Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM DARING

TERMODINAMIKA
“HUKUM 1 TERMODINAMIKA”

Disusun oleh :
Bella Radisa Cahyaning
(K230020)

S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2022
A. Judul
Hukum I Termodinamika

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menjelaskan proses-proses termodinamika
2. Mahasiswa mengetahui hubungan tekanan (P) dengan volume (V) gas dalam ruang
tertutup
3. Mahasiswa mengetahui hubungan tekanan (P) dengan suhu (T) dalam ruang tertutup
4. Mahasiswa mengetahui hubungan volume (V) dengan suhu (T) dalam ruang tertutup

C. Dasar Teori
Termodinamika merupakan suatu ilmu pengetahuan yangmembahas hubungan antara
panas dan kerja yangmenyebabkanperubahansuatuzat.Maksudnya apabila suatu zat atau benda
diberi panas makasuhunya dinaikkan. Termodinamika mempelajari fenomena panas, energi
dan kerja yangdilakukan pada suatu proses termodinamika. Dalam hal ini benda menjadi
fokusperhatian disebut sistem, sedang yang lainnya disekitarnya disebut lingkungan.Sistem
dipisahkan dari lingkungan oleh dinding pembatas.
Hukum I termodinamika atau biasa disebut hukum konservasi energi. Bunyi hukum I
termodinamika adalah “energi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan hanya dapat dirubah
dari satu bentuk ke bentuk lainya”. Sesuai dengan hukum ini energi yang dilepas sama dengan
energi yang diterima. Hukum pertama Termodinamika menghubungkan kerja dan perpindahan
panas dengan perubahan energi internal suatu sistem dan merupakan pernyataan umum
kekekalan energi. (Giancoli, 2005) Hukum pertama termodinamika menghubungkan
perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada
sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Petrucci, 1987).
Jadi masuk akal untuk memperluas prinsip kerja-energi dan mengusulkan hukum penting
perubahan energi internal dari sistem tertutup. ∆𝑈 akan sama dengan energi yang ditambahkan
ke sistem dengan pemanasan dikurangi kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungan.
Dalam bentuk persamaan dapat ditulis :
∆𝑈 = 𝑄 − 𝑊
Dimana Q adalah panas yang dtambahkan ke sistem dan W adalah usaha yang dilakukan oleh
sistem. Persamaan diatas dikenal dengan hukum 1 termodinamika. (Giancoli, 2005)
Dalam proses termodinamika terdapat beberapa kondisi sifat diantaranya adalah
isothermal, isokhorik dan isobarik. Proses isotermal merupakan suatu proses perubahan
keadaan sistem pada suhu tetap (Raymond, 2010). Pada proses ini berlaku persamaan
𝑃𝑉 = konstan
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
OIeh karena gasnya ideal dan prosesnya kuasi-statis, kita dapat menggunakan Persamaan
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 tntuk setiap titik pada lintasannya.

Proses isokhorik adalah perubahan keadaan gas pada volume tetap (Sears & Salinger,
1975). Nilai volume yang tidak mengalami perubahan akan membuat besar usaha sama dengan
nol. Kondisi ini sesuai dengan persamaan usaha pada proses isokorik yaitu (𝑊 = 𝑃 × 𝛥𝑉 =
𝑃 × 0 = 0). Perubahan tekanan yang terjadi (positif atau negatif), usaha yang dilakukan oleh
gas dalam proses isokhorik adalah nol (𝑊 = 0). Berdasarkan uraian tersebut, proses isokhorik
diperoleh
𝑃2 𝑃1
=
𝑇2 𝑇1
Proses isokhorik adalah perubahan keadaan gas pada volume tetap (Sears & Salinger,
1975). Nilai volume yang tidak mengalami perubahan akan membuat besar usaha sama dengan
nol. Kondisi ini sesuai dengan persamaan usaha pada proses isokorik yaitu (𝑊 = 𝑃 × 𝛥𝑉 =
𝑃 × 0 = 0). Perubahan tekanan yang terjadi (positif atau negatif), usaha yang dilakukan oleh
gas dalam proses isokhorik adalah nol (𝑊 = 0). Berdasarkan uraian tersebut, proses isokhorik
diperoleh
𝑃2 𝑃1
=
𝑇2 𝑇1

Proses isobarik adalah perubahan keadaan gas pada tekanan tetap (Sears & Salinger,
1975). Jika sejumlah kalor diberikan kepada sistem dengan tekanan tetap, volumenya akan
bertambah seiring pertambaham kalor yang masuk. Ini berarti sistem melakukan usaha.
Berdasarkan uraian tersebut, pada proses isobarik berlaku persamaan:
𝑉2 𝑉1
=
𝑇2 𝑇1
Sedangkan besarnya usaha yang dilakukan = luasan yang diarsir grafik, maka
𝑉𝑏

𝑊 = 𝑃 ∫ 𝑑𝑉 = 𝑃 (𝑉𝑏 − 𝑉𝑎 )
𝑉𝑎

Kelemahan pada pendekatan hukum pertama Termodinamika adalah bahwa hukum ini
tidak memperhitungkan terj adinya penurunan kualitas energi (Lewerissa, 2018).
D. Alat dan Bahan
1. Laptop/Komputer
2. Koneksi Internet
3. Simulasi Phet Colorado

E. Langkah Percobaan
1. Link simulasi phet dibuka
https://phet.colorado.edu/sims/html/gas-properties/latest/gas-properties_en.html
2. Opsi “ideal” dipilih

3. Kegiatan 1 (Isotermal)
a. Centang (√) Width diklik untuk mengetahui panjang kotak.
b. Partikel diatur “Heavy” sebesar 200 N

c. Suhu diatur menjadi 300 K


d. ‘Temperatur’ pada papan Hold Constant diklik
e. Panjang kotak diubah menjadi 5 nm, kemudian tekanan dicatat

f. Langkah a-e diulangi dengan mengubah panjang kotak menjadi 6, 7, 8, 9 nm sehingga


didapatkan 5 data

4. Kegiatan 2 (Isokhorik)
a. Refresh dipilih untuk kembali ke setelan awal
b. Centang (√) Width diklik untuk mengetahui panjang kotak.
c. Partikel diatur ‘Heavy’ sebesar 100 N
d. Panjang diatur 5 nm
e. ‘Volume’ pada papan Hold Constant diklik
f. Suhu diubah menjadi 300 K, kemudian tekanan dicatat
g. Langkah b-f diulangi dengan mengubah suhu menjadi 350, 400, 450, 500 K sehingga
didapatkan 5 data

5. Kegiatan 3 (Isobarik)
a. Refresh dipilih untuk kembali ke setelan awal
b. Centang (√) Width untuk mengetahui panjang kotak diklik
c. Partikel diatur ‘Heavy’ sebesar 200 N
d. Panjang kotak diatur menjadi maksimal yaitu 15 nm
e. ‘Pressure ↕ 𝑉 pada papan Hold Constant diklik

f. Suhu diatur menjadi 300 K, kemudian panjang kotaknya dicatat


g. Langkah b-f diulangi dengan mengubah suhu menjadi 250, 200, 150, 100 K sehingga
didapatkan 5 data.

F. Tabel Pengamatan
Kegiatan 1
No Suhu Jumlah Panjang Tekanan Volume (𝑳) 𝑷 × 𝑽 (𝒂𝒕𝒎. 𝑳)
(°𝑲) Gas (𝒏𝒎) (𝒂𝒕𝒎) 𝒏𝑹𝑻
𝑽 =
𝑷
1 300 200 5 46,7 1,75 × 10−22 8,17 × 10−21
2 300 200 6 38,9 2,10 × 10−22 8,17 × 10−21
3 300 200 7 33,4 2,44 × 10−22 8,17 × 10−21
4 300 200 8 29.5 2,76 × 10−22 8,17 × 10−21
5 300 200 9 26,0 3,14 × 10−22 8,17 × 10−21

