Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN

KREDENSIAL TENAGA KESEHTAN LAIN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KH.


MUHAMMAD THOHIR
TAHUN 2019
BAB I.PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Undang–undang tentang Rumah Sakit yang baru ditetapkan menuntut rumahsakit untuk
melindungi keselamatan pasien, antara lain dengan melaksanakan clinical governance
bagi paraklinisnya. Setiap dokter dirumah sakit harus bekerja dalam koridor kewenangan
klinis (clinical privilege) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit.
Walaupun frekuensikecelakaanyang berkaitan dengantindakan medis dokter dirumahsakit
belum diketahui dengan pasti jumlahnya di Indonesia, namun diduga jumlah tersebut tidak
kecil.Meskipun bukan merupakan faktorkrusial dalam keselamatan pasien, namun
kewenangan tenaga kesehatan lain dalam melakukan tindakan profesinya harus
dikendalikan oleh komite tenaga kesehatan. Dalam hal seorang tenaga kesehatan lain
kurang kompeten dalam melakukan tindakan profesi tertentu karena sebab apapun,
belum ada mekanisme yang mencegah tenaga kesehatan lain untuk melakukan tindakan
tersebut di rumah sakit.Pada gilirannya kondisi ini dapat menimbulkan kecelakaan pada
pasien.
Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kurang kompeten rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah pengamanan
dengan cara pemberian kewenangan klinismelalui mekanisme kredensial yang
dilaksanakan oleh komite tenaga kesehatan lain. Beberapa pihak yang terkait dengan
upaya ini dapat menjadi acuan untuk menentukan lingkup dan jenis-jenis kewenangan
klinis bagi setiap cabang ilmu.Komite tenaga kesehatan lain akanmenentukan jenis-jenis
kewenangan klinis bagi setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja dirumah sakit
berdasarkan kompetensinya melalui mekanisme kredensial. Dengan terkendalinya
tindakan disetiap rumah sakit maka pasien lebih terlindungi dari tindakan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan lainyang tidak kompeten.
Salah satu unsureyang penting dalam pelayanan klinis dirumah sakit adalah adanya tata
kelola klinis yang baik dan hal ini sangat dipengaruhi oleh staf yang melayani.Staf
tersebut harus mempunyai kompetensi dibidangnya. Untuk itu manajemen rumah sakit
perlu melakukan fit and propertiest terhadap staf yang akanmelaksanakan tugasnya di
rumahsakit.

2
B. TUJUAN PEDOMANKREDENSIAL.

Pedoman ini dibuat agar Sub Komite Kredensial dapat memberikan rekomendasi yang
tepat kepada Direktur Utama dalam penerimaan tenaga kesehatan lain di RSUD
KH.MUHAMMAD THOHIR menetapkan rincian kewenangan klinis yang dimiliki tenaga
kesehatan lain tersebut dan memberikan rekomendasi penerbitansurat penugasan klinis.

C. PENGERTIAN

• TenagaKesehatanlaindalamPanduaniniadalahApoteker/Asisten Apoteker,Ahli
Teknologi LaboratoriumMedik(ATLM),Radiografer, Sanitarian,Ahli Gizi, Rekam Medik
dan PerawatGigi. Yangberijazahresmi dan diakui oleh pemerintahRepublik
Indonesia.
• Kewenangan Klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang
tenagakesehatanlainuntuk melakukansekelompokpelayanan
tertentudalamlingkunganrumahsakituntuksuatu periodetertentu yang dilaksanakan
berdasarkanpenugasanklinis(clinical appointment).
• PenugasanKlinis(clinicalappointment)adalahpenugasanDirektur UtamaRumahSakit
kepadaseorangtenagakesehatanlainuntuk melakukansekelompokpelayanandi
rumahsakittersebut berdasarkankewenanganklinis yangtelah ditetapkanbaginya.
• Kredensial(Credentialing)adalahprosesevaluasiterhadapseorang
tenagakesehatanlainuntuk menentukankelayakan diberikan kewenanganklinis.
• Re-Kredensial (ReCredentialing) adalah proses evaluasi terhadap seorang tenaga
kesehatan lain yang telah memiliki kewenangan klinis,untuk
menentukankelayakanpemberiankewenanganklinis tersebut.
• MitraBestari(peergroup)adalahsekelompoktenagakesehatanlaindenganreputasidan
kompetensiprofesiyang baikuntukmenelaah segala hal yangterkaitdenganprofesi.

3
BAB II.RUANG LINGKUP

A. KONSEPDASARKREDENSIAL
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalan kan tugas dan tanggungjawabnya untuk
menjaga keselamatan pasiennyaadalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi
para tenaga di rumah sakit termasuk tenaga kesehatan lain. Upaya ini dilakukan dengan
caramengatur agar setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh
tenaga yang benar-benar kompeten. Persyaratan kompetensi ini meliputi dua kompenen
yaitu komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari pengetahuan,ketrampilan dan
perilaku professional,komponen yang kedua adalah komponen kesehatan yang meliputi
kesehatan fisik dan mental
Walaupun seorang tenaga kesehatan lain telah mendapatkan pendidikan dari lembaga
pendidikan masing-masing yang bersangkutan, namun rumah sakit wajib melakukan
verifikasi kembali kompetensi seseorang tenaga kesehatan lain untuk melakukan
tindakan profesi dalam lingkup tenaga kesehatan lain tersebut,hal ini dikenal dengan
istilah Kredensial. Proses Kredensial ini dilakukan dengan dua alasan utama. Alasan
pertama,banyakfactoryang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan
pendidikan formal. Perkembangan ilmu dibidang kesehatan untuk suatu tindakan profesi
tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang diperoleh saat menerima pendidikan
formal bisakadaluarsa, bahkan dapat dianggap tidak aman bagi pasien. Selain itu,
lingkup suatu cabang ilmu kesehatan tertentu senantiasa berkembang dari waktu-
kewaktu sehingga suatu tindakan yang semula tidak diajarkanpadapenerimapendidikan
formal pada periode tertentu, dapat saja belakangan diajarkan pada periode selanjutnya,
bahkan dianggap merupakan suatu kemampuan yang standar .Hal ini mengakibatkan
bahwa sekelompok tenaga kesehatan yang menyandang pendidikan formal tertentu dapat
saja memiliki lingkup kompetensi yang berbeda beda. Alasan kedua,keadaan kesehatan
seseorang dapat saja menurun akibat penyakit tertentu atau bertambahnya usia sehingga
mengurangi keamanan tindakan medisyang dilakukannya.Kompetensi fisikdan mental
dinilai melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun mental.Tindakan verifikasi
kompetensi profesi tenaga kesehatan lain tersebut oleh rumah sakit disebut sebagai
mekanisme Kredensial,dan hal ini juga dilakukan demi keselamatan pasien. Tindakan
verifikasi kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan kliennya.
Setelah seorang tenaga kesehatan dinyatakan kompeten melalui suatu proses
kredensial,rumah sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk melakukan
serangkaian tindakan-tindakan profesi tertentu dirumah sakit tersebut,hal ini dikenal
sebagai kewenangan klinis (clinical privilege).

4
Tanpa adanya kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut seorang tenaga kesehatan
lain tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan profesi masing- masing dirumahsakit
tersebut. Luasnyalingkupkewenanganklinis(clinical privilege)seseorangtenaga
kesehatanlaindapat sajaberbedadengankoleganyadalamkelompok profesiyang
sama,tergantungpadaketetapankomitekredensialtentang kompetensiuntuk
melakukantiaptindakanprofesiolehyang bersangkutan berdasarkanhasil proses
kredensial. Dalam halini tindakanprofesiseorangtenagakesehatan
lainmembahayakanpasien
makakewenanganklinis(clinicalprivilege)seorangtenagakesehatan
laindapatsajadicabutsehinggatidak diperkenankan untuk melakukan
tindakanprofesitertentudilingkunganrumah sakittersebut.Pencabutan
kewenanganklinis(clinical privilege) tersebutdilakukanmelalui prosedur
tertentuyangmelibatkankomitekredensial tenagalain.
Kewajibanrumahsakituntuk menetapkankewenanganklinis (clinical
privilege)tersebuttelah diaturdengan tegas dalam Undang- undang tentang Rumah Sakit.
Dalam Undang-undang Rumah Sakit pasal29ayat(1)butirrtelahditetapkan
bahwasetiaprumahsakit wajib menyusundan melaksanakanhospital bylaws,yang
dalampenjelasan undang-undangtersebut ditetapkanbahwasetiaprumahsakit wajib
melaksanakantatakelolaklinisyang baik(goodclinicalgovernance).Hal ini harus dirumuskan
olehsetiaprumahsakitmisal dalamperaturanstaf medis RumahSakit (medical staf bylaw)
antaralain diatur kewenangan klinis (clinical privilege).
Kelemahanrumahsakitdalammenjalankan fungsikredensialakanmenimbulkan
tanggungjawabhukum bagirumah sakitdalamhalterjadi kecelakaan tindakan
medis.Setiaprumahsakit wajibmelindungi pasiennya
darisegalatindakanprofesiyangdilakukanolehsetiaptenaga kesehatanlaindi rumahsakit
tersebut,hal ini dikenal sebagaithedutyof duecar.Tanggungjawabrumahsakit
tersebutberlakutidak hanya terhadaptindakanyang
dilakukanolehtenagakesehatanlainpegawai rumahsakit
saja,tetapijugasetiaptenagakesehatanlainyangbukan
berstatuspegawai(tenagatamu).Rumah sakitwajibmengetahuidan menjagakeamanan
setiaptindakanmedisyang dilakukandalam lingkungannya demi keselamatan semua
pasien yang dilayaninya sebagai bahandarithedutyofduecare.

5
B. PERANAN KOMITE KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN
DALAMMEKANISMEKREDENSIAL
Komitekredensialtenagakesehatanlain memilikiperansentral
dalammekanismekredensial paratenagakesehatanlainkarena tugas
utamanyamenjagaprofesionalismetenagakesehatandan melindungi
pasienrumahsakituntukhal-halyang berkaitandengantindakan medis. Di
rumahsakit,komitekredensialtenagakesehatanlaindianalogikan
dengankonsilkedokteranatau“medicalboard”suatu negara untuk melindungimasyarakatdari
tenagakesehatanlainyang tidakkompeten.
Tigatugasutamakomitekredensialtenagakesehatanlainadalah(1)menapistenaga kesehatan
yang akan diperbolehkan melakukan tindakanprofesidirumahsakittersebut;(2)
memeliharakompetensi dan memantaukualitas kinerjaprofesitenagakesehatanlaindan;(3)
merekomendasikan untuk melarang tenaga kesehatan lain yang dianggaptidak
amanbagi pasien untuk tidak melakukantindakanprofesi tertentu di rumahsakittersebut.
Mekanismekredensial danre-kredensial dirumahsakit adalah
tanggungjawabkomitetenagakesehatanlainyang dilaksanakanoleh subkomitekredensial.
Padaakhirproses kredensial, komitetenaga kesehatan
lainmenerbitkanrekomendasikepadakepalarumah sakit tentang lingkupkewenanganklinis
seorang tenagakesehtnlainsecara rinci (delineation ofclinical privilege). Untukitusub-
komitekredensial melakukanserangkaiankegiatanberupapemanggilancalon, menyusun
timmitrabestari,dan melakukan penilainkompetensiseorang tenaga kesehatanlainyang
memintakewenangan klinistertentu.Selainitu subkomitekredensial juga
menyiapkanberbagai instrumentkredensial dan pemberiankewenanganklinis untuk
disahkankepadakepalarumah sakit.Instrumenttersebutpaling sedikitmeliputi(1)
perangkatkebijakan rumahsakittentang kredensialdankewenanganklinis;(2)formuliryang
diperlukan;(3)pedoman penilaiankompetensiklinisyang diperlukan untuk
memberikankewenanganklinistertentuolehmitra bestari.Tugas, fungsi dan wewenang
komite tenaga kesehatan lain dalam melaksanakan kredensial diatur dalam statuta staf
tenaga kesehatan lain.

Statutastaftenagakesehatanlainadalah landasan utama untuk melakukankredensial


danre-kredensialparatenagakesehatanlaindi sebuahrumahsakit.
Secaraumum,statutastaftenagakesehatanlain mengaturkeberadaan dan mekanisme
kerjakomitetenagakesehatan lain.Pelaksanaankredensial
merupakansalahsatuhalpentingyang diatur dalamstatutastaftenagakesehatanlain.
Dalamstatutastaftenagakesehatanlaininidiatur mekanisme pemberian
kewenanganklinistermasuksyaratyang harus dipenuhi oleh
seorangtenagatenagakesehatanlainuntukmemperolehkewenangan

6
klinistersebut.Selain itu,diatur pula tatacarapenentuan mitrabestari untuk
melakukanproseskredensialdantatacarapengambilanputusan dalammenentukan
kewenanganklinisseorang tenagatenagakesehatan lain.Statutastaf
medisdigunakansebagai pedoman,normadan acuan
untukmenyelesaikanberbagaimasalahyangtimbulsebelum,selama
dansesudahproseskredensial danre-kredensial dilakukan.

