Nama : Samsudiwati
LK 0.1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri
15. MOTIVASI
Seorang pendidik pada abad 21 ini perlu
memahami motivasi belajar peserta
didiknya dan bahkan harus selalu dapat
menjadi motivator peserta didiknya,
karena pada abad 21 ini banyak godaan
di sekeliling peserta didik seperti game
pada computer personal, dan game
online, dan film-film pada pesawat
televisi ataupun lewat media massa atau
sosial lainnya. Upaya yang dapat
dilakukan pendidik untuk memotivasi
peserta didik diantaranya:
menginformasikan pentingnya/manfaat
mempelajari suatu topik tertentu, 67
menginformasikan tujuan/kompetensi
yang akan dicapai dari proses
pembelajaran yang dilakukannya,
memberikan humor, menggunakan
media pembelajaran, dan juga memberi
reward/hadiah/pujian. Misal Pak Fikri
selaku pendidik Sekolah Dasar, meminta
kepada peserta didiknya untuk belajar
secara berkelompok mendiskusikan
suatu topik. Setelah berdiskusi masing-
masing kelompok untuk melaporkan
hasil diskusinya, misal kelompok 1
diminta melaporkan/mempresentasikan
hasil diskusinya lebih dahulu. Setelah
presentasi selesai guru kemudian
memberi pujian dengan mengatakan
bagus sekali presentasi kalian. Kemudian
giliran kelompok berikutnya, setelah
presentasi selesai Pak Fikri kembali
memuji peserta didiknya dengan
mengatakan hebat, kelompok kalian
hebat. Dari tindakan guru seperti itu
tentunya peserta didiknya akan menjadi
lebih semangat atau termotivasi dalam
belajarnya.
16. PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi telah banyak didefinisikan oleh
para ahli, diantaranya Kartono dalam
Sugihartono (2013: 20) mendefinisikan
emosi sebagai tergugahnya perasaan
yang disertai dengan perubahan-
perubahan dalam tubuh, misalnya otot
menegang, dan jantung berdebar.
Dengan emosi peserta didik dapat
merasakan senang/gembira, aman,
semangat, bahkan sebaliknya peserta
didik merasakan sedih, takut, dan
sejenisnya. Emosi sangat berperan dalam
membantu mempercepat atau justru
memperlambat proses pembelajaran.
Emosi juga berperan dalam membantu
proses pembelajaran tersebut
menyenangkan atau bermakna.
Goleman, (dalam Sugihartono, 2013: 21)
menyatakan bahwa tanpa keterlibatan
emosi, kegiatan saraf otak kurang
mampu “merekatkan” pelajaran dalam
ingatan. Suasana emosi yang positif atau
menyenangkan atau tidak
menyenangkan membawa pengaruh pada
cara kerja struktur otak manusia dan
akan berpengaruh pula pada proses dan
hasil belajar. Atas dasar hal ini pendidik
dalam melakukan proses pembelajaran
perlu membawa suasana emosi yang
senang/gembira dan tidak memberi rasa
takut pada peserta didik. Untuk itu 68
bisa dilakukan dengan model
pembelajaran yang menyenangkan (enjoy
learning), belajar melalui permainan
(misalnya belajar melalui bermain
monopoli pembelajaran, ular tangga
pembelajaran, kartu kwartet
pembelajaran) dan media sejenisnya.
17. PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial adalah kemampuan
anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, bagaimana anak tersebut
memahami keadaan lingkungan dan
mempengaruhinya dalam berperilaku
baik kepada dirinya sendiri maupun
kepada orang lain. Dari pernyataan ini
dapat ditegaskan bahwa perkembangan
sosial peserta didik merupakan
kemampuan peserta didik untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-
norma dan tradisi yang berlaku pada
kelompok atau masyarakat, kemampuan
untuk saling berkomunikasi dan kerja
sama. Perkembangan sosial peserta didik
dapat diketahui/dilihat dari tingkatan
kemampuannya dalam berinteraksi
dengan orang lain dan menjadi
masyarakat di lingkungannya. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial yaitu keluarga,
kematangan, teman sebaya, sekolah, dan
status sosial ekonomii.
Nama : Samsudiwati
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Nama : Samsudiwati
LK 0.1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri
3. Pembelajaran Digital
a. Konsep dan prinsip pembelajaran
digital
Pembelajaran digital pada hakekatnya
adalah pembelajaran yang melibatkan
penggunaan alat dan teknologi digital
secara inovatif selama proses belajar
mengajar, dan sering juga disebut
sebagai Technology Enhanced Learning
(TEL) atau e-Learning. Keuntungan
pembelajaran digital adalah media yang
menyenangkan, sehingga menimbulkan
ketertarikan pembelajar pada program-
program digital. Pembelajar yang belajar
dengan baik akan cepat memahami
komputer atau dapat mengembangkan
dengan cepat keterampilan komputer
yang diperlukan, dengan mengakses
Web. Oleh karena itu, peserta didik dapat
belajar di mana pun pada setiap waktu.
Selain itu, pembelajaran digital
menggunakan teknologi untuk
memperkuat pengalaman belajar peserta
didik dengan menggunakan kombinasi
tools dan praktek, termasuk, antara lain,
penilaian online dan formatif;
peningkatan fokus dan kualitas sumber
daya dan waktu mengajar; konten online;
dan aplikasi teknologi.
Prinsip prinsip Pembelajaran Digital :
Personalisasi
Partisipasi Aktif Peserta Didik
Aksesibilitas
Penilaian
b. Ragam pembelajaran digital
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dalam dunia pendidikan
telah memicu kecenderungan pergeseran
dari pembelajaran konvensional secara
tatap muka ke arah pembelajaran digital
yang dapat diakses dengan menggunakan
media, seperti komputer, tanpa dibatasi
jarak, 90 tempat, dan waktu oleh siapa
pun yang memerlukannya. Apalagi
dengan masuknya pengaruh globalisasi,
pendidikan akan lebih bersifat terbuka
dan dua arah, beragam, multidisipliner,
serta terkait pada produktivitas kerja
yang kompetitif.
c. Pembelajaran digital dalam praktek
pembelajaran di kelas.
Mobile Learning (M-Learning) :
didefinisikan sebagai pembelajaran
yang disampaikan (atau didukung)
oleh teknologi mobile.
Media Sosial (Socmed) : Media sosial
adalah sebuah media online yang para
penggunanya berpatisipasi dan
bersosialisasi menggunakan internet.
Pengguna sosial bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi seperti blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual
yang merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh
masyarakat.
Pembelajaran Berbasis Permainan
(Games Based Learning) : berfokus
dengan menggunakan permainan
bukan untuk menghibur tapi untuk
tujuan pembelajaran. Bagi seseorang
yang bekerja di lapangan dengan
berfokus pada GBL dalam
mengidentifikasi konteks dan kondisi
yang mendukung integrasi dari
permainan digital dengan lingkungan
belajar formal dan informal. Ahli
pendidikan telah menunjuk beberapa
fitur dari permainan yang
mengizinkan mereka untuk
digunakan sebagai alat belajar.
Pembelajaran Berbasis Awan atau
“Cloud” : komputasi awan atau yang
disebut dengan Cloud Computing
merupakan konsep yang sedang ramai
digunakan pada saat ini, dimana
komputasi merupakan sebuah model
yang memungkinkan terjadinya
penggunaan sumber daya (jaringan,
server, media penyimpanan, aplikasi,
dan service) secara bersama-sama.
4. Model Pembelajaran “Blended Learning”
a. Menjelaskan konsep pembelajaran
blended learning
b. Menjelaskan karakteristik model
pembelajaran blended learning
c. Menjelaskan model-model pembelajaran
blended learning dalam pembelajaran.
d. Menentukan rancangan model
pembelajaran blended learning yang tepat
di kelasnya
Nama : Samsudiwati
LK 0.1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri