Anda di halaman 1dari 77

1

KETENTUAN UMUM DAN TATA


CARA PERPAJAKAN
(KUP B)
SUWONDO
suwondo.soe@gmail.com | 081319732968
2

OUTLINE
1. Penagihan Pajak
2. Sengketa Pajak
3. Pembetulan dan Pengungkapan Ketidakbenaran
3

CIRCUMNAVIGATION UU KUP
4

Bagian 1
Penagihan Pajak
5

DASAR HUKUM
PASAL 18 → Dasar Penagihan Pajak
• STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, Putusan PK
• Menyebabkan pajak yang masih harus dibayar bertambah

PASAL 19 → Bunga Penagihan Pajak


• Pada saat SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, Putusan
PK jatuh tempo tapi tidak/kurang dibayar, dikenai sanksi bunga penagihan
• Yang dihitung dari tanggal jatuh tempo s.d. tanggal pembayaran/tanggal terbit STP,
maksimal 24 bulan
• Tarif KMK pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi (tanggal jatuh tempo)

PASAL 20 → Penagihan Seketika & Sekaligus

PASAL 21 → Hak Mendahulu

PASAL 22 → Daluarsa Penagihan


6

Definisi

SERANGKAIAN TINDAKAN AGAR WAJIB PAJAK / PENANGGUNG PAJAK MELUNASI UTANG


PAJAK & BIAYA PENAGIHAN PAJAKNYA DENGAN :
• MENEGUR /MENGINGATKAN
• MEMAKSA
• MENYITA
• MENJUAL
• MENCEGAH
• MENYANDERA
7

DASAR PENAGIHAN PAJAK


8

HAK MENDAHULU
Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas
barang-barang milik Penanggung Pajak
9

DALUARSA PENAGIHAN
10
11

Penagihan Pajak dengan


Surat Paksa
(PPSP)
12
13
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK .............................

SURAT PAKSA
Nomor ...............WPJ. ......... KP. ........ / 20....

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK

Menimbang bahwa :
Nama Wajib Pajak / Penanggung : .....................................................................
Pajak
NPWP : .....................................................................
Alamat : .....................................................................
menunggak pajak sebagaimana tercantum di bawah ini :

Nomor & Tanggal


Jenis Tahun Jumlah Tunggakan Pajak
STP/SKPKB/SKPKBT/SK. Pembetulan/
Pajak Pajak (Rp.)
SK. Keberatan/Putusan Banding*)

Jumlah Rp.
(.........................................................................................................................................................................
...........)

Dengan ini
1. memerintahkan Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk membayar jumlah tunggakan pajak tersebut ke
Bank Persepsi / Kantor Pos dan Giro, ditambah dengan biaya penagihan dalam waktu 2 (dua) kali dua
puluh empat jam sesudah pemberitahuan Surat Paksa ini.
2. memerintahkan kepada Jurusita Pajak yang melaksanakan Surat Paksa ini atau Jurusita Pajak lain
yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa untuk melakukan penyitaan atas barang-
barang milik Wajib Pajak / Penanggung Pajak apabila dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam
Surat Paksa ini tidak dipenuhi.

Ditetapkan di
Pada tanggal
Kepala Kantor,
PERHATIAN
14 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK……………………………………

BERITA ACARA PEMBERITAHUAN SURAT KUASA

Pada hari ini…………………………… tanggal ……………………19………………atas permintaan Kepala Kantor


Pelayanan Pajak yang memilih tempat kedudukan di Kantor …………………………… di………………………… saya,
Jurusita Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak …………………………… bertempat kedudukan di
…………………………………………

MEMBERITAHUKAN DENGAN RESMI

Kepada Saudara…………………………bertempat tinggal di ………………………………… berkedudukan sebagai


………………………….Surat Paksa disebaliknya ini tertanggal ………………………………… dan saya, Jurusita Pajak,
berdasarkan ketentuan Surat Paksa tersebut memerintahkan kepada Penanggung Pajak supaya dalam
waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam, memenuhi isi Surat Paksa dan oleh karena itu harus menyetor
di Bank Persepsi/Kantor Pos dan Giro ……………………………… sebanyak Rp ………………… dengan tidak
mengurangi kewajiban untuk membayar biaya-biaya penagihan pajak ini dan biaya selanjutnya, dan jika
ia tidak membayar dalam waktu yang telah ditentukan, maka harta bendanya baik yang berupa barang
bergerak maupun barang tidak bergerak akan disita dan dijual di muka umum/dijual langsung kepada
pembeli dan hasil penjualannya digunakan untuk membayar utang pajak, denda, bunga, dan biaya-biaya
yang berhubungan dengan pelaksanaan penagihan ini.

Surat Paksa ini dapat dilanjutkan dengan tindakan PENCEGAHAN dan PENYANDERAAN.

Saya, Jurusita Pajak, telah menyerahkan salinan Surat Paksa ini kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak,
dan saya lakukan di tempat tinggal/kedudukan orang pribadi/badan yang menanggung pajak.

Penyerahan salinan Surat Paksa dilakukan kepada ………………………… bertempat tinggal di


………………disebabkan ………………

Yang menerima salinan Surat Paksa, Jurusita Pajak,

(…………………………………………) (……………………………………)
Jabatan ………………………… Jabatan……………………………

Biaya pelaksanaan Surat Paksa sebagai berikut :


Biaya harian Jurusita Rp …………………………………
Biaya perjalanan Rp …………………………………
Jumlah Rp …………………………………

*) Coret yang tidak perlu


15

Surat Perintah Penagihan


Seketika dan Sekaligus
• PP akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk
itu
• PP memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam
rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau
pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia
• terdapat tanda-tanda bahwa PP akan membubarkan badan usahanya, atau
menggabungkan usahanya, atau memekarkan usahanya, atau
memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau
melakukan perubahan bentuk lainnya
• badan usaha akan dibubarkan oleh negara
• terjadi penyitaan atas barang PP oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-
tanda kepailitan
16
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK ................................

SURAT PERINTAH MELAKSANAKAN PENYITAAN


Nomor .......WJP.......KP........20.......

Oleh karena Wajib Pajak/Penanggung Pajak,


Nama : ...............................................................................................
NPWP : ...............................................................................................
Alamat : ...............................................................................................
...............................................................................................
telah dilakukan penagihan pajak dengan Surat Paksa Nomor Nomor .................................................... tanggal
................................. namun hingga saat ini belum juga melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayarnya, maka sesuai
dengan ketentuan Pasal 12 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dengan
ini diperintahkan kepada :

Nama : ...............................................................................................
NIP : ...............................................................................................
Jabatan : Jurusita Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
...............................................................................................
untuk melakukan penyitaan barang-barang (barang bergerak dan atau barang tidak bergerak) milik Wajib
Pajak/Penanggung Pajak baik yang berada di tempat Wajib Pajak/Penanggung Pajak maupun yang berada di tangan
orang lain.

Penyitaan agar dilakukan bersama-sama dengan 2 (dua) orang saksi, warga negara Indonesia yang telah mencapai usia
21 (dua puluh satu) tahun atau telah dewasa dan dapat dipercaya.

Berita Acara Pelaksanaan Sita supaya disampaikan dalam waktu paling lambat ............. hari setelah pelaksanaan
penyitaan.

..................................................20......
Kepala Kantor,

....................................................
NIP.
S.5.0.23.07
17

Sanksi Bunga
18

Uraian Dasar Pokok Saat mulai Tgl KMK Max


Hukum Pajak dihitung
KB karena Pembetulan SPT 8 ayat (2) Jumlah Batas OP: Maret 24 bulan
Tahunan KB penyampaian Badan: April
SPT
KB karena Pembetulan SPT 8 ayat Jumlah JT Bayar JT Bayar 24 bulan
Masa (2a) KB
Setor SPT Masa lewat JT 9 ayat Nilai JT Bayar JT Bayar 24 bulan
(2a) bayar
Setor SPT Tahunan lewat 9 ayat Nilai Batas OP: Maret 24 bulan
JT (2b) bayar penyampaian Badan: April
SPT
Pengungkapan 8 ayat (5) KB Tahunan: batas Tanggal 24 bulan
ketidakbenaran waktu dimulai sanksi
penyampaian
Masa: JT Bayar
19

Uraian Dasar Pokok Saat mulai Tgl KMK Max


Hukum Pajak dihitung
STP PPh Pasal 25 14 ayat KB Sejak saat Tanggal 24 bulan
STP salah tulis/hitung (3) terutang atau dimulai sanksi
berakhirnya
masa/bagian/tah
un pajak
SKPKB pasal 13 ayat (2) Pasal 13 KB Sejak saat Tanggal 24 bulan
ayat (2) terutang atau dimulai sanksi
berakhirnya
masa/bagian/tah
un pajak
SKPKB pasal 13 ayat (2a) Pasal 13 KB JT pembayaran Tanggal 24 bulan
ayat (2a) kembali dimulai sanksi
SKPKB pasal 13 ayat (3b) Pasal 13 KB Sejak saat Tanggal 24 bulan
ayat (3b) terutang atau dimulai sanksi
berakhirnya
masa/bagian/tah
un pajak
20

Uraian Dasar Pokok Saat mulai Tgl KMK Max


Hukum Pajak dihitung
Telat bayar dasar 19 ayat KB Tanggal JT Tanggal JT 24 bulan
penagihan (1)
Mengangsur atau 19 ayat Jumlah Tanggal JT Tanggal 24 bulan
menunda pembayaran (2) YMH dimulai sanksi
dibayar
Menunda Penyampaian 19 ayat KB Batas waktu Tanggal 24 bulan
SPT Tahunan (3) penyampaian dimulai sanksi
SPT
21

Saat Jatuh Tempo


SKPKB
SKPKBT Pasal 9 Ayat (3)
SK Pembetulan
Harus dilunasi dalam jangka watu
SK Keberatan
1 bulan sejak diterbitkan
Putusan Banding
Putusan PK
Pasal 19 UU KUP
• Dalam hal pada saat jatuh tempo TIDAK/KURANG dibayar, dikenai
sanksi sesuai KMK
• Dihitung dari tanggal JT s.d. tanggal bayar/tanggal STP, max. 24 bulan
• Tarif bunga yang digunakan adalah pada tanggal dimulainya
penghitungan sanksi
22

Kasus
Atas SPT Tahunan PT XYZ Tahun Pajak 2020, KPP A menerbitkan SKPKB pada
tangal 22 Oktober 2022 dengan nilai KB adalah Rp100.000.000.

Tentukan:
1. Tanggal JT pembayaran SKPKB
2. Berapa nilai sanksi bunga pada SKPKB
23

Kasus
Jatuh Tempo SKPKB → 21 November 2022 (1 bulan SEJAK)

Penentuan Tarif Sanksi:


• Sanksi bunga berdasar Pasal 13 ayat (2) → Sejak saat terutang → 31 Desember 2020
• Cek: https://fiskal.kemenkeu.go.id/informasi-publik/kmk-tarif-bunga
• 1,78% per bulan

Penentuan Lama:
• 31 Des 2020 s.d. 22 Oktober 2022 → 22 Bulan

Sanksi SKPKB:
• Jumlah KB x bunga x masa
• 100 juta x 1,78% x 22 bulan
• 39.160.000
24

Kasus
Atas SPT Tahunan PT XYZ Tahun Pajak 2020, KPP A menerbitkan SKPKB pada
tangal 22 Oktober 2022 dengan nilai KB adalah Rp100.000.000.

Jika PT XYZ melakukan pembayaran atas SKPKB tersebut secara bertahap


sebagai berikut:
1. 20 November 2022 sebesar Rp80.000.000
2. 10 Desember 2022 sebesar Rp20.000.000

KPP A menerbitkan STP bunga penagihan pada tanggal 20 Desember 2022.

Tentukan:
1. Berapa bunga penagihan dalam STP tersebut
25

Kasus
Jatuh Tempo SKPKB → 21 November 2022 (1 bulan SEJAK)
• 20 Nov 2022 bayar 80 juta → GOOD
• KB pada saat JT (21 Nov 2022) → 20 juta, yang kemudian dilunasi tanggal 10 Des
2022
• STP diterbitkan untuk bunga penagihan atas jumlah yang KB yaitu 20 juta

Penentuan Tarif Sanksi:


• Sanksi bunga berdasar Pasal 19 ayat (1) → Sejak saat JT Bayar → 21 Nov 2022
• Cek: https://fiskal.kemenkeu.go.id/informasi-publik/kmk-tarif-bunga
• 0,62% per bulan

Penentuan Lama:
• 21 Nov 2022 s.d. 10 Des 2022 → 1 Bulan

Sanksi bunga penagihan STP:


• Jumlah KB x bunga x masa
• 20 juta x 0,62% x 1 bulan
• 124.000
26

Saat mulai sanksi sebelum UU CIKA

DIKTUM 6 KMK 540/2022

Sanksi berdasar KMK yang dikenakan SEJAK 2 November 2020, dan


penghitungaan sanksi dimulai SEBELUM 2 November 2020

Dihitung menggunakan tarif KMK ini


27

SAAT JATUH TEMPO


28

Sanksi Bunga
Mengangsur dan Menunda
29

SAAT JATUH TEMPO

• PPh terutang
SPT Tahunan
9 hari kerja • PBB terutang
• Ketetapan

7 hari kerja JT
setelah
permohonan

• 9 hari kerja sebelum JT Keputusan SURAT TEGURAN


mengajukan permohonan ke • Setuju seluruhnya
Dirjen Pajak • Setuju sebagian
• Disertai alasan dan bukti • tolak
pendukung
30

Kasus
Atas SPT Tahunan PT XYZ Tahun Pajak 2020, KPP A menerbitkan SKPKB pada
tangal 22 Oktober 2022 dengan nilai KB adalah Rp100.000.000.

PT XYZ mengajukan permohonan pengangsuran pembayaran selama 5 bulan


pada tanggal 2 November 2022

Tentukan:
1. Apakah diterima?
2. Skedul pembayaran angsuran
31

Kasus
Jatuh Tempo SKPKB → 21 November 2022 (1 bulan SEJAK)
• Pengajuan permohonan 2 Nov 2022 → 13 hari kerja sebelum JT → OK
• Pokok per bulan adalah → 20.000.000

Skedul Pembayaran:
• Sanksi bunga berdasar Pasal 19 ayat (2) → Sejak saat JT Bayar → 21 Nov 2022
• Cek: https://fiskal.kemenkeu.go.id/informasi-publik/kmk-tarif-bunga
• 0,62% per bulan

Bulan Pokok Rate Bunga


1 100.000.000 0,62% 620.000
2 80.000.000 0,62% 496.000
3 60.000.000 0,62% 372.000
4 40.000.000 0,62% 248.000
5 20.000.000 0,62% 124.000
32

Pencegahan
&
Penyanderaan
33

DEFINISI
• Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak
tertentu untuk keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan alasan
tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

• Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak


dengan menempatkannya di tempat tertentu.
34

PENCEGAHAN
Pencegahan dapat diusulkan dalam hal:
• Objek Sita tidak dapat ditemukan;
• Utang Pajak sebagai dasar penagihan Pajak mendekati daluwarsa penagihan;
• berdasarkan data dan informasi terdapat indikasi Penanggung Pajak akan
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu;
• terdapat tanda-tanda bahwa Badan akan dibubarkan atau dilakukan perubahan
bentuk lainnya; atau
• terdapat tanda-tanda kepailitan dan/atau dalam keadaan pailit.
35

PENYANDERAAN
Dalam hal terhadap Penanggung Pajak telah dilakukan Pencegahan, Penyanderaan
dapat dilakukan paling cepat 30 hari sebelum berakhirnya masa Pencegahan

Penyanderaan dapat dilakukan setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal
Surat Paksa diberitahukan, dalam hal:
• Utang Pajak sebagai dasar penagihan Pajak mendekati daluwarsa penagihan;
• terdapat tanda-tanda bahwa Badan akan dibubarkan atau dilakukan perubahan
bentuk lainnya; atau
• terdapat tanda-tanda kepailitan dan/atau dalam keadaan pailit.
36

GUGATAN
37
38

Penghapusan
Piutang Pajak
Syarat-syarat Piutang yang dapat dihapuskan
• Wajib pajak dan atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau
meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan, dan tidak
mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan;
• Wajib Pajak dan atau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta
kekayaan lagi;
• Penagihan Pajak secara efektif telah dilaksanakan dengan penyampaian
Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak melalui Pemda Setempat;
• Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa; atau
• Sebab lain sesuai dengan hasil penelitian.
40

Bagian 2
Sengketa Pajak
41

Keberatan &
Banding
42

KEBERATAN Pasal 25 ayat (1) UU KUP

WAJIB PAJAK DAPAT MENGAJUKAN KEBERATAN


HANYA KEPADA DIREKTUR JENDERAL PAJAK atas SUATU:
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB); atau
5. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
43

SYARAT KEBERATAN Pasal 25 ayat (2) & (3) UU KUP

(2) Tertulis dalam Bahasa Indonesia;


Mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak
yang dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut
penghitungan wajib pajak, dengan disertai alasan yang
menjadi dasar penghitungan.
(3) Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal
dikirim surat ketetapan pajak, atau sejak tanggal pemotongan
atau pemungutan pajak, kecuali apabila Wajib Pajak dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat
dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
44

Melunasi Jumlah Setuju Pasal 25 ayat (3a) UU KUP

DALAM HAL WAJIB PAJAK MENGAJUKAN KEBERATAN ATAS


SURAT KETETAPAN PAJAK,
• WAJIB PAJAK WAJIB MELUNASI PAJAK YANG MASIH HARUS
DIBAYAR,
• PALING SEDIKIT SEJUMLAH YANG TELAH DISETUJUI WAJIB
PAJAK DALAM PEMBAHASAN AKHIR HASIL PEMERIKSAAN,
• SEBELUM SURAT KEBERATAN DISAMPAIKAN.
45

Syarat Mengikat Pasal 25 ayat (4) UU KUP

KEBERATAN YANG TIDAK MEMENUHI


PERSYARATAN BUKAN
MERUPAKAN SURAT KEBERATAN
SEHINGGA
TIDAK DIPERTIMBANGKAN.
46

Tanda Terima Pasal 25 ayat (5) UU KUP

TANDA TERIMA SURAT KEBERATAN


• DARI PEGAWAI YANG DITUNJUK DIRJEN PAJAK UNTUK MENERIMA
SURAT KEBERATAN, atau
• TANDA PENGIRIMAN SURAT KEBERATAN MELALUI POS DENGAN BUKTI
PENGIRIMAN SURAT, atau
• MELALUI CARA LAIN YANG DIATUR DENGAN ATAU BERDASARKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN,
MENJADI TANDA BUKTI PENERIMAAN SURAT KEBERATAN.
47

Permintaan Keterangan Tertulis


Pasal 25 ayat (6) UU KUP

BILA DIMINTA oleh WAJIB PAJAK untuk PENGAJUAN KEBERATAN,


DIREKTUR JENDERAL PAJAK WAJIB MEMBERIKAN KETERANGAN SECARA
TERTULIS
HAL-HAL YANG MENJADI :

• DASAR PENGENAAN PAJAK;


• PENGHITUNGAN RUGI; ATAU
• PEMOTONGAN ATAU PEMUNGUTAN.
48

Jangka Waktu Tertangguh


Pasal 25 ayat (7) UU KUP

DALAM HAL WAJIB PAJAK MENGAJUKAN KEBERATAN,


JANGKA WAKTU PELUNASAN ATAS JUMLAH PAJAK YANG BELUM DIBAYAR
PADA SAAT PENGAJUAN KEBERATAN,
TERTANGGUH
SAMPAI DENGAN 1 (SATU) BULAN SEJAK TANGGAL PENERBITAN
SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN.
49

Tidak Termasuk Utang Pajak


Pasal 25 ayat (8) UU KUP

JUMLAH PAJAK
YANG BELUM DIBAYAR PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN KEBERATAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (7),

TIDAK TERMASUK SEBAGAI UTANG PAJAK


50

Sanksi Denda
Pasal 25 ayat (9) UU HPP

APABILA KEBERATAN WAJIB PAJAK DITOLAK atau DIKABULKAN


SEBAGIAN,
WAJIB PAJAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA
SEBESAR 30% DARI JUMLAH PAJAK BERDASARKAN KEPUTUSAN
KEBERATAN,
DIKURANGI DENGAN
PAJAK YANG TELAH DIBAYAR SEBELUM MENGAJUKAN KEBERATAN.
51

Sanksi Denda
Pasal 25 ayat (10) UU HPP

DALAM HAL WAJIB PAJAK MENGAJUKAN


PERMOHONAN BANDING,
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA
DENDA SEBESAR 30%
sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
TIDAK DIKENAKAN.
52

Keputusan Keberatan
Pasal 26 UU KUP

(1) Paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima Dirjen
Pajak harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan;
(2) Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan
tambahan atau penjelasan tertulis;
(3) Keputusan Dirjen Pajak atas keberatan dapat berupa mengabulkan seluruhnya
atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih
harus dibayar;
(4) Dalam hal WP mengajukan keberatan sbgmn dimaksud Pasal 13 ayat (1) huruf b
dan huruf d, WP ybs harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak
tersebut;
(5) Apabila jangka waktu sbgmn dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Dirjen
Pajak tidak memberi keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap
dikabulkan.
53

Keputusan Keberatan
Pasal 26 UU KUP

(1) Paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima Dirjen
Pajak harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan;
(2) Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan
tambahan atau penjelasan tertulis;
(3) Keputusan Dirjen Pajak atas keberatan dapat berupa mengabulkan seluruhnya
atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih
harus dibayar;
(4) Dalam hal WP mengajukan keberatan sbgmn dimaksud Pasal 13 ayat (1) huruf b
dan huruf d, WP ybs harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak
tersebut;
(5) Apabila jangka waktu sbgmn dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Dirjen
Pajak tidak memberi keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap
dikabulkan.
54

Tata Cara Pengajuan & Penyelesaian Keberatan


Pasal 26A UU KUP

(1). Tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan diatur dengan atau
berdasarkan PMK;
(2). Tata cara sbgmn dimaksud pada ayat (1), antara lain mengatur tentang
pemberian hak kepada Wajib Pajak untuk hadir memberikan keterangan
atau memperoleh penjelasan mengenai keberatannya;
(3). Apabila Wajib Pajak tidak menggunakan hak sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), proses keberatan tetap dapat diselesaikan;
(4). Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi,
atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada
saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan
belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam
penyelesaian keberatan.
55

BANDING
Pasal 27 AYAT (1) UU KUP

WAJIB PAJAK DAPAT MENGAJUKAN


PERMOHONAN BANDING
HANYA KEPADA
BADAN PERADILAN PAJAK
ATAS
SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).
56

PUTUSAN PENGADILAN
Pasal 27 AYAT (2) UU KUP

PUTUSAN PENGADILAN PAJAK


MERUPAKAN
PUTUSAN PENGADILAN KHUSUS
DI LINGKUNGAN
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
57

Syarat Permohonan Banding


Pasal 27 AYAT (3) UU KUP

PERMOHONAN DIAJUKAN :
1. SECARA TERTULIS DALAM BAHASA INDONESIA;
2. DENGAN ALASAN YANG JELAS;
3. PALING LAMA 3 (TIGA) BULAN SEJAK SURAT KEPUTUSAN
KEBERATAN DITERIMA; dan
4. DILAMPIRI DENGAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN.
58

KETERANGAN TERTULIS
Pasal 27 AYAT (4a) UU KUP

APABILA DIMINTA OLEH WAJIB PAJAK


UNTUK KEPERLUAN
PENGAJUAN PERMOHONAN BANDING,
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
WAJIB
MEMBERI KETERANGAN SECARA TERTULIS
HAL-HAL YANG MENJADI DASAR
SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN YANG DITERBITKAN
59

Jangka Waktu Pelunasan


Pasal 27 AYAT (5a) UU KUP

DALAM HAL WAJIB PAJAK


MENGAJUKAN BANDING,
JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK
ATAS JUMLAH PAJAK YANG BELUM DIBAYAR
PADA SAAT PENGAJUAN KEBERATAN,
TERTANGGUH
SAMPAI DENGAN 1 (SATU) BULAN SEJAK
TANGGAL PENERBITAN PUTUSAN BANDING.
60

Tidak Termasuk sbg Utang Pajak


Pasal 27 AYAT (5b) UU KUP

JUMLAH PAJAK
YANG BELUM DIBAYAR PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN BANDING
sebagaimana dimaksud pada ayat (5a),

