Anda di halaman 1dari 9

Hereditas pada Manusia

Nama:Sahra Wardi
Kelas:XII MIA 1
Mapel:BIOLOGI

JANUARY 25, 2021


Proses Hereditas
Secara morfologis, kamu bisa melihat kalau tubuh kamu memiliki sifat campuran
yang dibawa dari kedua orangtuamu. Misalnya, kamu memiliki rambut ikal dan
tubuh yang tinggi seperti ibumu, kulit kamu putih dan berhidung mancung seperti
ayahmu. Ini terjadi karena pewarisan sifat orangtua pada anak tidak diturunkan
begitu saja, melainkan ada proses yang membuat gen masing-masing orang tua
kamu akhirnya bisa menurunkan sifatnya.
Dalam tubuh setiap makhluk hidup seperti manusia dan hewan, ada yang
namanya sel somatik atau sel tubuh. Sel somatik ini memiliki sifat diploid, yang
artinya sel tersebut memiliki dua set kromosom. Nah, masing-masing orangtua
akan mewariskan satu set kromosomnya pada anaknya.
Jadi, sebelum kamu jadi diri kamu yang sekarang, sebenarnya kamu adalah sel
yang berasal dari bertemunya sel sperma milik ayah kamu dan sel ovum milik ibu
kamu. Sel sperma dan sel ovum yang dilepaskan oleh ayah dan ibu kamu ini akan
menjadi sel gamet.
Sel gamet inilah yang memiliki sifat haploid alias membawa satu set kromosom
saja untuk kelak menjadi anak. Kromosom ini ada di dalam sel.
Macam-Macam Penyakit Menurun Autosom

• Polidaktili adalah kelainan yang ditandai dengan adanya kelebihan jari.


• Sindaktili adalah kelainan yang ditandai adanya selaput antar jari sehingga
membuat jari saling berkelatan.
• Brakidaktili merupakan kelainan yang ditandai dengan bentuk jari – jari yang
memiliki ukuran pendek.
• Thalasemia adalah penyakit darah bawaan yang menyebabkan sel darah
pecah.
• Dentinogenesis Imperfecta (Kerusakan Email Gigi) Soerang yang
mengalami kelaian dentinogenesis imperfecta memiliki kelainan pada giginya.
Kelaian tersebut berupa dentin putih seperti susu.
• Anonikia (tidak memiliki kuku) Anonychia atau Anonikia adalah kelaian
yang ditandai dengan beberapa kuku jari tangan dan (atau) kaki tidak tumbuh
dengan baik. Biasanya, kuku tidak ada pada jari telunjuk dan jari tengah.
Macam-Macam Penyakit Menurun Autosom

• Retinal Aplasia Retinal apasal adalah kelainan pada mata yang dapat menyebabkab
kebutaan dari lahir karena tidak memiliki retina. Penyebab kelainan ini adalah gen
dominan Ra.
• Fenilketonuria (FKU) Penderita FKU ditandai denggan kekurangan enzim fenilalanin
hidroksilase (PAH). Konsentrasi fenilalanin yang tidak wajar dalam darah akan
mengganggu perkembangan dan aktivitas otak. Kondisi ini dapat menyebabkan
gangguan perkembangan otak sehingga penderita menjadi keterbelakangan mental.
• Albino Penderita albino mengalami proses pigmentasi yang tidak normal pada kulit dan
bagian tubuh yang lain. Selain itu, penderita albino juga mudah silau dan memiliki
kelemahan pada jaringan saraf mata. Penderita albino ditemui mengalami beban mental.
Penderita albino biasanya terlihat memiliki warna kulit sangat putih, rambut pirang, dan
sensitif terhadap cahaya matahari.
• Kretinisme Kretinisme adalah kelainan yang dikarenakan tiriosin tidak dapat diubah
menjadi tiroksin dan triiodotronin yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh.
Akibatnya, penderita kelainan ini memiliki tubuh menjadi kerdil.
• Sickle Cell Anemia (Anemia Sel Sabit) Anemia sel sabit merupakan kelainan yang
ditandai dengan keping sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit dengan
tekstur kaku dan lengket. Akibatnya kemampuan darah dalam mengikat dan
mengangkut oksigen menjadi berkurang.
Macam-Macam Penyakit Menurun Gonosom

• Buta Warna (tidak dapat mengenali warna tertentu).


• Hemofilia (darah sulit membeku).
• Anodontia (penderita tidak memiliki gigi).
• Hypertrichosis (tumbuhnya rambut di bagian telinga wajah).
• webbedtoes (jari berselaput).
Golongan Darah A, B, AB dan O
•Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel darah
merah dan memproduksi antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen
•Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel darah
merah dan memproduksi antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.
•Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B pada sel
darah merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.
•Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A atau B
pada sel darah merah. Orang bergolongan darah O memproduksi antibodi A dan B di
plasma darah.
pemilik golongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada siapa pun, namun
kini tidak lagi dianjurkan. Golongan darah O negatif kemungkinan memiliki
antibodi yang bisa menyebabkan reaksi serius selama transfusi darah berlangsung.
Sedangkan golongan darah O positif hanya boleh diberikan dalam situasi darurat,
yaitu jika pasien sedang terancam jiwanya atau persediaan tipe darah yang sesuai
tidak mencukupi.
Sebaliknya, golongan darah AB tergolong penerima universal. Kalangan ini bisa
mendapat transfusi darah dari jenis A, B, AB, atau O. Namun kalangan ini hanya
bisa mendonorkan darahnya kepada mereka dengan darah jenis AB saja.
Golongan Darah MN
• Penggolongan darah pada manusia maupun hewan selain dengan sistem ABO,
juga dapat digolongkan berdasarkan sistem MN. Hal ini didasarkan pada hasil
penemuan antigen baru oleh K. Landsteiner dan P. Levine pada tahun 1927 pada
eritrosit. Antigen ini oleh Landsteiner dan Levin diberi nama antigen M dan
antigen N. Sama halnya dengan sistem ABO, apabila di dalam eritrosit terdapat
antigen M maka golongan darah disebut golongan darah M, apabila di dalam
eritrosit terdapat antigen N maka golongan darah disebut golongan darah N, dan
apabila memiliki kedua antigen tersebut (MN) maka bergolongan darah MN.
• Jika pada sistem ABO saya menggunakan lambang I, maka pada penjabaran
sistem MN ini saya akan menggunakan huruf L sebagai simbol/lambang untuk
penulisan genotif, merupakan huruf yang diambil dari huruf awal Landsteiner.
• Di dalam eritrosit, antigen M dan N dikendalikan oleh sebuah gen yang memiliki
alela ganda, yaitu alela LM yang mengendalikan antigen M dan alela LN yang
mengendalikan antigen N. Pada penggolongan darah MN ini tidak terdapat
dominansi antara alela LM dan alela LN, artinya apabila seseorang memiliki
kedua antigen tersebut (M dan N) maka orang itu bergolongan darah MN.
Golongan Darah Rh
• Faktor resus (Rh) adalah jenis antigen yang ada pada sel darah
merah. Jika darah memiliki faktor Rh maka dikatakan resus
positif, dan jika tidak memiliki faktor Rh maka dikatakan
resus negatif.
• Orang yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darahnya
kepada orang yang memiliki status Rh negatif dan Rh positif.
Pendonor dengan Rh positif hanya bisa memberikan darahnya
kepada orang dengan status Rh positif.
A KASI H
TERIM
E RMANFAAT
SEMOGA B

Anda mungkin juga menyukai