Anda di halaman 1dari 13

XII MIPA 3

LO NG AN
GO
D AR AH
KELO M P O K 2
Sistem ABO
Golongan darah sistem ABO
ditemukan oleh K. Landsteiner pada
tahun 1901. Berdasarkan sistem ABO
dikenal empat macam golongan
darah, yaitu golongan darah A, B.
AB, dan O.

Golongan darah tersebut


ditentukan oleh alel ganda, yaitu
I^A, I^B, dan i⁰.

Gen i⁰ bersifat resesif terhadap gen


I^A dan I^B sedangkan gen I^A dan
I^B tidak bersifat dominan satu
sama lain.
Contoh Soal
Jika seorang laki-laki yang
bergolongan darah AB menikah
dengan perempuan bergolongan
darah B, dapatkah mereka memiliki
anak yang bergolongan darah A?
Uji Pemahaman

Apakah seseorang yang bergolongan


darah O dapat lahir dari pasangan
orang tua yang bergolongan darah AB
dan O? Coba Anda cari jawabannya
dan buatlah bagan perkawinannya!
Sistem MN

Golongan darah sistem MN ditemukan oleh Golongan darah sistem MN


K.Landsteiner Dan P.Levine pada tahun 1927. Sistem berbeda dari golongan darah
ini dibuat berdasarkan adanya antigen M Dan sistem ABO karena serum/plasma
antigen N di dalam eritrosit. Antigen M dibawa oleh darah tidak menhandung zat
gen L^M Dan alelnya gen L^N menyandikan antigen antibodi M atau antibodi N. Hal ini
N. Gen L^M Dan alelnya gen L^N merupakan alel menyebabkan golongan darah
kodominan sehingga satu sama lain memiliki sistem MN tidak ada bahaya
pengaruh yang sama. Berdasarkan sistem MN penggumpalan darah dan tidak
terdapat terdapat tiga Jenis golongan darah, yaitu bisa digunakan untuk transfusi
golongan M, MN, Dan N. darah.
Menurut Ahli
Menurut para ahli, golongan darah
MN ditentukan oleh gen yang
mengandung dua alel yaitu IM dan
IN. Orang yang bergolongan darah M
akan bergenotif IMIM, golongan
darah N mempunyai genotif ININ.
sedangkan golongan darah MN
mempunyai genotif IMIN, dimana
serum (antibiodi) manusia tidak
mereaksikan antigen M dan N
sehingga tidak dapat menimnbulkan
penggumpulan darah (aglutinasi).
Contoh Soal
Bagaimanakah kemungkinan golongan darah anak-anak yang lahir dari seorang
ayah bergolongan N dan ibu bergolongan darah MN?
Cari Tahu!
Bagaimanakah kemungkinan
golongan darah anaknya, jika
kedua orang tuanya bergolongan
darah M semua atau N semua?

Kedua Orang Tuanya Kedua Orang Tuanya


Bergolongan Darah M Bergolongan Darah N
Sistem Rhesus (Rh)

Pada tahun 1940, K. Landsteiner dan A.S. Wiener menemukan golongan darah sistem Rhesus. Kata
Rhesus diambil dari nama sejenis kera di India yang dulu banyak dipakai untuk penyelidikan darah
manusia. Penggolongan darah sistem Rh didasarkan pada adanya antigen Rh yang terdapat
dalam eritrosit. Ada golongan darah Rh positif (disingkat Rh +) dan Rh negatif (disingkat Rh -). Orang
dengan golongan darah Rh + memiliki antigen Rh di dalam eritrositnya shingga darahnya akan
menggumpal jika diberi antiserum yang mengandung antibodi Rh. Hal yang sebaliknya terjadi pada
orang bergolongan darah Rh -. Antigen Rh ditentukan oleh gen R dan alelnya gen r. Gen R bersifat
dominan terhadap gen r. Orang bergolongan darah Rh + memiliki genotipe RR atau Rr, sedangkan
orang bergolongan darah Rh - memiliki genotipe rr.
Orang yang memiliki Rh - jika mendapatkan transfusi darah dengan Rh +, di dalam serum
darahnya akan segera dibentuk zat anti-Rh. Zat anti-Rh ini akan merusak atau
menggumpalkan eritrosit resipien. Dengan demikian, orang berdarah Rh - seharusnya
mendapatkan donor darah dari orang berdarah Rh - juga.

Perkawinan antara perempuan Rh - dan laki-laki Rh + juga dapat menimbulkan akibat yang
tidak baik. Jika laki-laki itu bergenotipe Rh + homozigot, kemungkinan seluruh anaknya
bergolongan Rh + juga. Perhatikan bagan perkawinan berikut.
Jika perempuan tersebut hamil, bayi yang dikandungnya bergolongan Rh +. Secara normal, tidak ada
pertukaran darah antara ibu dan bayi dalam kandungannya. Namun, pada bulan-bulan terakhir
kehamilan, berat atau gerakan bayi dapat menyebabkan pecahnya kapiler darah dalam plasenta
sehingga terjadi perembesan darah janin ke sistem peredaran darah ibu. Hal itu menyebabkan pada
serum atau plasma darah ibu akan terbentuk zat anti-Rh. Anti-Rh ini dapat merusak eritrosit janin, yaitu
menyebabkan hemolisis sehingga mengakibatkan anemia pada janin. Saat hamil pertama kali, zat anti-
Rh yang dibentuk oleh darah ibu mungkin belum banyak sehingga janinnya kemungkinan masih bisa
selamat. Akan tetapi, pada kehamilan kedua dan seterusnya, janin tentunya memiliki Rh + juga sehingga
zat anti-Rh yang dibentuk oleh plasma darah ibu makin banvak. Hal itu menyebabkan makin banyak
eritrosit janin yang rusak. Akibatnya, anak kedua dan seterusnya dapat meninggal di dalam kandungan
karena kekurangan eritrosit atau meng alami anemia. Penyakit itu disebut eritroblastosis fetalis.
Cari tahu!

Eritorblastosis fetalis adalah kondisi kelainan darah yang


dialami bayi baru lahir, yang mana terjadi perbedaan
golongan darah antara ibu dan si anak. Perbedaan
golongan darah ini menyebabkan sel darah putih ibu
melawan sel darah merah bayi. Jika terlambat ditangani,
Mungkinkah terjadi perempuan dapat menyebabkan kematian pada bayi.
bergolongan Rh+ mengandung
bayi bergolongan Rh−? Jika Ya, Mungkin, namun pada kehamilan ini tubuh ibu
apakah juga akan terjadi membentuk anti rhesus untuk melawan rh anak yang
eritroblastosis fetalis? Jelaskan! berbeda karena rh anak dianggap benda asing
sehingga darah anak mengalami penggumpalan dan
ketika tidak segera ditangani dapat menyebabkan
kematian yang disebut eritroblastosis fetalis.
Arigathanks
gozaimuch
for listening,
minna-san!
We hope you enjoyed our presentation.

Until our next one. Sayonara! (๑˃̵ᴗ˂̵) (^_−)−

Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai