Pada gambar 1, termometer adalah sistem, yaitu sesuatu yang akan kita amati,
sedangkan lilin yang di sebelahnya adalah lingkungan, yaitu segala sesuatu yang
akan mempengaruhi atau berinteraksi secara langsung dengan sistem
(termometer). Sedangkan lilin lainnya adalah semesta, yang ada di sekeliling sistem
namun tidak akan mempengaruhi atau berinteraksi dengan sistem.
Terdapat tiga jenis sistem, yaitu (1) sistem terisolasi, (2) sistem tertutup dan
(3) sistem terbuka. Pada dasarnya, termodinamika mempelajari interaksi sistem
dengan lingkungan berupa transfer energi panas (Q) atau kerja (W).
Page 1 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
memungkinkan sistem menjadi terisolasi, maka massa, jumlah partikel dan suhu air
akan senantiasa terjaga tetap.
Sistem tertutup memungkinkan suatu benda tidak akan mengalami perubahan
massa dan jumlah partikel, tetapi bisa mengalami perubahan suhu. Contohnya
adalah air panas dalam gelas. Air panas sebagai sistem sedangkan udara di luar gelas
adalah lingkungan. Dikarenakan gelas adalah suatu wadah tertutup, maka massa
dan jumlah zat akan tetap, sedangkan suhu dari air bisa saja menurun karena
berinteraksi dengan udara atau lingkungan.
Sistem tertutup dapat dibagi menjadi beberapa keadaan, seperti (2a) berada
pada wadah pembatas adiabatik yaitu suatu wadah yang memungkinkan sistem
dan lingkungan tidak diperbolehkan bertukar energi panas (Q), (2b) berada pada
wadah pembatas isokhorik yaitu suatu wadah yang memungkinkan sistem dan
lingkungan tidak diperbolehkan bertukar kerja (W). (2c) berada pada wadah
pembatas isobarik yaitu suatu wadah yang memungkinkan sistem dan lingkungan
bertukar energi panas (Q) dan kerja (W).
Sistem terbuka memungkinkan suatu benda mengalami perubahan massa,
jumlah zat dan suhu sehingga sistem dan lingkungan bebas bertukar energi panas
dan kerja. Contohnya adalah samudra, air laut (sistem) di samudra bisa saja
jumlahnya berkurang karena proses penguapan karena pemanasan oleh matahari
(lingkungan) atau bertambah karena proses hujan, begitu pula suhu air laut (sistem)
yang bisa saja meningkat disiang hari karena proses pemanasan oleh matahari
(lingkungan) atau penurunan suhu air laut di malam hari.
Pada BAB ini, fokus pembahasan adalah suatu gas pada sistem tertutup yang
memenuhi persamaan PV = nRT atau PV = NkT.
Usaha Gas pada Proses Isobarik. Saat suhu gas bertambah, saat itu juga
volume gas bertambah. Bertambahnya volume gas dapat mendorong benda lain di
luar sistem. Proses isobarik adalah keadaan ideal suatu gas secara maksimal
melakukan usaha. Grafik P – V proses isobarik, menjelaskan bahwa tekanan tetap
saat volume yang bertambah akibat suhu yang bertambah.
Proses Isobarik
Page 2 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Usaha Gas pada Proses Isokhorik. Saat suhu gas bertambah, saat itu juga
tekanan gas bertambah. Grafik P – V proses isokhorik, menjelaskan bahwa volume
tetap saat tekanan yang bertambah akibat suhu yang bertambah. Adapula proses
lainnya yaitu Isotermik dan Adiabatik.
Proses Isokhorik
Page 3 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA
B C
A
Latihan Eksperimen Mudah
1. Siapkan benda berbahan logam (boleh sendok/garpu yang berbahan logam)
dan benda berbahan kayu (boleh stick es krim). Masukkan kedua benda
tersebut ke dalam kulkas (bisa di bagian bawah, bagian tengah atas (freezer).
