Anda di halaman 1dari 20

Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata

Di Pengadilan Negeri Sukoharjo


“Gugatan Waris Dan Perbuatan Melawan Hukum”
Agenda Sidang : Pembuktian Tertulis/Surat oleh Penggugat dan Tergugat
(1 kali sidang) pada hari Rabu, 15 April 2015

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas UK 3


mata kuliah Hukum Acara Perdata
Dosen Pengampu : Rini Triastuti, SH, M.Hum

Oleh :
Ari Sri Subekti
K6413009
A

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
MEI 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara
Perdata di Pengadilan Negeri Sukoharjo “Gugatan Waris dan Perbuatan
Melawan Hukum” Agenda Sidang : Pembuktian Tertulis/Surat oleh Penggugat
dan Tergugat ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Uji Kompetensi tiga Mata
kuliah “Hukum Acara Perdata” pada Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dari dosen mata kuliah ”Hukum Acara
Perdata” untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rini Triastuti,
SH, M.Hum selaku dosen pengajar.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai
pihak penulis harapkan untuk perbaikan. Penulis harapkan semoga makalah
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 05 Mei 2015

Penulis

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


ii
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................ i


Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ......................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A. Ketentuan Umum dalam perkara perdata ........................................ 3
B. Deskripsi Perkara ............................................................................ 4
C. Deskripsi Suasana Persidangan ....................................................... 9
D. Analisis Persidangan ...................................................................... 11
Bab III Penutup
A. Kesimpulan .................................................................................... 21
Daftar Pustaka
Lampiran

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


iii
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Acara Perdata adalah rangkaian peraturan-peraturan yang memuat
cara bagaimana orang harus bertindak terhadap dan dimuka pengadilan dan cara
bagaimana pengadilan itu harus bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan
berjalannya peraturan-peraturan hukum perdata (Wiryono Prodjodikoro). Tujuan
hukum perdata itu sendiri yaitu “Untuk memperoleh perlindungan hukum (agar
haknya dapat dipertahankan tidak diganggu oleh orang lain) atau setidak-tidaknya
mendekati kebenaran materiil”. Hukum acara perdata diatur di dalam HIR, RBg,
Rv, KUHAPerdata buku ke IV dan masih banyak lain.
Pembeda antara hukum acara pidana dan perdata yakni, dalam acara pidana
pihak yang berinisiatif mengajukan perkara yakni negara, sedangkan dalam acara
perdata pihak yang mengajukan perkara yakni para pihak yang bersengketa atau
para pihak yang dilanggar haknya. Dalam hukum acara perdata ruang lingkup atau
luas pokok sengketa yang diajukan kepada hakim untuk diperiksa pada asasnya
ditentukan oleh para pihak yang berperkara dan bukan oleh hakim. Terdapat dua
macam gugatan yang pertama voluntair atau permohonan biasa yang mengikat
semua orang seperti akta kelahiran, penetapan waris, yang kedua permohonan
sengketa perdata yang mengikat hanya para pihak yang berperkara saja, misalnya
pinjam-meminjam dan perceraian.
Untuk memperdalam pemahaman mahasiswa dengan teori hukum acara
perdata yang telah diajarkan dalam perkuliahan maka mahasiswa mendapat tugas
observasi ke pengedilan negeri untuk menyaksikkan persidangan dengan ini
laporan pelaksanaan persidangan hukum acara perdata dibuat.
Dalam tugas tersebut penulis memilih tempat observasi Pengadilan Negeri
Sukoharjo. Penulis mengamati salah satu persidangan perihal gugatan waris dan
perbuatan melawan hukum. Dengan demikian laporan pengamatan persidangan ini
penulis beri judul Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata di
Pengadilan Negeri Sukoharjo “Gugatan Waris dan Perbuatan Melawan
Hukum”.

