Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Di sekitar kita terdapat beragam variasi yang kita lihat , baik pada manusia , hewan , dan tumbuhan . Dalam satu keluarga kita misalnya , terdapat beragam variasi sifat yang diturunkan orangtua kepada kita . Mungkin ada yang berambut keriting , lurus maupun ikal . Hal tersebut semuanya disebabkan oleh faktor keturunan atau yang biasa kita kenal sebagai gen . Ilmu yang mempelajari gen disebut genetika dimana Gregor Mendel adalah ahli genetiknya . Kemudian mendel mengemukakan 2 teorinya yaitu teori mendel yang pertama mengenai hukum segregasi dimana pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alel alel secara bebas , dari diploid menjadi haploid . Contoh dari teori mendel yang pertama adalah pada persilangan monohibrid . Teori mendel yang kedua dinamakan juga hukum penggabungan bebas mengenai ketentuan penggabungan bebas yang harus menyertai terbentuknya gamet pada perkawinan dihibrid . Contoh dari teori mendel kedua yaitu pada persilangan dihibrid . Namun pada hukum mendel juga terdapat penyimpangan , penyimpangan tersebut dikarenakan adanya interaksi antar alel dan genetik , juga adanya tautan dan pindah silang . Salah satu contoh dari penyimpangan hukum mendel pautan yaitu gen tertaut kromosom X . Gen tertaut kromosom X adalah gen yang terdapat pada kromosom X . Gen tertaut kromosom X merupaka gen tertaut tidak sempurna . Pada perempuan yang memiliki susunan kromosom kelamin XX , terdapat kromosom seks yang bener bener homolog . Hal ini menyebabkan hukum hukum dominansi dan resesif bagi sifat sifat yang ditentukan oleh gen gen tertaut hukum X pada perempuan sama dengan sifat sifat yang ditentukan oleh gen gen pada autosom . Dan biasanya gen gen yang tertaut pada kromosom X ini banyak terdapat pada pria . Contoh dari gen tertaut kromosom X adalah penderita anodontia . Di mana anodontia adalah suatu keadaan di mana semua benih gigi tidak terbentuk sama sekali, dan merupakan suatu kelainan yang sangat jarang terjadi. Anodontia dapat terjadi hanya pada periode gigi tetap/permanen, walaupun semua gigi sulung terbentuk dalam jumlah yang lengkap. Sedangkan bila yang tidak terbentuk hanya beberapa gigi saja, keadaan tersebut disebut hypodontia atau oligodontia. Hereditas juga terdapat pada golongan darah , di mana golongan darah dibedakan menjadi empat golongan yaitu A , B , AB dan O .

1.2 Tujuan

a. Mengetahui golongan darah dari masing masing mahasiswa dan bagaimana penurunanya. b. Mengetahui penyakit yang bersifat hereditas , terutama pada anodontia c. Mengetahui apa itu anodontia dan bagaimana probabilitas timbulnya penyakit tersebut pada keturunannya. 1.3 Rumusan masalah a. Bagaimana penurunan golongan darah pada mahasiswa ? b. Apa yang dimaksud dengan anodontia dan jelaskan mengenai segala sesuatu tentang anodontia ? c. Bagaimana mekanisme penurunan pada penderita anodontia ? d. Bagaimana pohon keluarga pada penggolongan darah mahasiswa ? e. Bagaimana probabilitas penyakit anodontia pada keturunannya ? ISI 2.1 Penurunan golongan darah 2.1.1 Sistem golongan darah Sebelum membahas golongan darah masing masing individu, alangkah baiknya kita mengetahui pembagian golongan darah dan pengertiannya. Golongan darah seseorang tidak akan berubah pada sepanjang hidupnya, serta dapat diturunkan diturunkan kepada generasi berikutnya. Oleh sebab itu, kita dapat menentukan kemungkinan jenis golongan darah pada seorang anak yang akan dilahirkan jika kita mengetahui macam golongan darah pada kedua orangtuanya. Demikian juga apabila kita mengetahui macam golongan darah pada seseorang, kita juga dapat menentukan kemungkinan macam golongan darah pada kedua orangtuanya. Sampai saat ini sekarang telah dikenal cukup banyak sistem golongan darah pada manusia. Penentuan jenis golongan darah pada masing masing sistem umumnya berdasarkan atas ada tidaknya aglutinogen (antigen) pada darah seseorang. Golongan darah pada seseorang dapat diperkirakan dengan 3 sistem, yaitu : a. Sistem ABO Golongan darah sistem ABO yang diperkenalkan oleh K.Landsteineir pada tahun 1900an. Sistem tersebut dibagi menjadi 4 golongan darah, yaitu golongan darah A, B, AB dan O. Dasar pembagian golongan darah sistem ini adalah ada tidaknya aglutinogen atau antigen pada sel darah merah seseorang. Sistem golongan darah ABO yaitu :

GOLONGAN

AGLUTINOGEN/AN -TIGEN

AGLUTININ/ANTIBODI

DONOR YANG SESUAI

A B AB O

A B A dan B -

Anti B atau Anti A atau dan

A dan O B dan O A, B dan O O

Golongan darah sistem ABO ini termasuk jenis alel ganda dimana alel yaitu anggota dari sepasang gen yang menunjukan sifat sifat yang kontras. Alel alel yang menentukan jenis golongan darah seseorang terdiri atas alel IA, IB,dan IO. Alel IA dan IB masing masing dominan terhadap IO, sedangkan IA terhadap IB bersifat kodominan. Oleh sebab itu, kemungkinan genotipe dari setiap genotipe golongan darah adalah sebagai berikut : Fenotipe Golongan darah A Golongan darah B Golongan darah AB Golongan darah O Genotipe IAIA, IAIO IBIB, IOIO IAIB IOIO

b. Sistem MN Golongan darah sistem MN diperkenalkan oleh K.Landsteiner dan P.Levine pada 1927. Golongan darah tersebut dibagi menjadi 3 yaitu, golongan darah M, N, dan MN. Golongan darah ini tidak begitu diperhitungkan dalam dunia medis karena tidak ada kasus aglutinasi seperti yang dapat terjadi pada sistem ABO. Oleh karena itu, meski terjadi ketidaksesuaian golongan darah antara resipien dan donor pada saat transfusi, tidak akan berakibat fatal bagi resipien. Penentuan jenis golongan darah pada sistem MN juga berdasarkan pada ada tidaknya aglutinogen pada sel darah merah, tetapi tidak dikenal adanya agglutinin. Jumlah alel yang menentukan golongan darah seseorang hanya ada 2, yaitu IM dan IN . Kedua alel tersebut bersifat kodominan. Golongan darah sistem MN :

Fenotipe M N MN

Aglutinogen M N MN

Genotipe IMIM ININ IMIN

c. Sistem Rhesus K.Landsteiner dan A.S.Wiener pada 1940 memperkenalkan golongan darah sistem rhesus (Rh) dan mengelompokan menjadi golongan dua golongan, yaitu golongan Rh positif dan Rh negatif. Seseorang bergolongan darah Rh positif jika dalam sel darahnya mengandung antigen Rh. Gen yang bertanggung jawab dalam pembentukan antigen Rh adalah gen dominan R sedangkann gen resesif r menyebabkan orang tidak mampu membentuk antigen Rh.Dengan demikian, kemungkinan genotipe golongan darah Rh positif adalah RR dan Rr, Sedangkan genotif golongan darah Rh negatif adalah rr. Dalam keadaan normal, baik yang bergolongan darah Rh positif maupun Rh negatif dalam sel darah merah maupun plasma darah tidak dibentuk zat anti Rh. Tetapi jika seseorang bergolongan darah Rh negatif mendapat donor darah dari orang lain yang bergolongan darah Rh positif, tubuh orang tersebut akan dirangsang untuk membentuk zat anti Rh yang akan menghancurkan antigen Rh yang berasal darai darah donor. Keadaan ini juga akan berlaku terhadap seorang perempuan bergolongan darah Rh negatif yang mempunyai suami Rh positif homozigot. Jika wanita tersebut hamil, anak yang dikandungnya selalu darah Rh positif. Pada saat janin memperoleh nutrisi dari darah ibu, berarti antigen-Rh yang berasal dari darah bayi akan menuju darah ibu. Hal tersebut menyebabkan pembentukan zat anti Rh dalam darah ibu yang dirangsang oleh masuknya antigen Rh janin. Pada saat darah ibu yang sudah mengandung zat anti Rh masuk ke tubuh bayi, dalam tubuh bayi terjadi kerusakan pada sel darah merah dan banyak terbentuk eritroblast, yaitu sel darah muda yang berinti dan mempunyai kemampuan mengikat oksigen yang rendah. Pada saat kelahiran anak pertama, kemungkinan bayi masih bisa lahir dan hidup dengan baik.Hal tersebut disebabkan karena jumlah zat anti Rh yang berasal dari darah ibu masih sedikit sehingga sel darah merah bayi yang rusak juga tidak terlalu banyak. Akan tetapi, pada kelahiran kedua dan seterusnya biasanya janin mengalami kematian. Kejadian tersebut dikenal dengan eritroblastosis fetalis.