7
BAB III.TATALAKSANA

A. TatalaksanaKredensial
➢ Staftenagakesehatanlainmengajukanpermohonankewenangan
kliniskepadaDirektur UtamaRumahSakit UmumDaerahKiai Haji Muhammad
Thohirdengan mengisiformulir daftarrinciankompetensiklinisyang tersedia
(lihatlampiran) dengandilengkapi data-data pendukungyangsah.
➢ Berkaspermohonanstaftenagakesehatanlain yangtelahlengkap disampaikan
olehDirektur UtamakepadaKomitetenagakesehatan lain .
➢ Komitetenagakesehatanlain meneruskanberkastersebutkepada
SubKomiteKredensialuntuk dikaji.
➢ Dalammelakukankajian,SubKomiteKredensialdapatmembentuk panel
ataupanitiaad hoc denganmelibatkanmitrabestari sesuai
dengandisiplinilmuyangdimilikistaftenagakesehatanlain .
➢ Pengkajian oleh Sub Komite Kredensial dilakukan dengan wawancara
langsung dan mengisi lembar pengkajian kompetensi (lihatlampiran)
yangmeliputi :
a. Standar kompetensiyang disahkan oleh lembaga pemerintah
yangberwenang.
b. Kompetensikognitif(kemampuanuntuk berfikir danmenganalisis informasi
dansituasi yang menuntut timbulnya kinerja yang efektif).
c. Kompetensi afektif.
d. Kompetensi psikomotor.
e. Kompetensifisik.
f. Kompetensimental/perilaku.
g. Kompetensi etik.
➢ Kajian yangtelah dibuat, disampaikan kepada Komite tenaga kesehatanlain
untuk selanjutnyadikirimkeDirekturUtamaRumah SakitUmumDaerah Kiai Haji
Muhammad Thohirsebagai rekomendasi pemberian kewenanganklinis.
➢ Selanjutnya Direktur Utama Utama Rumah Sakit Umum Daerah Kiai Haji
Muhammad Thohirakan menerbitkansurat penugasanklinis bagistaftenaga
kesehatanlain yang bersangkutandenganlampiranrincian
kewenanganklinisyang sudah direkomendasikanolehKomitetenaga
kesehatanlain .
➢ SuratpenugasanklinismempunyaibataswaktuyangditetapkanolehDirektur
UtamaRumahSakit UmumDaerahKH. Muhammad Thohir.

8
B. TatalaksanaRe-Kredensial

➢ Staftenagakesehatanlain yangmasaberlakupenugasanklinisnya hampir


berakhir,daninginmemperpanjang,diminta mengajukan permohonan
ulangkepadaDirekturUtamaRumahSakit Umum Daerah KH.Muhammad Thohir.
➢ Proses Kredensial diulang lagi dengan memperhatikan semua
elemenkompetensi yangdimilikipadasaatterakhir.
➢ Hasil Re-Kredensialdijadikan bahan untukmembuat rekomendasi
penerbitansuratpenugasanyangbaru.
➢ Rekomendasi yangdibuatdapatberupa:
a. Kewenanganklinis yangbersangkutan dilanjutkan.
b. Kewenanganklinisyangbersangkutan ditambah.
c. Kewenanganklinis yangbersangkutan dikurangi.
d. Kewenangan klinisyang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu.
e. klinis yangbersangkutan diubah/dimodifikasi.
f. Kewenanganklinis yangbersangkutan diakhiri.

C. Tatalaksanapengkajian kompetensi:
➢ Pengkajiankompetensi standarbagi tenagakesehatanlain :
o Ijazahdarimasing-masingtenagakesehatanlainyangdiakui
olehPemerintahIndonesia.
o SuratTandaRegistrasi (STR)yangmasihberlaku.
o Apabila dipandang perlu, pengkajian dapat dilaksanakan denganmereview
kompetensi yang dimiliki dandisesuaikan dengan StandarKompetensi masing-
masing tenaga kesehatanlainyang diterbitkan olehKementerianKesehatan
Republik Indonesia.

D. Tatalaksanapemberian rekomendasi:
➢ Rekomendasi diberikanberdasarkan pengkajian kompetensi dari pemohon.
➢ Rekomendasiyangdiberikanmenyebutkankewenanganklinisyang dimilikipemohon.
➢ Kewenanganklinis yangdimaksud diatasdapat:
a. SesuaiStandarKompetensi yangberlaku.
b. Dikurangi satu atau beberapa item sesuai dengan
hasil pengkajiankompetensi.
c. Ditambahsatu ataubeberapaitemsesuai
kompetensitambahan yangdimilikidan telahdikaji

9
E. BERAKHIRNYAKEWENANGANKLINIS
Kewenanganklinisakanberakhir bilasuratpenugasan(clinical appontment) habis
masa berlakunya atau dicabut olehkepalarumahsakit. Surat penugasan untuk setiap
tenaga kesehatan lain memiliki masa berlakuselama 3(tiga)tahun. Padaakhir
masaberlakunyasuratpenugasan tersebutrumahsakit harus melakukanRe-
Kredensialterhadap tenagayang bersangkutan.ProsesRe-Kredensialinilebihsederhana
dibandingkan dengan proses kredensial awalsebagaimana diuraikan diatas karena
rumah sakit telah memiliki informasi setiap tenaga kesehatan lainyang
melakukantindakandirumahsakittersebut.
Penerbitanulangsuratpenugasan(reappointment).
Suratpenugasan dapatberakhirsetiapsaatbilatenagatersebut
dinyatakantidakkompetenuntukmelakukantindakantertentu.Walaupun
seorangtenagakesehatanlain pada awalnyatelah memperoleh kewenanganklinis
untukmelakukantindakanmedistertentu, namun kewenangan itudapat dicabut oleh
rumah sakit berdasarkan pertimbangan komitetenagakesehatanlain.Pertimbangan
pencabutan kewenanganklinistertentutersebutdidasarkanpadakinerja profesi
dilapangan,misalnyatenaga kesehatan lain yangbersangkutan
terganggukesehatannya, baik fisik maupunmental. Selainitu, pencabutan kewenangan
klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan medis yang diduga karena
inkompetensi atau karena tindakan disiplin dari komite tenagakesehatanlain .
Namundemikian,kewenanganklinisyang dicabuttersebutdapat diberikan
kembalibila tenaga tersebut dianggap telah pulih kompetensinya.Dalam
halkewenanganklinistertentu seorangtenaga kesehatan lain
diakhiri,komitetenagakesehatan lainakan meminta subkomite peningkatan mutu
profesi untukmelakukan berbagai upaya pembinaan agarkompetensiyang
bersangkutan pulihkembali. Komite tenagakesehatanlaindapat
merekomendasikankepadakepalarumah sakit pemberiankembali kewenangan klinis
tertentu setelah melalui proses pembinaan
Pada dasarnyakredensialtetapditujukanuntukmenjaga keselamatanpasien,
sambiltetapmembinakompetensiseluruhtenaga medis
dirumahsakittersebut.Dengandemikianjelaslahbahawakomite tenaga kesehatan lain
dan statutastaftenaga kesehatan lainmemegang perananpenting
dalamproseskredensial dan pemberiankewenangan klinis untuk setiap
tenagatenagakesehatanlain.

10
BAB IV.DOKUMENTASI

A.DOKUMENTASI
✓ Berkaspengajuankewenanganklinisdaristaftenagakesehatanlain
setelahdiprosesdi KomitetenagakesehatanlaindanSubKomite Kredensial,
disimpandisekretariatrumahsakit.
✓ Surat rekomendasidari Komite tenaga kesehatan lain untuk
disampaikankeDirekturUtama, disimpan di sekretariatrumah sakit danarsipnya
disimpandisekretariatKomitetenagakesehatanlain .
✓ Suratpenugasanklinisdisampaikandandisimpanolehstaftenaga kesehatan
lainyang bersangkutan,tembusannyadiberikanke Komite tenagakesehatanlain
danarsipnyadisimpandisekretariatrumah sakit.

Ditetapkan di : Krui
Pada tanggal : 30 Januari 2019

11
KREDENSIAL

RSUD No. Dokumen No.Revisi Halaman


KH. MUHAMMAD /SPO/I/2019 00 2/3
THOHIR
PROSEDUR 4. komite profesional pemberi asuhan lainnya meneruskan
berkas tersebut kepada sub komite kredensial untuk
dikaji
5. kajian sub komite kredensial dilakukan dengan
wawancara langsung dan mengisi lembar kajian
kompetensi yang meliputi
a. standar kompetensi yang disahkan oleh lembaga
yang berwenang
b. kompetensi kognitif ( kemampuan untuk berfikir dan
menganalisa informasi dan stuasi yang menuntut
timbulnya kinerja yang efektif )
c. kompetensi efektif
d. kompetensi spikomotor
e. kompetensi fisik
f. kompetensi mental/prilaku
g. kompetensi etika
6. Kajian yang telah dibuat,disampaikan kepada komite
tenaga kesehatan lainnya untuk selanjutnya di kirim ke
direktur RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR sebagai
rekomendasi pemberian kewenangan klinis.
7. Selanjutnya direktur RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR
akan menerbitkan surat penugas klinis bagi staf tenaga
kesehatan gabungan yang bersangkutan dengan
lampiran rincian kewenangan klinis yang sudah
direkomendasikan oleh komite tenaga kesehatan
lainnya.

12
KREDENSIAL

RSUD No. Dokumen No.Revisi Halaman


KH.MUHAMMAD /SPO/I/2019 00 3/3
THOHIR
PROSEDUR 8. Surat penugasan klinis mempunyai batas waktu yang
ditetapkan oleh direktur RSUD KH.Muhammad Thohir
yaitu 3 tahun.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi UTD


2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi RekamMedik
4. PoliGigi
5. Poli Kebidanan
6. InstalasiGizI
8. InstalasiLaboratorium
9.Instalasi Rongsen

13
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR
Jln. Atar Sedangkek Pekon Way Suluh Kec. Krui Selatan
Kode Pos : 34874 Telp. 082282485094 Email :rsudkrui@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR


NOMOR: O. / /SK-DIR/ /2019

TENTANG
KEBIJAKAN PROSES KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA
RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR
DIREKTUR RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya untuk pencapaian visi dan misi RSUD KH.
MUHAMMAD THOHIR KAB. PESISIR BARAT diperlukan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas untuk menunjang peningkatan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien ;
b. Bahwa diperlukan proses kredensial tenaga kesehatan lainnya
untuk menjamin keselamatan pasien yang berada dibawah
tanggung jawabnya ;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur tentang
kebijakan kredensial Tenaga KesehatanLainnya di RSUD KH.
MUHAMMAD THOHIR KAB. PESISIR BARAT.
MENGINGAT : 1. UU. No.36.Tahun2009.Tentang kesehatan
2. UU. No 38Tahun2014,Tentang Keperawatan
3. PMK No. 1796/Menkes/Per/VII/2011,tentang Kesehatan
4. PMK No.49 Tahun2013 tentang penyelenggaraan Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya di Rumah Sakit
5. PMK No 375 Tahun2017,Tentang Standar Profesi Radiografi
6. PMK No. 378Tahun2017Tentang Standar Profesi Perawat Gigi
7. PMK No 55 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Perekam Medis
8. PMK No 373Tahun2012Tentang Standar Profesi Sanitarian
9. PKM No 51 Tahun 2009 Tentang Kefarmasian
10. PKM No. 573 Tahun 2008 Tentang Standar Profesi Asisten
Apoteker
11. PKM No. 374 Tahun 2007 Tentang Profesi Gizi
12. Keputusan menteri kesehatan no 370 tahun 2007 tentang standar
profesi Ahli Tehnologi Laboratorium Kesehatan

14
13. Keputusan menteri kesehatan no 370 tahun 2007 tentang standar
profesi Ahli Tehnologi Laboratorium Kesehatan
14. Surat Keputusan Direktur RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR KAB.
PESISIR BARAT Nomor tentang Penetapan
Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) RSUD KH.
MUHAMMAD THOHIR KAB. PESISIR BARAT.
15. Surat Keputusan Direktur RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR
KAB. PESISIR BARAT Nomor tentang
Pemberlakuan Peraturan Internal Staf Tenaga Kesehatan
Lainnya RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR KAB. PESISIR
BARAT.
16. Surat Keputusan Direktur RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR KAB.
PESISIR BARAT Nomor tentang Pembentukan
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya RSUD KH. MUHAMMAD
THOHIR KAB. PESISIR BARAT.
17. Surat Keputusan Direktur RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR KAB.
PESISIR BARAT Nomor tentang Penetapan
Pedoman Kerja Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
18. Surat Keputusan Direktur RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR KAB.
PESISIR BARAT Nomor tentang Pengangkatan
Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya RSUD KH.
MUHAMMAD THOHIR KAB. PESISIR BARAT.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Proses Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya di
RSUDKH. MUHAMMAD THOHIR KAB. PESISIR BARAT
sebagaimana tercantum dalam Lampiran ini merupakan bagian
tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA : Proses Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya sebagaimana
dimaksud dalam cliktum kesatu menggunakan format yang
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,bilakemudian hari
diketemukan kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

15
Ditetapkan di : Krui
Pada tanggal : 30 Januari 2019

16
17

Anda mungkin juga menyukai