Kegiatan 2
No Panjang Jumlah Suhu (°𝑲) Tekanan (𝒂𝒕𝒎) 𝑷 𝒂𝒕𝒎
( )
(𝒏𝒎) Gas 𝑻 °𝑲

1 5 100 300 11,6 0,0386


2 5 100 350 13,4 0,0383
3 5 100 400 15,7 0,0392
4 5 100 450 17,8 0,0395
5 5 100 500 19,5 0,039

Kegiatan 3
No Tekanan Jumlah Suhu Panjang Volume (𝑳) 𝑽 𝑳
( )
(𝒂𝒕𝒎) Gas (°𝑲) (𝒏𝒎) 𝒏𝑹𝑻 𝑻 °𝑲
𝑽 =
𝑷

1 15,6 200 300 15 5,23 × 10−22 1,74 × 10−24


2 15,6 200 250 12,5 4,35 × 10−22 1,74 × 10−24
3 15,6 200 200 10 3,48 × 10−22 1,74 × 10−24
4 15,6 200 150 7,5 2,61 × 10−22 1,74 × 10−24
5 15,6 200 100 5 1,74 × 10−22 1,74 × 10−24
G. Pengolahan Data
Berdasarkan data percobaan, cari volume (V) pada kegiatan 1 dan 3 dengan menggunakan
persamaan:
𝒏𝑹𝑻
𝑽=
𝑷
𝑎𝑡𝑚 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑠
dimana tetapan gas ideal atau 𝑅 = 0,082 𝐿. 𝑚𝑜𝑙 . 𝐾 , 𝑛= 6,02×1023

Kegiatan 1:
1. Data 1 dengan panjang 5 nm dan tekanan 46,7 atm
Mencari volume, dengan persamaan
𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(300)
𝑉=
46,7
10−21
𝑉 = 8,17 × 46,7

𝑉 = 1,75 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟


Mencari 𝑃 × 𝑉
𝑃 × 𝑉 = 46,7 × (1,75 × 10−22 )
𝑃 × 𝑉 = 8,17 × 10−21 𝑎𝑡𝑚. 𝐿

2. Data 2 dengan panjang 6 nm dan tekanan 38,9 atm


Mencari volume, dengan persamaan
𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(300)
𝑉=
38,9
10−21
𝑉 = 8,17 ×
38,9
𝑉 = 2,10 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
Mencari 𝑃 × 𝑉
𝑃 × 𝑉 = 38,9 × (2,10 × 10−22 )
𝑃 × 𝑉 = 8,17 × 10−21 𝑎𝑡𝑚. 𝐿

3. Data 3 dengan panjang 7 nm dan tekanan 33,4 atm


Mencari volume, dengan persamaan
𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(300)
𝑉=
33,4
10−21
𝑉 = 8,17 ×
33,4
𝑉 = 2,44 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
Mencari 𝑃 × 𝑉
𝑃 × 𝑉 = 33,4 × (2,44 × 10−22 )
𝑃 × 𝑉 = 8,17 × 10−21 𝑎𝑡𝑚. 𝐿

4. Data 4 dengan panjang 8 nm dan tekanan 29,5 atm


Mencari volume, dengan persamaan
𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(300)
𝑉=
29,5
10−21
𝑉 = 8,17 ×
29,5
𝑉 = 2,76 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
Mencari 𝑃 × 𝑉
𝑃 × 𝑉 = 29,5 × (2,44 × 10−22 )
𝑃 × 𝑉 = 8,17 × 10−21 𝑎𝑡𝑚. 𝐿