2.1.2 Penurunan golongan darah masing masing individu

2.2 Anadontia a. Definisi Anodontia merupakan salah satu dari jenis anomali.Di mana pengertian anomali yaitu Gigi yang bentuknya menyimpang dari bentuk aslinya. Faktor-faktor penyebabnya : a. Herediter b. Gangguan metabolisme c. Gangguan pertumbuhan d. Gangguan perkembangan Dapat terjadi : 1. Gigi permanent > decidui 2. Gigi atas > gigi bawah 3. Kelebihan gigi / supernumerary tooth

4. Anodontia (lengkap/sebagian) tidak ada benih gigi 5. Perubahan bentuk (mahkota/akar) 6. Gigi bersatu / fused teeth Tidak adanya gigi geligi secara kongenital.ini dapat melibatkan semua atau beberapa gigi ,baik gigi susu maupun gigi tetap,atau hanya gigi tetap saja.(Kamus Kedokteran Dorland edisi 29,2001) Anodontia adalah suatu keadaan di mana semua benih gigi tidak terbentuk sama sekali, dan merupakan suatu kelainan yang sangat jarang terjadi. Anodontia dapat terjadi hanya pada periode gigi tetap/permanen, walaupun semua gigi sulung terbentuk dalam jumlah yang lengkap. Sedangkan bila yang tidak terbentuk hanya beberapa gigi saja, keadaan tersebut disebut hypodontia atau oligodontia.

1.1 anodontia Anodontia atau dalam istilah kedokteran gigi disebut anodontia vera adalah gangguan pertumbuhan gigi yang disebabkan oleh jumlah gigi yang kurang dari normal, yang menurut tim ADA (American Dental Assosiation), dalam keadaan normal jumlah gigi dasar/susu adalah 20 dan gigi permanent sebanyak 32. Anodontia termasuk dalam kriteria gangguan maloklusi yaitu susunan gigi yang tidak beraturan dan hubungan gigi antara rahang atas dan bawah tidak ideal. Anodontia vera termasuk penyakit genetik yang jarang terjadi tetapi selalu ada kemungkinan penyakit ini dapat terjangkit.

1.2 hypodontia b. Jenis jenis Anodontia ada 2 macam : (W,Itjiningsing.1995.Anatomi gigi.Jakarta:EGC) 1. Anodontia lengkap anodontia lengkap kebanyakan disebabkanoleh penyakit herediter (sex-linked genetic trait),hal ini jarang sekali terjadi. 2. Anodontia sebagian Anodontia sebagian biasanya kongenital.kehilangan satu atau beberapa gigi di dalam rahang meskipun belum terbukti karena herediter tetapi tendens untuk tidak ada gigi yang sama pada suatu keluarga sering dijumpai. Anodontia terdiri dari 2 macam , yaitu :

1. Hypodontia yaitu penderita yang kekurangan 1 sampai 6 gigi dari jumlah gigi yang normal . Hypodontia dapat mengenai pria atau wanita , ras apapun dan gigi sulung atau tetap . Kira kira 5 persen dari penduduk mngalami kecenderungan cukup umum.Gigi tidak ada bawaanyang paling sering adalah molar 3 , diikuti premolar kedua bawah , premolar kedua atas dan insisivus lateral atas . Ruang yang tampak atau gigi sulung persistensi sering merupakan tanda klinis dari keadaan ini . Menghitung gigi-gigi bersama dengan radiograf memastikan keadaan tersebut. 2. Oligodontia yaitu suatu keadaan dimana penderita kekurangan lebih dari 6 gigi dari jumlah normal. Keadaan ini mungkin bisa terjadi pada gigi dasar/susu dan gigi permanent, akan tetapi sebagian besar kasus terjadi pada gigi permanent. Penyebab anodontia, baik total maupun parsial, adalah berhubungan dengan faktor genetika, faktor lingkungan, Sotos Syndrome, Goltz Gorlin Syndrome, dan lain-lain. Urutan gigi geligi yang anodontis : a. Gigi pertama yang paling sering hilang ialah M3 tetap.M3 atas lebih sering hilang daripada M3 bawah. b. Gigi kedua yang paling sering hilang ialah I2 atas tetap .Kira kira 1 sampai 2 persen dari penduduk kehilangan satu atau kedua-duanya gigi I2 atas. c. Gigi ketiga yang paling sering hilang ialah P2 bawah .Kira kira 1 persen dari penduduk kehilangan satu atau kedua duanya P2 bawah d. I1 bawah dapat kehilangan satu atau kedua-duanya gigi tersebut,bisa gigi susu yang hilang atau gigi tetap.

