PROBABILITAS
Statistika Industri
Konsep Probablitas
1. Event / Kejadian
2. Elementary Event
CONTOH Kartu merah dari setumpuk kartu biasa, seorang pemilih yang memilih
kandidat dari Partai Republik.
3. Variabel acak
• INTERPRETASI Variabel acak adalah variabel yang tidak memiliki nilai data sampai
uji coba eksperimental dilakukan atau pertanyaan survei diajukan dan dijawab.
Penggunaan ini memungkinkan untuk membedakan variabel acak dari
penggunaan variabel di bab sebelumnya di mana nilai data sudah diketahui
sebelum berbagai metode deskriptif diterapkan.
• Variabel acak adalah diskrit, di mana nilai numerik yang mungkin adalah
sekumpulan bilangan bulat; atau kontinu, di mana nilai yang mungkin adalah angka
apa pun dalam rentang tertentu.
4. Kemungkinan
five, or six dots. “Rolling a die and turning up an even number of dots”
would be an example of an event formed from three elementary events
(rolling a two, four, or six).
Probabilitas dapat dikembangkan
untuk kejadian elementer dari
variabel acak atau kelompok
kejadian gabungan. Misalnya, ketika
menggelindingkan dadu standar
bersisi enam (lihat ilustrasi di bawah),
ada enam kemungkinan kejadian
dasar yang sesuai dengan enam sisi
dadu yang berisi satu, dua, tiga,
empat, lima, atau enam titik. .
“Melempar sebuah dadu dan
memunculkan titik-titik dalam jumlah
genap” akan menjadi contoh
kejadian yang terbentuk dari tiga
kejadian dasar (melempar dua,
empat, atau enam). Probabilities are formally stated as decimal numbers in the range of 0 to 1. A
r t an t probability of 0 indicates an event that never occurs (such an event is known
im po
Probabilitas secara formal dinyatakan sebagai bilangan desimal dalam
kisaran 0 hingga 1. Probabilitas 0 menunjukkan peristiwa yang tidak pernah
terjadi (peristiwa semacam itu dikenal sebagai peristiwa nol). Probabilitas 1
menunjukkan peristiwa tertentu, peristiwa yang harus terjadi. Misalnya, saat
melempar dadu, mendapatkan tujuh titik adalah kejadian nol, karena itu
tidak akan pernah terjadi, dan mendapatkan enam titik atau kurang adalah
kejadian tertentu, karena kita akan selalu berakhir dengan hasil yang
memiliki enam titik atau kurang.
5. Collectively Exhaustive Events / Sample Space
CONTOH: Kepala dan ekor dalam lemparan koin, laki-laki dan perempuan,
keenam muka dadu.
Aturan Probabilitas
1. ATURAN 1: Probabilitas suatu kejadian harus antara 0 dan 1. Nilai
probabilitas terkecil yang mungkin adalah 0. Kita tidak dapat memiliki
probabilitas negatif. Nilai probabilitas terbesar yang mungkin adalah 1,0.
Kita tidak dapat memiliki probabilitas lebih besar dari 1,0.
rolling a die, the probability of turning up an even face (two, four, or six
dots) is 0.50, the sum of 1/6 and 1/6 and 1/6 (3/6, or 0.50).
5. ATURANRULE 5: Jika kejadian
5 If events in a dalam suatu himpunan
set are mutually saling
exclusive and eksklusif
collectively dan lengkap secara
exhaustive,
kolektif (collectively exhaustive),
the sum jumlah probabilitasnya
of their probabilities must add up harus
to 1.0. berjumlah 1,0.
EXAMPLE The events of a turning up a face with an even number of dots
CONTOH: Peristiwa munculnya muka dengan jumlah titik genap
and turning up a face with an odd number of dots are mutually exclusive dan kemunculan muka
denganand jumlah titik ganjil adalah saling eksklusif dan lengkap
collectively exhaustive. They are mutually exclusive, because even and secara kolektif. Mereka
saling eksklusif,
odd cannotkarena genap dan ganjil
occur simultaneously on atidak
singledapat
roll ofterjadi secara
a die. They are bersamaan
also col- pada satu
lemparan dadu.
lectively Mereka because
exhaustive, juga lengkap secara
either even or odd kolektif,
must occurkarena
on agenap atau ganjil harus
particular
terjadi roll.
padaTherefore,
lemparan fortertentu. Oleh
a single die, thekarena itu, untuk
probability sebuah
of turning up a dadu tunggal,
face with an probabilitas
munculeven sisior genap
odd faceatau
is the ganjil
sum of adalah penjumlahan
the probability of turningprobabilitas muncul
up an even face plus sisi genap
ditambahthe probabilitas
probability ofmuncul
turning sisi
up anganjil
oddatau 1,0,
face or 1.0,sebagai berikut:
as follows:
RULE 6 If two events A and B are not mutually exclusive, the probability of
6. ATURAN 6: Jika dua peristiwa A dan B tidak saling lepas, probabilitas terjadinya
peristiwa A atau peristiwa B adalah jumlah dari probabilitas keduanya yang terpisah
dikurangi probabilitas terjadinya secara bersamaan (disebut probabilitas gabungan).
and in the second event). Because the joint probability has been “double
counted,” it must be subtracted to provide the correct result.
7. ATURAN 7: Jika dua kejadian A dan B saling bebas, probabilitas terjadinya
RULE 7 If two events A and B are independent, the probability of both kedua kejadian A dan B
sama dengan perkalian
events Adari
and Bprobabilitas masing-masing.
occurring is equal to the product Dua kejadian
of their respectivesaling bebas jika
kemunculan satu kejadian sama sekali
probabilities. tidakare
Two events mempengaruhi
independent if probabilitas
the occurrencekejadian
of one kedua.
event in no way affects the probability of the second event.
CONTOH: Saat melempar dadu, setiap lemparan dadu merupakan peristiwa yang berdiri sendiri,
EXAMPLE When rolling a die, each roll of the die is an independent event,
karena tidak ada lemparan yang dapat mempengaruhi lemparan lainnya.
because no roll can affect another (although gamblers who play dice games Oleh karena itu, untuk
menentukan probabilitas
sometimes wouldbahwa
like to dua
thinklemparan
otherwise).berturut-turut akan memunculkan
Therefore, to determine the prob- muka dengan
lima titik, kita akan
ability thatmengalikan probabilitas
two consecutive rolls bothuntuk
turn upmemunculkan muka
the face with five dots,tersebut
you pada lemparan
pertama (1/6)woulddengan kemungkinan
multiply the probability memunculkan muka
of turning up that facetersebut pada
on roll one (1/6)lemparan
by kedua. (juga
1/6). Kita dapat mengungkapkan
the probably of turning upini that
sebagai berikut:
face on roll two (also 1/6). You can express
this as follows:
P (muka dengan lima titik pada lemparan pertama dan muka dengan lima titik pada lemparan dua) =
P (face with five dots on roll one and face with five dots on roll two) =
P (muka dengan lima titik pada lemparan pertama) X P (muka dengan lima titik
P (face with five dots on roll one) ! P (face with five dots on roll two)pada lemparan dua)
1 1
= ×
6 6
1
= = 0.028
36
RULE 8 If two events A and B are not independent, the probability of both
events A and B occurring is the product of the probability of event A
8. ATURAN 8 Jika dua kejadian A dan B tidak saling bebas, probabilitas terjadinya
kedua kejadian A dan B adalah perkalian probabilitas kejadian A dikali
probabilitas bersyarat kejadian B yang terjadi, mengingat kejadian A telah
terjadi.
Jika penonton terdiri dari 30 wanita dan 20 pria (50 orang), berapa probabilitas
bahwa dua kontestan pertama yang terpilih adalah pria? Probabilitas
kontestan pertama adalah laki-laki hanyalah 20/50 atau 0,40. Namun,
Menetapkan Probabilitas
CONTOH: Menetapkan probabilitas melempar dadu dan memunculkan muka dengan tiga
titik.
2. Pendekatan Empiris
3. Pendekatan Subjektif
Soal Latihan
1. Jika dua kejadian sama-sama lengkap (collectively 3. Jika dua kejadian saling lepas (mutually exclusive), berapa
exhaustive), berapa probabilitas salah satunya terjadi? probabilitas keduanya terjadi pada waktu yang sama?
(a) 0 (a) 0
(d) Tidak dapat ditentukan dari informasi yang diberikan (d) Tidak dapat ditentukan dari informasi yang diberikan
2. Jika dua kejadian sama-sama lengkap, berapa 4. Jika kejadian A tidak dipengaruhi oleh kejadian B, maka
probabilitas keduanya terjadi pada waktu yang sama? kejadian A dan B dikatakan sebagai:
(d) Tidak dapat ditentukan dari informasi yang diberikan (d) Tidak satu pun dari yang di atas
(Gunakan uraian masalah berikut saat menjawab 6. Probabilitas seseorang yang dipilih secara acak
pertanyaan 5 sampai 9) lebih menyukai hamburger atau ayam adalah:
(d) (85/200)
8. Probabilitas seorang individu yang dipilih secara acak lebih menyukai hamburger adalah:
(a) 0/200
(b) 120/200
(c) 75/200
(d) 200/200
9. Probabilitas individu yang dipilih secara acak lebih suka hamburger atau laki-laki adalah:
(a) 0/200
(b) 125/200
(c) 160/200
(d) 200/200
(d) 200/200
10. The smallest possible value for a probability is __________.
References