Tunggu sampai 1-2 malam mereka berdiam diri di dalam kulkas. Setelah 1-2
malam, ambillah kedua benda tersebut secara bersamaan. Videokan saat proses
pengambilannya, sembari jelaskan benda mana yang paling dingin saat
pertama kali Anda menyentuh mereka berdua ?
A. Kedua benda sama-sama dingin,
B. Logam lebih dingin dari pada kayu,
C. Kayu lebih dingin dari pada logam,
D. Kedua benda tidak dingin.
Jika Anda sudah memahami materi Teori Kinetik Gas mengenai usaha gas dan
energi dalam gas, maka Anda akan dengan lebih mudah memahami Hukum ke Satu
Termodinamika. Berikut pengulangan materi usaha gas dan energi dalam gas.
Page 4 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
USAHA GAS
Contoh Soal Mudah
2. Suatu gas melakukan proses isobarik pada tekanan 200 Pa. Akibat suhu gas
yang meningkat, volume gas ikut meningkat yang semula 0,2 m3 menjadi
volume akhir 0,8 m3. Usaha yang dilakukan oleh gas ideal / sistem tersebut
adalah ....
𝑊 = 𝑃 . (𝑉2 − 𝑉1 )
𝑊 = 200 𝑃𝑎 . (0,8 𝑚3 − 0,2 𝑚3 )
𝑊 = 200 𝑃𝑎 . (0,6 𝑚3 )
𝑊 = 120 𝐽
Page 5 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Cat. Jangan terbalik menentukan V1 awal dan V2 akhir yang bergantung arah anak
panah
6. Suatu gas monoatomik memiliki suhu 277 ℃. Jika terdapat 4 partikel, maka gas
tersebut memiliki energi dalam gas ... .
1
𝑈=𝑁. .𝑓 .𝑘 .𝑇
2
1 𝐽
𝑈=𝑁. . 3 . 1,38 𝑥 10−23 𝐾 . 550 𝐾
2
Page 6 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
HUKUM 1 TERMODINAMIKA
𝑄 = 𝑊 + ∆𝑈
300 J = 120 J + ∆𝑈
300 J − 120 J = ∆𝑈
180 J = ∆𝑈
Page 7 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
8. Perhatikan gambar berikut terkait proses
isobarik suatu gas yang menyerap kalor 3000 J.
Berapa besar energi dalam gas ?
𝑊 = 𝑃 . (𝑉2 − 𝑉1 )
𝑊 = 50 𝑃𝑎 . (8 𝑚3 − 2 𝑚3 )
𝑊 = 200 𝑃𝑎 . (6 𝑚3 )
𝑊 = 1.200 𝐽
𝑄 = 𝑊 + ∆𝑈
3000 J = 1200 J + ∆𝑈
3000 J − 1200 J = ∆𝑈
1800 J = ∆𝑈
1
𝑈=𝑁. .𝑓 .𝑘 .𝑇
2
1 𝐽
𝑈 = 6 𝑥 1023 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 . 2 . 3 . 1,38 𝑥 10−23 𝐾 . 300 𝐾
𝑄 = 𝑊 + ∆𝑈
558,90 J = W + (Uakhir – Uawal)
558,90 J = W + (3.726 J – 3.390,66 J)
558,90 J = W + 335,34 J
558,90 J – 335,34 J = W
223,56 J = W
Page 8 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Latihan Soal Mudah
10. Perhatikan gambar berikut terkait proses
isobarik suatu gas yang melepas kalor -60 J.
Berapa besar energi dalam gas ?
1
𝑈=𝑁. .𝑓 .𝑘 .𝑇
2
1 𝐽
𝑈 = 0,36 𝑥 1023 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 . 2 . 3 . 1,38 𝑥 10−23 𝐾 . 280 𝐾
𝑉1 𝑇
= 𝑇1
𝑉2 2
7 𝑚3 280 𝐾
=
3 𝑚3 𝑇2
3 𝑚3
𝑇2 = 280 𝐾 . 7 𝑚3
𝑇2 = 120 𝐾
Page 9 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
1
𝑈=𝑁. .𝑓 .𝑘 .𝑇
2
1 𝐽
𝑈 = 0,36 𝑥 1023 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 . 2 . 3 . 1,38 𝑥 10−23 𝐾 . 120 𝐾
𝑄 = 𝑊 + ∆𝑈
Q = – 80 J + (Uakhir – Uawal)
Q = – 80 J + (89,42 J – 208,66 J)
Q = – 80 J + (–119,24 J)
Q = – 199,24 J
Pahami alur fisikanya. Jangan tertukar untuk menentukan keadaan akhir dan
keadaan awal.
Page 10 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Rumus 2 – Hukum 1 Termodinamika Proses Isokhorik
𝑸 = ∆𝑼
+Q : Menyerap Kalor +∆𝑈 : Suhu Gas Meningkat
-Q : Melepas Kalor −∆𝑈 : Suhu Gas Menurun
W : Bernilai nol J, karena tidak melakukan usaha
𝑉1 𝑇
= 𝑇1
𝑉2 2
9 𝑚3 𝑇
= 3201 𝐾
19 𝑚3
9 𝑚3
𝑇1 = 320 𝐾 . 19 𝑚3
𝑇1 = 151,58 𝐾
Page 11 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Energi Dalam di Titik A
1
𝑈=𝑁. .𝑓 .𝑘 .𝑇
2
1 𝐽
𝑈 = 1,29 𝑥 1023 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 . 2 . 3 . 1,38 𝑥 10−23 𝐾 . 151,58 𝐾
𝑃1 𝑇
= 𝑇1
𝑃2 2
30 𝑃𝑎 320 𝐾
=
90 𝑃𝑎 𝑇2
90 𝑃𝑎
𝑇2 = 320 𝐾 . 30 𝑃𝑎
𝑇2 = 960 𝐾
Page 12 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Energi Dalam dari A ke C adalah total semua energi dalam
∆𝑈𝑡𝑜𝑡 = ∆𝑈𝐴𝐵 + ∆𝑈𝐵𝐶
∆𝑈𝑡𝑜𝑡 = 449,73 𝐽 + 1.708,99 𝐽
∆𝑈𝑡𝑜𝑡 = 2.158,72 𝐽
Kalor dari A ke C adalah jumlah dari total usaha ditambah total energi dalam
𝑄𝐴𝐵𝐶 = 𝑊𝐴𝐵𝐶 + ∆𝑈𝐴𝐵𝐶
𝑄𝐴𝐵𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 + ∆𝑈𝑡𝑜𝑡
𝑄𝐴𝐵𝐶 = 300 𝐽 + 2.158,72 𝐽
𝑄𝐴𝐵𝐶 = 2.458,72 𝐽
Pahami alur fisikanya. Jangan tertukar untuk menentukan keadaan titik A, B dan C.
Page 13 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
KAPASITAS KALOR
Kalor jenis (c) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah suhu
sebesar 1 K pada 1 kg zat.
Kalor Kalor
Nama Suhu Nama Suhu
Jenis Wujud Jenis Wujud
Zat ( ºC ) Zat ( ºC )
( J/kg.K ) ( J/kg.K )
Air 4200 Cair 25 Emas 131 Padat 25
Es Air 2100 Padat - 10 Perak 236 Padat 25
Uap Air 2100 Gas 110 Tembaga 386 Padat 25
Alkohol 2400 Cair 25 Besi 447 Padat 25
Raksa 140 Cair 25 Oksigen 913 Gas 25
Sedangkan kapasitas kalor (C) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
mengubah suhu sebesar 1 K. Perbedaannya adalah ada pada jumlah massa zat.
𝑄 = 𝒎 . 𝒄 . ∆𝑇
𝑄 = 𝑪 . ∆𝑇
Kapasitas kalor dan kalor jenis pada banyak zat tidaklah konstan. Kapasitas
kalor dan kalor jenis bergantung pada temperatur, tekanan dan volume dari zat itu
sendiri. Berdasarkan hukum 1 termodinamika Q = W + ∆U, bahwa suatu zat yang
menyerap kalor berkemungkinan akan mengalami peningkatan suhu zat tersebut.
