Anda di halaman 1dari 25

INDIVIDU, KELOMPOK, DNA

HUBUNGAN SOSIAL
BAB 2
B. HUBUNGAN SOSIAL
1. HAKIKAT HUBUNGAN SOSIAL
Hubungan Sosial:
Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang/ kelompok untuk
saling berhubungan (timbal balik).
Terbentuk karena keinginan individu dan kelompok untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ciri Hubungan Sosial:
a. Terdapat 2 pihak/ lebih sebagai pelaku
b. Terdapat komunikasi
c. Terdapat tujuan ingin dicapai
d. Terdapat dimensi waktu
2. SIFAT HUBUNGAN SOSIAL

Sifat hubungan sosial antara lain:


a. Aksidental  lakukan tanpa perantara.
b. Berulang  berlangsung secara kontiyu dan intim.
c. Teratur  berjalan secara konsisten dan membentuk
pola.
d. Resiprokal  menunjukkan adanya proses hubungan
timbal balik.
3. SYARAT HUBUNGAN SOSIAL
Syarat hubungan sosil, sbb:
a. Kontak Sosial
Etimologis (Latin)  con/ cum : memiliki/ bersama - sama
 tango : menyentuh
Ω Kontak sosial  Bersama – sama menyentuh.
Kontak akan terjadi apabila ada hubungan yang bersifat
badaniah.
Kingsley Davis:
“Gejala sosial tidak mutlak selalu bersyarat hubungan yang
bersifat badaniah, karena seseorang juga dapat
berhubungan melalui berbagai media”.
Kontak sosial dapat terjadi melalui 2 cara:
• Langsung  berbicara/ bertemu secara langsung.
• Tidak langsung  terbentuk melalui alat/ perantara.
Kontak langsung terbagi menjadi 2 sifat:
• Positif  mengarah pada terciptanya kerjasama.
• Negatif  mengarah pada aktivitas pertentangan.
b. Komunikasi Sosial
Syarat hubungan sosial setelah terjadinya kontak
sosial.
Tingkatan komunikasi sosial lebih tinggi karena terjadi
proses pemberian aksi dan reaksi yang intensif.
Unsur pokok komunikasi:
• Komunikator  pihak yang memberi pesan.
• Komunikan  pihak yang menerima pesan.
• Pesan / isi  informasi (komunikator ke komunikan).
• Media  Sarana untuk menyampaikan pesan.
• Efek  hasil akhir dari suatu komunikasi.
4. FAKTOR YANG MEMENGARUHI HUBUNGAN
SOSIAL
a. Imitasi
Kecenderungan meniru, tingkah laku, dan penampilan
fisik individu/ kelompok lain.
b. Identifikasi
Kecenderungan/ keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan pihak lain.
c. Simpati
Proses ketertarikan seseorang terhadap pihak lain.
d. Empati
Kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan/
emosi seakan – akan mengalami kondisi yang
dirasakan orang lain.
e. Sugesti
Sikap, pandangan, dan pendapat orang lain yang
diterima tanpa dipikir ulang.
f. Motivasi
Dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu.
5. TEORI DALAM MEMAHAMI HUBUNGAN
SOSIAL
a. Tindakan Sosial
Seluruh perilaku yang dilakukan dengan sadar
ataupun tidak sadar untuk mencapai suatu tujuan.
Tindakan sosial menurut Max Weber terbagi atas 4:
• Rasional instrumental
• Rasional berorientasi nilai
• Tradisional
• Afektif
b. Interaksionisme Simbolis
George Herbert Mead, ada 3 konsep didalamnya:
• Masyarakat (society)
 Kelompok yang terdiri atas perilaku kooperatif bersama
anggotanya (terdapat gestur verbal/nonverbal).
• Diri (self)
 Beraksi dengan baik terhadap diri sendiri.
• Pikiran (mind)
 Bentuk penafsiran atas tindakan orang lain.
6. PROSES HUBUNGAN SOSIAL
a. Proses Asosiatif
 Proses sosial yang mengarah pada penyatuan
yang dapat meningkatkan solidaritas antarindividu/
kelompok.
b. Proses Disosiatif
 Proses sosial yang mengarah pada perpecahan
yang disebabkan oleh hubungan sosial yang negatif.
a. Proses Asosiatif
i. Kerja Sama
Bentuk kerja sama menurut James D. Thompson:
• Kerukunan
 Gotong royong dan tolong – menolong.
• Tawar – menawar
 Pertukaran barang dan jasa antara 2 pihak atau
lebih.
081325499908 (jurnal Disdikbud Provinsi gratis)
• Kooptasi
 Penerimaan unsur baru kepemimpinan dalam
hubungan antarorganisasi.
• Koalisi
 Kerja sama dua/ lebih organisasi politik untuk
mencapai tujuan yang sama.
• Patungan (join venture)
 Kerja sama dua/ lebih badan usaha untuk
meraih keuntungan (ekonomi).
Berdasarkan bentuknya, kerja sama dibedakan
menjadi 4:
• Spontan: kerja sama terjadi secara serta merta.
• Langsung: kerja sama sebagai hasil perintah atasan
kepada bawahannya.
• Kontrak: kerja sama atas dasar syarat – syarat yang
disepakati bersama.
• Tradisional: kerja sama atas dasar kebiasaan dalam
masyarakat.
ii. Akomodasi
Proses penyelesaian masalah.
• Koersi
Upaya penyelesaian masalah dengan proses
paksaan.
• Kompromi
Upaya yang dilakukan pihak – pihak yang terlibat
dalam konflik saling mengurangi tuntutan agar
tercapai suatu penyelesaian.
• Arbitrase
Upaya penyelsaian melalui pihak ketiga, dimana
keputusannya bersifat mutlak dan harus dipenuhi
oleh kedua belah pihak yang bertikai.
• Mediasi
Upaya penyelesaian yang melibatkan pihak ketiga,
dimana pihak ketiga bersifat netral dan tidak
berwenang mengambil keputusan.
• Ajudikasi
Penyelesaian konflik melalui pengadilan.
• Konsiliasi
Upaya penyelesaian dengan menggunakan lembaga
tertentu yang memungkinkan tiap – tiap pihak yang
bertikai dapat duduk bersama mendiskusikan
permasalahan yang ada.
• Toleransi
Upaya penyelesaian dengan ketersediaan kedua belah
pihak yang berkonflik untuk saling mengurangi tuntutan.
• Stalemate
Upaya penyelesaian yang terjadi karena kedua belah
pihak memiliki kekuatan seimbang, sehingga pertikaian
berhenti dengan sendirinya.
iii. Akulturasi
Proses penerimaan dan pengolahan unsur – unsur
kebudayaan asing tanpa menghilangkan keaslian
budayanya.
Faktor pendukung:
• Kontak sosial masyarakat
• Kontak budaya dalam hubungan antarkelompok
• Kontak budaya antara penguasa dengan pihak yang dikuasai
• Kontak budaya antara mayoritas dan minoritas.
• Kontak budaya antara sistem sosial budaya (nilai dan
norma)
iv. Asimilasi
Proses peleburan dua/ lebih kebudayaan yang berbeda menjadi
satu kebudayaan tunggal yang dirasakan sebagai kebudayaan
milik bersama, dimana mengarah pada hilangnya perbedaan.
Penghambat asimilasi:
•Masyarakat dan pola kehidupan terisolasi.
•Pengetahuan budaya lain yang minim.
•Tingginya perasaan takut pada budaya lain.
•Adanya perbedaan ciri – ciri fisik yang mencolok.
•In-group feeling terhadap kelompok dan kebudayaan
•Adanya perbedaan kepentingan.
v. Amalgamasi
Kelanjutan dari asimilasi.
 Peleburan budaya dalam masyarakat dilakukan untuk
menghindarkan masyarakat dari perpecahan dan
pertentangan.
Ex. Pernikahan dua individu yang memiliki dua
kebudayaan yang berbeda.
b. Proses Disosiatif
i. Persaingan/ kompetisi
Proses sosial yang dilakukan individu/ kelompok untuk
mencapai tujuan yang sifatnya terbatas.
Dampak negatif: Terjadi pertentangan.
Dampak positif:
• Mendorong terwujudnya tujuan hidup individu/ kelompok.
• Mendorong individu/ kelompok untuk bersaing secara
sehat.
• Menjadi sarana seleksi dan penilaian untuk meraih
prestasi.
ii. Pertentangan/ konflik
 Proses sosial yang wajar dalam kehidupan
bermasyarakat.
Narwoko dan Suyanto, sebab pertentangan:
• Perbedaan individu
• Perbedaan kebudayaan dalam masyarakat
• Perbedaan kepentingan antarindividu
• Perubahan sosial
iii. Kontrovensi
Gejala ketidakpastian terhadap seseorang yang
bermuara pada perasaan tidak suka yang
disembunyikan.
Leopold von Wiese dan Horward Becker, 5 bentuk
kontrovensi:
• Umum  ditandai adanya penolakan dan protes.
• Sederhana  menyangkal pernyataan orang lain
• Intensif  penghasutan, penyebaran desas – desus,
• Rahasia  pembocoran rahasia dan pengkhianatan.
• Taktis  perilaku mengejutkan dan membingungkan
7. DAMPAK HUBUNGAN SOSIAL
a. Dampak positif
i. Terbentuk keteraturan sosial
ii. Munculnya penemuan baru
iii. Peran nilai dan norma sosial terjaga
b. Dampak negatif
i. Timbul solidaritas yang berlebihan
ii. Timbulnya kelompok – kelompok menyimpang

Anda mungkin juga menyukai