Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Pemberdayaan Wanita Usia Subur dalam Partisipasi KB IUD dan Implan di


Wilayah Kerja Puskesmas Wara Selatan

Ketua : Farida, S.ST.,M.Kes

NIDN : 0906078804

Dibiayai oleh STIKES Mega Buana Palopo

Nomor Kontrak: 034/STIKES/MB/PM/VIII/2018

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN (STIKES) MEGA BUANA PALOPO
PALOPO
2018
Judul Kegiatan : Pemberdayaan Wanita Usia Subur dalam Partisipasi
KB IUD dan Implan di Wilayah Kerja Puskesmas
Wara Selatan
Mitra Kegiatan : Pasangan Usia Subur
Jumlah Mitra : 15 orang
Pendidikan Mitra : SMA 10 orang
SMP. 3 orang
SD. 2 orang
Persoalan Mitra : Kurangnya pengetahua tentang KB implant dan IUD
Status Mitra Sosial : IRT
Lokasi : Wilayah Kerja Puskesmas Wara Selatan
Jarak Perguruan Tinggi ke Lokasi Mitra : 23 Km
Sarana Transportasi : Mobil
Sarana Komunikasi : Surat
Tim
Jumlah Dosen : 1 orang
Jumlah Mahasiswa : -
Gelar Akademik : S2 1 orang
Jenis Kelamin : Perempuan 2 orang
Program Studi : Konseling
Metode Pelaksanaan Kegiatan : Konseling
Evaluasi Kegiatan
Keberhasilan : Berhasil
Indikator Keberhasilan
Keberlanjutan Kegiatan di Mitra : Berlanjut
Biaya Program
STIKES Mega Buana : Rp. 19.500.000
Sumber Lain : Rp. -
Likuiditas Dana Program : Mendukung kegiatan di lapangan
Jumlah Dana Stikes Mega Buana : 19.500.000
Jumah Dana Sumber Lain : -
Kontribusi Mitra
Peranan serta mitra dalam kegiatan : Aktif
Peranan Mitra : Objek Kegaiatan
Alasan kelanjutan kegiatan mitra : Keputusan Bersama
Curriculum Vitae

I. IDENTITAS DIRI (Ketua)

1.1 Nama Lengkap Farida, S.ST, M.Kes


1.2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
1.3 NIDN 0923018902
1.4 Tempat dan Tanggal Lahir Ballttabbua/ 23 Januari 1989
1.5 Alamat Rumah Ballattabbua
1.6 No HP 082191611181
1.7 Alamat Kantor Jl. Andi Ahmad (ex. vetran)
1.8 No. Tlpn 0471- 21271
1.9 Alamat Email Farida444408@gmail.com
1.10 Mata kuliah yang diampu 1.Asuhan Keluarga Berencana dan Kespro
2.Keterampilan Dasar Kebidanan
3.Komunikasi dalam Praktik Kebidanan
4.Kebutuhan Dasar Manusia
5.Pengorganisasian dan Pengembanga
Masyarakat
6. Pengantar Praktik Kebidanan
7.Psikologi Kehamilan,Persalinan,dan Nifas

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

S1 S2
Perguruan Tinggi STIKES Mega Buana Palopo Universitas Muslin Indonesi
(UMI) Makassar
Bidang Ilmu/Keahlian DIV Bidan Pendidik Magister Kesehatan
Kesehatan Reproduksi
Tahun Masuk-Lulus 2010 – 2011 2014 – 2016
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Efektifitas Pembelajran PB Resiko Kejadian Disfungs
terhadap Kompetensi Kehamila Seksual pada Wanita Penggun
pada Mahasiswa Kebidana Kontrasepsi Suntik DMPA da
Semester III Implant
Nama Pembimbing/Promotor - Dr. Fatmayanti Gobel, SKM
M.Kes
III. PENGALAMAN PENELITIAN (Bukan Skripsi, Tesis, maupun
Disertasi) SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2016 Resiko Kejadian Disfungsi Seksual pada Wanit
Pengguna Kontrasepsi Suntik DMPA dan Implant
2. 2017 Pengaruh komunikasi terapeutik terhadap Intensitas
nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RSUD sawerigading
kota palopo
3. 2018 Pengaruh konseling terhadap minat pus menjadi aksepto
KB di wilayah kerja puskesmas Baebunta kabupaten
luwu utara
Tahun 2018

IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

No Tahun Judul Pengabdian kepada Pendanaan


Masyarakat
Sumber Jumlah (Rp)