c. Ciri ciri penderita anadontia Pada umumnya, penderita anodontia memiliki ciri-ciri mempunyai rambut yang tipis, bahkan hampir tidak mempunyai rambut dan rahang tidak berkembang selayaknya orang normal. Sedangkan menurut Drg Dhani Gustiana, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir dalam keadaan mengalami kelainan struktur geligi yang cacat dan kelainan jumlah gigi dari jumlah normalnya termasuk didalamnya anodontia, dapat menyebabkan semakin lama struktur wajah anak tersebut terlihat lebih tua daripada umurnya, hal ini dikarenakan pada anak yang sehat pengunyahan yang baik akan merangsang otot-otot wajah berkembang dengan maksimal. Selain itu, penguyahan yang baik dan aktif pada anak akan mensuplai oksigen yang lebih banyak pada otak dan

hasilnya anak akan lebih pintar dan mudah berkonsentrasi. Sedangkan pada penderita anodontia dengan jumlah gigi yang kurang daripada jumlah normalnya sistem pengunyahan tidak akan bekerja selayaknya seseorang dengan kondisi gigi yang normal.

d. Faktor penyebab anadontia Anodontia dan hypodontia kadang ditemukan sebagai bagian dari suatu sindroma, yaitu kelainan yang disertai dengan berbagai gejala yang timbul secara bersamaan, misalnya pada sindroma Ectodermal dysplasia. Hypodontia dapat timbul pada seseorang tanpa ada riwayat kelainan pada generasi keluarga sebelumnya, tapi bisa juga merupakan kelainan yang diturunkan.

e. Gejala anadontia Anodontia ditandai dengan tidak terbentuknya semua gigi, dan lebih sering mengenai gigi-gigi tetap dibandingkan gigi-gigi sulung. Pada hypodontia, gigi-gigi yang paling sering tidak terbentuk adalah gigi premolar dua rahang bawah, insisif dua rahang atas, dan premolar dua rahang atas. Kelainan ini dapat terjadi hanya pada satu sisi rahang atau keduanya. Serta terdapat ruang yang tampak atau gigi sulung persistensi sering merupakan tanda klinis dari keadaan ini . Menghitung gigi-gigi bersama dengan radiograf memastikan keadaan tersebut. f . Pemeriksaan Diagnosa anodontia biasanya membutuhkan pemeriksaan radiografik untuk memastikan memang semua benih gigi benar-benar tidak terbentuk. Pada kasus hypodontia, pemeriksaan radiografik panoramik berguna untuk melihat benih gigi mana saja yang tidak terbentuk. g. Perawatan Lakukan konsultasi dengan dokter gigi sedini mungkin bila terdapat kecurigaan terjadinya kelainan ini.Perawatan yang biasanya diberikan oleh dokter gigi adalah pembuatan gigi tiruan.

2.3 Cara penurunan anadontia Anadontia diturunkan karena adanya faktor hereditas atau keturunan dimana penderita anodontia ini memiliki kelainan pada kromosom X nya (tertaut kromosom X). Gen tertaut

kromosom X adalah gen gen yang terdapat pada kromosom X, yang tidak sempurna . Di samping peranannya dalam menentukan jenis kelamin, kromosom X, memiliki gen-gen untuk banyak karakter yang tidak berkaitan dengan seks. Pada manusia, istilah tertaut seks biasanya menunjuk pada karakter karakter yang tertaut kromosom X. Pada ayah mewariskan alel tertaut kromosom X, pada semua anak perempuannya tetapi tidak ada satupun pada anak laki lakinya. Sebaliknya para ibu dapat mewariskan alel tertaut seks pada anak laki laki maupun anak perempuan. Jika suatu sifat tertaut seks disebabkan oleh alel resesif, seorang anak perempuan akan memperlihatkan fenotifnya hanya jika dia permpuan homozigot. Karena anak laki-laki hanya mempunyai satu lokus, istilah homozigot dan heterezigot tidak memiliki arti untuk menggambarkan gen gen tertaut seks. Hemizigot merupakan istilah yang digunakan dalam kasus kasus semacam itu. Setiap anak laki laki yang mendapat alel resesif dari ibunya akan memperlihatkan sifat ini. Karena alasan tersebut, anak laki laki jauh lebih banyak memiliki kelainan kelainan yang diturunkan oleh alel alel resesif yang tertaut seks. Gen gen ini tersebut secara kebetulan saja berada di dalam kromosom X atau Y.

