SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Skripsi Pada Fakultas
Hukum Universitas Halu Oleo
OLEH:
panitia Ujian Skripsi pada program studi ilmu hukum bagian Hukum Perdata
Nomor: 4/Pdt.G.S/2022/PN.Adl. )
Kendari, 2023
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL-------------------------------------------------------------------------i
HALAMAN PERSETUJUAN-------------------------------------------------------------ii
BAB I PENDAHULUAN
iii
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
Undangan--------------------------------------------------------------------------------
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------
B. Saran----------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang terjadi dalam masyarakan biasanya lebih dikenal dengan istilah sengketa
perdata. Pada umumnya, pihak yang bersangkutan dalam sengketa perdata yakni
tergugat ataupun penggugat keduanya memiliki kaitan hukum. Oleh karena itu,
penggugat dan tergugat bisa saling menggugat agar dipenuhinya kaitan hukum
Penggugat selama tidak menyimpang dari hukum yang berlaku. Dalam gugatan
adapun para pihak dapat berupa seseorang ataupun sekelompok orang, baik yang
merupakan badan hukum ataupun yang bukan badan hukum. Pihak yang
tergugat ataupun apabila lebih dari satu orang disebut para tergugat.
penerapan hukum material, karena persoalan tersebut bukan hanya kebutuhan para
praktisi hukum saja, tetapi juga merupakan kebutuhan masyarakat pada umumnya
segala sesuatu yang berkaitan dengan apa dan bagaimana gugat menggugat
5
untuk meminta bantuan kepada orang lain, baik secara formal maupun secara
tidak formal.
secara umum dan pelaksanaan hukum formil secara khusus sangat didambakan
oleh masyarakat saat sekarang ini, terlebih di masa yang akan datang seiring
Gugatan di atur dalam pasal 118 HIR ayat (1)/pasal 142 Reachtsreglemen
gugat menggugat, dalam praktiknya sering terjadi penolakan oleh hakim terhadap
Hakim sebagai organ utama dalam suatu pengadilan dan sebagai pelaksana
memeriksa, dan mengadili suatu perkara, sesuai dengan pasal 10 ayat (1)
Hakim untuk dapat menemukan hukum, baik melalui hukum tertulis maupun
6
Verklaart (N.O) yaitu putusan pengadilan yang tidak dapat diterima, karena ada
alasan yang dibenarkan oleh hukum. Beberapa alasan yang menyebabkan tidak
berdasarkan hukum. Jadi kalau tidak ada dasar hukum dari gugatan diajukan,
maka gugatan gugatan tersebut tidak dapat diterima. 2) Gugatan tidak memiliki
In Idem; gugatan yang diajukan oleh penggugat sudah pernah diputus oleh
pengadilan yang sama, dengan objek sengketa yang sama dan pihak yang
Adapun kasus yang akan dianalisis yakni pada putusan Niet Onvankelijk
2 ?
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama Jaka
rta: Kencana, 2012, h. 229.
7
maksimal 86.000.000,- (delapan puluh enam juta rupiah). Yang dibuktikan
2020
860.000,- (delapan ratus enam puluh ribu rupiah) jadi total keseluruhan
adalah Rp. 1.720.000,- ( satu juta tujuh ratus dua puluh ribu rupiah)
kepada Penggugat
AE, Merek Mitsubishi, Type Fuso FM 517, Jenis mobil beban, Model
Truck, Tahun pembuatan 1995, Isi Silinder 7545 CC, Nomor Rangka :
8
FM517-036141, Nomor Mesin 66D16C-547365, Bahan Bakar : Solar,
Kuasa Menjual dari Pemilik Jaminan kepada PT. Sarana Sultra Ventura
sebagai berikut: Nomor polisi DW 8901 AE, Merek Mitsubishi, Type Fuso
FM 517, Jenis mobil beban, Model Truck, Tahun pembuatan 1995, Isi
BPKB : A-2915302, tercatat atas nama JUFRI. Yang diikat secara Fidusia.