1. 2017 Penyuluhan dampak penggunaan Kontrasepsi


DMPA dan Implant
2. 2018 Deteksi Mandiri Komplikasi Kehamilan

V. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM


JURNAL (Tidak termasuk makalah seminar/proceeding, Artikel di surat
kabar) SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR

No Tahun Judul Artikel Ilmiah Vol/No Nama Jurnal


1. 2017 Resiko Kejadian Disfungsi Seksua Vol.2 No. Jurnal Kesehatan”Pendidika
pada Wanita Pengguna Kontrasepsi ISSN: dan Pelayanan Kebidanan
Suntik DMPA dan Implant 25282409 Mega Rezky Makassar
2 2018 Pengaruh komunikasi terapeuti terhadap Vol.3 No. Jurnal Kesehatan”Pendidika
Intensitas nyeri persalina kala 1 fase aktif ISSN: 2528 dan Pelayanan Kebidanan
di RSU 2409 Mega Rezky Makassar
sawerigading kota palopo
3. 2019 Pengaruh konseling terhadap minat pus Vol.5 No. Jurnal Kesehatan”Pendidika
menjadi akseptor KB di wilayah kerja ISSN: 2528 dan Pelayanan Kebidanan
puskesmas Baebunta kabupate 2409 Mega Rezky Makassar
luwu utara

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Kompetensi.

Palopo, 16 Desember 2018

Farida, S.ST, M.Kes


NIDN. 0923018902
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan


Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, yang perlu kita didik
dan kembangkan. Diantara mereka memiliki kondisi yang berbeda-beda, ada
yang hidup berkecukupan dengan orang tua yang lengkap, tapi ada pula yang
tidak. Perhatian kita bukan hanya pada anak-anak yang hidup yang serba
kecukupan, melainkan juga pada anak yatim yang merupakan benih-benih
penerus yang perlu dukungan baik dari segi materi maupun dari segi motivasi
secara psikologis.
Kondisi anak yang semakin tidak diperlakukan secara layak menjadikan
kondisi psikologinya sedikit terganggu. Dimana anak pada usia 0-6 tahun
seharusnya masih sibuk dengan dunianya sendiri (dunia bermain). Bahkan kasih
sayang orang tua yang mereka butuhkan sangatlah penting. Pola asuh orang tua
sangatlah mempengaruhi tumbuh kembang anak pada usia dini. Dengan adanya
motif bekerja dan belum siapnya menjadi orang tualah yang menjadikan nereka
menelantarkan anak-anaknya. Bahkan tidak jarang mereka membuang dan
membunuhnya secara sadis. Seharusnya anak yang mereka lahirkan dari rahim
seorang ibu mendapatkan hak yang sama pula untuk menghirup udara segar dan
bersama keluarga yang menyayanginya..
Namun hal tersebutlah yang menjadikan Indonesia berada dalam
rangking teratas remaja yang melakukan aborsi karena alasan “kecelakaan”.
Sungguhlah miris jika mendengar hal seperti itu. Seharusnya kita sebagai
generasi muda yang akan membawa negeri ini kearah yang lebih baik sudah tidak
ada lagi perbuatan-perbuatan seperti itu.

B. Permasalahan Mitra
Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan
sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial
yang menjadi penyebab ketelantaran anak, seperti masalah sosial ekonomi, sosial
psikologi dan orang tua yang tidak bertanggungjawab akan kewajiban memenuhi
kebutuhan anak-anaknya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar
ketelantaran anak berkaitan langsung dengan lemahnya kondisi sosial ekonomi
keluarga. Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah yaitu:
1. Upaya dengan menggunakan sistem sosial panti dan sistem non panti
2. Sasaran yang ingin dijangkau adalah sasaran-sasaran terbatas yaitu: Anak
Panti Asuhan
3. Menanamkan pengertian tentang etika merokok, misalnya : a) Tidak merokok
di tempat-tempat umum, seperti gedung bioskop, bis kota, gedung-gedung
pertemuan dan sebagainya, b) Tidak merokok waktu sedang melaksanakan
tugas, mi-salnya dokter waktu memeriksa pasien, guru waktu mengajardan
sebagainya, c) Tidak merokok dekat anak-anak/bayi. Saran kami bagi anda
yang belum pernah merokok, sebaiknya anda jangan mencoba-coba merokok
karena dapat membahayakan hidup kita. Terlebih lagi di zaman yang sudah
tidak sehat ini, kita harus pandai-pandai menjaga kesehatan. Biasakanlah
untuk hidup sehat, karena hidup sehat merupakan awal dari sebuah
keberhasilan.

C. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Memberikan pemahaman mengenai sikap yang baik terhadap anak panti
2. Memberikan pemahaman tentang potensi diri.
3. Dan membantu proses pembelajaran pengetahuan umum maupun religious.

D. Manfaat Kegiatan
1. Memberikan tambahan informasi pada Bapak/ Ibu Pengasuh mengenai
pengaruh konsep diri dalam membantu penyesuaian diri remaja, sehingga
panti asuhan diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih kepada anak
asuhnya, khususnya remaja.
2. Memberikan tambahan informasi pada masyarakat dalam mendukung remaja
penghuni panti asuhan agar memiliki penyesuaian diri yang baik dalam
kehidupan bermasyarakat dan dapat lebih memperhatikan kesejahteraan
remaja penghuni panti asuhan.
3. Memberikan tambahan informasi bagi remaja tentang pentingnya konsep diri
dalam membantu penyesuaian diri remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana atau lebih akrab disebut KB adalah program skala
nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan
penduduk di suatu negara. Sebagai contoh, Amerika Serikat punya program
KB yang disebut dengan Planned Parenthood.
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna
adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran
seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Gerakan keluarga berencana
diartikan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui upaya pendewasaan usia perkawinan, pengendalian kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga
dalam rangka melembagakan dan membudidayakan norma keluarga kecil
bahagia dan sejahteraan.
Program KB juga secara khusus dirancang demi menciptakan
kemajuan, kestabilan, dan kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap
penduduknya. Apalagi, keluarga berencana juga diatur dalam UU N0 10
tahun 1992, yang dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat
kontrasepsi untuk menunda serta mencegah kehamilan.
KB implan adalah alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan
oleh wanita. DI Indonesia, KB implan ini juga disebut sebagai KB susuk.
Alat kontrasepsi ini adalah tabung plastik kecil dan fleksibel seukuran
korek api, yang berisi hormon untuk mencegah kehamilan. Tabung ini (yang
sering disebut susuk) akan dimasukkan (atau diimplan) ke dalam kulit lengan
atas. 
B. Cara Kerja Kb Implant dan IUD
Susuk yang sudah dimasukkan ke bawah kulit akan melepaskan
hormon progestin dengan kadar rendah. Kemudian, hormon tersebut akan
mencegah ovulasi (pelepasan sel telur dalam siklus bulanan). Jika seorang
wanita tidak berovulasi, ia tidak bisa hamil karena tidak ada sel telur untuk
dibuahi. Progestin yang dilepaskan oleh KB susuk juga akan menebalkan
lendir di sekitar leher rahim atau serviks. Hal ini akan mencegah sperma
untuk memasuki rahim.
Progestin juga akan menipiskan lapisan dinding rahim, sehingga jika
ada sperma yang berhasil membuahi sel telur, telur tersebut akan sulit
menempel pada dinding rahim untuk memulai kehamilan.

C. Cara Pemasangan
KB implan hanya tersedia di klinik, puskesmas, atau rumah sakit,
dan harus dipasang oleh dokter, bidan, dan petugas kesehatan yang sudah
diberi training untuk memasang susuk KB. 
Dokter mungkin akan menunda pemasangan KB ini tergantung
pada siklus menstruasi Anda, atau jika Anda sedang menggunakan metode
kontrasepsi lain.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dokter untuk memasang
KB implan:
- Proses pemasangan KB ini akan dimulai dengan memberi obat bius
pada bagian lengan yang akan dimasukkan susuk, supaya Anda tidak
merasa sakit. 
- Dokter kemudian akan menggunakan jarum kecil untuk memasukkan
tabung susuk di bawah kulit yang sudah dibuat baal tersebut.
Keseluruhan prosesnya berlangsung beberapa menit saja. Setelah
susuk dipasang, Anda dianjurkan untuk tidak mengangkat barang berat
dulu selama beberapa hari.
Anda harus kembali datang ke dokter/klinik/puskesmas untuk
mengganti susuk dengan yang baru, setelah 3 tahun atau sesuai dengan
anjuran dokter. Saat sudah lewat masanya, susuk akan berhenti berfungsi
dan tidak lagi melindungi Anda dari kehamilan.

D. Mengeluarkan KB Implant
Untuk mengeluarkan susuk, kulit Anda akan dibius lagi, kemudian
dibuat sayatan kecil untuk menarik keluar susuk. Anda sebenarnya tak
perlu menunggu sampai tiga tahun untuk mengganti atau mengeluarkan
KB implan, sehingga kapanpun Anda ingin melepasnya, ini bisa
dilakukan. Namun ingat, jangan pernah mencoba untuk melepas KB susuk
ini sendiri. Prosedur ini harus dilakukan oleh tenaga medis profesional.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Strategi Pelaksanaan Kunjungan


Sasaran utama program ini adalah seluruh Wanita Usia Subur. Program ini
dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada ibu-ibu/ wanita usia subur yang
tidak mengetahui atau takut menggunakan KB Implant dan IUD. Peserta dalam
program kunjungan dan pembelajaran ini merupakan wanita usia subur yang
secara sukarela dan inisiatif untuk mengikuti program karena keinginan mereka
untuk belajar dan memiliki pengetahuan yang baik.

B. Persiapan Melakukan Langkah Konseling


Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan
terlebih dahulu. Kemudian mengadakan kontrak dengan masyarakat khususnya
pasangan usia subur berkaitan dengan tempat dan waktu akan dilaksanakannya
kunjungan. Sedangkan materi kunjungan sudah dipersiapkan sebelum kegiatan
dengan menggunakan note book, infokus dan leaflet yang akan diberikan sesudah
kegiatan konseling KB.

C. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah Pasangan Usia Subur

D. Lokasi, Waktu dan Durasi Kegiatan


1. Lokasi Kegiatan
Kegiatan konseling Keluarga Berencana di Kecamatan Bupon
2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan ini dilaksanakan, pada hari Sabtu, 18 Januari 2018.
Berlangsung dari pukul 09.00 sampai 11.30 WITA.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan
1. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini adalah pasangan usia subur 15 orang di kecamatan
Bupon.
2. Proses Jalannya Kegiatan
a. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan.
b. Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WITA.
c. Kegiatan kunjungan dilakukan dengan penyampaian tentang:
d. Memberikan pemahaman tentang potensi diri.
1. Memberikan pemahaman mengenai keluarga berencana
2. Memberikan pemahaman tentang proses pemasangan dan pengeluaran
KB implant dan IUD
3. Memberikan pembelajaran pengetahuan tentang kelebihan dan
kekurangan.

B. Fokus Utama dan Luaran Kegiatan PkM


Luaran yang diharapkan dari teralisasinya program konseling pada wanita
usia subur adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat kelebihan dan
kekurangan menggunakan KB implant dan IUD. Menjadikan program ini sebagai
program yang berkelanjutan dan dapat diterapkan di beberapa kecamatan atau
setiap daerah. Akhir kegiatan program ini diharapkan terciptanya semangat ibu-
ibu untuk berkeinginana belajar.
C. Rincian Anggaran Biaya

1. Honor
Honor Honor/Jam Waktu Minggu Honor (Rp)
(Rp) (jam/minggu)
Peneliti 12.000 8 12 1.152.000
Total 1.152.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Total (Rp)
Pemakaian (Rp)
Kertas A4 Print Surat, 5 rim 35.000 175.000
Proposal dan
Laporan Hasil
ATK (Pulpen) 1 Dos 25.000 25.000
Amplop 1 Dos 25.000 25.000
Map Plastik 1 Pak 20.000 20.000
Tinta Warna dan 1 Paket - 400.000
Hitam
Penjilidan Laporan akhir 4 rangkap 25.000 100.000
Bundel 4 buah 25.000 100.000
Total 845.000
3. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Total (Rp)
Pemakaian (Rp)
Printer Print persuratan, 1 buah 1.000.000 1.000.000
draft, hasil
simulasi
Spanduk 3x1 1 buah 53.000 53.000
Semabako 1.500.000
Total 2.553.000,-
4. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Total (Rp)
Perjalanan (Rp)
Transportasi Perjalanan 250.000
(premium), ke
lokasi PP
Administrasi 200.000
Mitra
Total 450.000,-
Total Anggaran 19.500.000
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat kami simpulkan sebagai berikut


pentingnya memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pemilihan KB
Implant, IUD dan KB lainnya.
Oleh karena itu, kami menyarankan perlu adanya kerjasama antara petugas
dan masyarakat sekitar agar wanita usia subur dapat memilih kontrasepsi yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Pusat Data dan


Informasi Keluarga Berencaan. Jakarta : Kemenkes RI

Nelson, Anita L., Massaoudi, N. (2016). New Development in Intrauterone


Device Use : Focus on The US. Open Acces Journal of Contraception. Vol 7
(127-141)

Pratama, R. Putri. Oktaria D. (2016). Efektivitas Intrauterine Device (IUD)


Sebagai Alat Kontrasepsi. Majority. Vol 5 (138-141) Prawihardjo.S (2013).
Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo.

Saifuddin, A.B. (2013). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Anda mungkin juga menyukai