5. Data 5 dengan panjang 9 nm dan tekanan 26,0 atm


Mencari volume, dengan persamaan
𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(300)
𝑉=
26,0
10−21
𝑉 = 8,17 ×
26,0
𝑉 = 3,14 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
Mencari 𝑃 × 𝑉
𝑃 × 𝑉 = 26,0 × (2,44 × 10−22 )
𝑃 × 𝑉 = 8,17 × 10−21 𝑎𝑡𝑚. 𝐿

Kegiatan 2:
𝑃
Mencari pada data:
𝑇

1. Suhu 300°𝐾 dan tekanan 11,6 atm


𝑃 11,6
=
𝑇 300
𝑃 𝑎𝑡𝑚
= 0,0386
𝑇 °𝐾
2. Suhu 350°𝐾 dan tekanan 13,4 atm
𝑃 13,4
=
𝑇 350
𝑃 𝑎𝑡𝑚
= 0,0383
𝑇 °𝐾
3. Suhu 400°𝐾 dan tekanan 15,7 atm
𝑃 15,7
=
𝑇 400
𝑃 𝑎𝑡𝑚
= 0,0392
𝑇 °𝐾
4. Suhu 450°𝐾 dan tekanan 17,8 atm
𝑃 17,8
=
𝑇 450
𝑃 𝑎𝑡𝑚
= 0,0395
𝑇 °𝐾
5. Suhu 500°𝐾 dan tekanan 19,5 atm
𝑃 19,5
=
𝑇 500
𝑃 𝑎𝑡𝑚
= 0,039
𝑇 °𝐾

Kegiatan 3:
1. Suhu 300°𝐾 dan panjang 15 nm
𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(300)
𝑉=
15,6
𝑉 = (1,74 × 10−24 )(300)
𝑉 = 5,23 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑉
Mencari 𝑇

𝑉 5,23 × 10−22
=
𝑇 300
𝑉 𝐿
= 1,74 × 10−24
𝑇 °𝐾
2. Suhu 250°K dan panjang 12,5 nm
𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(250)
𝑉=
15,6
𝑉 = (1,74 × 10−24 )(250)
𝑉 = 4,35 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑉
Mencari 𝑇

𝑉 4,35 × 10−22
=
𝑇 250
𝑉 𝐿
= 1,74 × 10−24
𝑇 °𝐾
3. Suhu 200°K dan panjang 10 nm
𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(200)
𝑉=
15,6
𝑉 = (1,74 × 10−24 )(200)
𝑉 = 3,48 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑉
Mencari 𝑇

𝑉 3,48 × 10−22
=
𝑇 200
𝑉 𝐿
= 1,74 × 10−24
𝑇 °𝐾

4. Suhu 150°K dan panjang 7,5 nm


𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(150)
𝑉=
15,6
𝑉 = (1,74 × 10−24 )(150)
𝑉 = 2,61 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑉
Mencari 𝑇

𝑉 2,61 × 10−22
=
𝑇 150
𝑉 𝐿
= 1,74 × 10−24
𝑇 °𝐾

5. Suhu 100°K dan panjang 5 nm


𝑛𝑅𝑇
𝑉=
𝑃
(33,2 × 10−23 )(0,082)(100)
𝑉=
15,6
𝑉 = (1,74 × 10−24 )(100)
𝑉 = 1,74 × 10−22 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑉
Mencari 𝑇

𝑉 1,74 × 10−22
=
𝑇 100
𝑉 𝐿
= 1,74 × 10−24
𝑇 °𝐾

H. Analisis Data
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan untuk membuktikan
kebenaran mengenai hukum termodinamika I mengenai energi yang tidak dapat di ciptakan
dan di musnahkan melainkan energi hanya berubahdari bentuk satu ke bentuk lainnya.
Praktikum ini memiliki empat tujuan yaitu pertama agar mahasiswa dapat menjelaskan proses-
proses termodinamika. Yang kedua, agar mahasiswa mengetahui hubungan tekanan (P) dengan
volume (V) gas dalam ruang tertutup. Yang ketiga, agar mahasiswa mengetahui hubungan
tekanan (P) dengan suhu (T) dalam ruang tertutup. Yang keempat, agar mahasiswa mengetahui
hubungan volume (V) dengan suhu (T) dalam ruang tertutup. Kemudian dalam praktikum ini
terdapat 3 kegiatan, yaitu proses isotermal, proses isokhorik, dan proses isobarik. Alat dan
bahan yang diperlukan pada praktikum ini yaitu laptop, koneksi internet, dan simulasi PhET
Colorado.

