Sehabis bermain di taman bunga , Nino merasa hidungnya gatal. Cuaca tadi siang
memang agak gerimis dan berangin, padahal beberapa saat sebelumnya panas
terik.
kakak Nino.“Aku baik-baik saja, Kak!” Nino mengelak. Ia tak mau disuruh minum
obat kalau mengaku sakit.
“Kamu pasti habis main di taman bunga. Padahal sudah tau kalau alergi serbuk
bunga. Hindari bermain di taman saat cuaca berangin. Dasar bandel!” kata Nodi.
Nino menutup pintu kamar lalu berbaring di tempat tidurnya. Matanya pegal, dibuka
tidak enak, dipejamkan pun tidak enak. Badannya terasa lemas dan dingin. Nino
mulai menggigil. Dirapatkannya selimut sampai menutupi dadanya.
“Nah, aku bilang juga apa?” Nodi meraba kening Nino. “Kalau begini kamu harus
istirahat dan minum obat!”
Nino sedih sekali. Ia tidak bisa bersekolah. Padahal hari ini ada kelas membuat
mainan. Nino sudah menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kapal-kapalan.
“Sebentar aku buatkan bubur hangat!” Nodi beranjak meninggalkan kamar Nino.
Nino pasrah. Saat kembali nanti, Kak Nodi pasti tidak hanya membawa bubur
hangat, tapi juga obat.
“Nah, ini buburnya sudah jadi. Makanlah!” Nodi datang membawa nampan. “Minum
ini juga. Hanya jahe, jeruk dan madu, tidak pahit. Kalau kamu sudah membaik, tidak
perlu berobat ke Rumah Sakit
“Tetap istirahat!
Setelah Nodi pergi, Nino merasa amat kesepian. Tiba-tiba ia ingin kakaknya yang
menemaninya saja di rumah. Ia mencoba memakan bubur hangat buatan Nodi,
tetapi mulutnya terasa pahit. Ia kehilangan selera makan.
Nino memandang keluar jendela. Matahari bersinar cerah. Bunga-bunga kecil di pot
gantung depan jendela sedang mekar. Berwarna-warni indah sekali. Tetapi kepala
Nino terasa pening bila memandang keluar jendela terlalu lama. Cahaya matahari
membuat mata pegalnya silau.
Ah, betapa Nino membenci sakit. Pertama, badannya terasa tidak karuan. Kepala
pening, badan panas dingin, hidung mampet dan mata pegal. Kedua, ia tidak bisa
bersekolah dan bermain. Ketiga, harus berbaring di tempat tidur, sendirian di rumah.
Bosan dan kesepian. Bahkan untuk membaca buku cerita pun, kepala Nino pening
dan pandangannya berkunang-kunang. Oh, alangkah tidak enaknya.
Hari sudah siang Bu Libi guru Nino bersama teman-teman membawa banyak buah-
buahan segar. “Saat sakit, kamu harus makan banyak vitamin agar cepat sembuh,”
kata Bu Libi lembut.
Hari menjelang sore, Bu Libi dan teman-teman Nino pamit pulang. Nino tersenyum
melepas kepergian mereka. Sakit memang tidak enak, tetapi ternyata Nino bisa
tetap berbahagia ketika sakit. Pertama, dengan sakit Nino jadi tahu betapa enaknya
sehat. Kedua, mendapat pelajaran berharga agar kalau keluar rumah harus
mengunakan masker, setelah bermain harus cuci tangan, harus selalu istirahat
siang dan makan sayuran serta minum air putih yang banyak. Ketiga, merasakan
perhatian yang besar dari Kak Nodi, Bu Libi dan semua teman-temannya.
Setelah Itu Nodi berjanji harus menurut supaya lekas sembuh dan bisa bermai-
main lagi bersama teman-teman.