Saat suhu meningkat, ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu tekanan yang
meningkat (proses isokhorik) atau volume yang meningkat (proses isobarik).
Pengukuran kapasitas kalor dapat dilakukan pada kondisi tekanan konstan (Cp) dan
kondisi volume tetap (Cv).
Page 14 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Berikut adalah tabel hasil pengukuran Cp dan Cv dari H2O atau air yang
dipublikasi pada https://www.engineeringtoolbox.com/specific-heat-capacity-
water-d_660.html.
Dimana,
1
∆𝑈 = 𝑁 . . 𝑓 . 𝑘 . ∆𝑇
2
∆𝑈 = 𝐶𝑣 . ∆𝑇
1
𝐶𝑣 = 𝑁 . . 𝑓 . 𝑘 ; harga f bergantung pada suhu dan jenis gasnya.
2
1
𝐶𝑣 = 2 . 𝑓 . 𝑛 . 𝑅 ; harga f bergantung pada suhu dan jenis gasnya.
𝐶𝑝 . ∆𝑇 = 𝑊 + 𝐶𝑣 . ∆𝑇
𝐶𝑝 . ∆𝑇 = 𝑛 . 𝑅 . ∆𝑇 + 𝐶𝑣 . ∆𝑇
𝐶𝑝 = 𝑛 . 𝑅 + 𝐶𝑣
Rumus 4 – Kapasitas kalor tekanan konstan (Cp) dan kondisi volume tetap (Cv)
3 5
Gas monoatomik : Cv = 2 n R dan Cp = 2 n R
3 5
Gas diatomik suhu rendah : Cv = 2 n R dan Cp = 2 n R
5 7
Gas diatomik suhu sedang : Cv = 2 n R dan Cp = 2 n R
7 9
Gas diatomik suhu tinggi : Cv = 2 n R dan Cp = 2 n R
Page 15 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Berdasaran Cp dan Cv didapat bentuk-bentuk lain dari hukum 1
termodinamika khususnya pada gas monoatomik.
Rumus 5 – Bentuk Lain Hukum 1 Termodinamika
Proses Isobarik pada gas monoatomik
5 5 5
𝑄 = 2 n R ∆𝑇 = 2 N k ∆𝑇 = 𝑃 . (𝑉2 − 𝑉1 )
2
𝑊 = n R ∆𝑇 = N k ∆𝑇 = 𝑃 . (𝑉2 − 𝑉1 )
3 3 3
∆𝑈 = 2 n R ∆𝑇 = 2 N k ∆𝑇 = 2 𝑃 . (𝑉2 − 𝑉1 )
𝑸 = 𝑾 + ∆𝑼
𝟓 𝟑
𝑷 . (𝑽𝟐 − 𝑽𝟏 ) = 𝑷 . (𝑽𝟐 − 𝑽𝟏 ) + 𝟐 𝑷 . (𝑽𝟐 − 𝑽𝟏 )
𝟐
Gas monoatomik
5
nR
2
𝛾= 3 = 1,67
nR
2
Gas diatomik
5
nR
Suhu rendah, 𝛾 = 2
3 = 1,67
nR
2
7
nR
Suhu sedang, 𝛾 = 25 = 1,40
nR
2
9
nR
Suhu tinggi, 𝛾 = 2
7 = 1,29
nR
2
Page 16 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Usaha Gas pada Proses Adiabatik. Gas di
sekeliling kita bisa saja suhu, tekanan dan volumenya
bertambah atau berkurang. Dengan persamaan gas
ideal, itu menjadi mungkin dihitung. Proses usaha
dalam persamaan gas ideal bisa saja terjadi proses
isotermik, isobarik, isokhorik atau abiabatik.
Proses adiabatik adalah proses di mana kalor atau negeri panas yang
diberikan ke gas, seutuhnya dipakai untuk menaikkan energi dalam gas tersebut.