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


1
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan laporan ini yaitu sebagai tugas Uji Kompetisi ke III
mata kuliyah Hukum Acara Perdata, dengan harapan atau tujuan laporan ini dapat:
1. Memperdalam pemahaman teori yang telah diberikan dalam
perkuliyahan.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang tata cara beracara
perdata di pengadilan.
3. Mengetahui suasana atau kondisi persidangan dalam acara perdata.
4. Mengetahui praktek pelaksanaan tugas dan wewenang penegak hukum.
5. Menganalisis pengamatan dalam persidangan dikaitkan dengan teori
hukum acara perdata yang didapat selama perkuliyahan.
6. Menganalisis penerapan asas hukum acara perdata dalam persidangan.

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


2
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ketentuan Umum Dalam Persidangan Perkara Perdata


Hukum acara perdata adalah : Hukum yang mengatur bagaimana
melaksanakan hukum perdata materiil, hukum yang mengatur bagaimana ditaatinya
hukum perdata materiil, atau hukum yang mengatur bagaimana caranya
mengajukan tuntutan hak. Tuntutan Hak terdapat dua janis, yang pertama tuntutan
hak yang tidak mengandung sengketa contohnya pembuatan akta dan penetapan
ahli waris, yang kedua tuntutan hak yang mengandung sengketa contohnya
perceraian, gugatan waris, dan perbuatan melawan hukum.
Kewenangan suatu pengadilan untuk mengadili terdapat dalam dua
kompetensi yakni kompetensi absolut dan kompetensi relatif. Kompetensi absolut:
pembagian kewenangan mengadili antar badan-badan pengadilan, misalnya
peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha
Negara.
Tahap-tahap proses peradilan yakni pendahuluan, penentuan, dan
pelaksanaan. Berikut bagan alur persidangan perkara perdata:

Bagian Pendahuluan:

Diperiksa biasa
G P + T tidak hadir Upaya hukum banding
U Hari sidang ditentukan
G P + T Hadir Gugatan dianggap tidak ada
(panggilan patut)
A Upaya hukum: mengajukan gugatan baru
Pasal 121,122,1,29,390
T Gugatan gugur
P tidak hadir, T hadir
A Upaya hukum:mengajukan gugatan
N baru
P hadir, T tidak hadir Perkara diperiksa dan diputus verstek
Upaya hukum: Verzet

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


3
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
Bagian Penentuan

Jawaban T
P+T Perdamaian - Eksepsi Pasal 125,133-136
Gugatan dibaca
Hadir Pasal 130 HIR - Rekonvensi Pasal 132 a+b

Tercapai  pemeriksaan berhenti  putusan perdamaian

Replik
Pembuktian P Duplik
Pembuktian T

Bagian Pelaksanaan
Derden verzet

Kesimpulan Putusan Peninjauan


Banding Kasasi Eksekusi
P, T Hakim Kembali (PK)

Perlawanan Putusan Hakim


(Verzet) In kracht van gewijde

Asas-asas hukum acara perdata meliputi Hakim bersifat menunggu, hakim


pasif, sifat terbukanya persidangan, mendengar kedua belah pihak, putusan harus
disertai alasan-alasan, tidak ada keharusan mewakilkan, dan beracara perdata
dikenakan biaya.

B. Deskripsi Perkara
1. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal : Rabu, 15 April 2015
b. Tempat : Pengadilan Negeri Sukoharjo
c. Alamat : Jl. Jendral Sudirman No. 193 Sukoharjo

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


4
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
2. Perkara
a. Jenis Perkara : Gugatan Waris dan Perbuatan Melawan Hukum
b. Nomor Pekara : 05/Pdt.G/2015/PN. Skh
c. Hakim : Moch. Koesnan S.H (Hakim Ketua)
d. Panitera : Ngadiri (Panitera Pengganti)
e. Pemohon/ Penggugat
Nama : Mahanani
Alamat : Taman Pajajaran TH.IIIE 1/24, Rt 08 Rw II.
f. Kuasa Hukum Pemohon
Nama : Hariyadi Usman Jaka Sutapa, SHMH, Advokat
Alamat : Kertonatan RT 1/ RW 8, Kartosuro Sukoharjo.
g. Alur Persidangan

Sidang ke 1 Sidang ke 2
Perdamaian gagal lanjut 18 Maret 2015
pembacaan Gugatan
Jawaban Tergugat