Hukum I termodinamika atau biasa disebut hukum konservasi energi. Bunyi hukum I
termodinamika adalah “energi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan hanya dapat dirubah
dari satu bentuk ke bentuk lainya”. Sesuai dengan hukum ini energi yang dilepas sama dengan
energi yang diterima. Hukum pertama Termodinamika menghubungkan kerja dan perpindahan
panas dengan perubahan energi internal suatu sistem dan merupakan pernyataan umum
kekekalan energi. (Giancoli, 2005) Hukum pertama termodinamika menghubungkan
perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada
sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Petrucci, 1987).

Jadi masuk akal untuk memperluas prinsip kerja-energi dan mengusulkan hukum
penting perubahan energi internal dari sistem tertutup. ∆𝑈 akan sama dengan energi yang
ditambahkan ke sistem dengan pemanasan dikurangi kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap
lingkungan. Dalam bentuk persamaan dapat ditulis :
∆𝑈 = 𝑄 − 𝑊

Dimana Q adalah panas yang dtambahkan ke sistem dan W adalah usaha yang
dilakukan oleh sistem. Persamaan diatas dikenal dengan hukum 1 termodinamika. (Giancoli,
2005)

Dalam proses termodinamika terdapat beberapa kondisi sifat diantaranya adalah


isothermal, isokhorik dan isobarik. Proses isotermal merupakan suatu proses perubahan
keadaan sistem pada suhu tetap (Raymond, 2010). Pada proses ini berlaku persamaan

𝑃𝑉 = konstan

𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2

OIeh karena gasnya ideal dan prosesnya kuasi-statis, kita dapat menggunakan
Persamaan 𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 tntuk setiap titik pada lintasannya.

Proses isokhorik adalah perubahan keadaan gas pada volume tetap (Sears & Salinger,
1975). Nilai volume yang tidak mengalami perubahan akan membuat besar usaha sama dengan
nol. Kondisi ini sesuai dengan persamaan usaha pada proses isokorik yaitu (𝑊 = 𝑃 × 𝛥𝑉 =
𝑃 × 0 = 0). Perubahan tekanan yang terjadi (positif atau negatif), usaha yang dilakukan oleh
gas dalam proses isokhorik adalah nol (𝑊 = 0). Berdasarkan uraian tersebut, proses isokhorik
diperoleh

𝑃2 𝑃1
=
𝑇2 𝑇1

Proses isokhorik adalah perubahan keadaan gas pada volume tetap (Sears & Salinger,
1975). Nilai volume yang tidak mengalami perubahan akan membuat besar usaha sama dengan
nol. Kondisi ini sesuai dengan persamaan usaha pada proses isokorik yaitu (𝑊 = 𝑃 × 𝛥𝑉 =
𝑃 × 0 = 0). Perubahan tekanan yang terjadi (positif atau negatif), usaha yang dilakukan oleh
gas dalam proses isokhorik adalah nol (𝑊 = 0). Berdasarkan uraian tersebut, proses isokhorik
diperoleh

𝑃2 𝑃1
=
𝑇2 𝑇1
Proses isobarik adalah perubahan keadaan gas pada tekanan tetap (Sears & Salinger,
1975). Jika sejumlah kalor diberikan kepada sistem dengan tekanan tetap, volumenya akan
bertambah seiring pertambaham kalor yang masuk. Ini berarti sistem melakukan usaha.
Berdasarkan uraian tersebut, pada proses isobarik berlaku persamaan:

𝑉2 𝑉1
=
𝑇2 𝑇1

Sedangkan besarnya usaha yang dilakukan = luasan yang diarsir grafik, maka

𝑉𝑏

𝑊 = 𝑃 ∫ 𝑑𝑉 = 𝑃 (𝑉𝑏 − 𝑉𝑎 )
𝑉𝑎

Praktikum Hukum 1 Termodinamika ini dilakukkan secara daring dengan langkah-


langkah sebagai berikut, yaitu membuka link simulasi PhET di
https://phet.colorado.edu/sims/html/gas-properties/latest/gas-properties_en.html kemudian
memilih ideal. Untuk kegiatan 1 (Isotermal) langkah pertama mencentang Width untuk
mengetahui panjang kotak, kemudian mengatur partikel pada “Heavy” sebesar 200 N,
mengatur suhu menjadi 300K selanjutnya mengklik “Temperatur” pada papan Hold Constant,
mengubah panjang kotak menjadi 5 nm, kemudian mencatat tekanan. Setelah selesai
mengulangi langkah pada kegiatan 1 dengan mengubah panjang kotak menjadi 6, 7, 8, 9 nm
sehingga mendapatkan 5 data. Untuk kegiatan 2 (Isokhorik) langkah pertama memilih refresh
untuk kembali ke setelan awal, kemudian mencentang Width untuk mengetahui panjang kotak,
selanjutnya mengatur partikel pada “Heavy” sebesar 100 N, mengatur panjang menjadi 5 nm.
Setelah itu mengklik “Volume” pada papan Hold Constant, mengubah suhu menjadi 300 K
dan mencatat tekanannya. Mengulangi langkah pada kegiatan 2 dengan mengubah suhu
menjadi 350, 400, 450, 500 K sehingga mendapatkan 5 data. Untuk kegiatan 3 (Isobarik)
langkah pertama memilih refresh untuk kembali ke setelan awal. Langkah berikutnya yaitu
mencentang Width untuk mengetahui panjang kotak kemudian mengatur partikel pada
“Heavy” sebesar 200 N. Mengatur panjang kotak menjadi maksimal yaitu 15 nm, setelah itu
mengklik “Pressure” pada papan Hold Constant, mengubah suhu menjadi 300 K dan mencatat
tekanannya. Mengulangi langkah pada kegiatan 3 dengan mengubah suhu menjadi 250, 200,
150, 100 K sehingga mendapatkan 5 data.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukkan memperoleh hasil percobaan sebagai berikut.
Pada kegiatan 1 yaitu proses isothermal diambil 5 data. Setelah dilakukan pengolahan data
terdapat hubungan antara tekanan (𝑃) dengan volume (𝑉) dengan grafik sebagai berikut.

Hubungan antara Tekanan dan Volume


3.50E-22

3.00E-22

2.50E-22
Volume (Liter)

2.00E-22

1.50E-22

1.00E-22

5.00E-23

0.00E+00
0 10 20 30 40 50
Tekanan (atm)

Pada kegiatan pertama atau dapat disebut dengan isotermal. Ketika volume sebesar
1,75 × 10−22 𝐿 mendapatkan tekanan sebesar 4,67 atm. Saat volume sebesar 2,10 ×
10−22 𝐿 mendapatkan tekanan sebesar 38,9 atm. Saat volume sebesar 2,44 × 10−22 𝐿
mendapatkan tekanan sebesar 33,4 atm. Saat volume sebesar 2,76 × 10−22 𝐿 mendapatkan
tekanan sebesar 29,5 atm. Saat volume sebesar 3,14 × 10−22 𝐿 mendapatkan tekanan sebesar
26 atm. Pada tabel P x V, didapatkan bahwa hasilnya adalah
8,17 × 10−21 𝑎𝑡𝑚. 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟. Dari data percobaan, didapatkan grafik hubungan antara Tekanan
dan Volume berupa grafik linear. Sehingga dapat dituliskan secara matematis hubungan V dan
P adalah berbanding terbalik, dimana
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2. Hasil percobaan sesuai dengan dasar teori isotermal dimana terjadi perubahan
keadaan gas pada suhu yang tetap.

Pada kegiatan 2 yaitu proses isokhorik diambil 5 data. Setelah dilakukan pengolahan data
terdapat hubungan antara tekanan (𝑃) dengan suhu (𝑇) dengan grafik sebagai berikut.
Hubungan antara Tekanan dan Suhu
600

500

400
Suhu
300

200

100

0
0 5 10 15 20 25
Tekanan (atm)

Pada kegiatan kedua atau dapat disebut dengan isokhorik berdasarkan praktikum yang
dilakukan memperoleh 5 data kemudian mencari 𝑃/𝑇 untuk masing-masing. Pada data 1
dengan suhu 300°𝐾 dan tekanan 11,6 atm mendapatkan 𝑃/𝑇 = 0,0386 atm/°K. Pada data 2
dengan suhu 350°𝐾 dan tekanan 13,4 atm memperoleh 𝑃/𝑇 = 0,0383 atm/°K . Pada data 3
dengan suhu 400°𝐾 dan tekanan 15,7 atm mendapatkan 𝑃/𝑇 = 0,0392 atm/°K. Pada data 4
dengan suhu 450°𝐾 dan tekanan 17,8 atm memperoleh 𝑃/𝑇 = 0,0395 atm/°K. Pada data 5
dengan suhu 500°𝐾 dan tekanan 19,5 atm mendapatkan 𝑃/𝑇 = 0,039 atm/°K. Dari data hasil
percobaan grafik hubungan antara tekanan dan suhu berupa linear. Sehingga secara matematis
𝑃1 𝑃2
hubungan P dan T adalah berbanding lurus, dimana = . Hasil percobaan sesuai dengan
𝑇1 𝑇2

dasar teori isokhorik dimana perubahan keadaan gas pada suhu yang berubah sebanding
dengan perubahan keadaan gas.

Pada kegiatan 2 yaitu proses isokhorik diambil 5 data. Setelah dilakukan pengolahan
data terdapat hubungan antara tekanan (𝑃) dengan suhu (𝑇) dengan grafik sebagai berikut.
Hubungan antara Volume dan Suhu
350

300
Volume (Liter) 250

200

150

100

50

0
0.00E+00 1.00E-22 2.00E-22 3.00E-22 4.00E-22 5.00E-22 6.00E-22
Suhu (K)

Pada kegiatan ketiga atau dapat disebut dengan isobarik berdasarkan praktikum yang
dilakukan memperoleh 5 data kemudian mencari 𝑉/𝑇 untuk masing-masing. Untuk data 1
dengan suhu 300°𝐾 dan panjang 15 nm mendapatkan volume sebesar 5,23 × 10−22 𝐿 dan
𝑉
nilai = 1,74 × 10−24 𝐿/°𝐾. Untuk data 2 dengan suhu 250°𝐾 dan panjang 12,5 nm
𝑇
𝑉
mendapatkan volume 4,35 × 10−22 𝐿 dan nilai = 1,74 × 10−24 𝐿/°𝐾. Untuk data 3
𝑇
𝑉
dengan suhu 200°𝐾 dan panjang 10,0 nm mendapatkan volume 3,48 × 10−22 𝐿 dan nilai 𝑇 =

1,74 × 10−24 𝐿/°𝐾. Untuk data 4 dengan suhu 150°𝐾 dan panjang 7,5 nm mendapatkan
𝑉
volume sebesar 3,61 × 10−22 𝐿 dan nilai = 1,74 × 10−24 𝐿/°𝐾. Untuk data terakhir yaitu
𝑇

data 5 dengan suhu 100°𝐾 dan panjang 5,0 nm memperoleh besar volume 1,74 × 10−22 𝐿
𝑉
dan 𝑇
= 1,74 × 10−24 𝐿/°𝐾. Dari data hasil percobaan grafik hubungan antara suhu dan

tekanan berupa grafik linear. Sehingga secara matematis hubungan V dan T adalah berbanding
𝑉1 𝑉
lurus dimana = 𝑇2 . Hasil percobaan sesuai dengan dasar teori isobarik dimana terjadi
𝑇1 2

perubahan gas pada tekanan tetap dengan volume yang berubah sebanding dengan perubahan
suhu.

Termodinamika berhubungan dengan bidang ilmu lain seperti pada bidang ilmu kimia
dan fisika. Penerapan prinsip termodinamika yang ada dalam kehidupan sekitar yaitu pada
bidang industri, kesehatan, transportasi dan lainnya. Salah satu penerapan hukum
termodinamika 1 dalam kehidupan yaitu penggunaan AC. AC berfungsi untuk mengatur
temperatur ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan
cara pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas sehingga menjadi
cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat mengontrol motor
kompresor untuk mengatur temperatur ruangan.

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Proses-proses termodinamika yaitu proses isotermal, proses isokhorik, dan proses
isobarik. Proses isotermal adalah proes perubahan keadaan sistem pada suhu tetap.
Proses isokhorik adalah perubahan keadaan gas pada volume tetap.
Proses isobarik adalah perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
2. Volume gas dalam suatu ruang tertutup sangat bergantung pada tekanan dan suhunya.
Apabila tekanan gas meningkat, maka volume gas akan berkurang (pada suhu gas
tetap). Sebaliknya apabila tekanan gas berkurang, maka volume gas akan meningkat
(pada suhu gas tetap). Hubungan tekanan (𝑃) dengan volume (𝑉) gas dalam ruang
tertutup secara matematis dapat ditulis 𝑃𝑉 atau 𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
3. Apabila suhu gas meningkat, maka tekanan gas juga akan meningkat (pada volume gas
tetap). Sebaliknya apabila suhu gas berkurang, maka tekanan gas juga akan berkurang
(pada volume gas tetap). Sehingga hubungan tekanan (P) dengan suhu (T) dalam ruang
tertutup yaitu tekanan gas akan berbanding lurus dengan suhu gas. Hubungan tekanan
𝑃 𝑃 𝑃1
(𝑃) dengan suhu (𝑇) dalam ruang tertutup secara matematis dapat ditulis 𝑇 atau 𝑇2 = 𝑇1
2

4. Apabila volume gas meningkat, maka suhu gas juga akan meningkat (pada tekanan
tetap). Sebaliknya apabila volume gas berkurang, maka suhu gas juga akan berkurang
(pada tekanan tetap). Sehingga hubungan volume (V) dengan suhu (T) dalam ruang
tertutup yaitu volume gas berbanding lurus dengan suhu gas. Hubungan volume (𝑉)
𝑉 𝑉 𝑉
dengan suhu (𝑇) dalam ruang tertutup secara matematis dapat ditulis 𝑇 atau 𝑇2 = 𝑇1
2 1
DAFTAR PUSTAKA (minimal 1 buku dan 2 jurnal)
Giancoli, D. C (2005). Physics: Principles with Applications. Sixth edition. London: Prentice Hall
International, Inc.
Lewerissa, Y. J. (2018). Analisis Energi Pada Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Pltu)
Dengan Cycle Tempo. Jurnal Voering, 3(1), 23. https://doi.org/10.32531/jvoe.v3i1.85
Petrucci, R. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Raymond, S. & J. (2010). Fisika Untuk Sains dan Teknik Buku Kedua Edisi Enam terj. Chriswan
Sungkono.
Sears, F. W., & Salinger, G. L. (1975). Thermodynamics, kinetic theory, and statistical
thermodynamics. 454.
http://books.google.com/books?ei=c5aFUKm2GJCk0AXJnIHACA&id=3gRRAAAAMAAJ
&pgis=1

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai