Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

KATA PENGATAR............................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian................................................................................................................
B. Tujuan......................................................................................................................
C. Indikasi....................................................................................................................
D. Kontraindikasi.........................................................................................................
E. Jenis jenis.................................................................................................................
F. Pelaksanaan atau tata cara disertai tindakan...........................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi
gejala atau menyembuhkan penyakit. Teknik pemberian obat didapati ada berbagi
macam cara, diantaranya secara oral, parenteral, dermal, bucal, sublingual dan
sebagainya. Yang akan dibahas lebih lengkap dalam makalah kali ini adalah
pemberian obat atau sediaan parenteral (Perry Potter, 2001). "sediaan parenteral
merupakan sediaan seteril yang biasa diberikan dengan berbagai rute. "ediaan
parenteral ini merupakan sediaan unik diantara  bentuk obat yang terbagi#bagi, karena
sediaan ini disuntikan melalui kulit atau membrane mukosa kebagian dalam tubuh.
$enis pemberian parenteral yang  paling umum adalah intra %ena, intra muscular,
subkutan, intrakutan dan intra spinal. Pada umumnya pemberian secara parenteral
dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat, seperti pada keadaan gawat bila
penderita tidak  dapat diajak bekerjasama, tidak sadar atau bila obat tersebut tidak
e&ekti&  dengan cara pemberian yang lain (Perry Potter, 2001). "Salah satu tugas
terpenting dari seorang perawat adalah memberikan obat yang aman dan akurat
kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk  mengobati klien yang
memiliki masalah klien. Obat bekerja menghasilkan e&ek terapeutik yang bermanfaat
. 'Walaupun obat menguntungkan klien dalam  banyak hal, beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau  berpotensi menimbulkan e&ek yang
berbahaya bila tidak tepat diberikan (Perry Potter, 2001) . Seorang perawat memiliki
tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan,
memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien
menggunakannya dengan benar  dan berdasarkan pengetahuan (Perry Potter, 2001)
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Injeksi intramuskuler ( IM ) adalah pemberian obat / cairan dengan cara
dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Lokasi penyuntikan dapat dilakukan
pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring),
dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid), paha bagian depan (Rectus
Femoris), daerah ventro gluteal (M. Gluteus Medius).
B. TUJUAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULAR
Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorpsi obat lebih cepat
disbanding dengan pemberian secara subcutan karena lebih banyaknya suplai darah di
otot tubuh .
Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar obat yang diberikan melalui
subcutan. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi iritasi obat.
Namun perawat harus nerhati-hati dalam melakukan injeksi secara intramuscular karena
cara ini dapat menyebabkan luka pada kulit dan rasa nyeri dan rasa takut pad pasien.
C. LOKASI INJEKSI INTRAMUSKULAR
1. Paha (vastus lateralis)
Posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. Area ini terletak antar sisi median
anterior dan sisi midlateral paha. Otot vastus lateralis biasanya tebal dan tumbuh
secara baik pada orang deawasa dan anak-anak. Bila melakukan injeksi pada bayi
disarankan menggunakan area ini karena pada area ini tidak terdapat serabut saraf dan
pemubuluh darah besar. Area injeksi disarankan pada 1/3 bagian yang tengah. Area
ini ditentukan dengan cara membagi area antara trokanter mayor sampai dengan
kondila femur lateral menjadi 3 bagian, lalu pilih area tengah untuk lokasi injeksi.
Untuk melakukan injeksi ini pasian dapat diatur miring atau duduk.
2. Vastus lateralis
Pada orang dewasa m. Vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha bagian luar.
Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit diatasnya perlu ditarik atau sedikit
dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
Indikasi : - Bayi dan anak-anak
Dosis obat 1 – 4 ml (1 – 3 ml u/ bayi)
Langkah:
Posisikan os telentang atau duduk.
Temukan trochanter terbesar dan kondilus femur lateral. Area suntik : 1/3 tengah dan
aspek antero lateral paha.
Volume ideal antara 1 – 5 ml (untuk bayi 1 – 3 ml).
3. Ventrogluteal
Posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau panggul
miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini juga disebut area von hoehstetter.
Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak
terdapat pembuluh darah dan saraf besar. Area ini ini jauh dari anus sehingga tidak
atau kurang terkontaminasi.
Indikasi : - Orang dewasa dan anak-anak
Dosis obat 1 – 3 cc, 20 – 23 gauge, 1 – ½ inch jarum.
Langkah :
Posisikan os telentang lateral
Letakan tangan kanan anda pada pinggul kiri pasien pada trochanter mayor atau
sebaliknya, posisikan jari telunjuk sehingga menyentuh SIAS (Spina Iliaca Anterior
Superior). Kemudian gerakkan jari tengah anda sejauh mungkin menjauhi jari
telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka jari telunjuk dan jari tengah anda akan
membentuk huruf V. Suntikan jarum ditengah-tengah huruf V, maka jarum akan
menembus M.Gluteus Medius.
Volume suntikan ideal antara 1 – 4 ml
Ventro Gluteal (M. Gluteus Medius)

