Anda di halaman 1dari 22

Golongan Darah pada Manusia

Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis pola-pola hereditas pada
manusia

4.6 Menyajikan data hasil studi kasus tentang


pola-pola hereditas pada manusia dalam
berbagai aspek kehidupan
 
Tujuan pembelajaran
• Melalui pembelajaran Discovery Learning peserta didik
dapat Menjelaskan golongan darah pada
manusia,Menentukan golongan darah ABO melalui
pedigree, Menganalisis pengaruh rhesus terhadap
keadaan kehamilan akibat suatu tipe
perkawinan,Membaca artikel tentang golongan
darah,Mengumpulkan data / informasi tentang
golongan darah dalam menyelesaikan suatu
persoalan,dan Menyajikan laporan tertulis tentang
golongan darah dalam menyelesaikan suatu persoalan.
Mengidentifikasi penurunan sifat pada
golongan darah
1. Identifikasi golongan darahmu, saudara kandungmu dan kedua
orang tuamu
2. Buatlah pertanyaan
3. Carilah informasi mengenai penggolongan darah pada manusia
4. Diskusikan permasalahan berikut
a. Ada berapa macam cara penggolongan darah manusia
b. Apakah golongan darahmu dan saudara kandungmu sesuai dengan
golongan darah orang tuamu? Jelaskan berdasarkan penurunan
sifat pada manusia!
c. Buatlah peta silsilah yang menggambarkan pola pewarisan sifat
golongan darah dari orang tua kepada anaknya berdasarkan
golongan darah anggota keluarga
golongan darah
• Dalam hereditas pada manusia, ada beberapa
cara menentukan golongan darah. Golongan
darah manusia diteliti oleh Dr. Karl
Laindsteiner pada tahun 1900.
• Saat ini dikenal tiga sistem penggolongan
darah, yaitu sistem ABO, MN, dan Rhesus
Penggolongan darah sistem ABO
Fenotipe golongan genotipe Jenis gamet
darah

Sistem pertama yang biasa digunakan adalah sistem


ABO. A A homozigot
Menurut sistem ABO, golongan (Idarah
AIA) manusia IA
dikontrol oleh 3 macam alel, yaitu alel IA, IB, dan IO. 
A heterozigot (IAIO) IA, IO

B B homozigot (IBIB) IB

B heterozigot (IBIO) IB,IO

AB IAIB IA, IB

O IOIO IO
Golongan darah sistem MN
• Dalam kehamilan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah jenis rhesus
Anda dan pasangan. Pemeriksaan rhesus bisanya bisa diketahui melalui
pemeriksaan darah yang dinamakan tes Coombs.
• Bila hasil pemeriksaan menunjukkan rhesus Anda dan pasangan berbeda, hal
ini berpotensi menimbulkan dampak pada kesehatan janin. Berikut ini adalah
penjelasannya:
• Ibu rhesus positif dan ayah rhesus positif, kondisi janin pasti rhesus positif à
tidak bermasalah
• Ibu rhesus negatif dan ayah rhesus negatif, kondisi janin pasti rhesus negatif à
tidak bermasalah
• Ibu rhesus positif dan ayah rhesus negatif, kondisi janin bisa rhesus positif
atau negatif à tidak bermasalah
• Ibu rhesus negatif dan ayah rhesus positif, kondisi janin bisa rhesus positif
atau negatif à kemungkinan akan terjadi masalah
Apa Masalah Perbedaan Rhesus pada Kehamilan?
Perbedaan rhesus ibu hamil dan janin bisa
menimbulkan reaksi yang disebut inkompatibilitas
rhesus. Kondisi ini dapat terjadi apabila rhesus
ibu hamil negatif dan rhesus janin positif.
Perbedaan rhesus tersebut dapat menyebabkan
tubuh ibu hamil memproduksi antibodi yang bisa
merusak sel darah merah janin (eritroblastosis
fetalis) dan membahayakan kesehatannya
Untungnya, pembentukan antibodi ini biasanya belum
banyak terjadi pada kehamilan pertama. Namun,
berbeda halnya saat Anda hamil anak kedua dan
seterusnya.Saat itu, antibodi sudah mulai terbentuk
dan dapat menyerang sel darah merah janin dengan
rhesus yang berbeda. Pada beberapa kasus, bayi
yang terlahir dengan kondisi ketidakcocokan rhesus
bisa mengalami berbagai gangguan kesehatan,
seperti penyakit kuning dan anemia
Bagaimana jika Tubuh Telanjur Membentuk Antibodi?
Untuk mencegah terbentuknya reaksi ketidakcocokan antara rhesus ibu dan
janin, perlu dilakukan penanganan berupa pemberikan suntikan anti-D atau
injeksi immunoglobulin.
Perlu diketahui bahwa antibodi yang telanjur terbentuk dan menyerang sel
darah merah janin dapat menimbulkan risiko kehamilan ektopik atau bahkan
keguguran.
Suntikan anti-D ini hanya bersifat mencegah terbentuknya antibodi dan
melindungi sel darah merah janin, bukan untuk menghilangkan antibodi
tersebut. Antibodi tersebut akan tetap ada sepanjang hidup Anda.
Selanjutnya, dokter akan terus memantau perkembangan janin dengan tujuan
mengantisipasi terjadinya kelainan darah akibat ketidakcocokan rhesus. Jika
terdeteksi adanya kelainan darah seperti anemia, janin perlu diberi transfusi
darah.
Contoh soal

Anda mungkin juga menyukai