9
ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun agunan 1 (satu) unit
Merek Mitsubishi, Type Fuso FM 517, Jenis mobil beban, Model Truck,
Tahun pembuatan 1995, Isi Silinder 7545 CC, Nomor Rangka : FM517-
10. Kemudian angsuran baru berjalan 3 bulan tepatnya pada bulan oktober
tempo tiap bulannya selama 26 bulan mulai tagihan dibulan Oktober 2020
tanggal 1 Maret 2021, dan surat peringatan III tanggal 5 April 2021,
mencari solusi penyelesaian dan semua upaya yang telah kreditur lakukan
10
tidak diindahkah oleh debitur hingga upaya terakhir yang kreditur lakukan
prematur hakim beranggapan bahwa gugatan yang diajukan terlalu dini karena
belum melampaui batas waktu untuk menggugat sesuai dengan jangka waktu yang
debitur sehingga uang tersebut tidak dapat disalurkan lagi dan ditambah dengan
meningkat.
perjanjian yang dimana jatuh tempo pembayaran tersebut adalah tiap bulan, tiga
bulan dan enam bulan tergantung dari kesepakatan dalam perjanjian. Akan tetapi
pelaku usaha yang bergerak dibidang keuangan karena akan menunggu lama
11
Kemudian lebih lanjut apabila kita melihat Yurisprudensi terkait dengan
kasus yang sama dalam putusan Nomor 13/Pdt.G.S/2022/PN kdi. Yang berbunyi
“pada petitum angka 3 tentang pembayaran utang pokok dan bagi hasil yang
secara lunas seluruhnya atau sisanya secara seketika dan sekaligus terhadap utang
pokok yang belum jatuh tempo tidaklah bertentangan dengan hukum sehingga
dapat dikabulkan namun terhadap kewajiban bagi hasil yang belum jatuh tempo
menurut pengadilan kewajiban tersebut tidak dapat dibebankan lagi kepada para
tergugat mengingat bagi hasil tersebut dapat dikenakan terhadap pemakaian utang
pokok pada bulan berjalan sementara bulan berjalan yang dimaksudkan belum
terlaksana karena belum jatuh tempo sebagaimana mestinya yakni berakhir pada
hukum putusan Nomor: 4/Pdt.G.S/2022/PN Adl. yang mengacu pada pasal 1243
kerugian diatas keadaan ini menimbulkan kerugian dari segi waktu dan biaya bagi
penyelesaian positif. Dari hal-hal tersebut diatas, muncul keinginan Penulis untuk
12
Onvantkelijke Verklraard Dalam Perkara Wanprestasi (Studi Putusan Nomor
: 4/Pdt.G.S/2022/PN.Adl. )”
B. Rumusan masalah
peraturan perundang-undangan ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
tidak
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitan
13
1. Skripsi Affi Nurul Laily, mahasiswa Fakultas Syariah UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang Tahun 2015 dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan
4/Pdt.G.S/2022/PN.Adl. ).
2. Skripsi Ray Andre Lambok Petrus Lumbanraja Tahun 2019 dengan judul
putusan yang menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima karena cacat
formil berupa error in persona, yang seharusnya menarik pihak lain sebagai
14
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 740/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Sel).
Tipe penelitian ini adalah yuridis normatif. Teknik pengumpulan bahan hukum
yang dilakukan yaitu dengan studi kepustakaan dan studi dokumen. Penulisan
yang diteliti adalah terkait gugatan dipengadilan Agama yakni Studi Kasus
4/Pdt.G.S/2022/PN.Adl. ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
15
1. Pengertian Gugatan Sederhana
court. Dapat diartikan sebagai pengadilan yang bersifat informal (di luar
mengambil keputusan atas tuntutan ganti kerugian atau utang piutang yang
uang tanpa harus menyewa seorang pengacara dan materi gugatan tidak besar,
selain itu pemeriksaan perkaranya yang tidak rumit dan bersifat sederhana
pengadilan umum.5
waktu yang cepat, murah dan menghindari proses berperkara yang kompleks
dan formal. Small Claims Court merupakan suatu lembaga hukum yang
4 ?
Briyan A. Garner, 2004, Blacks’s Law Dictionary, Edisi kedelapan, West Publishing, St.
Paul dalam Efa Laila Fakhirah, dalam jurnal “Mekanisme Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya
Ringan”, Mimbar Hukum, Volume 25 No 2 Juni 2013
5 ?
John Baldwin, 2003, Small Claims Court in the Coity Courts in England and Wales,
Oxford University Press, dalam jurnal karya Efa Laela Fakhriah, Eksistensi Small Claims Court
Dalam Mewujudkan Tercapainta Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan, Universitas
Padjajaran, Bandung.
16
dimaksudkan untuk memberikan solusi yang cepat dan ekonomis untuk
Hatta Ali dan mulai berlaku pada saat diundangkan pada tanggal 7 Agustus
2015 melalui Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1172.
PERMA Nomor 2 Tahun 2015 terdiri dari 9 (sembilan) Bab dan 33 (tiga
17
2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana yang diundangkan
Agung yang dari tahun ke tahun semakin menumpuk. Namun ada satu hal
yang tak kalah penting dari tujuan dikeluarkanya peraturan tentang gugatan
cepat dan biaya ringan sehingga visi dan misi dari Mahkamah Agung bisa
terwujud.
satu asas di peradilan umum. Hal ini sesuai dengan amanat dari Pasal 4 Ayat
18
segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang
penjelasan dari asas peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan sebagai
berikut:
a. Asas Sederhana
dilakukan dengan cara efisien dan efektif dengan cara atau prosedur yang
jelas, mudah dimengerti, dipahami dan tidak rumit atau tidak berbelit-belit.
tepat.
6 ?
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia edisi keenam, Yogyakarta:
Liberty, 2006, h. 154.
19
b. Asas Peradilan Cepat
ukuran waktu atau masa acara persidangan berlangsung. Hal ini berkaitan
dalam mencari kebenaran dan keadilan. Biaya perkara yang tinggi akan
20
ringan dalam berperkara merupakan hal yang diidam-idamkan oleh para
sisi lain soal menuntut atau tidak terserah kepada pihak yang
dikena biaya, akan tetapi jika disesuaikan dengan asas biaya ringan, maka
pengadilan.
Hukum Acara Perdata menjelaskan bahwa berbagai macam cacat formil yang
21
2. Gugatan tidak memiliki dasar hukum;
consortium;
mengandung cacat formil, putusan yang dijatuhkan harus dengan jelas dan tegas
seperti unsur formil dan materil, baik legal standing gugatan, tidak ditanda
tangani atau cap jempol dan dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang. Selain
itu bisa disebabkan masalah yang disengketakan telah terjadi lewat waktu
b. Gugatan in Persona
8 ?
Ibid
22
Yang dimaksud gugatan in persona dimana suatu gugatan dialamatkan
dengan orang yang tidak tepat atau kesalahan penyebutan para pihak atau
kurangnya para pihak serta identitas para pihak tidak lengkap dan salah.
Salah satu penyebab ditolaknya gugatan adalah Gugatan tidak jelas atau
dan fakta hukum maupun sebaliknya, Objek yang disengketakan tidak jelas,
sendiri, tidak adanya korelasi antara posita dengan petitum serta Petitum tidak
absolut atau relative untuk memeriksa dan memutus perkara tersebut hal ini
Gugatan tersebut tidak bisa diajukan kembali karena telah diperiksa dan
1. Pengertian Perjanjian
23
Sehubungan dengan perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata memberikan
KUH Perdata bahwa yang disebut perjanjian adalah suatu persetujuan dengan
dimana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan
Menurut Setiawan rumusan Pasal 1313 KUH Perdata selain tidak lengkap juga
tersebut ialah:11
10
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1992. Citra
Aditya Bakti, h.78.
11
R Setiawan dalam Johanes dan Lindawaty Sewu, Johanes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, ,
Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern, Jakarta: Aditama, 2004. h. 41.
24
c. Sehingga perumusanya menjadi “perjanjian adalah perbuatan hukum,
dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan
dana dari PT. Sarana Sultra Ventura. Hal ini bertujuan agar PT. Sarana Sultra
fasilitas dana tersebut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, PT. Sarana
terlebih dahulu mengikuti prosedur yang ada, proses pendanaan dalam PT.
12 ?
Wawancara dengan Andy Sugianto selaku Legal Officer PT. Sarana Sultra Ventura.
pada 10 Februari 2023
13 ?
Ibid.
25
b. Setelah mendapat permohonan tersebut, PT. Sarana Sultra Ventura
Dalam tahap ini VCO PT. Sarana Sultra Ventura menilai secara
mempunyai prospek yang bagus atau tidak. Pada tahap awal ini juga
surat izin usaha, izin pendirian usaha, izin industri dan surat lainnya
yang sifatnya mendasar dan yang terus dimiliki oleh suatu badan usaha.
