada hari yang telah ditentukan oleh
masyarakat. Masyarakat yang merasa hakim. Bagian terpenting dalam
dirugikan diberikan kesempatann pemeriksaan pokok perkara yaitu
untuk menyelesaikan sengketa melalui pembuktian. Pembuktian merupakan
upaya administratif dan/atau jalur proses untuk memunculkan fakta-fakta
pengadilan. Sebagaimana telah didalam persidangan yang akan
ditentukan dalam Pasal 48 ayat (2), menjadi pertimbangan hakim dalam
Pengadilan di lingkungan PTUN baru menjatuhkan putusan. Apabila segala
mempunyai wewenang untuk proses telah dilalui oleh pihak yang
memeriksa, memutus dan bersangkutan mulai dari pengajuan
menyelesaikan sengketa TUN, jika gugatan hingga putusan, maka hal
seluruh upaya administratif yang yang paling penting adalah
tersedia dalam peraturan perundang- pelaksanaan dari putusan tersebut.
undangan yang bersangkutan telah hanya putusan Pengadilan yang telah
dipergunakan dan mendapat mempunyai kekuatan hukum tetap
1
keputusan . yang dapat dilaksanakan (in kracht van
Proses penyelesaian sengketa gewijsde)2. Suatu putusan dikatakan
melalui jalur litigasi/pengadilan di telah memperoleh kekuatan hukum
awali dengan mengajukan permohonan tetap apabila pihak Penggugat dan
gugatan di pengadilan TUN secara Tergugat telah menyatakan menerima
tertulis. Setelah permohonan gugatan putusan tersebut dan tidak mengajukan
diterima oleh Panitera Pengadilan permohonan pemeriksaan banding
maka pihak yang mengajukan gugatan maupun kasasi. Namun hingga saat ini
wajib membayar uang panjar agar masih banyak putusan yang tidak
kasus tersebut dicatat dalam buku dapat dilaksanakan oleh tergugat
daftar perkara oleh panitera dan di secara sukarela. Hal itu menyebabkan
proses lebih lanjut (Pasal 59). pihak yang menang tidak dapat
memperoleh hak-haknya.
1
R.Wiyono, Hukum Acara Peradilan Tata
Usaha Negara(Edisi Ketiga), (Jakarta: Sinar
2
Grafika, 2014). hlm 109 Ibid, hlm 233

2
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Dengan rumusan masalah sebagai menyangkut permasalahan3. Penelitian


berikut: ini menggunakan objek penelitian di
1. Bagaimanakah pelaksanaan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
hakim yang telah berkekuatan Semarang (PTUN Semarang).
hukum tetap di Peradilan Tata Pengambilan sampel menggunakan
Usaha Negara berdasarkan Undang- non random sampling (tidak semua
undang No. 5 tahun 1986 jo elemen dalam populasi mendapat
Undang-undang No. 9 tahun 2004 kesempatan yang sama untuk menjadi
jo Undang-undang No. 51 tahun responden).
2009? Dalam penelitian ini penulis
2. Bagaimanakah sanksi administratif akan menggunakan sumber data
terhadap tergugat yang tidak sekunder dan wawancara Data
melaksanakan putusan hakim yang sekunder dilakukan dengan penelitian
berkekuatan hukum tetap dikaitkan kepustakaan untuk mendapatkan
dengan Undang-undang No. 30 bahan-bahan hukum primer, sekunder
tahun 2014 tentang Administrasi maupun tersier. Melalui buku-buku,
Pemerintahan? literatur-literatur, majalah,
perundangan maupun internet.
Pengumpulan data ini dilengkapi juga
II. METODOLOGI dengan wawancara. Metode ini
PENELITIAN digunakan untuk memperoleh data
primer yaitu dengan melakukan tanya
Metode penelitian yang
jawab secara langsung dengan sumber
digunakan dalam penulisan hukum ini data yang berhubungan dengan atau
menggunakan metode yuridis yang berkompeten dengan obyek
normatif, yang berdasarkan sumber penelitian.
hukum dan peraturan perundang-
undangan dalam lingkup hukum acara
Peradilan Tata Usaha Negara.
III. HASIL PENELITIAN DAN
Spesifikasi penelitian pada skripsi ini PEMBAHASAN
menggunakan deskripsi analitis. A. Pelaksanaan Putusan Hakim
deskriptif analitis yaitu
yang Telah Berkekuatan Hukum
menggambarkan peraturan perundang- Tetap di Peradilan Tata Usaha
undangan yang berlaku dikaitkan Negara Sesuai dengan Undang-
dengan teori-teori hukum dan praktek
pelaksanaan hukum positif yang 3
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi
Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1982), hlm 34-35

3
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Undang No. 5 Tahun 1986 jo Tahun 2004. Undang-undang


Undang-Undang No. 9 Tahun ini menghilangkan sistem
2004 jo Undang-Undang No. 51 hirarkis yang ada dan
Tahun 2009 menggantinya dengan sanksi
1. Prosedur Pelaksanaan Putusan upaya paksa dan/atau sanksi
Hakim yang telah Berkekuatan administratif serta
Hukum Tetap menambahkan media massa
Pelaksanaan Putusan Hakim untuk mengumumkan pejabat
PTUN diatur dalam pasal 116 yang tidak mau melaksanakan
UU No. 5 Tahun 1986 jo UU putusan pengadilan.
No. 9 Tahun 2004 jo UU No. Undang-undang No. 51
51 Tahun 2009. tahun 2009 merupakan
Undang-undang Peradilan perubahan kedua dari Undang-
TUN yang pertama yaitu UU undang No. 5 tahun 1986.
No. 5 Tahun 1986. Awal Dalam ketentuan Pasal 116
munculnya undang-undang undang-undang ini jika
tersebut dalam hal pelaksanaan dibandingkan dengan undang-
putusan pada Pasal 116 undang sebelumnya merupakan
mengutamakan kesadaran pada penggabungan antara dua
diri pejabat yang bersangkutan undang-undang sebelumnya,
untuk melaksanakan putusan sehingga pada Pasal 116
pengadilan secara sukarela. terdapat pemberian sanksi
Apabila pejabat yang upaya paksa, sanksi
bersangkutan tidak mau administrative, pengumuman di
melaksanakan putusan media massa dan juga bantuan
pengadilan secara sukarela dari presiden untuk
tidak ada upaya lain yang dapat memerintahkan pejabat yang
mengikat pejabat tersebut bersangkutan untuk
selain teguran dari atasan melaksanakan putusan
pejabat dan Presiden RI pengadilan. Kemajuan yang
sebagai pemegang jabatan ditunjukan oleh undang-undang
tertinggi (sistem hirarkis) untuk ini yaitu dengan adanya
melaksanakan putusan pengawasan dari lembaga
Pengadilan TUN. perwakilan rakyat.
Perubahan pertama
pada Pasal 116 dengan
diterbitkannya UU No. 9

4
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

2. Pelaksanaan Putusan TUN. Sehingga dalam undang-


Pengadilan Tata Usaha Negara undang ini banyak diatur mengenai
di Kota Semarang upaya paksa dan sanksi
Mengenai praktik administratif seperti yang tertera
pelaksanaan putusan dalam pasal 116 UU No. 51 Tahun
pengadilan di Kota Semarang 2009. Namun dalam
masih banyak Pejabat pelaksanaannya undnag-undang ini
Pemerintah yang tidak belum dapat diterapkan secara
melaksanakan putusan tersebut sempurna dalam hal pemberian
secara sempurna dengan sanksi kepada pejabat pemerintah
berbagai alasan. Namun tidak yang bersalah karena belum ada
semata-mata karena kurangnya peraturan pemerintah yang
kesadaran dari pejabat yang mengatur tentang tata cara
bersangkutan namun karena pelaksanaan undang-undang
telah berubahnya peraturan Administrasi Pemerintahan ini.
yang mendasari sengketa Sehingga undang-undang ini
tersebut dan juga bergantinya belum memiliki dampak efektif
orang yang menduduki jabatan bagi Undang-undang PTUN dalam
itu. hal pelaksanaan putusan
pengadilan.
B. Sanksi Administratif Terhadap
Tergugat yang Tidak IV. KESIMPULAN
Melaksanakan Putusan Hakim 1. Undang-Undang No. 5 Tahun
yang Berkekuatan Hukum Tetap 1986 tentang Peradilan Tata
Dikaitkan dengan Undang- Usaha Negara telah
undang No. 30 Tahun 2014 diamandemen sebanyak dua
Tentang Administrasi kali. Undang-Undang No. 51
Pemerintahan Tahun 2009 tentang perubahan
Undang-Undang No. 30 kedua UU PTUN ini pada
Tahun 2014 Tentang Administrasi Pasal 116, menggabungkan dua
Pemerintahan banyak mengatur sistem pelaksanaan putusan
tentang segala hal yang berkaitan pengadilan dari undang-undang
dengan tindakan pejabat yang sebelumnya. Sistem yang
pemerintahan. Undang-undang ini digunakan,pertama yaitu
dibuat salah satunya ditujukan bagi penggunaan unsur paksaan
pejabat pemerintah yang tidak berupa uang paksa, sanksi
patuh terhadap putusan pengadilan administratif dan diumumkan

5
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

di media massa, dan yang yang disayangkan bahwa


kedua yaitu dengan sistem Peraturan Pemerintah
hirarkis dimana Ketua mengenai tata cara pelaksanaan
Pengadilan meminta atasan untuk sanksi administratif
pejabat hingga Presiden untuk tersebut belum ada. Sehingga
memerintahkan pejabat yang walaupun hakim PTUN
bersangkutan melaksanakan mencantumkan sanksi upaya
putusan pengadilan. paksa dan sanksi administratif
Mengenai praktik dalam putusannya tetapi tidak
pelaksanaan eksekusi dapat dapat dilaksanakan karena
disimpulkan bahwa memang tidak ada peraturan
masih ada tergugat yang tidak pelaksanaannya.
mau melaksanakan putusan
pengadilan. Ada faktor lain
yang menjadi penghambat V. DAFTAR PUSTAKA
dalam pelaksanaan, seperti Buku
telah bergantinya pejabat yang Wiyono,R. 2014. Hukum Acara
mengisi jabatan yang sedang Pengadilan Tata Usaha
digugat, telah berubahnya Negara (Edisi Ketiga).
peraturan yang mendasari Jakarta: Sinar Grafika.
diterbitkannya obyek sengketa Mertokusumo,Sudikno. 1998. Hukum
yang apabila tergugat tetap Acara Perdata Indonesia.
memaksakan untuk Yogyakarta: Liberty.
melaksanakan putusan Soemitro,Ronny Hanitijo. 1982.
pengadilan maka akan Metodologi Penelitian
menimbulkan akibat hukum Hukum. Jakarta: Ghalia
lain, ataupun demi alasan sosial Indonesia.
untuk keharmonisan banyak
orang. Peraturan Perundang- undangan
2. Munculnya Undang-undang Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986
Administrasi Pemerintahan tentang Peradilan Tata Usaha
banyak mengatur mengenai Negara
segala hal yang berkaitan Undang-Undang Nomor 9 tahun
dengan tindakan pejabat 2004 tentang Perubahan
pemerintahan, terutama upaya Undang-Undang Nomor 5
paksa dan sanksi administratif tahun 1986
yang ada di UU PTUN. Namun

6
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Undang-Undang Nomor 51 tahun


2009 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang
Nomor 9 tahun 2004
Undang-Undang Nomor 48 tahun
2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman
Undang-Undang Nomor 30 tahun
2014 tentang Administrasi
Pemerintahan
Undang-Undang Nomor 43 tahun
1991 tentang Ganti Rugi dan
Tata Cara Pelaksanaannya
Pada Peradilan Tata Usaha
Negara

Anda mungkin juga menyukai