Anda di halaman 1dari 5

3.

Hasil dan Pembahasan ( Alvina Tata Melenia – 01211940000080 )


Tujuan dari dilakukanya praktikum yang berbasis simulai menggunakan PHeT ini untuk
mengetahui pengaruh suhu, tekanan, volume, dan jumlah partikel yang terlibat berdasarkan prinsip
dari keadaan gas ideal. Yang mana prinsip dari persamaan gas ideal sangat berkautan dengan konsep
hukum Charles, hukum Boyle, hukum Gay Lussac, serta teori kinetik gas. Dalam simulai model ini
terdiri dari partikel pada suatu wadah sehingga terjadi tabrakan lenting antar-komponennya. Semua
komponen yang berkuantifikasi (tekanan, suhu , volume, kecepatan, serta energi kinetik) diturunkan
dalam keadaan sistem partikel dalam wadah menggunakan hukum gas ideal. Model ini juga
mendukung mempertahankan satu kuantitas konstan sementara kuantitas lainnya bervariasi. Partikel
yang digunakan mewakili molekul gas yang diasumsikan pada wadah kotak 3D.

3.1 Hasil dan Pembahasan Simulasi Hubungan Jumlah Partikel dengan Tekanan ( Eksperimen Intro
Part I )
Ditujukkan data pengamatan dalam eksperimen intro part 1 yang mana menunjukkan
hubungan jumlah partikel (N) dengan tekanan (P) sebagai berikut
Tabel 3.1 Data hasil pengamatan ke-1

Pengulangan T (K) V (nm 3 ¿ N P (atm)


ke (konstan) (konstan –
Width= 10 nm)
1 300 103 50 5,8
2 300 3 100 11,7
10
3 300 3 150 17,5
10
4 300 3 200 23,4
10
5 300 3 250 29,2
10
Pada percobaan bagian ini, digunakan heavy particle(warna biru) dengan jumlah yang divariasikan
sebanyak 5x. Dapat diamati bahwa, partikel bergerak secara acak pada volume dan temperatur tetap,
tetapi terjadi perubahan pada tekanannya. Berikut disajikan grafik hubungan jumlah partikel dengan
tekanan. Dalam hal ini, variabel bebasnya ialah jumlah partikel (N) pada sumbu ordinat (Y) serta
variabel terikat tekanan (P) pada sumbu axis(X) sebagai berikut,
300
Jumlah Partikel (N)

250
200
150
100
50
0
5.8 11.7 17.5 23.4 29.2
Tekanan (atm)

Gambar 3.1 Grafik hubungan jumlah partikel dengan tekanan


Dapat dianalisa dari grafik bahwa tekanan meningkat seiring dengan penambahan jumlah partikel
yang dimasukan kedalam wadah kotak 3D. Dalam hal ini, dapat diamati bahwa partikel saling
bertumbukan lenting baik dengan dinding wadah maupun partikel lainnya dimana partikel juga tidak
dipengaruhi oleh gravitasi maupun kinematika rotasi. Kecepatan partikel ini dalam bergerak sehingga
menghasilkan tumbukan juga dipengaruhi oleh massa dan energi kinetiknya. Semakin berat massa
dari partikel gas sampel uji maka pergerakannya akan semakin lambat. Untuk penjelasan lanjut
mengenai grafik hubungan jumlah partikel dengan tekanan, dapat dituliskan secara matematis dengan
perumusan berikut,
PV=NkT
Ketika partikel ditambahkan ke wadah kosong, tekanan tetap nol sampai adanya partikel yang
bertabrakan dengan wadah. Hal tersebut juga berlangsung pada kasus selanjutnya ketika semakin
banyak tumbukan yang terjadi maka tekanan dari sitem juga akan bertambah, dalam hal ini volume
konstan. Sehingga pada pengamatan serta grafik hasil, telah sesuai dengan pernyataan matematis
hubungan jumlah partikel dengan tekanan yaitu jumlah partikel berbanding lurus dengan tekanan.
Aplikasi penerapan dari kasus ini bisa dilihat saat kita meniup balon, ketika semakin banyak partikel
gas yang diberikan kedalam balon tersebut, maka tekanannya meningkat dan apabila diteruskan dapat
meletus karena tekanan yang tinggi melebihi kapasitas kelenturan dari balon tesebut.

3.2 Hasil dan Pembahasan Simulasi dengan Parameter Volume Konstan pada Eksperimen 1 Part II
Ditujukkan data pengamatan dalam eksperimen 1 part II yang mana menunjukkan hubungan
jumlah temperatur (T) dan tekanan (P) dengan parameter volume konstan sebagai berikut
Tabel 3.2 Data hasil pengamatan ke-2

Pengulangan V (nm 3 ¿ N T (K) P ( atm)


ke (konstan – (konstan)
Width= 10 nm)
1 103 100 300 5,8
2 3 100 369 14,4
10
3 3 100 469 17,1
10
4 3 100 605 23,5
10
5 3 100 789 30,7
10
Pada percobaan bagian ini, digunakan heavy particle(warna biru) dengan jumlah tetap yaitu 100
partikel. Dalam bagian ini, kita membuat volume sebagai paramater sehingga dibuat konstan. Variabel
bebas dalam bagian ini ialah temperatur yang diberika dari variasi di pemanasan. Dengan
memvariasikan temperatur, terdapat kuantitas lain yang terpengaruh berubah nilainya yaitu tekanan
(P) sebagai variabel terikat, variabel kontrol agar tidak mempengaruhi tekanan dan temperatur ialah
jumlah partikel dan volume. Berikut disajikan grafik hubungan Temperatur (T) dengan tekanan (P).
Yang mana, Temperatur (T) teletak pada sumbu ordinat (Y) serta tekanan (P) pada sumbu axis(X).
900
800
700
Temperatur (K)

600
500
400
300
200
100
0
5.8 11.7 17.5 23.4 29.2
Tekanan (atm)

Gambar 3.2 Grafik hubungan temperatur dengan tekanan


Dari grafik diatas dapat menjelaskan bahwa dengan adanya pembakaran membuat ada variasi
temperatur yag terjadi. Ketika temperatur dinaikkan maka terjadi peningkatan pula pada tekanan. Hal
ini, membuktikan Hukum Gay Lussac yang menyatakan bahwa hubungan antara tekanan dan
temperatur pada ruang tertutup yang dijaga tetap volumenya. Jika volume tetap , maka tekanan gas
tersebut sebanding dengan temperaturnya yakni dalam kondisi isokhorik. Secara sistematis,
pernyataan tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan berikut
P V = n RT
P ̴ T
P
=konstan
T
Dikatakan pada simulasi ini terjadi dalam proses isokhorik yang mana sistem tidak bisa
melakukan kerja terhadap lingkungan dan lingkungan tidak bisa melakukan kerja terhadap sistem. Hal
ini disebabkan karena volume yang konstan. Terdapat jenis kerja tertentu yang tidak melibatkan
perubahan volume. Jadi walaupun volume sistemnya konstan, kerja masih bisa dilakukan pada sistem.
Kemudian, untuk aplikasi dari percobaan bagian ini pada kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari
mekanisme termometer pengukur temperatur. Dimana, ketika temperatur tinggi maka ada tekanan
yang bertambah sehingga air raksa pada termometer bisa terbaca karena ada kenaikan yang terjadi.

3.3 Hasil dan Pembahasan Simulasi dengan Paraeter Temperatur Konstan pada Eksperimen 2 Part
II
Ditujukkan data pengamatan dalam eksperimen 2 part II yang mana menunjukkan hubungan
Volume (V) dan Tekanan (P) dengan parameter temperatur (T) konstan sebagai berikut
Tabel 3.3 Data hasil pengamatan ke-3

Pengulangan T (K) N Width of P (atm)


ke Chamber (nm)
asumsi sebagai
Volume
1 300 50 5,3 10,9
2 300 50 8,9 6,6
3 300 50 10,1 5,8
4 300 50 11,6 5
5 300 50 13,8 4,2
Pada percobaan bagian ini, digunakan heavy particle(warna biru) dengan jumlah tetap yaitu 1x pompa
yang berisi 50 partikel. Dalam bagian ini, kita membuat temperatur sebagai paramater sehingga dibuat
konstan. Variabel bebas dalam bagian ini ialah volume yang divariasikan. Dengan memvariasikan
volume, terdapat kuantitas lain yang terpengaruh berubah nilainya yaitu tekanan sebagai variabel
terikat, variabel kontrol agar tidak mempengaruhi volume dan tekanan ialah jumlah partikel dan
temperatur. Berikut disajikan grafik hubungan Volume (V) yang diasumsikan dari width or chamber
dengan Tekana (P). Dimana, Volume (V) teletak pada sumbu ordinat (Y) serta Tekanan (P) pada
sumbu axis(X).
12

Width of chamber (nm)


10
8
6
4
2
0
5.3 8.9 10.1 11.6 13.8
Tekanan (atm)

Gambar 3.3 Grafik hubungan Volume dengan tekanan


Dari grafik diatas dapat menjelaskan bahwa dengan adanya variasi dari volume yang meningkat maka
terjadi peribahan tekanan yang semakin kecil. Hal ini, membuktikan Hukum Boyle yang menyatakan
bahwa jika suhu gas yang berada dalam wadah tertutup (tetap) maka tekanan gas akan berbanding
terbaik dengan volume gas tersebut. Secara sistematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut
P V = n RT
1
P ̴
V
P V =konstan
Dikatakan pada simulasi ini terjadi dalam proses isotermal yang berhubungan juga pada hukum
kedua joule yang menyatakan bahwa energi galam dari suatu jumlah gas tertentu gas ideal hanya
bergantung pada temperaturnya. Dalam kompresi isotermal gas, ada pekerjaan yang dilakukan pada
sistem untuk menurunkan volume dan meningkatkan tekanan. Untuk menjaga temperatur agar
konstan, maka energi harus meninggalkan sistem sebagai panas ke lingkungan akibat dari gas yang
bekerja akan meningkatkan energi internal dan cenderung meningkatkan temperaturnya. Aplikasi
kodisi isotermal dapat ditemukan pada mesin carnot dengan 4 point utama yaitu ekspansi isothemal,
ekspansi gas isentropik, kompresi isothermal, dan kompresi reversibel adiabatik.

3.4 Hasil dan Pembahasan Simulasi dengan Parameter Tekanan Konstan pada Eksperimen 3 Part II
Ditujukkan data pengamatan dalam eksperimen 3 part II yang mana menunjukkan temperatur (T)
terhadap volume (V) sebagai berikut
Tabel 3.4 Data hasil pengamatan ke-4

Pengulangan N P (atm) T (K) Width of


ke Chamber (nm)
asumsi sebagai
Volume
1 50 5,8 243 8.1
2 50 5,8 300 10.0
3 50 5,8 304 10.1
4 50 5,8 312 10.4
5 50 5,8 331 11.0
Pada percobaan bagian ini, digunakan heavy particle(warna biru) dengan jumlah tetap yaitu 1x pompa
yang berisi 50 partikel. Dalam bagian ini, kita membuat tekanan sebagai paramater sehingga dibuat
konstan. Variabel bebas dalam bagian ini ialah temperatur yang diberikan dari variasi di pemanasan.
Dengan memvariasikan temperatur, terdapat kuantitas lain yang terpengaruh berubah nilainya yaitu
width of chamber yang kita asumsikan menjadi volume sebagai variabel terikat, variabel kontrol agar
tidak mempengaruhi volume dan temperatur ialah jumlah partikel dan tekanan. Berikut disajikan
grafik hubungan Temperatur (T) dengan Volume (V) yang diasumsikan dari width or chamber.
Dimana, Temperatur (T) teletak pada sumbu ordinat (Y) serta volume (V) pada sumbu axis(X).

350
300
250
Temperatur (K)

200
150
100
50
0
8.1 10 10.1 10.04 11
Width of chamber (nm)

Gambar 3.4 Grafik hubungan Temperatur dengan Volume


Dari grafik diatas dapat menjelaskan bahwa dengan adanya pembakaran membuat ada variasi
temperatur yag terjadi. Ketika temperatur dinaikkan maka volume pada sistem juga bertambah. Hal
ini, membuktikan Hukum Charless yang menyatakan bahwa jika tekanan gas dalam suatu wadah atau
bejana tertutup, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Secara sistematis, pernyataan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut

P V = n RT

V ̴ T
V
=konstan
T
Pada kondisi tekanan yang dibuat tetap, dinamakan isobarik yang dapat kita jumpai pada
kasus pemanasan air yakni mesin uap ketel. Mekanismenya, air diuapkan kemudian di superheated
yang mana semua prosesnya dalam keadaan tekanan tetap. Yang mejadi sitem ialah H2O dalam
wadah. Untuk mempertahankan tekanan, sebuah penghisap kedap udara yang tidak memiliki gesekan
dibebani dengan pasir sehingga mengasilkan tekanan yang diinginkan H2O. Nantinya, kalor akan
dipindahkan dari lingkungan ke sistem dengan mengunakan sebuah pembakar bunsen. Uap terjadi
ketika proses ini berlangsung dalam keadaan lama. Sistem tersebut berekspansi secara kuasi statik
(suatu pengidealan) tetapi tekanan yang dikerahkan sistem pada penghisap otomatis akan konstan.

3.5 Hasil dan Pembahasan Simulasi Hubungan Temperatur dengan Volume pada Kasus Gas Intro 1

Anda mungkin juga menyukai