Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


KELOMPOK KHUSUS

Disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat

Disusun Oleh:

1. Sa'adillah Wafiq (P1337420622165)


2. Zulfa Alwi Iq'tafa (P1337420622166)
3. Ambar Rahma Sari (P1337420622167)
4. Syariifah Nela Tawang Sari (P1337420622168)
5. Nindi Widianjani (P1337420622169)
6. Adi Pamungkas (P1337420622170)
7. Novita Ramadhani (P1337420622171)
8. Ellysa Rafida Azhaari (P1337420622172)

PRODI DIV KEPERAWATAN SEMARANG KELAS ALIH JENJANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah dengan ini dapat tersusun hingga selesai. Kami mengucapkan terima kasih
yang tiada tara kepada seluruh anggota kelompok yang telah membantu dalam
meyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak dalam mengerjakan
makalah dengan judul “Pendekatan dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Kelompok Khusus”. Atas kepeduliannya serta kerjasamanya kami mengucapkan
banyak kata terima kasih kiranya makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran
kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan. Bila dalam penyampaian makalah ini
ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca, dengan segala kerendahan hati
saya mohon maaf yang setulusnya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan masyarakat sangat dipengaruhi oleh
pendekatan dan strategi yang digunakan. Dalam melaksanakan pembangunan
terkadang masyarakat tidak menerima program-program yang dijalankan oleh
pemerintah dalam membangun suatu daerah, sehingga terkadang terjadi
benturanbenturan kecil yang menyebabkan terlambatnya program-program
yang akan dijalankan. Untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan suatu
pendekatan atau strategi sehingga dapat memberikan keberhasilan dalam
pembangunan. Dinamika teori pembangunan tersebut tidak terlepas dari
pemahaman terhadap konsep pembangunan yang bersifat terbuka
ujungnya.Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa implementasi konsep
pembangunan ternyata telah banyak merubah kondisi kehidupan masyarakat.
Pada sebagian komunitas, pembangunan telah mengantarkan
kehidupan mereka menjadi lebih baik bahkan sebagian dapat dikatakan
berlebihan, sementara komunitas lainnya pembangunan justru mengantarkan
mereka pada kondisi yang menyengsarakan dimana angka pengangguran,
kemiskinan menjadi semakin bertambah sejalan dengan proses pembangunan
yang dijalankan oleh pemerintah. Oleh karena itu pemahaman terhadap
pembangunan hendaklah selalu bersifat dinamis, karena setiap saat selalu
akan muncul masalah-masalah baru.
Pilihan pendekatan pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi bukan saja telah mengakibatkan berbagai bentuk ketimpangan sosial
tetapi juga menimbulkan berbagai persoalan lain seperti timbulnya akumulasi
nilainilai hedonistik, ketidak pedulian sosial, erosi ikatan kekeluargaan dan
kekerabatan, lebih dari itu pendekatan pembangunan tersebut telah
menyebabkan ketergantungan masyarakat pada birokrasi-birokrasi sentralistik
yang memiliki daya absorsi sumber daya yang sangat besar, namun tidak
memiliki kepekaan terhadap kebutuhan-kebutuhan lokal dan secara sistematis
telah mematikan inisiatif masyarakat lokal untuk memecahkan masalah-
masalah yang mereka hadapi. Program-program pembangunan yang disiapkan
harus memenuhi kebutuhan masyarakat, jangan hanya memuaskan beberapa
pihak saja tetapi harus diupayakan terdapat hubungan timbal balik bagi pihak
yang menyusun program pembangunan dan masyarakat sebagai pihak yang
mendapat pelayanan dan manfaat dari pembangunan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut penulis menyusun rumusan masalah yaitu
Bagaimana pendekatan dan strategi pemberdayaan masyarakat kelompok
khusus?
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Menjelaskan pendekatan dan strategi pemberdayaan masyarakat
kelompok khusus.
2) Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian pemberdayaan masyarakat
2. Mengetahui macam-macam jenis pendekatan pemberdayaan
masyarakat
3. Mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat
4. Mengetahui pendekatan dan strategi pemberdayaan komunitas
5. Mengetahui tahapan pemberdayaan massyarakat
6. Mengetahui engertian kelompok khusus
7. Mengetahui klasifikasi kelompok khusus
8. Mengetahui tujuan dan proses pemberdayaan kelompok khusus
9. Mengetahui sasaran pemberdayaan pada kelompok khusus
10. Mengetahui ruang lingkup kegiatan pemberdayaan pada kelompok
khusus
11. Mengetahui tahapan pelayanan kelompok khusus
D. Manfaat
Memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca dan dapat
melakukan pendekatan serta menyusun strategi pemberdayaan masyarakat
pada kelompok khusus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Menurut Afifullah (2017) pemberdayaan masyarakat mendefinisikan sebagai salah


satu bagian penting yang harus dilakukan pada saat ini karena ketidakberdayaan
masyarakat menjadi salah satu sumber permasalahan nasional yang sedang dihadapi
saat ini. Diungkapkan juga oleh Sururi, Ahmad (2015) “Pemberdayaan masyarakat
hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan akses hidup sejahtera bagi individu,
keluarga dan kelompok masyarakat terhadap sumber daya untuk melakukan proses
produktif dan kesempatan berusaha.” Untuk mencapai hal tersebut diperlukan
berbagai upaya untuk memotivasi dalam bentuk antara lain penyelenggaraan
posyandu lansia.

Pemberdayaan masyarakat didefinisikan sebagai usaha untuk meningkatkan tingkatan


sosial dalam mmasyarakat dan pribadi manusia. Ada beberapa usaha guna
meningkatkan tingkatan sosial, yakni:

a. Memotivasi, mendorong dan meningkatkan kesadaran akan potensi dan


menciptakan iklim atau suasana guna berkembang;

b. Memperkuat daya potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah postif


memperkembangkannya;

c. Penyediaan berbagai masukan dan pembukaan jalan lain ke peluang-peluang;


Upaya yang dilakukan ialah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, akses
kepada moral, teknologi tepat guna, informasi lapangan kerja dan kebutuhan pasar,
dengan segala fasilitas-falitasnya. Sumaryadi (2015)

B. PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Salah satu faktor yang dapat mendukung tercapainya sasaran kegiatan pemberdayaan
masyarakat sangat di pengaruhi oleh jenis pendekatan yang di gunakan dalam
melakukan kegiatan tersebut. Dalam hal ini pendekatan yang di maksud terkait
dengan cara yang di gunakan agar supaya masyarakat yang menjadi kelompok
sasaran kegiatan pemberdayaan bersikap terbuka dalam menerima berbagai bentuk
unsur inovasi yang semuanya itu di maksudkan agar supaya mereka dapat
melepaskan diri dari berbagai aneka rupa keterbelakangan, isolasi sosial,
keterpurukan serta ketertinggalan dalam berbagai sektor masyarakat. Oleh sebab itu
untuk memilih pendekatan yang di nilai cocok dengan kondisi sosial ekonomi dan
budaya kelompok sasaran maka pada dasarnya ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan diantaranya:

1. Pertama, kegiatan itu harus sifatnya terencana. Maksudnya program yang di


buat sebaiknya memiliki rentan waktu tertentu dengan melibatkan berbagai
elemen masyarakat seperti lembaga pemerintah, aktivis LSM, tokoh
masyarakat, pemuka agama, tokoh generasi muda dan kelompok masyarakat
yang lain yang di nilai akan memberi kontribusi yang besar bagi kegiatan
pemberdayaan tersebut.
2. Kedua, pendekatan yang di gunakan sebaiknya dalam betuk kelompok dan
tidak di lakukan secara individual. Pertimbangannya lewat pendekatan
kelompok maka kegiatan yang di laksanakan dapat berlangsung lebih efisien,
efektif serta memberi hasil yang optimal di bandingkan dengan kegiatan yang
di lakukan secara perorangan. Apalagi, tujuan utama kegiatan ini jelas lebih di
orientasikan pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan dan bukan
hanya sebatas pada satu rumah tangga.
3. Ketiga, melibatkan masyarakat secara aktif terutama kelompok yang menjadi
sasaran kegiatan pemberdayaan. Ini sangat penting mengingat partisipasi aktif
masyarakat akan memberikan manfaat secara langsung selain mereka dapat
bekerja sambil belajar untuk mempraktekkan berbagai konsep dan program
yang di sampaikan oleh para fasiitator.
4. Keempat, sasarannya harus jelas dan terarah. Artinya semua agenda kegiatan
yang tawarkan pada kelompok sasaran memiliki tujuan yang jelas termasuk di
dalamnya manfaat yang dapat di peroleh dari kegiatan itu khususnya yang
bersentuhan langsung dengan masalah pemenuhan kebutuhan manusia.
5. Kelima, kegiatan pemberdayaan masyarakat harus memiliki dana yang cukup.
Sebagaimana di ketahui bahwa program yang dirancang sedemikian rupa dan
sebaik apapun bentuknya tentu terasa sulit untuk di implementasikan apabila
tanpa di dukung oleh dana yang memadai. Di samping itu, masalah pengadaan
infratruktur termasuk alat peraga yang di perlukan bukan serta melibatkan
sejumlah tenaga professional hanya dapat di lakukan jika di tunjang oleh
sektor finansial yang cukup. Keenam, masalah faktor budaya yang dimiliki
kelompok sasaran harus pula mendapat perhatian yang serius.
Sementara itu dalam kaitannya dengan pekerja sosial maka setidaknya ada 3
jenis pendekatan yang bisa digunakan untuk membantu bagi tenaga penyuluh,
fasilitator, agen pembaharu dan aktifis LSM serta lembaga pemerintah dalam
melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat diantaranya:
1. Pendekatan Mikro
Dalam hal ini kegiatan pemberdayaan dilakukan pada kelompok sasaran
sifatnya individual misalnya dalam bentuk konseling, bimbingan serta
pengendalian stres yang mana tujuannya tentu saja dimaksudkan untuk
melatih serta memberi bimbingan bagi para kelompok sasaran (penerima
manfaat) untuk melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Dengan kata lain
model pendekatan ini biasa juga disebut dengan pendekatan yang berpusat
pada tugas.
2. Pendekatan Mezzo
Tidak seperti halnya dengan pendekatan mikro yang mana pemberdayaan
dilakukan secara individual maka justru dalam pendekatan ini
pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok penerima manfaat.Dalam
hal ini,tujuan kegiatan pemberdayaan dilakukkan terhadap sekelompok
klien dengan harapan pemanfaatan kelompok dapat difungsikan sebagai
media,pendidikan,pelatihan dan interfensi sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan keterampilan, kesadaran, membentuk sikap
serta meningkatkan kemampuan kelompok sasaran (penerima manfaat )
dalam mengatasi berbagai pesoalan yang mereka hadapi.
3. Pendekatan Makro
Untuk tipe pendekatan ini biasa juga disebut sebagai strategi sistem besar
dengan alasan penerima manfaat (klien) diarahkan pada suatu lingkungan
yang lebih luas.Selain itu ada beberapa jenis strategi yang bisa dikategorikan
dalam pendekatan makro diantaranya perencanaan sosial ,aksi sosial,
kampanye, perumusan kebijakan, lobbying serta manajemen
konflik.Disamping itu pendekatan ini juga melihat para penerima manfaat
(kelompok sasaran) sebagai kelompok yang memiliki kemampuan dalam
memahami baik itu situasi mereka sendiri maupun cara memilih strategi yang
dinilai tepat untuk mengatasinya. Disamping sejumlah pendekatan yang biasa
digunakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagaimana disebutkan
diatas maka rupanya ada pula beberapa jenis pendekatan yang dapat
digunakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kita sebut saja
misalnya model pendekatan yang digunakan Elliot (1996) yang menjelaskan
bahwa terdapat 3 jenis pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu:
4. Pendekatan Kesejahteraan.
Dengan menggunakan pendekatan ini, fokus utamanya lebih dipusatkan pada
kegiatan pemberian bantuan kepada masyarakat termasuk didalamnya bagi
mereka yang menghadapi musibah seperti bencana alam apakah itu berupa
banjir, letusan gunung berapi, kekeringan yang berkepanjangan atau dalam
bentuk bencana alam yang lain.
5. Pendekatan Pembangunan.
Adapun kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan
menggunakan model pendekatan ini yang mana lebih difokuskan pada upaya
untuk meningkatkan kemandirian, keswadayaan serta kemampuan
masyarakat.
6. Pendekatan Pemberdayaan
Dalam hal ini perlu di lakukan berbagai bentuk kegiatan pelatihan di kalangan
kelompok sasaran (klien) agar mereka bisa melepaskan diri dari kemiskinan,
keterpurukan serta ketinggalan sehingga mereka dapat membentuk suatu
kelompok yang maju dan mandiri serta bebas dari aneka ragam
ketidakberdayaan.

Sedangkan menurut Axinn (1988) Yang menyebutkan bahwa untuk


memahami lebih rinci pendekatan yang di gunakan dalam proses
pemberdayaan masyarakat maka paling tidak jenis pendekatan yang di pakai
dapat di kategorikan ke dalam kedalam beberapa tipe misalnya:

Pertama, pendekatan komunitas.

Kedua, pendekatan umum.

Ketiga, pendekatan proyek.

Keempat, pendekatan kerjasama.

Kelima, pendekatan partisipatif.

Keenam, pendekatan pelatihan dan kunjungan.

Ketujuh, pendekatan lembaga pendidikan.

Dan kedelapan, pendekatan pembangunan sistem usaha tani

C. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Menurut Sudjana (2000), agar pendidikan non formal dapat memberdayakan


masyarakat maka harus didasarkan pada lima strategi dasar yaitu:
1) Pendekatan kemanusiaan (humanistic approach). Masyarakat dipandang
sebagai subjek pembangunan dan masyarakat diakui memiliki potensi untuk
berkembang sedemikian rupa ditumbuhkan agar mampu membangun dirinya.
2) Pendekatan partisipatif (participatory approach), mengandung arti bahwa
masyarakat, lembaga-lembaga terkait dan atau komunitas dilibatkan dalam
pengelolaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
3) Pendekatan kolaboratif (collaborative approach), dalam melaksanakan
pemberdayaan masyarakat perlu adanya kerjasama dengan pihak lain
(terintegrasi) dan terkoordinasi dan sinergi.
4) Pendekatan berkelanjutan (continuiting approach), pemberdayaan masyarakat
harus dilakukan secara berkesinambungan dan untuk itulah pembinaan kader
yang berasal dari masyarakat menjadi hal yang paling pokok.
5) Pendekatan budaya (cultural approach), penghargaan budaya dan kebiasaan,
adat istiadat yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dalam pemberdayaan
masyarakat adalah hal yang perlu diperhatikan.

Berdasarkan lima pendekatan di atas, jika dipahami betul oleh para agen
pembaharu (socoal change), termasuk di dalamnya tenaga kependidikan pendidikan
non formal, akan memberikan kemudahan dalam menganalisis, mengembangkan dan
melaksanakan program-program pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah
yang sesuai serta dibutuhkan warga masyarakat. Artinya program pendidikan yang
dilaksanakan menyentuh dan mengangkat warga belajar/masyarakat menjadi lebih
baik dalam kehidupannya yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan (ekonomi),
kesadaran akan lingkungan sosialnya atau warga belajar/masyarakat yang mengerti
dan memahami bagaimana membangun dirinya (memberdayakan dirinya).
D. PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS

Pendekatan Pemberdayaan Komunitas

Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses yang
akan dilakukan.  Dalam konteks pemberdayaan, pendekatan yang digunakan akan
menentukan dan melatari strategi dan metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
Menurut Eliot dalam Mardikanto (2005), ada tiga pendekatan yang dipakai dalam
proses pemberdayaan komunitas atau masyarakat, antara lain sebagai berikut.

1) Pendekatan kesejahteraan (the walfare approach),

Pendekatan ini fokus pada pemberian bantuan kepada masyarakat untuk menghadapi
bencana alam, misalnya mereka yang terkena musibah bencana alam.

2) Pendekatan pembangunan (the development approach),

Pendekatan ini fokus perhatian pada pembangunan untuk meningkatkan kemandirian,


kemampuan, dan keswadayaan masyarakat. Sebagai contoh adalah pemberian dana
bantuan pembangunan untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat.

3) Pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach),

Pendekatan ini fokus pada upaya pengentasan kemiskinan sebagai akibat proses
politik dan berusaha memberdayakan atau melatih  rakyat untuk mengatasi   
ketidakberdayaannya.   Pendekatan   ini   dilakukan   melalui pelatihan pemberdayaan
masyarakat untuk segera terlepas dari ketidakberdayaan mereka. Misal: pemberian
modal usaha kecil.

Strategi Pemberdayaan Komunitas


Strategi diartikan sebagai langkah-langkah atau tindakan tertentuyang dilaksanakan
demi tercapainya suatu tujuan atau penerima manfaat yang dikehendaki. Strategi
pemberdayaan komunitas pada dasarnya mempunyai tiga arah, yaitu:

1) Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat

2) Pemantapan ekonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan


pembangunan yang mengembangkan peran masyarakat.

3) Modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi (termasuk


di dalamnya kesehatan), budaya dan politik yang bersumber pada partisipasi
masyarakat.

Berdasarkan tiga arah tersebut, maka strategi pemberdayaan komunitas yang


digunakan adalah sebagai berikut: 

1) Menyusun instrumen penyusunan data. Dalam kegiatan ini informasi yang


diperlukan dapat berupahasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, referensi
yang ada, dari hasil temuan dan pengamatan lapangan.

2) Membangun   pemahaman, komitmen   untuk   mendorong   kemandirian individu,


keluarga dan masyarakat.

3) Mempersiapkan   sistem   informasi, mengembangkan   sistem   analisis, intervensi


monitoring dan evaluasi pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat.

Mengacu pada Sumaryadi dalam Mardikanto (2015), mengemukakan bahwa ada 5


(lima) generasi strategi pemberdayaan, yaitu:

1) Generasi yang mengutamakan relief and welfare, yaitu strategi yang lebih
mengutamakan pada kekurangan dan kebutuhan setiap individu dan masyarakat,
seperti: sandang, pangan, papan, kesehatan,dan pendidika.
2) Strategi    community    development    atau    small    scale    reliant    local
development, yang lebih mengutamakan pada penerapan teknologi tepat guna dan
pembangunan infrastruktur.  Menurut strategi ini, pembangunan dilaksanakan dari
bawah (bottom-up approach).

3) Generasi sustainable development, yang lebih mengharapkan terjadinya


perubahan   pada   tingkat   regional   dan   nasional.   Diharapkan   terjadi perubahan
kebijakan yag keluar dari tingkat lokal ke regional, nasion al, dan internasional,
utamanya terkait dampak pembangunan yag terlalu eksploitatif,

4) Generasi untuk mengembangkan gerakan masyarakat (people movement), melalui


pengorganisasian masyarakat, identifikasi masalah dan kebutuhan lokal, serta
mobilisasi sumber daya lokal yang ada.

5) Generasi    pemberdayaan    masyarakat (empowering    people), yang


memperhatikan arti penting perkembangan, teknologi, persaingan dan kerjasama.

E. TAHAPAN TAHAPAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.

1. Tahap pertama seleksi lokasi


Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh
lembaga, pihak-pihak terkait, dan masyarakat. Penetapan kriteria ini penting
agar tujuan lembaga dalam pemberdayaan masyarakat akan tercapai serta
pemilihan lokasi dilakukan dengan sangat baik.
2. Tahap kedua sosialisasi pemberdayaan masyarakat
Sosialisasi pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang sangat
penting untuk menciptakan komunikasi serta dialog dengan masyarakat.
Sosialisasi pemberdayaan masyarakat pada masyarakat membantu untuk
meningkatkan pengertian pada masyarakat dan pihak terkait tentang program.
Proses sosialisasi sangat menentukan ketertarikan masyarakat untuk berperan
dan terlibat di dalam program.
3. Tahap ketiga proses pemberdayaan masyarakat
Tahap ini terdiri dari kegiatan:

a. kajian keadaan pedesaan partisipatif,

b. pengembangan kelompok,

c. penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan, serta

d. monitoring dan evaluasi partisipatif. Maksud pemberdayaan masyarakat


adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam
meningkatkan taraf hidupnya (tujuan umum).

Dalam proses tersebut masyarakat bersama-sama:


a. mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan, potensinya serta peluangnya;
b. menyusun rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian;
c. menerapkan rencana kegiatan kelompok; dan
d. memantau proses dan hasil kegiatannya secara terus menerus [Monitoring
dan Evaluasi Partisipatif (M&EP)].
Dalam semua kegiatan, sering dimanfaatkan teknik dan alat visualisasi yang
mendukung diskusi antara masyarakat dan memudahkan proses
pemberdayaan. Diharapkan bahwa melalui teknikteknik tersebut, proses
kajian, penyusunan rencana kegiatan, penerapan, monitoring, dan evaluasi
dilakukan secara sistematis. Teknik-teknik kajian sering disebut Participatory
Rural Appraisal (PRA). Monitoring dan evaluasi merupakan suatu tahap yang
sangat penting dan bermaksud untuk memperbaiki proses secara terus
menerus agar tujuan dapat tercapai. Aspek-aspek yang dimonitor dan
dievaluasi meliputi proses, pencapaian, dan dampak proses pemberdayaan.
4. Tahap keempat pemandirian masyarakat
F. Proses pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses pembelajaran terus
menerus bagi masyarakat dengan tujuan kemandirian masyarakat dalam
upaya-upaya peningkatan taraf hidupnya. Artinya, bahwa peran tim
pemberdayaan masyarakat akan pelan-pelan dikurangi dan akhirnya berhenti.
Peran tim pemberdayaan kelompok sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh
pengurus kelompok atau pihak lain yang dianggap mampu oleh masyarakat.
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tidak
tentu. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang akan berjalan terus
menerus.

G. PENGERTIAN KELOMPOK KHUSUS

Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik,


mental maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan
dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.

H. KLASIFIKASI KELOMPOK KHUSUS


1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan
pengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya misal:
a. Kelp. Ibu hamil

b. Kelp. Ibu bersalin.

c. Kelp. Ibu nifas.

d. Kelp. Bayi dan anak balita.

e. Kelp. Anak usia sekolah.

f. Kelp. Usia lanjut.


2. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan, diantaranya:
g. Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin)

h. Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)

i. Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, sosial)

j. Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit (WTS,


penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu).

I. TUJUAN PROSES PEMBERDAYAAN KELOMPOK KHUSUS


1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat
menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak terlalu tergantung kepada
pihak lain.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok


khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
b. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang
mereka hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat pada
kelompok.
c. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
d. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara
kesehatan mereka sendiri.
e. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain
dalam pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
f. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak
berbuat dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
g. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan
dalam menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan
pelayanan kesehatan mayarakat.

J. SASARAN PEMBERDAYAAN PADA KELOMPOK KHUSUS


1. Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Terhadap Kelompok Khusus
Lembaga – lembaga sosial kemasyarakatan yang menyelenggarakan
pemeliharaan dan pembinaan kelompok – kelompok khusus tertentu,
diantaranya:
o Panti wreda
o Panti asuhan
o Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, sosial)
o Penitipan balita
Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi
meliputi:
a. Penghuni
Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap
masalah kesehatan dan umumnya merekalah yang bermasalah baik
secara individu maupun kelompok. Dalam mengatasi permasalahan
perlu kolaborasi dengan profesi kesehatan lain maupun dengan
petugas – petugas terkait.
b. Petugas
Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan
pelayanan penghuni panti dalam mengatasi permasalahan yang
dihadapi dan merekalah yang paling mengetahui.
c. Lingkungan
Lingkungan mendapat perhatian karena dapat berpotensi menjadi salah
satu mata rantai penyebaran penyakit atau sebab kesakitan.
2. Pelayanan Kelompok Khusus Di Masyarakat
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat dilakukan melalui kelompok –
kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif
masyarakat, melalui pembentukan kader kesehatan diantara kelompok
tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas,
selain itu lahan pembinaan kelompok khusus masyarakat dapat dilakukan
melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita serta
kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.

K. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya – upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan – kegiatan
yang terorganisasi sebagai berikut:
• Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
• Penyuluhan kesehatan.
• Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok,
kader kesehatan dan petugas panti.
• Penemuan kasus secara dini.
• Melakukan rujukan medic dan kesehatan.
• Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan
petugas panti atau pusat – pusat rehabilitasi kelompok khusus.
• Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada
petugas panti, kader kesehatan.

L. TAHAPAN PELAYANAN KELOMPOK KHUSUS


1. Tahap persiapan
• Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan
jumlah panti atau pusat – pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah
binaan.
• Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan
kelompok khusus terhdap institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan terhadap kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada
di masyarakat.
• Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di panti
/institusi melalui pengumpulan data.
• Menganalisa data kelompok khusus dimasyarakat dan diinstitusi
• Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan kelompok khusus di masyarakat dan institusi.
• Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan
masalah dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok
khusus melibatkan kader kesehatan dan petugas panti
2. Tahap perencanaan
Menyusun perencanaan penanggunangan masalah kesehatan /keperawatan
bersama petugas panti (bagi yang diinstitusi) dan kader kesehatan (yang
dimasyarakat). Yang manyangkut:
• Jadwal kegiatan (Tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, kriteria
hasil).
• Jadwal kunjungan.
• Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.
3. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama,
yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan kegiatan dapat
berupa:
• Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.
• Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
• Penyuluhan kesehatan.
• Imunisasi.
• Penemuan khasus dini.
• Rujukan bila dianggap perlu.
• Pencatatan dan pelaporan kegiatan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Pendekatan yang biasa dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas
ada tiga, yaitu pendekatan kesejahteraan yang berfokus pada pemberian
bantuan kepada masyarakat, pendekatan pembangunan yang berfokus pada
pembangunan untuk meningkatkan kemandirian, kemampuan dan
keswadayaan masyarakat dan yang terakhir adalah pendekatan pemberdayaan
yang berfokus pada upaya pengentasan kemiskinan sebagai akibat dari proses
politik dan berusaha memberdayakan atau melatih masyarakat untuk
mengatasi ketidakberdayaannya seperti pemberian modal usaha kecil.
Strategi sendiri diartikan sebagai Langkah atau tindakan tertentu yang
dilakukan demi tercapainya suatu tujuan yang dikehendaki. Strategi yang
digunakan dalam pemberdayaan komunitas adalah menyusun instrumen
penyusunan data, membangun pemahaman komitmen untuk mendorong
kemandirian individu, keluarga dan masyarakat, mempersiapkan system
informasi, mengembangkan system analisis, intervensi monitoring dan
evaluasi pemberdayaan.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumber
pembelajaran dan dapat ditindaklanjuti dalam melakukan pemberdayaan
kelompok komunitas agar tujuan yang ingin diperoleh dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Hadiyanti, P. (2008). STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI


PROGRAM Puji Hadiyanti. 17(April).

Haris, Andi. 2014. “Memahami Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui


Pemanfaatan Media”, Jupiter Vol. XIIII No. 2.

https://id.scribd.com/document/503560236/MAKALAH-KEL-1-PENDEKATAN-
PEMBERDAYAAN-MASYARAKAT

https://www.mandandi.com/2021/08/pendekatan-strategi-dan-metode.html
Sutrisno, Y. N. (2017). Ilmu komunitas "Kelompok Khusus". link :
https://xdocs.tips/doc/kelompok-khusus-yohana-novitasari-
1510058docx-joz59qqy5woz

Anda mungkin juga menyukai