𝑃1 1 1,4
= (4)
20.000 𝑃𝑎
1,4
𝑃1 4 𝑚3
= (16 𝑚3 )
20.000 𝑃𝑎
𝑃1
= 0,143587294
20.000 𝑃𝑎
𝑃1 = 0,143587294 𝑥 20.000 𝑃𝑎
𝑃1 = 2.871,75 Pa
Page 17 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
1
𝑊 = ((𝛾−1)) (𝑃1 𝑉1 − 𝑃2 𝑉2 )
1
𝑊 = ((1,4−1)) (2.871,75 𝑃𝑎 𝑥 4 𝑚3 − 20.000 𝑃𝑎 𝑥 16 𝑚3 )
1
𝑊 = (0,4) (11.486,98355 𝐽 − 320.000 𝐽)
𝑊 = (2.5) 𝑥 (−308.513,0165 𝐽)
𝑊 = −771.282,5411 𝐽
𝑊 = −∆𝑈
−771.282,5411 𝐽 = −∆𝑈
771.282,5411 𝐽 = ∆𝑈
Page 18 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Contoh Soal Susah Pisan
22. Suatu gas monoatomik mula-mula bertekanan 20.000 Pa dan bervolume 5 m3,
saat gas menyerap kalor mengakibatkan tekanan gas tersebut turun menjadi
100 Pa, maka usaha yang dilakukan oleh gas adalah ... .
𝑃1 𝑉
= 𝑉2
𝑃2 1
20.000 𝑃𝑎 𝑉2
=
100 𝑃𝑎 5
20.000 𝑃𝑎
. 5 𝑚3 = 𝑃2
100 𝑃𝑎
200 . 5 𝑚3 = 𝑃2
1.000 𝑚3 = 𝑃2
𝑉
𝑊 = 𝑛. 𝑅. 𝑇. ln (𝑉2 )
1
Dikarenakan jumlah mol gas tidak diketahui, maka digunakan persamaan PV = nRT,
Maka n R T akan digantikan oleh P.V .
𝑉
𝑊 = 𝑃. 𝑉. ln (𝑉2 )
1
Tekanan (P) dan volume (V) dapat menggunakan pilihan pada mula-mula (1)
atau akhir (2).
𝑉 𝑉
𝑊 = 𝑃1 . 𝑉1 . ln ( 2 ) 𝑊 = 𝑃2 . 𝑉2 . ln ( 2 )
𝑉1 𝑉1
1.000 𝑚3 1.000 𝑚3
𝑊 = 20.000 𝑃𝑎 . 5 𝑚3 . ln ( 5 𝑚3
) 𝑊 = 100 𝑃𝑎 . 1.000 𝑚3 . ln ( 5 𝑚3
)
Page 19 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Contoh Soal Susah Pisan Keterlaluan
A B
24. Berapakah besar usaha yang dilakukan oleh 90 Pa
6 m3 18 m3
Usaha dari A ke B adalah usaha Isobarik
𝑊𝐴𝐵 = 𝑃 . (𝑉𝐵 − 𝑉𝐴 )
𝑊𝐴𝐵 = 90 𝑃𝑎 . (18 𝑚3 − 6 𝑚3 )
𝑊𝐴𝐵 = 90 𝑃𝑎 . (12 𝑚3 )
𝑊𝐴𝐵 = 10.800 𝐽
Tekanan (P) dan volume (V) dapat menggunakan pilihan pada titik A atau C.
𝑃 𝑃
𝑊𝐶𝐴 = 𝑃𝐴 . 𝑉𝐴 . ln (𝑃 𝐶 ) 𝑊𝐶𝐴 = 𝑃𝐶 . 𝑉𝐶 . ln (𝑃𝐶 )
𝐴 𝐴
30 30
𝑊𝐶𝐴 = 90 𝑃𝑎 . 6 𝑚3 . ln (90) 𝑊𝐶𝐴 = 30 𝑃𝑎 . 18 𝑚3 . ln (90)
1 1
𝑊𝐶𝐴 = 540 𝐽 . ln (3) 𝑊𝐶𝐴 = 540 𝐽 . ln (3)
Page 20 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Latihan Soal Susah Pisan Keterlaluan
A B
25. Berapakah besar : 50 Pa
a. WABC
b. ∆UBC
10 Pa C
Clue : Proses WCA adalah isotermis.
2 m3 32 m3
Page 21 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
SIKLUS MESIN CARNOT
T1
A
T2 Q1
D to A B A to B
D
Q2 C
C to D B to C
https://www.grc.nasa.gov/www/k-12/airplane/Images/carnot.gif
Page 22 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Berdasarkan keempat langkah tersebut, didapat :
Rumus 12 – Siklus Mesin Carnot
𝑸𝟐 𝑻
= 𝑻𝟐
𝑸𝟏 𝟏
Q1 : kalor masuk, berupa bensin yang masuk ke mesin di bakar untuk melakukan kerja
Q2 : kalor keluar, berupa zat sisa yang dibuang lewat knalpot
T1 : Suhu tinggi, suhu di dalam mesin
T2 : Suhu rendah, suhu di sekitar knalpot
𝑄2 273 𝐾
= 300 𝐾
5.000 𝐽
273 𝐾
𝑄2 = 300 𝐾 𝑥 5.000 𝐽
𝑄2 = 4.550 𝐽
Page 23 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Pada dasarnya, sebuah mesin yang dimasukkan energi panas Q akan
melakukan usaha W (energi mekanik) kepada lingkungan. Namun demikian, tidak
semua energi panas Q tersebut diubah menjadi usaha W (energi mekanik),
melainkan ada sebagian energi panas yang akan dibuat menjadi energi panas Q2 atau
energi lainnya yang di luar dari energi yang diharapkan.
Seperti pada mesin motor. Energi panas dari bensin (Q1) yang masuk ke piston
akan diubah menjadi energi mekanik W (motor bisa bergerak maju). Namun
demikian, pasti ada yang diubah menjadi energi lain seperti energi suara, energi
gesekan (dibutuhkan oli untuk mengurangi gesekan), energi panas (mesin jadi
panas) dan zat sisa berupa asap pembuangan.
Usaha yang dilakukan sebuah mesin dapat dihitung dari selisih dari kalor yang
diserap dengan kalor yang dibuah oleh mesin tersebut,
Rumus 13 – Siklus Mesin Carnot
𝑾 = 𝑸𝟏 − 𝑸𝟐
𝑄2 = 4.550 𝐽
Page 24 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Secara fisika, sebuah mesin memiliki kualitas yang disebut dengan efisiensi.
Dikarenakan tidak adanya mesin yang mampu mengubah kalor masuk Q1 menjadi
usaha seutuhnya, maka sebuah mesin pasti memiliki nilai efisiensi. Efisiensi adalah
kemampuan maksimal mesin mengubah energi sumber menjadi energi yang
diharapkan mesin tersebut. Sebagai contoh, mesin motor yang memiliki bahan
bakar bensin akan diubah menjadi energi mekanik. Secara fisika, tidak mungkin
seutuhnya bensin dapat diubah menjadi energi mekanik. Secara matematis, efisiensi
mesin dapat dinyatakan,
Rumus 14 – Efisiensi Mesin dalam Usaha dan Kalor Masuk
𝑾
𝜼 = 𝑸 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝟏
𝑄2 = 4.550 𝐽
𝑄 𝑊
𝜂 = (1 − 𝑄2) 𝑥 100 % 𝜂 = 𝑄 𝑥 100 %
1 1
4.550 𝐽 450 𝐽
𝜂 = (1 − 5.000 𝐽) 𝑥 100 % 𝜂 = 5.000 𝐽 𝑥 100 %
Page 25 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Latihan Soal Mudah
31. Suatu mesin carnot memenuhi siklus
berikut. Jika diketahui jumlah kalor yang
keluar dari mesin adalah 8.000 J, maka
efisiensi yang dilakukan oleh mesin
tersebut adalah .... (gunakan ketiga cara
menghitung efisiensi)
500 𝐾
𝜂 = (1 − 800 𝐾) 𝑥 100 %
𝜂 = (1 − 0,625) 𝑥 100 %
𝜂 = (0.375) 𝑥 100 %
𝜂 = 37,5 %
𝑄
𝜂 = (1 − 𝑄2) 𝑥 100 %
1
2 𝑄
37,5 % = (1 − 3.000 ) 𝑥 100 %
𝐽
37,5 % 2 𝑄
= (1 − 3.000 )
100 % 𝐽
2 𝑄
0,375 = (1 − 3.000 )
𝐽
2 𝑄
0,375 − 1 = − 3.000 𝐽
𝑄2
− 0,625 = − negatif di kanan dan di kiri, hilang.
3.000 𝐽
0,625 𝑥 3.000 𝐽 = 𝑄2
1.875𝐽 = 𝑄2
Page 26 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
33. Suatu mesin Carnot memiliki suhu tinggi 327 ℃, mempunyai efisiensi 60 %.
Agar efisiensi mesin tersebut menadi 80 % dengan suhu rendah yang tetap,
maka suhu tinggi mesin baru tersebut adalah ...
𝑇
𝜂 = (1 − 𝑇2) 𝑥 100 %
1
𝑇
60 % = (1 − 6002 𝐾) 𝑥 100 %
60 % 𝑇
= (1 − 6002 𝐾)
100 %
𝑇
0,6 = (1 − 6002 𝐾)
𝑇
0,6 − 1 = − 6002 𝐾
𝑇
− 0,4 = − 6002 𝐾 negatif di kanan dan di kiri, hilang
𝑇2 = 0,4 𝑥 600 𝐾
𝑇2 = 240 𝐾
240 𝐾
𝜂 = (1 − ) 𝑥 100 %
𝑇1
240 𝐾
80 % = (1 − ) 𝑥 100 %
𝑇1
80 % 240 𝐾
= (1 − )
100 % 𝑇1
240 𝐾
0,8 = (1 − )
𝑇1
240 𝐾
0,8 − 1 = − 𝑇1
240 𝐾
− 0,2 = − negatif di kanan dan di kiri, hilang
𝑇1
240 𝐾
𝑇1 = 0,2
𝑇1 = 1.200 𝐾
Page 27 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
34. Suatu mesin carnot dioperasikan pada suhu tinggi T1 dan suhu rendah T2.
Efisiensi mesin tersebut adalah 40 % dan suhu rendah 27 ℃. Supaya efisiensi
naik jadi 60% maka besarnya perubahan suhu yang diserapnya adalah ....
Anggap suhu rendahnya dibuat tetap, sedangkan mencari suhu tinggi pada
efisiensi 40 % dan 60 %.
𝑇
𝜂 = (1 − 𝑇2) 𝑥 100 %
1
300 𝐾
40 % = (1 − ) 𝑥 100 %
𝑇1
40 % 300 𝐾
= (1 − )
100 % 𝑇1
300 𝐾
0,4 = (1 − )
𝑇1
300 𝐾
0,4 − 1 = − 𝑇1
300 𝐾
− 0,6 = − negatif di kanan dan di kiri, hilang
𝑇1
300 𝐾
𝑇1 = 0,6
𝑇1 = 500 𝐾
𝑇
𝜂 = (1 − 𝑇2) 𝑥 100 %
1
300 𝐾
60 % = (1 − ) 𝑥 100 %
𝑇1
60 % 300 𝐾
= (1 − )
100 % 𝑇1
300 𝐾
0,6 = (1 − )
𝑇1
300 𝐾
0,6 − 1 = − 𝑇1
300 𝐾
−0=− negatif di kanan dan di kiri, hilang
𝑇1
300 𝐾
𝑇1 = 0,4
𝑇1 = 750 𝐾
Page 28 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
Latihan Soal Mudah
35. Suatu mesin melakukan kerja 400 J dalam siklus mesin yang memiliki efisiensi
25%. Berapakah energi panas yang diserap dan dilepas oleh mesin tersebut ?
36. Suatu mesin memiliki suhu tinggi 1000 K dan suhu rendah 500 K. Jika kalor yang
dilepas oleh mesin adalah 2.500 J, maka kalor yang diserap oleh mesin adalah ....
