Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN kandungan serat kotoran sapi hanya 18

%.
Latar Belakang Parangtritis dikenal sebagai salah
satu destinasi utama objek wisata jika
Di masa sekarang ini kertas menjadi
berkunjung ke Yogyakarta. Sebagai
salah satu keperluan sehari-hari yang
salah satu pantai tebesar, Pantai
wajib digunakan, hampir setiap
Parangtritis menyimpan pesona
kegiatan manusia membutuhkan kertas
tersendiri, mulai dari sisi mistis,
sebagai salah satu bahan
kuliner, spot-spot berfoto maupun
pendukungnya. Aktivitas manusia
wahana atau fasilitas yang disediakan
mulai dari belajar mengajar, keperluan
seperti dokar atau bendi. Banyaknya
dokumen, dokumentasi foto,
bendi di Pantai Parangtritis berarti
pembungkus makanan, maupun sebagai
diikuti dengan banyaknya kuda yang
wadah saat belanja, serta masih banyak
berada di daerah Parangtritis. Hal ini
lagi aktivitas manusia yang tidak dapat
otomatis diikuti dengan jumlah kotoran
dihindari dari penggunaan kertas.
kuda yang berlebih, biasanya kotoran
Peningkatan pertumbuhan penduduk
kuda dimanfaatkan oleh warga sekitar
juga menjadi salah satu faktor
sebagai pupuk kandang, akan tetapi
dibutuhkannya penambahan
tidak semua kotoran kuda dapat
penggunaan kertas dalam jumlah
dimanfaatkan. Hal ini menyebabkan
banyak, padahal penambahan ini tidak
menumpuknya kotoran kuda di
diimbangi dengan pertumbuhan pohon
kandang-kandang peternak. Perlu
yang memadai sebagai bahan utama
adanya solusi untuk permasalahan ini,
dalam pembuatan kertas, akibatnya
salah satunya adalah dengan
terjadi ketimpangan dimana
memanfaatkan kotoran kuda sebagai
berkurangnya daerah atau zona hijau
bahan pembuatan kertas daur ulang
saat ini, untuk itu dibutuhkan alternatif
karena serat kotoran kuda yang masih
lain sebagai bahan pembuatan kertas.
bisa digunakan.
Salah satu bahan alternatif adalah serat
Tidak dapat dipungkiri jika serat
kayu atau tumbuhan yang dapat diambil
kotoran kuda mengandung bakteri,
dari kotoran hewan, penggunaan
untuk itu diperlukan desinfektan untuk
kotoran hewan selain membantu
meminimalisir bakteri yang ada. Dalam
mengatasi permasalahan berkurangnya
hal ini, daun sirih dapat digunakan
zona hijau juga membantu mengatasi
karena memiliki khasiat sebagai
permasalahan penumpukan kotoran
desinfektan alami dan juga dapat
hewan yang belum dimanfaatkan,
digunakan sebagai pewarna alami.
contohnya adalah serat kotoran kuda.
Daur ulang terhadap 1 ton kertas
Kuda sendiri dikenal sebagai hewan mampu menyelamatkan 17 pohon kayu
non ruminansia karena hanya memiliki sebagai bahan baku kertas, menghemat
satu buah lambung, berbeda dengan 32.000 liter air dan 4200 KWH listrik
sapi yang mempunyai struktur yang setara dengan rata-rata
fermentasi selulosa. Proses fermentasi penggunaan listrik selama 6 bulan dan
pada pencernaan kuda dilakukan oleh mampu mengurangi polutan udara 27
bakteri yang ada di sekum (usus). kg. Kertas HVS saat ini menjadi kertas
Proses di sekum ini tidak seefektif yang paling banyak digunakan. Bidang
seperti yang terjadi di lambung, pendidikan menjadi salah satu bidang
akibatnya kotoran kuda lebih kasar dan pengguna kertas HVS terbesar, baik
berserat dibandingkan dengan kotoran untuk keperluan belajar mengajar
sapi. Kandungan serat kotoran kuda maupun sebagai arsip tugas akhir.
mencapai 22,89%, sedangkan Banyak kertas HVS yang terbuang sia-
sia dan tidak dimanfaatkan, padahal Dusun Mancingan XI, Desa
kertas HVS bisa diolah kembali Parangtritis, Kecamatan Kretek,
menjadi kertas daur ulang. Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Oleh karena itu peneliti Istimewa Yogyakarta.
menggunakan kotoran kuda, daun sirih
dan kertas HVS sebagai komponen daur Variabel Penelitian
ulang kertas. Daur ulang kertas ini Variabel Bebas
bertujuan untuk mengurangi polusi  Kontrol = 200gr KB+100gr lem+
yang ditimbulkan oleh kotoran kuda, air
dan kertas HVS serta meminimalisir  K1 = 200gr KB+100gr lem+25gr
penebangan pohon sebagai bahan baku SKK+100gr DS+air
dalam pembuatan kertas. Kertas yang  K2 = 200gr KB+100gr lem+50gr
akan dibuat adalah kertas seni karena SKK+100gr DS+air
jika melihat dari keterbatasan alat dan  K3 = 200gr KB+100gr lem+75gr
fasilitas penelitian, kertas seni SKK+100gr DS+air
merupakan pilihan terbaik. Kertas seni  K4 = 200gr KB+100gr lem+100gr
merupakan salah satu kertas daur ulang SKK+100gr DS+air
yang yang dapat digunakan untuk  K5 = 200gr KB+100gr lem+125gr
berbagai macam keperluan dan SKK+100gr DS+air
memiliki kelebihan dibanding kertas
 K6 = 200gr KB+100gr lem+150gr
lain jika dilihat dari sisi estetika. SKK+100gr DS+air
Berdasarkan uraian di atas penulis
 K7 = 200gr KB+100gr lem+175gr
tertarik untuk melakukan penelitian
SKK+100gr DS+air
tentang pengaruh penambahan serat
 K8 = 200gr KB+100gr lem+200gr
kotoran kuda sebagai bahan campuran
SKK+100gr DS+air
pembuatan kertas daur ulang terhadap
kuat tarik dan kuat sobek.  K9 = 200gr KB+100gr lem+225gr
SKK+100gr DS+air

Catatatan:
METODE PENELITIAN Setiap Perlakuan dilakukan
penambahan air hingga 3 liter.
Lokasi Penelitian
Keterangan :
Waktu penyusunan dan penelitian SKK = Serat Kotoran Kuda
dimulai pada Maret 2018 sampai KB = Kertas Bekas
dengan Agustus 2018. Pembuatan DS = Daun Sirih
kertas daur ulang dilakukan di rumah
Bapak Rajiman dan pengujian kuat tarik Variabel Terikat
dan kuat sobek dilakukan di Variabel terikat yang digunakan
Laboratorium Rekayasa Proses Fakultas adalah Kuat Tarik dan Kuat Sobek
perrdsfdfsdgfhfghfghfghfdghdfhgjkTek
nologi Pertanian Universitas Gadjah Langkah Kerja Penelitian
Mada.
Proses Persiapan Alat Cetak Kertas
Obyek Penelitian Daur Ulang
1. Menyiapkan screen sablon
Obyek penelitian dalam skripsi ini berukuran 20 cm x 30 cm.
adalah serat kotoran kuda yang diambil 2. Menyiapkan bingkai screen
dari daerah Pantai Parangtritis, RT 08, berukuran 20 cm x 30 cm.
3. Menyiapkan kain mori berukuran 4. Menghaluskan kertas dengan blender
200 cm x 100 cm. sampai menjadi bubur kertas yang
4. Menyiapkan kain bekas. halus, lalu memasukkan bubur kertas
5. Menyiapkan rakel sablon berukuran ke bak pencetak masing-masing.
10 cm.
6. Menyiapkan wadah yang akan
digunakan.
Proses Pembuatan Kertas Daur
Ulang
Proses Persiapan Pembuatan Lem 1. Memasukkan bubur serat kedalam
Kanji bak pencetak sesuai dengan
1. Menakar air 2500 ml air. komposisi yang telah ditentukan.
2. Menimbang tepung kanji sebanyak 2. Memasukkan bubur kertas sebanyak
1000 gram. 200 gram kedalam setiap bak
3. Mencampur air dan tepung kanji pencetak.
didalam panci. 3. Memasukkan bubur sirih sebanyak
4. Memanaskan campuran diatas 100 gram kedalam setiap bak
kompor hingga tercampur homogen pencetak.
dan campuran telah mengental. 4. Memasukkan lem kanji sebanyak
5. Menimbang lem 100 gram untuk 100 gram kedalam setiap bak
masing-masing komposisi lalu pencetak.
memasukan lem yang telah 5. Menambahkan air hingga volume
ditimbang ke dalam bak pencetak dalam setiap bak pencetak mencapai
masing-masing. ± 3000 ml.
