Anda di halaman 1dari 15

PAPER

GEOPOLITIK INDONESIA (WAWASAN NUSANTARA)

Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan Pendidikan


Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :

I Gusti Bagus Wirya Agung,S.Psi.,M.B.A

Disusun Oleh:

Salman Al Farisi (2206511117)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
anugerah, berkat dan rahmatNya-lah sehingga kami dapat menyusun paper yang
berjudul “GEOPOLITIK INDONESIA (WAWASAN NUSANTARA)” dan dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yang dilandasi dari sebuah
studi pustaka. Paper ini tentu tidak tercipta secara sempurna, mengingat
pengetahuan wawasan dan pandangan-pandangan yang kami miliki masih sangat
terbatas.

Melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak I


Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., M.B.A Selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang sudah memberikan kesempatan pada kami untuk mendapat
bagian membuat paper tentang GEOPOLITIK INDONESIA (WAWASAN
NUSANTARA). Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak/sumber pustaka yang telah membagi sebagian pengetahuannya.

Saran berupa kritikan-kritikan ataupun pendapat lainnya juga diperlukan


sebagai bahan pertimbangan dan koreksi kedepannya. Semoga apa yang kami
sampaikan dapat bermanfaat bagi khalayak ramai. Demikian sepatah kata pengantar
yang dapat kami sampaikan, bila ada hal-hal yang kurang berkenan baik tersaji
secara sengaja maupun tidak sengaja kami meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata izinkan kami mengucapkan terima kasih.

Jimbaran, 16 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan/Manfaat .................................................................................. 2

1.4 Metode Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

2.1 Landasan Teori ................................................................................... 4

2.2 Pembahasan ........................................................................................ 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10

3.1 Simpulan .......................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Kesatuan Republik Indonesia tersusun atas berbagai suku, memiliki
dan menggunakan bahasa dan dialek daerah, menganut agama yang berbeda,
menganut adat dan kebiasaan yang berbeda, memiliki daerah berbentuk kepulauan,
dan terletak di persimpangan itu memiliki posisi antara dua benua, yaitu Asia dan
Australia, dan samudra besar yaitu Pasifik dan Hindia. Sifat wilayah dalam letak
globalnya yang berupa negara kepulauan memiliki konsekuensi logis. Singkatnya,
telah menjadi pusat transportasi kekuatan dan pengaruh asing, selalu terbuka dari
segala arah, menguntungkan atau merugikan kepentingan dari warga negara
Indonesia. Kedudukan dan lokasi Indonesia dalam posisi lintas sektoral di satu sisi
merupakan aset negara yang tidak ternilai harganya, namun disisi lain menjadi
sumber bahaya dan ancaman, terutama bila dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu
untuk memaksakan kehendaknya.
Sejak dekade terakhir abad ke-20, masyarakat internasional dihebohkan
dengan wacana dan pemandangan, dipahami atau tidak, yang mau tidak mau
diminta untuk masuk dan berpartisipasi dalam era globalisasi dan transparansi. Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), khususnya Teknologi informasi telah
mengubah persepsi setiap orang, dunia dengan ukuran yang sama seolah-olah
menyusut, dan batas-batas antar negara seolah-olah hanya memiliki makna hukum.
Pada saat ini, semua orang dapat melihat dan memahami setiap perkembangan di
setiap sudut dunia secara bersamaan. Menghadapi dan memasuki era globalisasi,
bangsa Indonesia dituntut untuk menentukan arah, sikap dan tindakan dalam rangka
mempertahankan eksistensi bangsa dan negara selama mungkin. Dalam hal ini,
setiap komponen negara harus lebih memperhatikan hal-hal dan faktor-faktor yang
menimbulkan kerawanan dari pada hal-hal dan faktor-faktor yang menguntungkan.
Tugas kita ke depan adalah bagaimana mencapai kemerdekaan,
mewujudkan persatuan serta kesatuan bangsa, menjaga keutuhan negara dan
mempertahankannya semaksimal mungkin. Konsep Wawasan Nusantara pada
dasarnya merupakan doktrin dasar dan doktrin implementasi untuk menjawab
kebutuhan dan tuntutan di atas. Pembelajaran konsep Wawasan Nusantara dari
siswa diharapkan mampu mengembangkan cara berpikir, sikap dan tindakan sarwa
Nusantara, yaitu mampu mengimplementasikan ayat – ayat Wawasan Nusantara
atau astagatra dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berbangsa. Konsep
astagatra di satu sisi merupakan perwujudan dari seluruh aspek kehidupan
berbangsa sebagai ajaran dan praktik yang fundamental, dan di sisi lain merupakan
pisau analisis untuk mengamati, menghadapi dan mengatasi setiap permasalahan
yang muncul dalam diri kita dan di lingkungan kita. Oleh karena itu, setiap warga
negara Indonesia berkewajiban untuk mawas diri dan membina kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Geopolitik?
2. Apa Pengertian Wawasan Nusantara?
3. Apa saja hakikat yang terkandung dalam Wawasan Nusantara?
4. Bagaimana Dasar Hukum terhadap Wawasan Nusantara?

1.3 Tujuan/Manfaat
1. Mengetahui Pengertian Geopolitik.
2. Mengetahui Pengertian Wawasan Nusantara.
3. Mengetahui Hakikat yang terkandung dalam Wawasan Nusantara.
4. Memahami Dasar Hukum terhadap Wawasan Nusantara.

1.4 Metode Penulisan


- Kajian Pustaka
Geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau aturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik
(kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau
territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil
akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik
Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi Negara yang
bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis),
mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang
dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara. Jadi wawasan
Nusantara adalah sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri dan tanah
air sebagai negara kepulauan dari berbagai aspek kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teoritis

Dalam konsep geopolitik sebenarnya sudah dilaksanakan sejak lama, namun


dari sisi konsep baru berekembang pada awal abad XIX yang dipelopori salah
satunya Frederich Ratzel (Teori Ruang 1897). Ratzel menyatakan bahwa negara
dalam hal-hal tertentu dapat disamakan dengan organisme, yaitu mengalami fase
kehidupan dalam kombinasi dua atau lebih antara lahir, tumbuh, berkembang,
mencapai puncak, surut dan mati. Untuk membuktikan keunggulannya, negara
harus mengambil dan menguasai satuan-satuan politik yang berdekatan terutama
yang bernilai strategis dan ekonomis. Ratzel memprediksi bahwa pada akhirnya
didunia ini hanya tinggal negara unggul yang dapat bertahan hidup dan menjamin
kelangsungan hidupnya.
Geopolitik merupakan ilmu georafi yang digunakan untuk keperluan politik
suatu negara. Saul Benard dalam bukunya Geopolitics: The Geograpgy of
International Relations (2015), Terdapat 4 pilar kekuatan yaitu kekuatan militer
besar, kekuatan ekonomi, kepemimpinan ideologi dan sistem pemerintahan. Hal ini
kemudian menimbulkan beberapa tolak ukur yang diperhitungkan dalam
geopolitik, seperti: kepadatan penduduk, keadaan alam seperti cuaca, perubahan
iklim dan musim, serta sumber energi. Poin terakhir inilah yang pada saat ini
menjadi faktor yang paling penting yang menimbulkan berbagai konflik karena
diperebutkan. Umumnya aktor-aktor yang terlibat dalam pencarian ini adalah
Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan Tiongkok. Halford Mackinder dalam
Democratic Ideals and Realities (1919) membuat istilah heartland. Heartland
merupakan wilayah Eurasia, Baltik, Laut Hitamdan Eropa Timur yang dipercayai
memiliki berbagai sumber daya.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Definisi Wawasan Nusantara dan Geopolitik
Istilah geopolitik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu Geo bumi dan
Politik kebijaksanaan. Pada awalnya geopolitik diartikan sebagai politik yang
diterapkan di bumi atau letak geografis negara, sedang geostrategi merupakan
geopolitik dalam pelaksanaan Namun dalam perkembangannya konsep geopolitik
dan geostrategi berubah terus yang mengarah pada konsepsi kewilayahan yang
lebih luas.
Contohnya:
● Dalam buku "Pendidikan Kewarganegaraan : Civic Education" oleh Dr.
Baso Madiong, SH., MH., dan kawan-kawan, geopolitik dijelaskan berasal
dari kata geo dan politik.
Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa Yunani politeia. Poli berarti
kesatuan orang-orang yang berdiri sendiri dan teia berarti urusan. Geopolitik biasa
juga disebut dengan wawasan nusantara. Menurut Budi Juliardi bahwa secara
etimologi, geopolitik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Geos yang berarti bumi
(termasuk ruang/wilayah atau geografi) yang menjadi tempat hidup dan pemberi
kehidupan serta wilayah negara. Sementara itu politik berasal dari kata "politeia".
Politeia itu sendiri berasal dari kata "polis" yang berarti "kota/negara atau kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri, dan "teia" yang berarti kebijakan/urusan yang
bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Jadi politeia berarti
kebijakan penyelenggaraan negara. Sementara berdasarkan buku bahan ajar
"Geopolitik Indonesia" oleh Dwi Sulisworo dan kawan-kawan, pengertian
geopolitik memiliki beberapa arti antara lain:
1. Geopolitik sebagai ilmu: memberikan wawasan obyektif akan posisi kita
sebagai suatu bangsa yang hidup berdampingan dan saling berinteraksi
dengan negara lain dalam pergaulan dunia.
2. Geopolitik sebagai ideology (landasan ilmiah bagi tindakan politik suatu
negara): hendak mewujudkan wawasan tersebut sebagai cara pandang
kolektif untuk melangsungkan, memelihara dan mempertahankan semangat
kebangsaan.
Jadi kesimpulannya adalah, Geopolitik merupakan cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri, lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Istilah Wawasan Nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Secara
etimologi, arti setiap kata wawasan Nusantara adalah:
● Wawasan = Pandangan, penglihatan, peninjauan, tanggap indrawi
= Cara pandang, cara melihat, cara meninjau dan cara menanggapi.
● Nasional = Menunjuk eksistensi bangsa yang sudah menegara
● Nusantara = satu kesatuan utuh wilayah, dalam wilayah mana terdapat
pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau yang dihubungkan, didekatkan dan
dipersatukan oleh laut. Bangsa Indonesia memandang bahwa wilayah darat
dan laut sebagai satu kesatuan yang utuh dan bulat dan berdaulat penuh
dalam tata hukum Indonesia.
Jadi, kesimpulan dari pengertian Wawasan Nusantara adalah Cara Pandang
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasional nya yaitu
Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan apresiasi bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat di tengah Tengah lingkungan nya, yang menjiwai setiap
tindak kebijakan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa.

2.2.2 Hakikat Wawasan Nusantara


Hakikat Wawasan Nusantara merupakan suatu keutuhan dan kesatuan wilayah
nasional, dengan kata lain hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa
dan kesatuan wilayah”. Dalam alinea II Pembukaan UUD 1945, terdapat cita - cita
nasional bangsa Indonesia dengan esensinya yang berbunyi bahwa kemerdekaan
bukanlah tujuan akhir perjuangan bangsa melainkan merupakan alat untuk
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 menjelaskan bahwa Cita - cita nasional
merupakan pijakan dalam merumuskan tujuan nasional dengan esensinya
mengandung 4 fungsi pokok pemerintahan, yaitu:
1. Fungsi hankam, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia
2. Fungsi ekonomi, yaitu memajukan kesejahteraan umum
3. Fungsi sosial, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Fungsi politik, yaitu ikut serta melaksanakan dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Esensi cita - cita dan tujuan nasional pada dasarnya adalah Masyarakat Adil
Makmur berdasar Pancasila (MAM Pancasila) yaitu kehidupan yang memiliki
karakteristik religius, hidup serba selaras, serasi dan seimbang, demokratis dan
berkeadilan. Ada dua pendekatan yang digunakan dalam mewujudkan cita - cita
nasional bangsa Indonesia, yaitu pendekatan keamanan (Security approach) dan
pendekatan kesejahteraan (Prosperity approach).
Perwujudan cita - cita dan tujuan nasional bukanlah hal yang mudah,
tentunya selalu dihadapkan pada berbagai bentuk ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan (ATHG) serta melalui proses yang panjang. Bangsa Indonesia
sekurang - kurangnya dihadapkan 3 faktor penting dalam mewujudkan cita - cita
dan tujuan nasionalnya yaitu sebagai berikut :
1. Kondisi geografis negara, wilayah Indonesia terdiri dari pulau - pulau dan
gugusan pulau - pulau yang dikelilingi oleh laut teritorial, benua dan
samudra luas. Jumlah pulau yang ada di seluruh wilayah Indonesia saat ini
berjumlah 17.559 pulau besar dan kecil baik yang sudah bernama atau
belum. Bentangan (konfigurasi) wilayah di Indonesia baik wilayah darat
maupun laut yang sangat luas secara keseluruhannya telah berdaulat penuh
dalam tata hukum negara Indonesia.
2. Manusia, kependudukan di Indonesia terdiri dari berbagai macam suku,
adat istiadat, bahasa, dan dialek, agama dan sebagainya. Bangsa Indonesia
telah membuat kesepakatan bahwasannya kebhinnekaan unsur - unsur yang
bersifat SARA bukanlah pemisah, pembeda, atau bercerai - berai bangsa
melainkan penjaga dan kunci pemersatu keutuhan bangsa Indonesia dengan
berlandaskan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
3. Lingkungan, Posisi Indonesia berada ditengah - tengah tata pergaulan antar
bangsa yang memiliki lalulintas kekuatan dan pengaruh asing yang terbuka
lebar setiap saat dan dari segala penjuru yang selalu bergerak dan kadang
tak menentu. Oleh karena itu, bangsa Indonesia menciptakan kekuatan
sentrifugal yang mampu mengubah kekuatan dan pengaruh asing menjadi
kekuatan nasional yang dapat dikendalikan guna untuk meminimalisir
pengaruh asing yang bersifat negatif.
Dalam mewujudkan cita - cita dan tujuan nasional, bangsa Indonesia
merumuskan, mengembangkan dan menetapkan wawasan nasional sebagai
landasan arah dan pedoman dalam memandang diri dan lingkungannya. Wawasan
nasional sebagai cara pandang bangsa Indonesia merupakan penjabaran falsafah
bangsa yang berdasar pada keadaan geografis negara, penduduk serta sejarah yang
dialaminya sehingga diharapkan mampu menjadi sumber utama dan landasan yang
kokoh dalam menyelenggarakan kehidupan nasional. Dalam hal ini, wawasan
nasional selanjutnya akan menentukan :
1. Bagaimana bangsa Indonesia memanfaatkan kondisi geografis, sejarah dan
kondisi sosial budaya yang ada di dalamnya untuk mencapai cita - cita dan
tujuan nasional serta kepentingan nasionalnya.
2. Bagaimana bangsa Indonesia memandang diri dan lingkungannya.
Wawasan nasional yange berlaku dan ikembangkan bangsa Indonesia
selanjutnya disebut WAWASAN NUSANTARA atau WASANTARA.

2.2.3 Dasar Hukum Wawasan Nusantara


Secara konstitusional,wawasan nusantara dilakukan dalam ketetapan mpr
sejak TAP MPR tahun 1987,yang secara kronologisnya Nampak sebagai berikut:
1. Tap MPR No IV Tahun 1987
2. Tap MPR No II Tahun 1983
3. Tap MPR No II Tahun 1988
4. Tap MPR No II Tahun 1993
Dalam Setiap ketetapan tersebut,masing masing dimuat dalam BAB II di
bawah huruf E menyatakan bahwa wawasan untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional disebut wawasan nusantara yang mencakup:
1. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti
a. Bahwa wilayah nasional merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat
dengan isi dan kekayaannya
b. Bahwa bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat
dalam arti secara psikologis bangsa Indonesia adalah satu yang mempunyai
kesatuan tekad untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya
c. Bahwa Pancasila adalah satu satunya azas dan ideologi bangsa dan negara
2. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi,dalam arti
a. Bahwa semua sumber dan kekayaan alam yang ada di wilayah nusantara
adalah milik bersama bangsa
b. Bahwa tingkat perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di seluruh
wilayah harus terjadi secara seimbang tanpa meninggalkan ciri khas
kedaerahan
3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya,dalam arti
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu
b. Bahwa budaya Indonesia adalah Satu
4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan
keamanan,dalam arti
a. Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara
b. Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
upaya bela negara
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa Wawasan Nusantara merupakan salah satu konsepsi
politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia. Perjuangan pengembangan
Wawasan Nusantara ini masih terus berjalan. Konsepsi serta wawasan nusantara
antara lain telah dan akan selalu mendukung kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia perlu dipertahankan diperjuangkan dengan gigih didalam negeri atau di
dunia Internasional. Namun demikian perlu disadari kesatuan dan persatuan yang
merupakan titik sentral wawasan nusantara itu bukan merupakan satu-satunya isi
dari wawasan nusantara. Dalam rangka memahami konsep Wawasan Nusantara
menjadi melembaga pada semua komponen masyarakat Indonesia, adalah yang
paling utama adalah menciptakan rasa nasionalisme kepada bangsa kita sendiri
yang kaya akan segala potensi yang ada di alam Indonesia dan juga berusaha untuk
dapat mempertahankan kesatuan dan persatuan kita untuk mempertahankan
integritas bangsa Indonesia.

3.2 Saran
Disarankan kepada masyarakat agar selalu menjaga persatuan dan kesatuan
dengan cara menerapkan wawasan nusantara dalam segala aspek kehidupan social.
Selain itu juga kepada generasi muda sebagai tonggak estafet pembangunan
pemuda pemudi berkarakter harus menerapkan wawasan nusantara sebagai pokok
dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Suwanda, IM. Setyowati, N. dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Surabaya :


Unesa University Press. Hal:105-125
Astawa, IPA. 2017. Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Di Indonesia. Dari:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/9c056473bed439
1fb510da1bbe51fd5f.pdf (diakses pada 31 September 2022)
Rahma, DKM. Hasan, S. 2021. Studi Geopolitik Indonesia (Wawasan Nusantara)
Dalam Landasan Ideologi Pancasila Dan Uud 1945. Dari:
https://www.academia.edu/download/58108317/DELINA_KARTIKA_M
URTI_RAHMA_10217010.pdf (diakses pada 30 September 2022)
Sulisworo, D. Triwahyuningsih. dkk. 2018. Geopolitik Indonesia. Dari:
http://eprints.uad.ac.id/9435/ (diakses pada 31 September 2022)
Astawa, IPA. 2017. IDENTITAS NASIONAL. Dari:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/20bb958d430cc7
d21ef6c2b58d1da41 (diakses pada 31 September 2022)

Hakim, I. 2020 Wawasan Nusantara: Pengertian, Latar Belakang, Fungsi, dan


Implementasi. Dari https://insanpelajar.com/wawasan-nusantara/ (diakses
pada 1 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai