Cell grouping/typing
• Sel darah merah yang akan diperiksa direaksi
kan dengan antisera anti-A (monoklonal) dan
anti-B (monoklonal)
Serum grouping/typing
• Serum/plasma yang akan diperiksa direaksi -kan
dengan suspensi sel darah merah golo -ngan A,
B dan O (sebagai negatip kontrol) dan auto
kontrol dengan menggunakan sel darah
merahnya sendiri.
• Penggunaan sel golongan O perlu dilibatkan
ketika pemeriksaan serum grouping/typing,
sebab beberapa resipien atau donor dapat
saja memiliki antibodi-antibodi didalam
serumnya yang bukan anti-A atau anti-B.
BO & BB B dan H
H
HH/Hh AB A, B dan H
Precursor
Substance OO H
hh
Oh - - + + +
LISIS
O - - + + -
Darah Para Bombay
• Hal ini diperkirakan oleh karena adanya supre –
si antigen A, B dan H yang bervariasi.
Antigen Lewis
• Antigen Lewis bukan merupakan antigen pada
membran sel darah merah, tetapi meru pakan
antigen yang larut, terdapat banyak dalam
serum/plasma, saliva dan cairan tubuh
lainnya, misalnya ASI, getah lambung dsb.
• Antigen Lewis pada sel darah merah didapat
secara sekunder, yaitu dengan menyerap
antigen Lewis dari plasma. Tidak diketahui
bagaimana peran sel darah merah dalam
penyerapan tersebut.
Anti-Lea
• Anti-Lea kebanyakan ditemukan tanpa adanya
stimulasi terlebih dahulu dan sebagian besar
adalah tipe IgM dan dapat mengikat komple
-men, namun ada juga yang IgG. Individu yang
mempunyai fenotip Le(a-b+) tidak membuat
anti-Lea, oleh karena sebagian kecil Le(a) yang
tidak diubah menjadi Le(b) tersebar dalam
plasma dan saliva.
Anti-Leb
• Sering ditemukan bersama-sama dengan
anti-Lea sebagai antibodi yang lemah.
• Terdapat pada individu dengan fenotip Le(a-
b-). Anti-Leb sendiri tanpa anti-Lea sangat
jarang ditemukan.
SISTEM GOLONGAN DARAH Ii
Antigen
• Ada 2 macam antigen, yaitu antigen I dan
antigen i. Kedua antigen ini ditemukan 100%
pada sel darah merah dengan kuantitas yang
berbeda-beda pada masing-masing individu.
• Pada orang dewasa jumlah antigen I sangat
jelas, sedangkan jumlah antigen i tidak terde
teksi. Pada darah tali pusat dan sel darah
merah bayi ditemukan banyak antigen i,
sedangkan antigen I tidak terdeteksi. Transisi
dari i ke I membutuhkan waktu ± 18 bulan.
• Pada orang dewasa sangat jarang ditemukan
antigen i, yaitu 1 dalam 10.000 dan disebut
sebagai iadult.
• Antigen Ii ditemukan selain pada sel darah
merah juga pada sel-sel lain, plasma, saliva
dan ASI.
Antibodi
• Antibodi dari sistem I adalah IgM dan reaktif
pada saline medium dan bersifat alamiah.
• Umumnya lemah dan sulit terdeteksi pada
pemeriksaan rutin serologis. Namun
penggunaan teknik yang sensitif, anti-I dapat
terdeteksi pada hampir semua individu yang
sehat sebagai autoantibodi.
• Anti-I merupakan antibodi yang tidak berba
-haya, tetapi bila ditemukan pada serum /
plasma pasien yang membutuhkan transfusi
akan menyulitkan pemeriksaan uji silang
serasi, karena hasil pemeriksaan uji silang
serasi menjadi positip.
• Dan untuk mendapatkan uji silang serasi
yang kompatibel/cocok, maka pemeriksaan
uji silang serasi dilakukan dengan teknik
pemana san.
SISTEM GOLONGAN DARAH P
• Sistem golongan darah P ditemukan pada
tahun 1927 oleh Landsteiner dan Levine pada
percobaan imunisasi sel darah merah manu
-sia kepada kelinci
• Pada percobaan tersebut ditemukan antibodi
yang disebut anti-P1.
• P1 dan P2 analog dengan A1 dan A2 dari sistem
ABO. Antigen ini ditemukan pada membran
sel darah merah.
Antigen
• Antigen P1
• Antigen ini biasanya ditemukan pada pemerik-
saan rutin di laboratorium. Pada bayi baru lahir
masih belum terbentuk dan setelah beberapa
tahun baru mencapai jumlah antigennya.
• Kekuatan antigen berbeda-beda pada masing-
msing individu, sehingga ada yang disebut
indivi du dengan P1 kuat, yaitu individu yang
mempu nyai lebih banyak antigen P1 dan ada
individu dengan P1 yang lemah.
Antigen P
• Antigen ini ditemukan pada sel darah merah,
plasma, lekosit dan sel jaringan. Hanya feno
-tip P2k dan p yang tidak mempunyai antigen
P.
Antigen Pk
• Antigen ini sangat jarang walaupun merupa
-kan suatu antigen yang universal. Ditemukan
pada lekosit sel jaringan dan plasma
Antibodi
Anti-P1
• Individu dengan P2 umumnya mempunyai anti-
P1. Bereaksi pada suhu 4C, tetapi kadang-
kadang dapat bereaksi pada suhu 37C dan
hampir selalu IgM.
Anti-P
• Sangat jarang ditemukan. Hanya dapat terjadi
pada individu dengan fenotip Pk. Umumnya
IgM hemolisin dengan aktifitas suhu yang luas.
SISTEM
GOLONGAN DARAH RHESUS
2. Kehamilan
• Dapat mengakibatkan terjadinya HDN, bila
bayi (K+) dan ibu mempunyai anti-K
PENYAKIT AUTOIMMUNE
HAEMOLYTIC ANAEMIA (AIHA)