6. Mengaduk campuran bubur dan lem
sampai tercampur homogen.
Proses Pembuatan Bubur Serat 7. Menyusun screen sablon dan screen
Kotoran Kuda kosong dengan posisi screen kosong
1. Menyiapkan kotoran kuda kurang diatas.
lebih 2,5 kg. 8. Merendam screen sablon dan screen
2. Mencuci kotoran kuda sampai bersih kosong kedalam bak pencetak
hingga air cucian berwarna bening hingga screen kosong terisi dengan
dan tersisa seratnya saja. campuran bubur secara merata.
3. Merebus serat kotoran kuda ± 60 9. Mengangkat tumpukan screen secara
menit pada suhu ± 70-90 °C. perlahan lalu membiarkan air yang
4. Menimbang serat sesuai masing- keluar dari tumpukan screen menetes
masing komposisi. dengan sendirinya dan campuran
5. Menghaluskan satu persatu serat bubur menempel secara merata pada
sesuai komposisi yang telah screen.
ditimbang dengan blender lalu 10. Melepas susunan bingkai screen
memasukan bubur serat ke bak kosong dari screen sablon yang
pencetak masing-masing. telah terisi campuran bubur.
11. Meletakkan campuran bubur yang
telah tercetak pada screen sablon
Proses Pembuatan Bubur Kertas
diatas kain mori, dengan cara
1. Menyiapkan kertas HVS bekas
membalik screen sablon sehingga
sebanyak 1000 gram.
kertas yang menempel pada screen
2. Memotong kertas hingga berukuran
sablon dapat berpindah di atas kain
kecil-kecil.
mori.
3. Menimbang kertas sesuai dengan
komposisi.
12. Menahan posisi screen sablon yang Hasil Uji Kuat Tarik
masih diatas kain mori agar tidak
bergeser, lalu menghilangkan air Tabel Hasil Uji Kuat Tarik
yang masih tersisa pada campuran Kuat
bubur menggunakan rakel sablon No Perlakuan Tarik
dengan cara menggosokkan bagian (MPa)
karet pada rakel sablon pada sisi 1 Kontrol (200 gr KB + 100 gr lem + air) 2,4292
screen sablon yang lain sehingga air K1 (200 gr KB + 100 gr lem + 25 gr
2 1,2582
SKK + 100 gr DS+ air)
yang masih ada dapat dihilangkan
K2 (200 gr KB + 100 gr lem + 50 gr
dan kertas dapat cepat menjadi 3
SKK + 100 gr DS+ air)
0,7649
kering. K3 (200 gr KB + 100 gr lem + 75 gr
4 0,8016
13. Mengangkat screen sablon secara SKK + 100 gr DS+ air)
perlahan sehingga kertas dapat 5
K4 (200 gr KB + 100 gr lem + 100 gr
0,5830
berpindah pada kain mori secara SKK + 100 gr DS+ air)
K5 (200 gr KB + 100 gr lem + 100 gr
sempurna. 6 0,6646
SKK + 100 gr DS+ air)
14. Menjemur kertas yang telah tercetak K6 (200 gr KB + 100 gr lem + 150 gr
dibawah sinar matahari hingga 7 0,9895
SKK + 100 gr DS+ air)
kering. 8
K7 (200 gr KB + 100 gr lem + 175 gr
0,6817
15. Mengangkat kertas yang telah kering SKK + 100 gr DS+ air)
(tidak lembab, tidak basah jika K8 (200 gr KB + 100 gr lem + 200 gr
9 0,3625
SKK + 100 gr DS+ air)
disentuh menggunakan tangan dan K9 (200 gr KB + 100 gr lem + 225 gr
tidak mudah sobek jika diangkat dari 10 0,4590
SKK + 100 gr DS+ air)
kain mori) secara perlahan. Sumber: Data Primer 2018

Teknik Analisi Data Hasil Uji Kuat Sobek


Data akan disajikan dalam bentuk Tabel Hasil Uji Kuat Sobek
tabel dan diagram. Selanjutnya data Kuat
No Perlakuan Sobek
tersebut dianalisis secara deskriptif (MPa)
menggunakan korelasi-regresi. 1 Kontrol (200 gr KB + 100 gr lem + air) 0,7550
K1 (200 gr KB + 100 gr lem + 25 gr
2 SKK + 100 gr DS+ air) 0,6755
HASIL PENELITIAN DAN K2 (200 gr KB + 100 gr lem + 50 gr
PEMBAHASAN 3 SKK + 100 gr DS+ air) 0,7662
K3 (200 gr KB + 100 gr lem + 75 gr
4 SKK + 100 gr DS+ air) 0,4416
HASIL PENELITIAN K4 (200 gr KB + 100 gr lem + 100 gr
5 SKK + 100 gr DS+ air) 0,2671
K5 (200 gr KB + 100 gr lem + 100 gr
Penelitian ini telah dilaksanakan
6 SKK + 100 gr DS+ air) 0,2385
mulai tanggal 1 Maret 2018 – 4 K6 (200 gr KB + 100 gr lem + 150 gr
Agustus 2018. Pembuatan kertas daur 7 SKK + 100 gr DS+ air) 0,4057
ulang dilakukan di Daerah Parangtritis, K7 (200 gr KB + 100 gr lem + 175 gr
Kretek, Bantul, Yogyakarta. Pengujian 8 SKK + 100 gr DS+ air) 0,2550
kuat tarik dan kuat sobek dilakukan di K8 (200 gr KB + 100 gr lem + 200 gr
9 SKK + 100 gr DS+ air) 0,2924
Laboratorium Rekayasa Proses Fakultas
K9 (200 gr KB + 100 gr lem + 225 gr
Teknologi Pertanian Universitas Gadjah 10 SKK + 100 gr DS+ air) 0,2526
Mada. Sumber: Data Primer 2018
Hasil Analisis Uji Mekanik Dengan MPa
Korelasi-Regresi 3.0000
2.5000 2.4292
2.0000 0.9895
1.2582 0.8016
3.0000 y = -0,0058x + 1,5478 1.5000
0.7649 0.6646 0.6817 0.4590
1.0000 0.5830
R² = 0,5369 0.3625
Kuat Tarik (MPa)

2.4292
0.5000
2.0000 0.0000
0.7649 0.9895
0.5830
1.0000 0.3625
1.2582
Kuat Tarik
0.8016 0.6646 0.6817 0.4590
0.0000
Sumber: Data Primer 2018
0 50 100 150 200 250
Grafik Hasil Uji Kuat Tarik
Jumlah Serat Kotoran Kuda (gr)
Kuat Tarik (Mpa)
Berdasarkan hasil penelitian pada
Grafik Hubungan Korelasi-Regresi Antara uji kuat tarik kertas diketahui bahwa
Variasi Jumlah Serat Kotoran Kuda kuat tarik paling tinggi pada K1 (200
Terhadap Kuat Tarik gr KB + 100 gr lem + 25 gr SKK +
100 grDS+ air) kertas ini
y = -0,0024x + 0,7048 menghasilkan kuat tarik sebesar
1
R² = 0,7004 1,2582 Mpa dan kuat tarik paling
Kuat Sobek (MPa)

0,7550
0.7662 rendah pada komposisi K8 (200 gr
0.6755 0.4057 KB+ air + 100 gr lem + 200 gr SKK +
0.5
0.2924
0.4416 100 gr DS) dengan rata-rata 0,3625
0.2671 0.2385 0,2550 0.2526 Mpa. Penambahan variasi jumlah serat
0 kotoran kuda justru membuat daya
0 100 200 300
Jumlah Serat Kotoran Kuda (gr) kuat tarik kertas menjadi lemah. Hal
Kuat Sobek (Mpa) ini dapat dilihat pada perbandingan
kontrol (tanpa penambahan serat
Grafik Hubungan Korelasi-Regresi Antara kotoran kuda) yang memiliki kuat
Variasi Jumlah Serat Kotoran Kuda tarik lebih baik daripada kertas daur
Terhadap Kuat Sobek ulang dengan penambahan serat
kotoran kuda.

Pembahasan Beberapa faktor yang mempengaruhi


hal ini antara lain:
Kuat Tarik
1. Ketebalan Kertas
Pengujian kuat tarik dilakukan Perbedaan nilai kuat tarik pada
dengan bantuan alat yaitu Universal masing masing komposisi
Testing Machine (UTM) di disebabkan karena tidak meratanya
Laboratorium Rekayasa Proses Fakultas ketebalan kertas akibat pencetakan
Teknologi Pertanian UGM. Untuk secara manual. Kertas yang tebal
melakukan uji kuat tarik diperlukan cenderung lebih mudah patah saat
ukuran spesimen untuk menentukan ditarik.
ketebalan serta panjang awal dari
sampel, yang juga bertujuan untuk
dapat dijepit pada mesin tensile
strength.
mempengaruhi alat untuk membaca
nilai kuat tarik yang akan dihasilkan.
Tabel Perbedaan Ketebalan Sampel
Kuat Tarik Nilai yang sudah diperoleh dari
hasil pengujian laboratorium,
selanjutnya dianalisis dengan metode
No Perlakuan Ketebalan (mm) korelasi – regresi. Metode bertujuan
1 Kontrol 1,046 mengetahui hubungan yang terbaik
2 K1 0,855 antara variabel bebas dengan
3 K2 1,614 variabel terikat dengan menunjukkan
4 K3 1,768 angka terbaiknya. Hasil analisa
5 K4 1,528 berdasarkan metode korelasi –
6 K5 1,621 regresi dapat dilihat pada Gambar
7 K6 1,467 Metode korelasi – regresi
8 K7 1,45 mempunyai klasifikasi berdasarkan
9 K8 1,85 nilai R untuk dapat menghubungkan
10 K9 1,827 dua variabel apakah mempunyai
Sumber: Data Primer 2018 kaitannya diantaranya atau tidak.
Klasifikasi ini digolongkan menjadi
empat, yaitu sangat erat (0,76 – 1),
2. Homogenitas campuran bubur dan erat (0,51 – 0,75), kurang erat (0,26
perekat – 0,5) dan tidak erat (0 – 0,25).
Pengadukan campuran bubur Berdasarkan hasil yang
kertas, bubur serat kotoran kuda, diperoleh, pada gambar bahwa kuat
bubur sirih dan lem menjadi faktor tarik mempunyai nilai R = 0,7327.
penentu. Semakin homogen Nilai R pada perlakuan ini berada
campuran bubur maka akan semakin pada klasifikasi erat dan garis yang
baik hasilnya karena perekat dapat dibentuk adalah turun. Hubungan
mengikat serat dan mengisi ruang erat yang terbentuk antara serat
kosong pada kertas sehingga kuat kotoran kuda dengan kuat tariknya
tarik kertas akan menjadi lebih adalah banyak serat kotoran kuda
tinggi. Homogenitas dapat akan mempengaruhi nilai kuat tarik
dipengaruhi juga oleh luas bak yang dihasilkan.
pencampuran, dan komposisi
perbandingan campuran bubur Kuat Sobek
dengan air. Semakin luas bak
pencampur dengan perbandingan air Pengujian kuat sobek dilakukan
dan komposisi yang sesuai maka dengan bantuan alat yaitu Universal
akan semakin tinggi kuat tarik kertas Testing Machine (UTM) di
yang dihasilkan. Laboratorium Rekayasa Proses
Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Untuk melakukan uji kuat sobek
3. Pembentukan spesimen diperlukan ukuran spesimen untuk
Pembentukan spesimen adalah menentukan ketebalan serta panjang
bentuk yang telah ditentukan oleh awal dari sampel, yang juga
suatu alat agar kertas dapat diukur bertujuan untuk dapat dijepit pada
dengan alat Universal Testing mesin tensile strength
Machine (UTM). Pemotongan
spesimen tidak boleh terputus-putus
atau terdapat karena akan
1
MPa 2. Panjang serat
0.8
0.755 0.7662 Serat yang pendek akan memiliki
0.6755
0.6
0.4416 0.4057 ketahanan sobek yang tinggi
0.2385 0.2924 daripada serat yang panjang. Serat
0.4 0.2671 0.2526
0.255 yang pendek akan cenderung
0.2
mengisi ruang kosong yang ada
0
pada kertas sehingga akan
meningkatkan nilai kuat sobek
Kuat Sobek kertas. Serat yang panjang biasanya
Sumber: Data Primer 2018 akan muncul sebagai tekstur
Berdasarkan hasil penelitian pada dipermukaan kertas dan membuat
uji kuat sobek kertas diketahui bahwa tekstur cenderung kasar.
kuat sobek paling tinggi pada komposisi 3. Jumlah selulosa
K2 (200 gr KB+ air + 100 gr lem + 50 Selulosa adalah komponen utama
gr SKK + 100 gr DS) dengan rata-rata kayu, dan merupakan polimer
0,7662 Mpa dan kuat sobek paling alam, rantai panjang yang dibuat
rendah pada komposisi K5 (200 gr KB+ dengan menghubungkan molekul
air + 100 gr lem + 125 gr SKK + 100 gr yang lebih kecil. Sehingga jumlah
DS) dengan rata-rata 0,2385 Mpa. selulosa mempengaruhi kuat sobek
Penambahan serat kotoran kuda dalam kertas. Seperti pernyataan
jumlah sedikit mempunyai nilai kuat Mulyana (2007) bahwa bahan yang
sobek yang lebih baik karena dengan mengandung selulosa yang lebih
jumlah serat kuda yang lebih sedikit banyak akan menghasilkan
penggilingan serat dapat lebih lembaran kertas yang mempunyai
maksimal sehingga menghasilkan serat kuat sobek yang lebih tinggi,
yang lebih halus dan tercampur lebih sedangkan bahan yang
merata. Selain penggilingan bahan yang mengandung jumlah selulosa yang
lebih halus ada beberapa faktor yang lebih sedikit akan memiliki kuat
mempengaruhi kuat sobek, antara lain: sobek yang lebih rendah. Selulosa
dalam serat kotoran kuda telah
1. Fleksibilitas lembaran terurai dalam pencernaan kuda oleh
Fleksibilitas lembaran dipengaruhi enzim selulase, sehingga kadar
oleh ikatan antar serat, semakin selulase berkurang dan
banyak ikatan serat yang terbentuk mempengaruhi kuat sobek kertas.
maka semakin fleksibel kertas yang Nilai yang sudah diperoleh
dihasilkan dan semakin tinggi kuat dari hasil pengujian laboratorium,
sobeknya. selanjutnya dianalisis dengan
metode korelasi – regresi. Metode
Tabel Fleksibilitas Sampel Kuat Sobek bertujuan mengetahui hubungan
No Perlakuan Fleksibilitas (N) yang terbaik antara variabel bebas
1 Kontrol 14,0574 dengan variabel terikatnya dengan
2 K1 7,5835 menunjukkan angka terbaiknya.
3 K2 9,3537 Hasil analisa berdasarkan metode
4 K3 9,1154 korelasi – regresi dapat dilihat pada
5 K4 7,7130 Gambar Metode korelasi – regresi
6 K5 6,2630 mempunyai klasifikasi berdasarkan
7 K6 9,2449 nilai R untukdapat menghubungkan
8 K7 5,7679 dua variabel apakah mempunyai
9 K8 8,5353 kaitannya diantaranya atau tidak.
10 K9 7,0849 Klasifikasi ini digolongkan menjadi
Sumber: Data Primer 2018
empat, yaitu sangat erat (0,76 – 1), Tekstur yang timbul dari kertas
erat (0,51 – 0,75), kurang erat (0,26 seni dengan penambahan serat
– 0,5) dan tidak erat (0 – 0,25). kotoran kuda semakin banyak
campuran seratnya semakin kasar.
Berdasarkan hasil yang jika diraba dengan tangan kosong,
diperoleh, pada gambar bahwa kuat K1 dengan penambahan serat
sobek mempunyai nilai R = 0,8369. kotoran kuda sebanyak 25 gram
Nilai R pada perlakuan ini berada memiliki tekstur halus dan K9
pada klasifikasi sangat erat dan dengan penambahan serat kotoran
garis yang dibentuk adalah turun. kuda sebanyak 225 gram
Hubungan sangat erat yang mempunyai tekstur paling kasar.
terbentuk antara serat kotoran kuda Secara kasat mata penampakan
dengan kuat sobeknya adalah serat pada K9 juga paling tampak,
semakin banyak serat kotoran kuda berbeda dengan K1 yang dengan
akan semakin mempengaruhi nilai penambahan serat kotoran kuda
kuat sobek yang dihasilkan. sebanyak 25 gram masih tidak
tampak.
4.2.1. Warna
Menurut SNI 14-6519-2001,
standar ketahanan tarik dan Pada penelitian ini
ketahanan sobek kertas adalah penggunaan pewarna alami dari
sebagai berikut: daun sirih juga mempengaruhi
warna kertas seni, dengan
Data Standar Ketahanan Tarik kandungan klorofil dari daun
dan Ketahanan Sobek Kertas sirih, kertas seni cenderung
Karakteristik Satuan Persyaratan memiliki warna kehijauan.
Warna kertas seni merupakan
Ketahanan salah satu poin estetika dan daya
kN/m Min 1,96
Tarik tarik dari kertas seni untuk itu
peneliti melakukan penyebaran
Ketahanan kuisioner kepada 50 responden
mN Min 392
sobek
(58% perempuan dan 42% laki-
laki) untuk mengetahui
tanggapan responden terhadap
Pada penelitian ini kertas seni yang warna kertas seni yang paling
diuji di Laboratorium Rekasaya disukai.
Proses Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada Dari 9 variasi komposisi
menggunakan satuan MPa (Gaya kertas seni, warna yang paling
per satuan luas penampang) disukai adalah warna dari K1
sedangkan pada Standar Nasional yaitu 28% (14 dari 50
Indonesia yang digunakan sebagai responden) dan warna yang
acuan menggunakan satuan kN/m paling tidak disukai adalah K7
untuk kuat tarik dan mN untuk kuat 2% (1 dari 50 responden).
sobek (Gaya per satuan panjang),
sehingga tidak dapat dibandingkan
hasil kuat tarik dan kuat sobeknya. KESIMPULAN DAN SARAN
. KESIMPULAN
Tekstur
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan: Harman, Ditha Tri Armianty. 2013.
Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun
1. Ada hubungan korelasi penambahan Sirih(Piper Betle Linn) Terhadap
serat kotoran kuda sebagai bahan Bakteri Enterococcus Faecalis
campuran pembuatan kertas daur (Penelitian In Vitro). Skripsi.
ulang terhadap kuat tarik dengan Univesitas Hasanudin.
nilai R=0,7327 (erat) dan kuat sobek
dengan nilai R=0,8369 (sangat erat) Haryadi, Edy. 2010. Daya Antibakteri
Ekstrak Daun Sirih (Piper betle) dan
2. Komposisi yang mempunyai nilai
Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
paling tinggi untuk kuat tarik adalah
terhadap Pertumbuhan Bakteri
K1 (200 gr KB + 100 gr lem + 25 gr
Staphylococcus aureus secara In Vitro
SKK + 100 grDS+ air) dengan rata-
sebagai Materi Praktikum
rata 1,2582 Mpa dan komposisi yang
Mikrobiologi. Jurnal Tesis.
mempunyai nilai paling tinggi untuk
kuat sobek adalah komposisi K2
Keskinen, Riikka et al. 2017. Recycling
(200 gr KB+ air + 100 gr lem + 50
Nutrients From Horse Manure : effect
gr SKK + 100 gr DS) dengan rata-
of bedding type and its compostability.
rata 0,7662 Mpa.
Natural Resources Institute Finland.
Finland
SARAN
Oktarina, Bella, 2018. Pemanfaatan
1. Saran perlu dilakukan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan
pengujian lanjut dengan alat Alternatif Daur Ulang Pembuatan
uji kuat tarik dan kuat sobek Kertas. Skripsi. Institut Teknologi
yang menggunakan satuan Yogyakarta.
kN/m dan mN sehingga dapat
dibandingkan hasilnya. Sakudayanto. 2004. Pengembangan Kertas
2. Perlu dilakukan penelitian Seni Untuk Produk Komersial. Balai
lanjutan dengan variabel yang Besar Kerajinan Dan Batik Yogyakarta.
lain seperti uji daya Yogyakarta.
renggang, uji gramatur, uji
panjang putus serta hasil Sanjaya, Olan. 2016. Pengaruh
akhir kertas selain kertas seni. Penambahan Limbah Pelepah Pisang
Sebagai
Komponen Daur Ulang Kertas Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Kuat Tarik Kertas. Skripsi. Institut
Teknologi Yogyakarta.
Balai Besar Pulp dan Kertas. 2012. Kajian TAPPI. 2000. TIP 0404-36 Papper Grade
Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Classifications.
Papper) Sebagai Bahan Baku Industri
Kertas. Jurnal. Kementrian The Dictionary of Paper, 3rd edn.,
Perindustrian Republik Indonesia. American Pulp and Paper Association,
New York, 1965.
Casey, J.P. 1981. Pulp and Paper
Chemistry and Chemical
Technology.Vol. I. Interscience
Publisher INC. New York.

Anda mungkin juga menyukai