apabila syarat-syarat ini tidak lengkap maka PT. Sarana Sultra Ventura
proposal tersebut akan diproses lebih lanjut. Jangka waktu untuk kajian
c. VCO yang terdiri minimal 4 (empat) orang yaitu kepala bagian legal
26
lebih mendalam terhadap proposal calon Debitur. Dalam tahap ini VCO
b) Aspek keuangan
Debitur
melihat segala aspek yang berkaitan dengan usaha calon Debitur baik
dalam proposal. Pada tahap survei ini VCO juga bertemu langsung
berbeda dari yang tertera dalam proposal atau keterangan pemilik calon
proposal yang diajukan oleh calon Debitur. Dalam hal proposal calon
27
Debitur ditolak, maka alasan penolakan itu menurut pihak PT. Sarana
g. Apabila hasil rapat antara VCO dan dewan direksi diputuskan bahwa
PT. Sarana Sultra Ventura menerima proposal dari calon Debitur, maka
PT. Sarana Sultra Ventura dan selain itu PT. Sarana Sultra Ventura
28
yang mengajukan permohonan investasi sebesar Rp. 100.000.000,-
h. Apabila semua syarat dan prosedur yang ditetapkan oleh PT. Sarana
Sultra Ventura telah dipenuhi oleh pihak calon Debitur dan direksi PT.
hadapan notaris yang telah ditentukan oleh PT. Sarana Sultra Ventura.
dengan calon Debitur dilakukan, maka calon Debitur tersebut telah sah
menjadi Debitur dari PT. Sarana Sultra Ventura. PT. Sarana Sultra
Debitur wajib untuk membayar seluruh jumlah fasilitas dana yang telah
diberikan tersebut ditambah dengan imbalan jasa bagi hasil yang telah
bernilai dengan pembiyaan yang telah diberikan baik itu berupa tanah,
kendaraan, alat berat yang diikat secara fidusia ataupun hak tanggungan
14
Ibid
29
Setelah semua persyaratan terpenuhi maka selanjutnya dilakukan
pengikatan antara debitur dan kreditur yang dibuat dan ditandatangani bersama
dihadapan notaris yang telah ditunjuk oleh PT. Sarana Sultra Ventura sehingga
lain sebagainya.15
1. Pengertian Wanprestasi
diperjanjikan. 17
menyatakan bahwa:
15
Ibid
?
16
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Jakarta: 2008 h.180.
17
Ahmadi Miru, Sakka Pati, Hukum Perikatan, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 12.
30
Kata lain wanprestasi juga dapat diartikan suatu perbuatan ingkar janji
yang dilakukan oleh salah satu pihak yang tidak melaksanakan isi perjanjian,
dapat berupa:
sama sekali.
3) Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru. Debitur yang memenuhi
prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru tersebut tidak dapat
sekali.18
18
A. Qirom Syamsuddin Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian, Yogyakarta: Liberty,
1985, h.26.
31
Abdul kadir Muhammad, menyatakan wanprestasi terjadi dikarenakan
melakukan prestasinya sebelum ia lalai untuk apa dan keadaan mana tidak
yang berbeda, dimana akibat akibat adanya kesengajaan, sidebitur harus lebih
2) Akibatnya dapat diduga lebih dahulu baik dalam arti yang objektif yaitu
orang yang normal dapat menduga bahwa keadaan itu akan timbul.
Maupun dalam arti yang subjektif, yaitu sebagai orang yang ahli dapat
32
3) Dapat diminta untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, artinya
2. Jenis-Jenis Wanprestasi
berikut:21
19
Sri Soedewi Masyohen Sofwan, Hukum Acara Perdata Indonesia dalam Teori dan
Praktek, Yogyakarta: Liberty, 1981, h.15
20
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT.Intermasa, 1982, h. 148.
21
J. Satrio, 1999, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, h 84.
33
b. Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya. Apabila prestasi debitur
c. Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru. Debitur yang memenuhi
prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru tersebut tidak dapat
sekali.
dijanjikannya;
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif, yaitu dengan meneliti bahan
22
R. Subekti, 1979, Hukum Perjanjian, Cetakan Ke-IV, Pembimbing Masa, Jakarta, h 59.
34
kaedah hukum dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-
B. Pendekatan Penelitian
No.4 Tahun 2019 Tentang Perubahan Perma No.2 Tahun 2015 Tentang Tata
4/PDT.G.S/2022/PN. Adl.
dengan cara menelaah kasus-kasus terkait dengan isu yang sedang dihadapi
23
Ibrahim Johni, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang : Bayu Media
Publishing, 2005, hal. 336
24
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, EdisiRevisi, Cetakan ke-8, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013. hal.35
35
dan telah menjadi putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Kasus ini
Dalam penelitian ini bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer, adalah hukum yang
mengikat dari sudut norma dasar, peraturan dasar dan peraturan perundang-
2019 Tentang Perubahan Perma No.2 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
mengenai bahan hukum primer.yang berupa buku, hasil-hasil penelitian dan atau
karya ilmiah, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya, pendapat pakar
25
Peter Mahmud Marzuki, Op.cit, hal.137
26
Soerjono Soekanto dan Sri Mulyadi, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tujuan Singkat,
Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 55.
27 ?
Ibid
36
Merupakan bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia,
dan lain-lain.28
pustaka, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan melakukan penelusuran dan
sistematisasi bahan hukum sesuai permasalahan penelitian. Oleh karena itu, teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi
28 ?
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayumedia
Publishing, 2006, hal. 296.
29 ?
Abdulkadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti,
2004, hal.126
37
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menginventarisasi
berarti prosedur dan kriteria pemilihan data, pengkodean serta cara interpretasi
harus didasarkan pada aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Sistematis berarti
inklusi dan ekslusi atau kategori harus berdasarkan aturan yang konsisten. Dapat
BAB IV
PEMBAHASAN
30 ?
Agus S Ekomadyo, Prospek Penerapan Metode Analisis Isi (Content Analysis) dalam
Penelitian, Journal Itenas, No. 2 Vol. 10 Agustus 2006, hal. 53.
38
Pertimbangan Hakim Memutus Pada Putusan Niet Onvantkelijke
Perundang-Undangan
khususnya pada perkara perdata harus memiliki dasar gugatan yang cukup dan
layak untuk diajukan, tanpa dasar gugatan, sebuah gugatan bisa dinyatakan tidak
dapat diterima atau N.O (Niet Ontvankelijke Verklaard) oleh hakim. Tidak dapat
diterimanya gugatan oleh hakim artinya tidak ada persidangan, karena pokok
perkara dari gugatan yang diajukan belum diperiksa oleh Majelis Hakim. Jika
tidak ada persidangan artinya tidak ada tuntutan hak yang dapat dipenuhi.
Hukum materiil tidak dapat dilaksanakan dan tidak dapat berjalan dengan
sendirinya tanpa ada penegakan hukum formal. Hukum formal inilah yang
mengatur tata cara bagaimana menegakkan hukum materiil. Hukum formal inilah
39
Tahap terakhir dalam beracara di pengadilan adalah pembacaan putusan.
menjatuhkan putusan berdasarkan apa yang dituntut oleh pihak penggugat. Dalam
Pasal 53 Ayat (1) diatur bahwa dalam memeriksa dan memutus perkara, hakim
umum agar dianggap sah dan mempunyai kekuatan hukum berdasarkan Pasal 13
Kehakiman bahwa putusan pengadilan selain memuat alasan dan dasar putusan,
bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk
ditandatangani oleh hakim yang memutus dan panitera yang ikut serta bersidang.
tergugat memenuhi syarat formil dan materil, alat bukti pihak mana yang
mencapai batas minimal pembuktian, dan dalil gugat apa saja dan dalil bantahan
apa saja yang terbukti, sejauh mana nilai kekuatan pembuktian yang dimiliki para
40
dalam perkara gugatan sederhana. Hakim tunggal menguraikan pertimbangan
terlebih dahulu dipertimbangkan mengenai aspek formil dari gugatan itu sendiri
yakni setelah Hakim mempelajari dan mencermati gugatan Penggugat yang mana
(delapan puluh enam juta rupiah) dengan angsuran setiap bulannya baik pokok
maupun bagi hasilnya adalah Rp3.465.000,00 (tiga juta empat ratus enam puluh
lima ribu rupiah). Jumlah tersebut diangsur sebanyak 36 (tiga puluh enam) kali
Juni 2023 namun Tergugat tidak membayar angsuran sejak oktober 2020 hingga
saat ini.
maka dapat diketahui bahwa hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat
Pembiayaan Usaha Produktif No.62 tanggal 9 Juni 2020 yang dibuat di Notaris.
Penggugat telah mendapatkan fasilitas kredit dari Tergugat berupa fasilitas kredit
41
dengan plafond sejumlah Rp86.000.000, (delapan puluh enam juta rupiah) dengan
jangka waktu kredit 36 (tiga puluh enam) bulan dan akan berakhir pada tanggal 10
Juni 2023 (jatuh tempo) dengan jaminan BPKB Mobil nomor: N112O2NIll/95
antara Penggugat dengan Tergugat akan berakhir atau jatuh tempo pada tanggal
Negeri Andolo pada tanggal 18 Oktober 2022 maka Hakim berpendapat bahwa
Selanjutnya hakim mengutip buku M. Yahya Harahap, S.H. yang berjudul Hukum
Pengadilan (terbitan Sinar Grafika, Jakarta), dalam ranah hukum perdata dikenal
yang diajukan masih terlampau dini. Sifat atau keadaan prematur melekat pada:
a. Batas waktu untuk menggugat sesuai dengan jangka waktu yang disepakati
b. Batas waktu untuk menggugat belum sampai, karena telah dibuat penundaan
debitur;
Kemudian hakim berpendapat hal ini berkesesuaian dengan Pasal 1243 jo.
42
dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah
dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang
harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam
waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan". Pasal 1238 KUH Perdata
"Debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau
ditentukan";
maka Para Tergugat belum dapat digugat ke Pengadilan atas wanprestasi jika
Tergugat tersebut tidak pernah dinyatakan lalai berdasarkan ketentuan Pasal 1238
KUH Perdata. Jika Penggugat menggugat tanpa Para Tergugat pernah dinyatakan
lalai, baik melalui surat perintah maupun berdasarkan batas waktu dalam
prematur, menjadi dasar bagi Hakim untuk menjatuhkan putusan negative dalam
bentuk gugatan tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklraard) dan oleh
karena Gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima, maka terhadap pokok
43
Telah keliru dalam menafsirkan maksud jatuh tempo pembiayaan dimana hakim
tempo pembiayaan. Apabila melihat dari perjanjian yang telah dibuat dan
pembayaran sesuai dengan pasal 7 (ayat 2 dan 3) yang berbunyi “Pasal 7 (Ayat 2)
setiap bulan, dimulai pada bulan pertama setelah pencairan fasilitas pembiayaan
pertama kali dilakukan atau sesuai dengan jadwal pembayaran yang dimuat secara
tertulis dan disepakati secara bersama oleh kreditur dan debitur (“Jadwal
Fasilitas Pembiayaan kepada Kreditur yang dilakukan setiap bulan, selama jangka
waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dengan besar angsuran pokok sesuai dengan
pembiayaan ini, dimulai pada bulan pertama setelah pencairan dana Fasilitas
sebagaimana dijelaskan dalam buku Prof. Subekti, S.H. yang berjudul Hukum
44
b. Debitur melaksanakan janjinya akan tetapi tidak sebagaimana yang
diperjanjikan.
dilakukan.33
menentukan “cidera janji” atau wanprestasi hanya melihat klausul perjanjian saja.
Dalam hal perjanjian pembiayaan, maka cukup melihat fakta nasabah (debitur)
membayar sesuai jumlah angsuran dan pembayaran tersebut tepat waktu (tidak
terlambat).
UU Nomor 42 Tahun 1999 ini, bahwa wanprestasi didasarkan pada pasal 1238
KUH Perdata, yaitu apabila debitur dalam keadaan lalai dan oleh karenanya
wanprestasi apabila sudah disomir (ditegur) tetapi tetap saja tidak memenuhi
faktanya oleh karena debitur tidak membayar kewajiban tagihan mulai bulan
Oktober 2020 hingga diposisi November 2022 maka bentuk wanprestasi yang
33
Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta, Penerbit Intermasa, Cetakan ke-27, tahun 2014, h.
45
34
J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Bandung, Penerbit PT.
Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-2, tahun 2020, h. 262
45
dilakukan oleh Termohon I dan II tidak melakukan apa yang disanggupi untuk
yang dibuat dan disepakati bersama maka mengikat kedua belah pihak berlaku
sebagai Undang-Undang baik Penggugat maupun Tergugat I dan II, (Pasal 1338
memenuhi isi perjanjian maka Tergugat I dan II telah cidera janji, atau
Wanprestasi.35
dan II telah wanprestasi terhadap pembayaran yang jatuh tempo tiap bulannya
selama 26 bulan mulai tagihan dibulan Oktober 2020 hingga tagihan diposisi
upaya penggugat yang telah dilakukan adalah dengan pemberian surat peringatan
tanggal 17 Februari 2021, surat peringatan II tanggal 1 Maret 2021, dan surat
semua upaya yang telah di lakukan tidak diindahkan oleh Tergugat I dan II hingga
pengadilan Negeri Andoolo karena Tergugat I dan II tidak beritikad baik lagi36.
35
Wawancara dengan Andy Sugianto (Legal Officer PT. Sarana Sultra Ventura) tanggal
12 Juli 2023, Pukul 19:08 WITA
36
Wawancara dengan Andy Sugianto (Legal Officer PT. Sarana Sultra Ventura) tanggal
12 Juli 2023, Pukul 19:08 WITA
46
Kemudian lebih lanjut apabila kita melihat Yurisprudensi terkait dengan
kasus yang sama dalam putusan Nomor 13/Pdt.G.S/2022/PN kdi. Yang berbunyi
“pada petitum angka 3 tentang pembayaran utang pokok dan bagi hasil yang
secara lunas seluruhnya atau sisanya secara seketika dan sekaligus terhadap utang
pokok yang belum jatuh tempo tidaklah bertentangan dengan hukum sehingga
dapat dikabulkan namun terhadap kewajiban bagi hasil yang belum jatuh tempo
menurut pengadilan kewajiban tersebut tidak dapat dibebankan lagi kepada para
tergugat mengingat bagi hasil tersebut dapat dikenakan terhadap pemakaian utang
pokok pada bulan berjalan sementara bulan berjalan yang dimaksudkan belum
terlaksana karena belum jatuh tempo sebagaimana mestinya yakni berakhir pada
hukum putusan Nomor: 4/Pdt.G.S/2022/PN Adl. yang mengacu pada pasal 1243
apa yang dimaksud dengan wanprestasi sendiri, kita dapat mellihat pada
47
Mengenai apa itu prestasi, berdasarkan Pasal 1234 KUHPer, ada 3 macam
Melihat pada bentuk-bentuk prestasi pada Pasal 1234 KUHPer serta pendapat
J. Satrio dalam bukunya yang berjudul Hukum Perikatan, dapat kita lihat bahwa
wanprestasi, yang dilakukan melalui putusan pengadilan. Untuk itu kreditur harus
debitur, kreditur harus melakukan somasi terlebih dahulu yang isinya agar debitur
peringatan II tanggal 1 Maret 2021, dan surat peringatan III tanggal 5 April 2021.
37
J. Satrio, 1992, Hukum Perikatan. Bandung : Alumni. h. 122
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
49
yang memeriksa perkara gugatan sederhana Nomor:4/Pdt.G.S/2022/PN.Adl.
Telah keliru dalam menafsirkan maksud jatuh tempo pembiayaan dimana hakim
tempo pembiayaan. Apabila kita melihat akta perjanjian yang telah dibuat bahwa
Pasal 1234 KUHPer serta pendapat J. Satrio dalam bukunya yang berjudul Hukum
diperjanjikan.
menentukan “cidera janji” atau wanprestasi hanya melihat klausul perjanjian saja.
Dalam hal perjanjian pembiayaan, maka cukup melihat fakta nasabah (debitur)
membayar sesuai jumlah angsuran dan pembayaran tersebut tepat waktu (tidak
(3) UU Nomor 42 Tahun 1999 ini, bahwa wanprestasi didasarkan pada pasal 1238
50
KUH Perdata, yaitu apabila debitur dalam keadaan lalai dan oleh karenanya
wanprestasi apabila sudah disomir (ditegur) tetapi tetap saja tidak memenuhi
dianggap lalai setelah lewatnya waktu yang ditentukan. Hal tersebut telah
B. Saran
terjadi dilapangan agar tidak membuat kerugian kepada para pihak yang betul-
pembayaran tersebut selesai maka pihak kreditur sangatlah dirugikan karena tidak
dapat mengembalikan dananya yang telah terpakai dan harus menunggu hingga
akhir pembiayaan yang dimana sangat beresiko yakni rusaknya jaminan sehingga
51
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arto, Mukti, 2004, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, cet
V Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Perma No.4 Tahun 2019 Tentang Perubahan Perma No.2 Tahun 2015
Tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana
C. Sumber Lainnya
John Baldwin, 2003, Small Claims Court in the Coity Courts in England
and Wales, Oxford University Press, dalam jurnal karya Efa Laela
Fakhriah, Eksistensi Small Claims Court Dalam Mewujudkan
Tercapainta Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan,
Universitas Padjajaran, Bandung.