2.3 Pohon keluarga a. Golongan darah b. Penyakit anadontia

2.4 Probabilitas turunnya sifat atau kelainan ke generasi selanjutnya pada penderita anodontia Anodontia merupakan penyakit keturunan karena gen terpaut kromosom X, dimana Gen tertaut kromosom X adalah gen yang terdapat pada kromosom X. Gen tertaut kromosom X merupaka gen tertaut tidak sempurna. Pada perempuan yang memiliki susunan kromosom kelamin XX, terdapat kromosom seks yang bener bener homolog. Hal ini menyebabkan hukum hukum dominansi dan resesif bagi sifat sifat yang ditentukan oleh gen gen tertaut hukum X pada perempuan sama dengan sifat sifat yang ditentukan oleh gen gen pada autosom. Dan biasanya gen gen yang tertaut pada kromosom X ini banyak terdapat pada pria. Perempuan hanya dapat bertindak sebagai carrier dan yang bertindak sebagai penderita adalah laki laki. Perkawinan individu penderita anodontia : P1 : XAY

Fenotip : Normal carrier (anodontia) x normal Genotif : XAXa Gamet : XA , Xa, XA dan Y

F2

: XA XAXA XAXa

Y XAY XaY

XA Xa

Dari diagram dapat kita ketahui probabilitas penderita anodontia adalah sebagai berikut : 1. 25 % perempuan normal (XAXA) 2. 25 % perempuan karier anodontia (XAXa) 3. 25 % laki laki normal (XAY) 4. 25 % laki laki anodontia (XaY)

KESIMPULAN Genetika ternyata sangat bermanfaat bagi mahkluk hidup untuk mengetahui probabilitas keturunan yang memiliki sifat yang sama dengan induknya. Dimana pengertian genetika itu sendiri adalah salah satu cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat sifat kepada generasi keturunannya. Darah juga ternyata diturunkan melalui hereditas genetika . Dimana terdapat 3 sistem golongan darah yaitu sistem golongan darah ABO, MN dan Rh baik yang positif maupun negatif. Sistem penggolongan darah ditemukan oleh K.Landsteiner sekitar tahun 1990an. Golongan darah O merupakan donor resipien, namun sekarang untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah pada darah resepien maka untuk transfer darah harus dilakukan pada sesama darah (mempunyai golongan darah yang sama). Bapak genetika yaitu gregor mendel dimana di dalam hukum mendel tersebut terdapat penyimpangan penyimpangan misalnya gen tertaut kromosom X. Contoh dari penyimpangan hukum mendel ini berkaitan juga dengan kedokteran gigi, salah satunya adalah anodontia. Anodontia adalah suatu keadaan di mana semua benih gigi tidak terbentuk sama sekali, dan merupakan suatu kelainan yang sangat jarang terjadi. Anodontia dapat terjadi hanya pada periode gigi tetap/permanen, walaupun semua gigi sulung terbentuk dalam jumlah yang lengkap. Anodontia terbagi menjadi 2 macam yaitu Anodontia lengkap dan anodontia sebagia.anodontia lengkap kebanyakan disebabkanoleh penyakit herediter (sex-linked genetic trait),hal ini jarang sekali terjadi.Anodontia sebagian

Anodontia sebagian biasanya kongenital.kehilangan satu atau beberapa gigi di dalam rahang meskipun belum terbukti karena herediter tetapi tendens untuk tidak ada gigi yang sama pada suatu keluarga sering dijumpai.

DAFTAR PUSTAKA Aryulina,Diah.2006.Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII.Jakarta:Erlangga Harty,F.J.1995.Kamus Kedokteran Gigi.Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC Itjiningsih.1995.Anatomi Gigi.Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC Priadi,Arif.dan Silawati.Tri.2007.Sains Biologi SMA kelas X11.Jakarta:Yudhistira
http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/anodontia.pdf

http://www.klikdokter.com/illness/detail/112
http://itsmeima.blogspot.com/2008/11/anodontia.html

Anda mungkin juga menyukai