Anda di halaman 1dari 8

Hereditas pada Manusia

Penggolongan Darah pada Manusia

Pada sistem ABO, golongan darahnya ditentukan oleh aglutinogen dan aglutinin.


Wah, apa sih aglutinogen itu? Aglutinogen adalah jenis protein yang dapat
menggumpal (aglutinasi) dan terdapat pada eritrosit, sedangkan aglutinin adalah jenis
serum antibodi yang dapat menggumpalkan aglutinogen. Aglutinin terdapat pada
plasma darah.

Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang penggolongan darah pada manusia.
Silakan Anda perhatikan ilustrasi golongan darah di bawah ini.

Sistem ABO, Salah Satu Sistem Penggolongan Darah Manusia


Telah diketahui bahwa golongan darah manusia berbeda-beda. Penentuan
golongan darah manusia saat ini ditentukan dengan tiga macam sistem,
yaitu sistem ABO, sistem MN, dan sistem Rh.

Perbedaan golongan darah ini terutama dikenali pada saat transfusi darah.
Bila transfusi darah terjadi pada orang yang bergolongan sama, terjadi
kecococokan antara darah donor (pemberi) dan darah resipien (penerima).
Sebaliknya, jika terjadi transfusi darah dari donor kepada resipien yang
tidak sama golongan darahnya, akan terjadi reaksi penggumpalan darah
atau reaksi serologis pada tubuh penerima. Akibatnya, resipien dapat
meninggal dunia.

Reaksi serologis atau penggumpalan darah dapat terjadi karena adanya


reaksi antigen (glikoprotein yang dianggap benda asing)
dan antibodi (molekul protein yang merespon keberadaan antigen).
1. Penggolongan Darah Sistem ABO

Secara fisiologi, berdasarkan adanya aglutinin dalam plasma darah


dan aglutinogen dalam eritrosit yang dikemukakan oleh K. Landsteiner
(1868-1943), darah terbagi menjadi empat golongan yaitu golongan darah
A, B, AB, dan O.

Pada sistem ABO, golongan darahnya ditentukan


oleh aglutinogen dan aglutinin. Aglutinogen  adalah jenis protein yang
dapat menggumpal (aglutinasi) dan terdapat pada eritrosit,
sedangkan aglutinin adalah jenis serum antibodi yang dapat
menggumpalkan aglutinogen. Aglutinin terdapat pada plasma darah.

Baik Aglutinogen maupun aglutinin terbagi menjadi 2 jenis. Aglutinogen


terbagi menjadi aglutinogen A dan aglutinogen B, sedangkan aglutinin
terbagi menjadi α dan β. Aglutinin α menggumpalkan aglutinogen A dan
aglutinin β menggumpalkan Aglutinogen B.

Untuk lebih memahami tentang penggolongan darah sistem ABO,


perhatikan gambar berikut.

Penggolongan Darah Sistem ABO


Berdasarkan keberadaan antigen dan antibodi A dan B dalam darah,
golongan darah dibedakan menjadi 4, yaitu A, b, AB, dan O.
 
1. Golongan darah A, Sel daram merah (eritrosit) memiliki antigen atau
aglutinogen A, dan plasma darahnya mengandung antibodi atau
aglutinin B
2. Golongan darah B, Sel daram merah memiliki antigen atau aglutinogen
B, dan plasma darah mengandung antibodi atau aglutinin A
3. Golongan darah AB sel darah merahnya mengandung antigen atau
aglutinogen A dan juga B, danplasma darahnya tidak mengandung
antibodi atau aglutinin
4. Golongan darah O, sel darah merahnya tidak mengandung antigen atau
aglutinogen apapun
Tabel aglutinogen dan aglutinin sistem ABO

No. Golongan Darah Aglutinin Aglutinogen


1 A β A
2 B α B
3 AB - A dan B
4 O α dan β -

Kemudian, pada suatu pernikahan seseorang sering dijumpai kasus di


mana golongan darah A yang menikah dengan golongan darah B, ternyata
memiliki anak bergolongan darah O. bagaimana hal itu bisa terjadi?
Perhatikan tabel berikut.
Tabel genotip golongan darah manusia

Jadi, berdasarkan data pada tabel, maka:


 
1. golongan darah A dapat bersifat homozigot IA IA maupun heterozigot IA IO
2. golongan darah B dapat bersifat homozigot IB IB maupun heterozigot IB IO
3. golongan darah AB hanya bersifat homozigot I A IB
4. golongan darah O hanya bersifat homozigot I O IO

 
Perhatikan contoh kasus pada gambar di bawah ini:

Contoh-contoh Kasus Pernikahan Golongan Darah Sistem ABO dan


Keturunannya

2. Penggolongan Darah Sistem MN

Pada tahun 1927, K. Landsteiner dan P. Levine menemukan antigen baru


yang diberi nama antigen M dan antigen N. Sel darah merah seseorang
dapat mengandung salah satu dari kedua antigen tersebut.
Penggolongannya ada tiga macam, yaitu golongan darah M, N, dan MN.

