OUTLINE
1. Penagihan Pajak
2. Sengketa Pajak
3. Pembetulan dan Pengungkapan Ketidakbenaran
3
CIRCUMNAVIGATION UU KUP
4
Bagian 1
Penagihan Pajak
5
DASAR HUKUM
PASAL 18 → Dasar Penagihan Pajak
• STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, Putusan PK
• Menyebabkan pajak yang masih harus dibayar bertambah
Definisi
HAK MENDAHULU
Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas
barang-barang milik Penanggung Pajak
9
DALUARSA PENAGIHAN
10
11
SURAT PAKSA
Nomor ...............WPJ. ......... KP. ........ / 20....
Menimbang bahwa :
Nama Wajib Pajak / Penanggung : .....................................................................
Pajak
NPWP : .....................................................................
Alamat : .....................................................................
menunggak pajak sebagaimana tercantum di bawah ini :
Jumlah Rp.
(.........................................................................................................................................................................
...........)
Dengan ini
1. memerintahkan Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk membayar jumlah tunggakan pajak tersebut ke
Bank Persepsi / Kantor Pos dan Giro, ditambah dengan biaya penagihan dalam waktu 2 (dua) kali dua
puluh empat jam sesudah pemberitahuan Surat Paksa ini.
2. memerintahkan kepada Jurusita Pajak yang melaksanakan Surat Paksa ini atau Jurusita Pajak lain
yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa untuk melakukan penyitaan atas barang-
barang milik Wajib Pajak / Penanggung Pajak apabila dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam
Surat Paksa ini tidak dipenuhi.
Ditetapkan di
Pada tanggal
Kepala Kantor,
PERHATIAN
14 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK……………………………………
Surat Paksa ini dapat dilanjutkan dengan tindakan PENCEGAHAN dan PENYANDERAAN.
Saya, Jurusita Pajak, telah menyerahkan salinan Surat Paksa ini kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak,
dan saya lakukan di tempat tinggal/kedudukan orang pribadi/badan yang menanggung pajak.
(…………………………………………) (……………………………………)
Jabatan ………………………… Jabatan……………………………
Nama : ...............................................................................................
NIP : ...............................................................................................
Jabatan : Jurusita Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
...............................................................................................
untuk melakukan penyitaan barang-barang (barang bergerak dan atau barang tidak bergerak) milik Wajib
Pajak/Penanggung Pajak baik yang berada di tempat Wajib Pajak/Penanggung Pajak maupun yang berada di tangan
orang lain.
Penyitaan agar dilakukan bersama-sama dengan 2 (dua) orang saksi, warga negara Indonesia yang telah mencapai usia
21 (dua puluh satu) tahun atau telah dewasa dan dapat dipercaya.
Berita Acara Pelaksanaan Sita supaya disampaikan dalam waktu paling lambat ............. hari setelah pelaksanaan
penyitaan.
..................................................20......
Kepala Kantor,
....................................................
NIP.
S.5.0.23.07
17
Sanksi Bunga
18
Kasus
Atas SPT Tahunan PT XYZ Tahun Pajak 2020, KPP A menerbitkan SKPKB pada
tangal 22 Oktober 2022 dengan nilai KB adalah Rp100.000.000.
Tentukan:
1. Tanggal JT pembayaran SKPKB
2. Berapa nilai sanksi bunga pada SKPKB
23
Kasus
Jatuh Tempo SKPKB → 21 November 2022 (1 bulan SEJAK)
Penentuan Lama:
• 31 Des 2020 s.d. 22 Oktober 2022 → 22 Bulan
Sanksi SKPKB:
• Jumlah KB x bunga x masa
• 100 juta x 1,78% x 22 bulan
• 39.160.000
24
Kasus
Atas SPT Tahunan PT XYZ Tahun Pajak 2020, KPP A menerbitkan SKPKB pada
tangal 22 Oktober 2022 dengan nilai KB adalah Rp100.000.000.
Tentukan:
1. Berapa bunga penagihan dalam STP tersebut
25
Kasus
Jatuh Tempo SKPKB → 21 November 2022 (1 bulan SEJAK)
• 20 Nov 2022 bayar 80 juta → GOOD
• KB pada saat JT (21 Nov 2022) → 20 juta, yang kemudian dilunasi tanggal 10 Des
2022
• STP diterbitkan untuk bunga penagihan atas jumlah yang KB yaitu 20 juta
Penentuan Lama:
• 21 Nov 2022 s.d. 10 Des 2022 → 1 Bulan
Sanksi Bunga
Mengangsur dan Menunda
29
• PPh terutang
SPT Tahunan
9 hari kerja • PBB terutang
• Ketetapan
7 hari kerja JT
setelah
permohonan
Kasus
Atas SPT Tahunan PT XYZ Tahun Pajak 2020, KPP A menerbitkan SKPKB pada
tangal 22 Oktober 2022 dengan nilai KB adalah Rp100.000.000.
Tentukan:
1. Apakah diterima?
2. Skedul pembayaran angsuran
31
Kasus
Jatuh Tempo SKPKB → 21 November 2022 (1 bulan SEJAK)
• Pengajuan permohonan 2 Nov 2022 → 13 hari kerja sebelum JT → OK
• Pokok per bulan adalah → 20.000.000
Skedul Pembayaran:
• Sanksi bunga berdasar Pasal 19 ayat (2) → Sejak saat JT Bayar → 21 Nov 2022
• Cek: https://fiskal.kemenkeu.go.id/informasi-publik/kmk-tarif-bunga
• 0,62% per bulan
Pencegahan
&
Penyanderaan
33
DEFINISI
• Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak
tertentu untuk keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan alasan
tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PENCEGAHAN
Pencegahan dapat diusulkan dalam hal:
• Objek Sita tidak dapat ditemukan;
• Utang Pajak sebagai dasar penagihan Pajak mendekati daluwarsa penagihan;
• berdasarkan data dan informasi terdapat indikasi Penanggung Pajak akan
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu;
• terdapat tanda-tanda bahwa Badan akan dibubarkan atau dilakukan perubahan
bentuk lainnya; atau
• terdapat tanda-tanda kepailitan dan/atau dalam keadaan pailit.
35
PENYANDERAAN
Dalam hal terhadap Penanggung Pajak telah dilakukan Pencegahan, Penyanderaan
dapat dilakukan paling cepat 30 hari sebelum berakhirnya masa Pencegahan
Penyanderaan dapat dilakukan setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal
Surat Paksa diberitahukan, dalam hal:
• Utang Pajak sebagai dasar penagihan Pajak mendekati daluwarsa penagihan;
• terdapat tanda-tanda bahwa Badan akan dibubarkan atau dilakukan perubahan
bentuk lainnya; atau
• terdapat tanda-tanda kepailitan dan/atau dalam keadaan pailit.
36
GUGATAN
37
38
Penghapusan
Piutang Pajak
Syarat-syarat Piutang yang dapat dihapuskan
• Wajib pajak dan atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau
meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan, dan tidak
mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan;
• Wajib Pajak dan atau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta
kekayaan lagi;
• Penagihan Pajak secara efektif telah dilaksanakan dengan penyampaian
Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak melalui Pemda Setempat;
• Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa; atau
• Sebab lain sesuai dengan hasil penelitian.
40
Bagian 2
Sengketa Pajak
41
Keberatan &
Banding
42
JUMLAH PAJAK
YANG BELUM DIBAYAR PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN KEBERATAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (7),
Sanksi Denda
Pasal 25 ayat (9) UU HPP
Sanksi Denda
Pasal 25 ayat (10) UU HPP
Keputusan Keberatan
Pasal 26 UU KUP
(1) Paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima Dirjen
Pajak harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan;
(2) Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan
tambahan atau penjelasan tertulis;
(3) Keputusan Dirjen Pajak atas keberatan dapat berupa mengabulkan seluruhnya
atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih
harus dibayar;
(4) Dalam hal WP mengajukan keberatan sbgmn dimaksud Pasal 13 ayat (1) huruf b
dan huruf d, WP ybs harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak
tersebut;
(5) Apabila jangka waktu sbgmn dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Dirjen
Pajak tidak memberi keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap
dikabulkan.
53
Keputusan Keberatan
Pasal 26 UU KUP
(1) Paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima Dirjen
Pajak harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan;
(2) Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan
tambahan atau penjelasan tertulis;
(3) Keputusan Dirjen Pajak atas keberatan dapat berupa mengabulkan seluruhnya
atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih
harus dibayar;
(4) Dalam hal WP mengajukan keberatan sbgmn dimaksud Pasal 13 ayat (1) huruf b
dan huruf d, WP ybs harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak
tersebut;
(5) Apabila jangka waktu sbgmn dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Dirjen
Pajak tidak memberi keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap
dikabulkan.
54
(1). Tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan diatur dengan atau
berdasarkan PMK;
(2). Tata cara sbgmn dimaksud pada ayat (1), antara lain mengatur tentang
pemberian hak kepada Wajib Pajak untuk hadir memberikan keterangan
atau memperoleh penjelasan mengenai keberatannya;
(3). Apabila Wajib Pajak tidak menggunakan hak sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), proses keberatan tetap dapat diselesaikan;
(4). Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi,
atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada
saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan
belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam
penyelesaian keberatan.
55
BANDING
Pasal 27 AYAT (1) UU KUP
PUTUSAN PENGADILAN
Pasal 27 AYAT (2) UU KUP
PERMOHONAN DIAJUKAN :
1. SECARA TERTULIS DALAM BAHASA INDONESIA;
2. DENGAN ALASAN YANG JELAS;
3. PALING LAMA 3 (TIGA) BULAN SEJAK SURAT KEPUTUSAN
KEBERATAN DITERIMA; dan
4. DILAMPIRI DENGAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN.
58
KETERANGAN TERTULIS
Pasal 27 AYAT (4a) UU KUP
JUMLAH PAJAK
YANG BELUM DIBAYAR PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN BANDING
sebagaimana dimaksud pada ayat (5a),
PENINJAUAN
KEMBALI
64
Tidak Tertangguh
Pasal 27 AYAT (5e) UU KUP
SANKSI PK
Pasal 27 AYAT (5f) UU KUP
TIDAK TERTANGGUH
Pasal 27 AYAT (5f) UU KUP
Pembetulan
Pembatalan
Pengurangan Ketetapan Pajak
68
(1) Direktur Jenderal Pajak karena JABATAN atau atas PERMOHONAN WAJIB PAJAK
dapat:
a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda,
dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan
Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;
b. mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar;
c. mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 yang tidak benar; atau
d. membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil
pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa:
1. penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau
2. pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.
69
Pengajuan Permohonan
Pasal 36 Ayat (1a) & (1b) UU KUP
Keputusan Permohonan
Pasal 36 Ayat (1c) & (1d) UU KUP
Bagian 3
Pengungkapan Ketidakbenaran
Pasal 8 Ayat (3) – (5) UU KUP
72