Anda di halaman 1dari 2

Penetapan Tujuan

 Menurut Locke penetapan tujuan adalah proses kognitif dari keperluan praktis. Pandangan Locke ialah
bahwa tujuan dan maksud individu yang disadari adalah detirminan utama perilaku. Salah satu
karakteristik perilaku yang mempunyai tujuan yang umum diamati ialah bahwa perilaku tersebut terus
berlangsung sampai perilaku itu mencapai penyelesaiannya
 Tujuan meletakkan tekanan khusus pada pentingnya tujuan yang disadari untuk menjelaskan perilaku
yang dimotivasi. Locke telah menggunakan ungkapan maksud dan tujuan yang disadari untuk
mengusulkan dan menyediakan dukungan riset bagi tesis bahwa tujuan yang lebih disadari akan
menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi jika tujuan tersebut diterima seseorang.

A. Uraian tentang Penetapan Tujuan

 Keterincian tujuan (goal specifity) ialah tingkat presisi kuantitatif (kejelasan) tujuan tersebut.
 Kesukaran tujuan (goal difficulty) ialah tingkat keahlian atau tingkat prestasi yang di cari Intensitas tujuan
(goal intensity) menyangkut proses penetapan tujuan atau menentukan bagaimana mencapai tujuan
tersebut.
 Sampai sekarang, intensitas tujuan belum secara meluas digunakan, meskipun konsep yang berkaitan,
yaitu komitmen tujuan (goal commitment) telah dipertimbangkan pemakaiannya dalam sejumlah
penelitian. Komitmen tujuan ialah kadar usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
 Langkah-langkah pokok dalam penetapan tujuan adalah
1. Diagnosis untuk kesiapan (menentukan) apakah orang-orang. organisasi, dan teknologi cocok
untuk penetapan tujuan
2. Mempersiapkan karyawan mela luf peningkatan interaksi antarpribadi, komunikasi, pelatihan, dan
rencana tindakan untuk pe netapan tujuan
3. Menekankan sifat-sifat tujuan yang harus dipahami oleh seorang manajer dan bawahannya
4. Penyelenggaraan tinjauan ulang untuk penyesuaian yang diperlukan dari tujuan ulang akhir untuk
memeriksa kumpulan tujuan, mengadakan perubahan dan menyelesaikannya.

Setiap langkah tersebut perlu direncanakan dan diterapkan secara hati-hati jika penetapan tujuan akan
dijadikan teknik motivasi yang efektif.
B. Riset Penetapan Tujuan

 Antara 1968 dan 1994, jumlah riset tentang penetapan tujuan sangat meningkat. Karya tulis Locke tahun
1968 tentang penetapan tujuan tentunya telah menyumbang peningkatan riset laboratorium dan
lapangan tentang penetapan tujuan. Selain itu tuntutan para manajer bagi teknik yang praktis dan spesifik
yang dapat mereka terapkan dalam organisasi mereka. Penetapan tujuan memberikan teknik semacam
itu bagi sejumlah manajer.
 Riset telah menemukan bahwa tujuan spesifik mengarah pada keluaran yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tujuan yang samar-samar seperti "Kerjakan sebaik mungkin" Eksperimen lapangan dengan
menggunakan pekerja administrasi, teknisi perawatan, personalia pe masaran, pengemudi truk,
personalia kerekayasaan, juru tik, dan karyawan perpabrikan telah membandingkan kondisi penetapan
tujuan spesifik dengan perintah kerjakan sebaik mungkin.
 Kesukaran Tujuan (Goal Difficulty). Secara umum disepakati, bahwa semakin lebih sulit sa tu tujuan,
semakin lebih tinggi pula tingkat prestasinya. Namun demikian, hal yang penting tersebut hanya berlaku
jika tujuan disepakati. Masalah tentang hasil yang kembali menurun (diminishing returns) nampaknya
merupakan masalah yang nyata sebagai sukarnya tujuan.
 Ramalan kebutuhan pencapaian (prastasi) ialah bahwa tujuan yang sukar akan meningkatkan prestasi
sampai kepada suatu titik tertentu, tetapi jika tujuan terlalu sukar, prestasi akan merosot.
 Perbedaan Individual (Individual Differences). Hasil-hasil penelitian yang menguji dampak per bedaan
individual tentang penetapan tujuan tersebar dalam kepustakaan mengenai penetapan tujuan.
Kebanyakan studi tersebut membahas dampak pendidikan, ras, dan masa dinas terhadap proses
penetapan tujuan.
 Para peneliti berpendapat, bahwa kejelas an dan balikan mungkin telah mempengaruhi para penetap
tujuan orang berkulit hitam karena mereka mempunyai kebutuhan yang tinggi akan keamanan. Kejelasan
tujuan dan ketepatan balikan adalah cara untuk meningkatkan keamanan,
 Sebegitu jauh penelitian tentang perbedaan individual dalam penetapan tujuan tidak menghasilkan suatu
kesimpulan. Tidak ada bukti yang meyakinkan tentang adanya perbedaan variabel pendidikan, ras, masa
dinas, jenis kelamin, umur, kebutuhan akan prestasi, harga diri,atau variabel lainnya.

Anda mungkin juga menyukai