Penggolongan darah sistem MN didasari pada penemuan dua


macam antigen yang disebut dengan antigen M dan antigen N. Terdapat
tiga macam penggolongan darah sistem MN, yaitu golongan darah M, N,
dan MN. Ketiga golongan darah tersebut tidak membentuk antibodi yang
disebut zat anti-M maupun anti-N.
Zat anti-M dan anti-N didapat melalui serum tubuh kelici, di mana
mengandung antibodi yang disuntikkan ke tubuh manusia. Zat Anti-M dan
zat anti-N tersebut dapat menimbulkan penggumpalan.
Oleh karena itu, penggolongan sistem MN diuji dengan tes antiserum dari
kelinci, sebagai berikut::
- Jika dites dengan antiserum mengandung anti-M ditemukan adanya
penggumpalan, sementara pada antiserum mengandung anti-N tidak
tidak penggumpalan, maka orang yang diujikan bergolongan darah
M.
- Jika dites dengan antiserum mengandung anti-N ditemukan adanya
penggumpalan, sementara pada antiserum yang mengandung anti-M
tidak terjadi penggumpalan, maka orang yang diujikan bergolongan
darah N.
- Jika dites dengan antiserum mengandung anti-M dan anti-N
mengalami penggumpalan, maka orang yang diujikan bergolongan
darah MN.

Untuk lebih memahami tentang penggolongan darah sistem MN,


perhatikan tabel berikut.
Penggolongan Darah Sistem MN

Berdasarkan keberadaan antigen M dan antigen N dalam darah, golongan


darah dibedakan menjadi golongan darah M, N, dan MN.
 
1. Golongan darah M memiliki genotip IM IM
2. Golongan darah N memiliki genotip IN IN
3. Golongan darah MN memiliki genotip IM IN
Ada sebuah contoh kasus, perempuan bergolongan darah N yang
menghasilkan gamet IN menikah dengan laki-laki bergolongan darah MN,
yang menghasilkan gamet IM dan IN. Perhatikan gambar di bawah ini.

Contoh Kasus Pernikahan Golongan Darah Sistem MN dan Keturunannya


Berdasarkan tabel persilangan, anak-anaknya bergolongan darah MN 50%
dan golongan darah N 50%.
3. Penggolongan Darah Sistem Rh

Penggolongan darah sistem Rhesus (Rh) berdasarkan pada


penemuan jenis antigen rhesus dalam eritrosit manusia. Penggolongan
darah sistem Rh ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu orang dengan
rhesus positif (Rh+) dan orang dengan rhesus negatif (Rh–).
Rh+ adalah orang yang memiliki antigen rhesus dalam darahnya.
Sementara yang tidak memiliki rhesus disebut sebagai rhesus negatif
(Rh–). Baik golongan Rh+ maupun Rh– membentuk antibodi rhesus dalam
plasma darahnya.

Tabel aglutinogen dan aglutinin sistem Rhesus

Golongan Darah Aglutinogen/antigen Aglutinin/antibodi


Rhesus positif Ada -
Rhesus Negatif - Ada

Berdasarkan tabel di atas, rhesus positif tidak bisa memberikan


darahnya ke rhesus negatif karena akan terjadi penggumpalan antigen
donor oleh antibodi resipien. Namun sebaliknya, rhesus negatif tetap
dapat mendonorkan darahnya ke rhesus positif .
Situasi penggumpalan dapat terjadi apabila orang dengan Rh–
menerima transfusi dari golongan darah rhesus positif (Rh+). Namun, jika
orang Rh+ menerima darah dari orang Rh– maupun Rh+ tidak akan terjadi
penggumpalan darah. Hal ini terjadi karena antibodi terhadap rhesus akan
terbentuk pada orang yang bergolongan darah rhesus negatif (Rh–).

Kondisi perbedaan rhesus ini berpengaruh besar pada perkawinan.


Apabila pria dengan Rh+ menikah dengan wanita Rh– ada kemungkinan
anaknya akan menderita eritroblastosis fetalis (penyakit kuning bayi).
Selain itu, perkawinan beda rhesus juga dapat meningkatkan kasus
inkompatibilitas rhesus antara ibu dan janin. Hal ini dapat menyebabkan sel
antibodi ibu mencoba menghancurkan sel darah merah janin yang
mengakibatkan anemia pada janin.

Sedikit informasi penting terkait sistem golongan darah rhesus ini,


Jadi, apabila seorang perempuan dengan rhesus negatif menikah dengan
laki-laki rhesus positif, maka ketika perempuan tersebut mengandung anak
dengan rhesus positif untuk pertama kalinya maka tidak akan terjadi
apapun pada bayinya.

Akan tetapi, jika perempuan tersebut mengandung bayi dengan


rhesus positif untuk kedua kalinya, maka akan terjadi Eritroblastosis fetalis
pada bayinya karena antibodi ibu yang sudah terbentuk akan
menggumpalkan antigen yang ada darah bayi. Efeknya, antibodi ibu akan
memakan darah bayi dan bayi yang dilahirkan akan mengalami anemia
akut.
K. Landsteiner dan Weiner pada tahun 1940 menemukan cara
penggolongan darah yang disebut Rhesus (Rh). Disebut rhesus antigen ini
pertama kali ditemukan dalam eritrosit kera “rhesus” (Macaca rhesus).

Tipe Rh digolongkan menjadi Rh positif (+) dan Rh negatif (-). Menurut


sistem Rh, penggolongan darah dirumuskan sebagai berikut:

Golongan darah yang fenotipnya Rh+ memiliki genotip I Rh IRh atau IRh Irh


Golongan darah yang fenotipnya Rh- memiliki genotip I rh Irh
Untuk lebih memahami tentang penggolongan darah sistem Rh, perhatikan
contoh kasusnya berikut. :

Anda mungkin juga menyukai