4. Lengan atas (deltoid)


Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks
menyilangi abdomen atau pangkuan. Area ini dapat ditemukan pada lengan atas
bagian luar. Area ini jarang digunakan untuk injeksi intramuscular karena mempunyai
resiko besar terhadap bahaya tertusuknya pembuluh darah, mengenai tulang atau
serabut saraf. Cara sederhana untuk menentukan lokasi pada deltoid adlah meletakkan
dua jari secara vertical dib awah akromion dengan jari yang atas diatas akromion.
Lokasi injeksi adalah 3 jari dibawah akromion.
Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi. Namun, kekurangannya adalah area
penyuntikan kecil, jumlah obat yang ideal (antara 0,5 – 1 mm).
Jarum disuntikan kurang lebih 2,5 cm tepat dibawah tonjolan akromion.
Organ penting yang mungkin terkena adalah arteri brachialis atau nervus radialis. Hal
ini terjadi apabila kita menyuntik terlalu jauh kebawah.
Minta pasien untuk meletakkan tangan di pinggul, dengan demikian tonus ototnya
akan berada pada kondisi yang mudah disuntik dan dapat mengurangi nyeri.
Letak deltoid dan cara injeksi IM pada deltoid
5. Dorsogluteal
Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat harus teliti dan hati- hati sehingga
injeksi tidak mengenai saraf skiatik dan pembuluh darah. Lokasi ini dapat digunakan
pada orang dewasa dan anak-anak diatas usia 3 tahun, lokasi ini tidak boleh
digunakan pada anak dibawah 3 tahun karena kelompok usia ini otot dorsogluteal
belum berkembang. Salah satu cara menentukan lokasi dorsogluteal adalah membagi
area glutael menjadi kuadran-kuadran. Area glutael tidak terbatas hanya pada bokong
saja tetapi memanjang kearah Kristal iliaka. Area injeksi dipilih pada kuadran area
luar atas.
Perlu diingat :
Paling mudah dilakukan, namun angka terjadinya komplikasi paling tinggi.
Hati-hati terhadap nervus sciatus dan arteri glutea superior.
Volume suntikan ideal adalah antara 2-4 ml.
Minta pasien berbaring ke samping dengan lutut sedikit fleksi.
Indikasi : dosis 1 – 3 cc, (≤ 5 cc), 20 – 23 gauge, 1 – ½ inch jarum, sudut 90⁰
KI: anak < 2 tahun atau os berbadan kurus
Dorsogluteal (M. Gluteus Maximus)
6. Rectus femoris
Pada orang dewasa, m. Rectus femoris terletak pada sepertiga tengah paha bagian
depan. Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau
sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat. Volume
injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml). Lokasi ini jarang digunakan,
namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto-injection, misalnya pasien
dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan
steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.

D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI INJEKSI INTRAMUSKULAR


Indikasi:
Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi
kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.

Kontraindikasi :
Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di
bawahnya.
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MELAKUKAN INJEKSI
INTRAMUSKULAR
Pemberian obat secara injeksi dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka kita
harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Tempat injeksi.
2. Jenis spuit dan jarum yang digunak
3. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
4. Kondisi atau penyakit klien.
5. Obat yang tepat dan benar.
6. Dosis yang diberikan harus tepat.
7. Pasien yang tepat.
8. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.

F. GOLONGAN OBAT YANG TERMASUK DALAM INJEKSI INTAMUSKULAR


Contoh Obat yang sering diinjeksikan dengan cara intramuskular / IM adalah:
 Metoclopramide
 Codein
 Suntikan KB
 Vaksin
 Suspensi Penisilin
 Hormon Kelamin
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Injeksi intramuskuler adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke
jaringan otot dengan menggunakan spuit. Injeksi intramuskuler  digunakan untuk
pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan. Dan
tempat yang bisa dilakukan untuk injeksi intramuskuler  adalah eltoid5lengan
atas,orso gluteal5otot panggul,8astus lateralis,;ektus &emoralis. )lat alat yang
digunakan dalam melakukan tindakan injeksi intramuskuler adalah Dandscoon
pasang, "puit steril + ml atau ml atau spuit imunisasi,/ak instrument,:om berisi
kapas alcohol,Perlak dan  pengalas,/engkok,Obat injeksi dalam %ial atau
ampul,a&tar pemberian obat,:ikir ampul bila diperlukan,'askom larutan klorin
0,C,Tempat cuci tangan,Danduk5lap tangan,:apas alkohol.

B. Saran
Setiap tindakan medis harus dilakukan secara benar. /enar pasien,benar  obat,dan
benar cara
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2014).Kebutuhan dasar Manusia Untuk Keperawatan.Jakarta: Trans Info Media.


Ganiswara, S. G. 2003. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta : FKUI.
Mc Evoy et.al. (2005) Drug Information, American Society of Health System Pharmacist,
Wisconsin,
Rute untuk Administrasi Obat. (2003) Lampiran Panduan Perawatan Darurat . Kesehatan
Manitoba.
Shulman R, et.al. (1998) Injectable Drug Administration Guide, The Pharmacy Department
University College London Hospital.
Sigalingging, G. (2013).Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta: EGC.
Trissel LA. (2007) Handbook on Injectable Drugs, 14th Ed, Bethesda, American Society of
Health System Pharmacist.
Wagiran. (2015). Keterampilan Dasar.Jakarta: Trans Info Media.
Winotopradjoko, M; dkk. 2006. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: ISFI.

Anda mungkin juga menyukai