Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Kotoran gajah mengandung banyak serat dan bisa didaur ulang menjadi kertas. Kertas
yang memakai bahan kotoran gajah memiliki tekstur lebih kasar dan tebal karena serat dari
kotoran itu. Di luar tekstur dan ketebalan, tak ada yang beda dari kertas ini dengan kertas lain.
Penggunaan campuran bubur kertas menjadikannya seputih kertas lain. 'Bubur' kotoran ini
diklaim tak mengandung klorin dalam proses pembuatannya. Setelah kotoran dibersihkan,
'bubur' kotoran ini akan direbus dan dicetak dengan menggunakan bingkai pencetak kertas.
Kotoran gajah dipilih karena lebih memiliki serat dan tidak semua kotoran hewan bisa diolah
kembali menjadi produk seperti ini. Sebagai gambaran, seekor gajah dalam satu hari dapat
mengeluarkan sekitar 50 kilogram kotoran. Sehari, seekor gajah makan lebih kurang 200
kilogram rumput.

Struktur usus gajah tidak bisa mengolah serat dengan baik. Oleh karena itu, kotoran
gajah berpotensi untuk mengandung bahan-bahan yang bisa menjadi bubur kertas untuk
membuat kertas. Gajah juga hanya mencerna 40 persen dari apa yang dia makan.
PROSES PEMBUATAN KERTAS

Salah satu tempat yang telah memulai pembuatan kertas dari kotoran gajah adalah
Taman PooPoo Paper. Taman PooPooPaper ini berlokasi di Chiang Mai, Thailand. Bahkan
telah dibuat pula di Indonesia yaitu di di Bali Safari dan Marine Park (BSMP). Adapun proses
daur ulang kotoran gajah menjadi kertas di BSMP menghasilkan 50 lembar sampai 100 lembar
kertas per hari. Produk kertas dari kotoran ini telah dipakai sebagai kartu nama pegawai BSMP
dan piagam Bali Maraton 2015.

Adapun proses pembuatan kertas dari kotoran gajah adalah sebagai berikut:

1. Kotoran gajah dikumpulkan dan dicuci di dalam sebuah tangki. Sementara air kotorannya
digunakan untuk mengairi kebunnya. Proses pencucian dicuci berkali-kali hingga warna
serat dari kotoran gajah tersebut memudar. Pencucian ini juga diselingi dengan pencucian
menggunakan blender, hal ini bertujuan agar kotoran gajah yang tidak padat dapat terlepas
dari serat-serat yang ada didalam kotoran gajah tersebut. Kemudian serat tersebut disaring
dari air pencucinya
2. Kotoran yang telah disaring direbus untuk membunuh bakter-bakteri yang ada di
dalamnya. Proses ini juga dapat menghilangkan bau dari ktotran gajah. Selain itu, serat-
serat yang tidak dibutuhkan juga dibuang. Sisanya dikeringkan dan diberi desinfektan dan
dijadikan bubur kertas.
3. Kotoran gajah yang telah direbus kemudian dijemur hingga lebih kering, sehingga
dihasilkan kotoran gajah yang hanya berbentuk serat seperti jerami namun jauh lebih tipis.
4. Serat kotoran gajah tersebut kemudian dicampurkan dengan bubur kertas yang berasal dari
kertas bekas dan dicampurkan pula dengan lem kanji agar lebih lengket dan dapat
tercampur. Perbandingan anatar bubur kertas dengankotoran gajah adalah sekitar 20%
berbanding 80%
5. Bubur kertas itu ditekan dan dijadikan lembaran tipis setelah ditambah air untuk
mendapatkan ketebalan yang pas. Setelah itu, dikeringkan dalam keadaan ruangan yang
teduh.
6. Setelah itu, kertas diangin-anginkan dan dihaluskan, dipotong, dikemas dan dikirim ke
negara atau daerah yang memesan.

Anda mungkin juga menyukai