Sidang ke 4 Sidang ke 3
8 April 2015 25 Maret 2015
Duplik Replik

Persidangan yang diikuti Penulis

Sidang ke 5
15 April 2015
Pembuktian Tertulis/ Surat Penggugat dan Tergugat

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


5
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
Sidang ke 1
pembacaan Gugatan

1) Pada tanggal 4 Januari 2006 telah meninggal seorang perempuan yang bernama
Siti Mardiana (Kristen) dengan meninggalkan dua ahli waris yairu:
a. Ir. Pudyo Semedi (Tergugat 1) selaku suami.
b. Mahanani Sesanti (Penggugat) selaku anak.
2) Harta waris yang ditinggalkan:
a) Sebidang tanah berikut bangunan diatasnya, tertuang Sertifikat Hak milik
No. 1892 luas + 1515 m2 GS No.345/1992 tertanggal 14-1-1993 atas nama
Ny. Siti Mardiana Pudyo Semedi, terletak di desa Madegondo,
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
b) Setelah meninggalnya Ibu Siti M, tergugat 1 tanpa sepengetahuan
penggugat, membuat Surat Keterangan Warisan tertanggal 11 Juli 2007
sebagai perseorangan yang seolah-olah bahwa ahli waris hanyalah
tergugat 1 tanpa mempedulikan penggugat yang sama-sama Ahli Waris.
c) Selanjutnya dengan bekal keterangan warisan tersebut Tergugat 1 tanpa
seijin Penggugat melakukan balik nama atas harta peninggalan alm. Siti M
tersebut.
d) Setelah tanah dan bangunan yang menjadi onjek sengketa menjadi atas
nama Tergugat 1, maka oleh tergugat satu dengan bantuan Turut Tergugat
1 (Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kab. Sukoharjo) objek
sengketa tersebut dipecah atau dipisah menjadi 5 bagian yaituL:
6.1.SHM No. 03993 lias + 165 m2
6.2.SHM No. 03994 lias + 164 m2
6.3.SHM No. 03995 lias + 154 m2
6.4.SHM No. 03996 lias + 162 m2
6.5.SHM No. 03997 lias + 567 m2
e) Setelah tanah dan bangunan objek sengketa itu dipecah oleh tergugat
1 tanah-tanah tersebut dijual kepada sebagai berikut:
- Tanah dengan angka 5.1. SHM No. 03993 lias + 165 m2 oleh tergugat 1
dijual kepada Ny. Marta (tergugat II) jual beli dilakukan dihadapan turut
tergugat II. Selanjutnya oleh tergugat II tanah tersebut dijual lagi kepada

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


6
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
Tanto Dwi Atmojo, SE (Tergugat III) jual beli dilakukan dihadapan Turut
Tergugat II.
- Tanah dengan angka 5.2. SHM No. 03994 lias + 164 m2 oleh tergugat I
dijual kepada Swanti, SE (tergugat IV) jual beli dilakukan dihadapan turut
tergugat II.
- Tanah angka 5.3.SHM No. 03995 lias + 154 m2 oleh terrgugat I dijual
kepada Ny. Eko Hariyadi, SH (Tergugat V) jual beli dilakukan dihadapan
Turut Tergugat II.
- Tanah dengan angka 5.4. SHM No. 03996 lias + 162 m2 oleh tergugat I
dijual kepada Dian Novita M (Tergugat VI) jual beli dilakukan dihadapan
Turut Tergugat II.
- Tanah dengan angka 5.5. SHM No. 03997 lias + 567 m2 oleh Tergugat I
dijual kepada Novita Kusumasari (Tergugat VII) jual beli dilakukan
dihadapan Turut Tergugat II.
f) Bahwa jual beli tanah-tanah tersebut yang dilakukan Tergugat I sebagai
penjual dan Tergugat II, Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat
VII sebagai pembeli adalah tanpa sepengetahuan dan tanpa seijin
Penggugat adalah merupakan perbuatan melawan hukum oleh karena itu
jual bali tersebut adalah batal atau dibatalkan demi hukum. Demikian juga
jual beli yang dilakikan oleh Tergugat II sebagai penjual dan Tergugat III
sebagai pembeli adalah juga batal atau dibatalkan demi hukum.
g) Surat keterangan warisan yang dibuat oleh Tergugat I tanpa
mencantumkan Penggugat yang sama-sama ahli waris adalah merupakan
perbuatan melawan hukum oleh karenanya surat keterangan waris no-
tanggal 11/06/2007 yang dibuat oleh tergugat I adalah batal atau
dibatalkan demi hukum.
h) Perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat I adalah berakibat
timbulnya kerugian.

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


7
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
Kerugian material:
Kerugian Penggugat akibat tidak bekerja Rp 100.000.000,-
Jasa Pengacara Rp 100.000.000,- +
Rp 200.000.000,-
Kerugian Immateriil:
(Penggugat hidupnya tidak bersemangat, sakit-sakitan dan malu dengan
tetangga dan teman-teman) kerugian ditaksir Rp100.000.000,-
Putusan yang dimohonkan penggugat:
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas tanah dan bangunan objek
sengketa.
3. Menyatakan bahwa surat keterangan warisan dan seluruh jual beli yang
dilakukan tergugat merupakan perbuatan melawan hukum yang dapat
mengakibatkan timbulnya kerugian bagi penggugat oleh karenanya batal
atau dibatalkan demi hukum.
4. Para tergugat agar menyerahkan tanah dan bangunan untuk dibagi waris
bersama antara penggugat dan Tergugat I selaku wakil dari alm. Siti M.
5. Menghukum Tergugat I untuk membayar kerugian material dan
immaterial sebesar Rp 300.000.000,-

Sidang ke 2
18 Maret 2015
Jawaban Tergugat

Eksepsi Para Pihak Penggugat dan Turut Tergugat:


1. Menyatakan gugatan Nebis In Idem dengan perkara sebulumnya,
yakni perkara No.57/Pdt.G/2012/PN.SKH.
2. Gugatan kabur (obscuur libel)
3. Gugatan tidak sesuai dengan posita gugatan
4. Gugatan tidak memenuhi syarat-syarat formil

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


8
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
Sidang ke 3
25 Maret 2015
Replik

Menolak semua jawaban para Tergugat dan Turut Tergugat, beserta alasannya.

Sidang ke 4
8 April 2015
Duplik

Duplik Turut tergugat 1:


Bahwa Turut Tergugat satu tatap berpegang teguh pada jawaban semula yakni
perkara tersebut Nebis In Idem. Dan menyangkut pendaftaran peralihan hak atas
tanah dalam perkara A quo kepada Turut Tergugat I sudah benar sesuai prosedur.
Duplik Tergugat dan Turut Tergugat lainnya:
Menolak replik penggugat:
Tetap berpegangan bahwa gugatan tersebut kabur, menyatakan Penggugat bukan
ahli waris, gugatan Nebis In Idem, menyatakan bahwa tidakan Tergugat menjual
tanah bukan merupakan tindakan melawan hukum karena Tergugat merasa di ahli
waris tunggal yang sah.

C. Diskripsi Suasana Persidangan


Pengadilan : Pengadilan Negeri Sekoharjo
Hari/Tanggal : Rabu, 15 April 2015
Perihal perkara perdata : Gugatan Waris Dan Perbuatan Melawan
Hukum
Pukul : 12.15 -12.35 (20 menit)
Sidang ke : lima (Pembuktian Tertulis/Surat oleh
Penggugat dan Tergugat)

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


9
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
Tata letak para pihak dalam persidangan :

Panitera
Hakim Anggota Hakim Ketua Hakim Anggota
kuasa hukumnya
PENGGUGAT

TURUT TERGUGAT
II & III yang diwakili
yang diwakili

TETGUGAT I-VII
seorang kuasa
hukum

TERGUGAT II
yang diwakili
hukumnya

TURUT
kuasa

Proses Persidangan :
1. Para pihak (penggugat dan tergugat) memasuki ruang sidang;
2. Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum oleh hakim
3. Hakim membacakan agenda sidang yakni pembuktian tertulis/surat
oleh kedua belah pihak.
4. Hakim memanggil kuasa hukum penggugat untuk menyerahkan
bukti tertulis/surat yang akan dijadikan alat bukti.
5. Kemudian hakim memanggil kuasa hukum para tergugat untuk
menyarahkan bukti tertulis/surat yang akan dijadikan alat bukti.
6. Hakim memeriksa bukti tertulis/surat tersebut.
7. Hakim menawarkan kepada para pihak “Apakah sudah cukup atau
mau menambahkan bukti tertulis/surat lagi?”.
8. Para pihak menyatakan sudah cukup dan tidak ada tambahan dengan
bukti tertulis/surat yang sudah mereka kumpulkan.

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


10
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
9. Hakim menyuruh para pihak, agar saling mempelajari buktu
tertulis/surat yang sudah mereka kumpulkan.
10. Sebelum hakim menutup sidang, Hakim menanyakan kepada Kuasa
Hukum Penggugat “Apakah dipersidangan selanjutnya akan
menghadirkan saksi?“
11. Kuasa Hukum Penggugat menjawab bahwa akan menghadirkan
saksi sejumlah tiga saksi.
12. Kemudian Hakim menanyakan kepada para Kuasa Hukum Tergugat
“Apakah siap, pihak Penggugat akan menghadirkan tiga saksi
disidang berikutnya?”
13. Para Kuasa Hukum Tergugat menjawab “Siap”.
14. Selanjutnya hakim menyatakan persidangan pembuktian
tertulis/surat ditutup dan sidang dilaksanakan satu minggu lagi
dengan agenda pembuktian saksi.

D. Analisis Persidangan

Persidangan perkara perdata No. 05/Pdt.G/2015/PN.Skh yang saya saksikan


di Pengadilan Negeri Sukoharjo pada Hari Rabu, 15 April 2015 adalah tentang
Gugatan Waris dan Perbuatan Melawan Hukum. Gugatan Waris dan Perbuatan
melawan hukum merupakan tuntutan hak yang mengandung sengketa karena
mengandung ciri-ciri:
1. Terdapat penggugat, tergugat, dan pihak ketiga
2. Dilaksanakan pada peradilan sesungguhnya yakni Pengadilan Negeri
Sukoharjo
3. Tugas hakim bersifat menyelesaikan sengketa
4. Putusan hakim condemnatoir (memutus) dan constitutif (menetapkan
keadaan baru), mengikat hanya para pihak yang bersengketa.

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


11
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
Bagan alur persidangan perkara diatas :

Sidang ke 1 Sidang ke 2
Perdamaian gagal lanjut 18 Maret 2015
pembacaan Gugatan
Jawaban Tergugat

Sidang ke 4 Sidang ke 3
8 April 2015 25 Maret 2015
Duplik Replik

Persidangan yang diikuti Penulis

Sidang ke 5
15 April 2015
Pembuktian Tertulis/ Surat Penggugat dan Tergugat

Dari bagan alur diatas dapat dilihat terdapat perbedaan dengan alur persidangan
yang diterima penulis saat perkuliahan. Perbedaannya terletak pada
pembuktiannya. Teori yang diterima penulis pembuktian dilakukan oleh pihak
penggugat terlebih dahulu lalu kemudian baru tergugat. Dalam sidang yang
disaksikan penulis, pembuktian tertulis/surat penggugat dilakukan bersamaan
dengan tergugat. Setelah pembuktian tertulis selesai dilakukan pembuktian saksi,
dalam hal ini penggugat menghadirkan saksi terlebih dahulu dalam sidang
selanjutnya.
Penerapan sas-asas hukum acara perdata dalam persidangan:
1. Hakim bersifat pasif. Ruang lingkup sengketa yang diajukan ditentukan
oleh para pihak yang berperkara dan bukan oleh hakim, contoh pada kasus
tersebut hal yang dituntut gugatan waris dan perbuatan melawan hukum
maka Hakim dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut
atau mengabulkan labih dari yang dituntut.

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


12
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
2. Hakim bersifat menunggu,
Tuntutan hak yang mengajukan adalah pihak yang berkepentingan.
Pembeda antara hukum acara pidana dan perdata yakni, dalam acara pidana
pihak yang berinisiatif mengajukan perkara yakni negara, sedangkan dalam
acara perdata pihak yang mengajukan perkara yakni para pihak yang
bersengketa atau para pihak yang dilanggar haknya. Pada perkara diatas
pihak yang mengajukan tuntutan yakni pihak penggugat Ibu Mahanani yang
pada tanggal 25 Nov 2014 menyerahkan perkara pada kuasa hukumnya
yang bernama Hariyadi. Jadi ketika belum ada perkara yang masuk maka
belum ada proses peradilan.
3. Sifat terbukanya persidangan,
Seperti halnya saat penulis mengikuti sidang, hakim membuka sidang
dengan menyatakan bahwa sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum.
4. Mendengar kedua belah pihak,
Dalam proses persidangan tersebut hakim memberi kedua belah pihak
pertanyaan yang saling berkaitan.
5. Tidak ada keharusan mewakilkan,
Dalam kasus persidangan kali ini semua pihak baik penggugat atau tergugat
mewakilkan kuasa hukumnya.
6. Beracara perdata dikenakan biaya.
Biaya perkara ini meliputi biaya kepaniteraan, pemanggilan-pemanggilan,
dan pemberitahuan-pemberitahuan serta bea meterai.
Permohonan tersebut diajukan di Pengadilan Negeri Sukoharjo karena
gugatan mengenai barang tetap/ tidak bergerak yang disengketakan berada di
wilayah Sukoharjo tepatnya di desa Madegondo, Kecamatan Grogol Kabupaten
Sukoharjo (pasal 118 HIR mengenai kewenangan PN yang berhak untuk
memeriksa perkara) menyebutkan Jika gugatan mengenai barang tetap/tidak
bergerak maka diajukan kepada ketua pengadilan dimana barang tetap tersebut
terletak.

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


13
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Persidangan perkara perdata No. 05/Pdt.G/2015/PN.Skh yang saya saksikan
di Pengadilan Negeri Sukoharjo pada Hari Rabu, 15 April 2015 adalah tentang
Gugatan Waris dan Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat mengajukan gugatan
waris karena penggugat merasa berhak menjadi ahli waris alm. Siti Mardiana.
Penggugat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum yakni karena tindakan
para Tergugat yang telah menggunakan warisan untuk dirinya sendiri (Penggugat1)
tanpa mempedulikan penggugat.
Pada perkara tersebut penulis mengamati pada sidang ke lima, yakni dalam
agenda mengumpulkan bukti tertulis/surat oleh kedua belah pihak Penggugat dan
Tergugat. Sidang berjalan selama 20 menit. Sidang dilanjutkan minggu depan
dengan agenda pembuktian saksi dari pihak Penggugat.
Para pihak yang bersengketa mewakilkan para kuasa hukumnya dalam
beracara. Terdapat 3 kuasa hukum. Pertama satu orang dari pihak Penggugat, satu
orang kuasa hukum dari Turut Tergugat II, dan satu orang kuasa hukum Tetgugat
I-VII Turut Tergugat II & III yang diwakili seorang kuasa hukum.
Sidang perkara tersebut termasuk kompetensi relatif, dilaksanakan di PN
Sukoharjo karena objek sengketa berupa tanah terletak di daerah tersebut. Dalam
proses persidangannya juga telah menerapkan asas-asas hukum acara perdata.

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


14
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
DAFTAR PUSTAKA
Agus Prasetyo. 2012. Laporan Persidangan.
KUHAPerdata.
Mertokusumo, Sudikno. 2010. Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta :
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Materi Perkuliyahan

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


15
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
Lampiran
Foto kondisi di persidangan

“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata


16
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”
“Laporan Pelaksanaan Persidangan Perkara Perdata
17
di Pengadilan Negeri Sukoharjo”

Anda mungkin juga menyukai