37. Suatu mesin Carnot memiliki suhu tinggi 327 ℃, mempunyai efisiensi 60 %.
Agar efisiensi mesin tersebut menjadi 80 % dengan suhu rendah yang tetap,
maka suhu tinggi mesin baru tersebut adalah ...
38. Suatu mesin carnot dioperasikan pada suhu tinggi T1 dan suhu rendah T2.
Efisiensi mesin tersebut adalah 45 % dan suhu rendah 17 ℃. Supaya efisiensi
naik jadi 75 % maka besarnya perubahan suhu yang di diserapnya adalah ....
39. Sebuah mesin carnot bekerja diantara dua suhu tinggi 527 ℃ dan suhu rendah
127℃. Apabila suhu tinggi diturunkan menjadi 227 ℃, maka perubahan
efisiensi mula-mula dan akhir adalah ...
Clue : (1) cari efisiensi suhu tinggi 527 ℃; (2) cari efisiensi suhu tinggi 227 ℃ dan
(3) cari perubahan efisiensi.
Page 29 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
MESIN PENDINGIN
Selain mesin carnot atau mesin yang bekerja pada suhu panas, ada pula mesin
yang bekerja pada suhu rendah atau kebalikan dari mesin carnot. Refregerator atau
kulkas atau lemari pendingin yaitu mesin yang bekerja menyerap kalor dari
dalam dan melepasnya di luar. Secara fisika, mesin pendingin memiliki kualitas
yang disebut dengan Performansi.
Rumus 17 – Performansi Mesin dalam Usaha dan Kalor Ke Luar
𝑸𝟐
𝑲= 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝑾
268 𝐾
𝐾 = (301 𝐾−268 𝐾)
268 𝐾
𝐾 = ( 33 𝐾 )
𝐾 = 8.12
42. Suatu mesin pendingin memiliki performansi 5 dengan suhu di luar mesin 15
℃. Berapakah suhu dingin di dalam kulkas yang bisa dicapai ?
Page 30 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd
HUKUM 2 TERMODINAMIKA
“Suatu kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah. Namun, tidak berlaku dalam arah kebalikannya”. Clausius
menjelaskan pernyataannya, bahwa bisa saja kopi panas (100 ℃) akan bersuhu 27
℃ dengan sendirinya jika disimpan di ruangan 27 ℃, tetapi tidak mungkin kopi (27
℃) akan menjadi dingin atau beku (0 ℃) di ruangan bersuhu 27 ℃.
“Tidak mungkin membuat suatu mesin yang bekerja dalam satu siklus dengan
mengambil panas dan menghasilkan kerja seutuhnya sebesar panas yang diambil.”
𝑇
Kelvin – Vlanck menjelaskan bahwa 𝜂 = (1 − 𝑇2) 𝑥 100 %, efisiensi mesin panas
1
akan bisa bernilai 100% apabila suhu rendah T2 bernilai nol K. Tetapi, nilai nol K
tidak mungkin dicapai. Sehingga tidak mungkin suatu mesin memiliki kualitas
efisiensi 100%.
Hukum 2 Termodinamika menyatakan bahwa “tidak mungkin membuat
mesin yang mampu mengubah energi panas seutuhnya menjadi energi mekanik, dan
kalor memiliki arah dari panas ke dingin, serta bersifat reversible (tidak dapat
dibalikkan arahnya)”. Entrophi adalah energi total jaga raya yang telah dihitung
berdasarkan energi-energi yang ada. Sebagai mana yang disebutkan bahwa energi
adalah kekal, maka harga entrophi haruslah tetap. Hal tersebut hanya tercapai jika
proses yang terjadi bersifat reversible, secara matematis dapat dihitung dengan,
Rumus 20 – Entrophi
𝑄
∆𝑆 = ( )
𝑇 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙
Page 31 of 31
Key to Success
by Mohammad Syamsul Mu’iz, M.Pd & Sisda Ferlianti, S.Pd