TIDAK TERMASUK SEBAGAI UTANG PAJAK


61

Belum Pajak Terutang


Pasal 27 AYAT (5c) UU KUP

JUMLAH PAJAK YANG BELUM DIBAYAR


PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN BANDING
TIDAK TERMASUK
SEBAGAI UTANG PAJAK
SAMPAI DENGAN
PUTUSAN BANDING DITERBITKAN
62

Belum Pajak Terutang


Pasal 27 AYAT (5d) UU KUP

APABILA PERMOHONAN BANDING DITOLAK ATAU DIKABULKAN SEBAGIAN,


WAJIB PAJAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA DENDA SEBESAR 60%
DARI JUMLAH PAJAK BERDASARKAN
PUTUSAN BANDING,
DIKURANGI DENGAN
PAJAK YANG TELAH DIBAYAR
SEBELUM MENGAJUKAN KEBERATAN
63

PENINJAUAN
KEMBALI
64

Tidak Tertangguh
Pasal 27 AYAT (5e) UU KUP

DALAM HAL WAJIB PAJAK ATAU DIREKTUR JENDERAL PAJAK


MENGAJUKAN
PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI,
PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN PAJAK
TIDAK DITANGGUHKAN ATAU DIHENTIKAN
65

SANKSI PK
Pasal 27 AYAT (5f) UU KUP

Dalam hal Putusan PK yang menyebabkan


jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,
dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 60%
dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Peninjauan Kembali
dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan.
66

TIDAK TERTANGGUH
Pasal 27 AYAT (5f) UU KUP

Dalam hal Putusan PK yang menyebabkan


jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,
dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 60%
dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Peninjauan Kembali
dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan.
67

Pembetulan
Pembatalan
Pengurangan Ketetapan Pajak
68

Pengurangan atau Penghapusan


Sanksi dan/atau Ketetapan Pajak
Pasal 36 Ayat (1) UU KUP

(1) Direktur Jenderal Pajak karena JABATAN atau atas PERMOHONAN WAJIB PAJAK
dapat:
a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda,
dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan
Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;
b. mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar;
c. mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 yang tidak benar; atau
d. membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil
pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa:
1. penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau
2. pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.
69

Pengajuan Permohonan
Pasal 36 Ayat (1a) & (1b) UU KUP

(1a) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf a, b, dan c hanya dapat diajukan oleh
Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali.
(1b) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d hanya dapat diajukan oleh Wajib
Pajak 1 (satu) kali.
70

Keputusan Permohonan
Pasal 36 Ayat (1c) & (1d) UU KUP

(1c) Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling


lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, harus
memberi keputusan atas permohonan yang
diajukan.
(1d) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1c) telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan Wajib
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap
dikabulkan.
71

Bagian 3
Pengungkapan Ketidakbenaran
Pasal 8 Ayat (3) – (5) UU KUP
72

Pengungkapan Ketidakbenaran SPT


Pasal 8 Ayat (4) UU KUP
73

Sanksi Bunga Pengungkapan


Pasal 8 Ayat (5) UU KUP

Sanksi Pengunggkapan Ketidakbenaran Pengisian SPT:


1. harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri disampaikan
2. Bunga dihitunga SEJAK:
• SPT Tahunan → batas waktu penyampaian SPT Tahunan berakhir s.d.
tanggal pembayaran; atau
• SPT Masa → JT Bayar s.d. tanggal pembayaran,
3. Paling lama 24 bulan
4. Yang berlaku pada tanggal dimulai sanksi
74

Pengungkapan Ketidakbenaran PERBUATAN


Pasal 8 Ayat (3) UU KUP

Dirjen • Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat


Pajak mengungkapkan dengan pernyataan tertulis
mengenai ketidakbenaran perbuatannya, yaitu:
1. Tidak menyampaikan SPT
Pemeriksaan 2. Menyampaikan SPT yang isinya tidak benar atau
Bukper tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang
isinya tidak benar
• sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 atau Pasal 39
ayat (1) huruf c dan huruf d
• sepanjang mulainya penyidikan belum diberitahukan
kepada Penuntut Umum melalui penyidik POLRI
75

Pengungkapan Ketidakbenaran PERBUATAN


Pasal 8 Ayat (3a) UU KUP

Pengungkapan ketidakbenaran perbuatan disertai pelunasan


kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang
beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% dari
jumlah pajak yang kurang dibayar.
76
77

Anda mungkin juga menyukai