Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PETROLOGI DAN PETROGRAFI


A. Petrologi
- Pengetahuan yang mempelajari tentang aspek batuan sebagai pmbentuk kerak bumi.
Mencakup pembahasan tentang cara terjadinya (genesa), cara pembagian (klasifikasi)
dan jeni-jenis serta macamnya.
- Merupakan cabang/bagian ilmu geologi yang secara khusus membahas dan meneliti
batuan mengenai asal usul (petrogenesa), struktur, tekstur, mineralogi, penyebaran
juga sejarah kehidupan batuan.
- Mencari hukum-hukum yang mempengaruhi pertumbuhannya sampai pada
perombakan, perubahan dan proses yang terjadi setelah batuan tersebut terbentuk.
Disamping itu, juga dibicarakan klasifikasi yang berhubungan dengan genesa dan
kandungan kimia penyusunnya antara mereka dengan menelaah hal-hal yang lebih
luas hubungannya dengan fisika geologi dan fenomena – fenomena kimia.
B. Petrografi
- Merupakan cabang petrologi terutama sekali mempelajari baik megaskopis
/mikroskopis mengenai mineral-mineral yang dikandung, tekstur, komposisi mineral
dan kondisi penyusunnya. Pada umumnya petrografi diartikan studi mikroskopis dari
batuan yang bersifat memeri (diskriptif).

4.1 Batuan beku


Batuan beku terjadi karena pmbkuan magma di bawah permukaan bumi atau hasil
pembekuan lava di permukaan bumi.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanannya menuju permukaan bumi,
maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut disebut peristiwa penghambluran.
Berdasarkan penghambluran mineral – mineral silikat (magma), oleh BOWEN disusun suatu
seri dikenal dengan nama “Bowen Reaction series”.
Untuk penamaan batuan beku secara megaskopis di lapangan didasarkan atas :
- Pengamatan tektur
- Pengamatan kompoisi mineral
- Pengamatan struktur
A. Tekstur
Tektur adalah keadaan yang erat antara mineral sebagai bagian batuan maupun antara
mineral dengan massa gelas yang membentuk massa merata dari batuan .
Pengamatan tekstur meliputi :
a. Kristalinitas /derajat kristalisasi : derajat /tingkatan kristalisai mineral dalam batuan.
- holokritalin : batuan terdiri atas massa kristal seluruhnya.
- Holohyalin : batuan terdiri dari massa gelas vulkanik seluruhnya.
- Kriptokristalin : buturan sangat halus karena material yang tidak sempurna
sehingga hanya dapat dipisahkan dengan mikroskop optic.
- Hipokristalin : hampir seluruhnya terdiri dari kristal, tetapi sebagian terdiri dari
gelas.
- Hipohyalin : hampir seluruhnya gelas tetapi sebagian terdiri dari kristal (sedikit).

b. Granularitas : ukuran besarnya butir


- fanerik (fanerokristalin) : kristal-kristalnya jelas sehingga dapat dibedakan dengan
mata biasa.
- afanitik : kristal-kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa.
c. Bentuk kristal : sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan itu
keseluruhan. Untuk ini kenampakan krital diamati dalam pandangan dua dimensi.
- euhedral : apabila batas dari mineraladalah bentuk asli dari bidang kristal.
- Subhedral: apabila sebagian dari batas kristal sudha tidak nampak.
- Anhedral: apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang krital yang baik.
d. Hubungan antara kristal (relasi) : hubungan antara krital/mineral yang satu dengan
yang lain dalam batuan. Secara garis besar terbagi dua yaitu: Ekuigranular dan
Inekuigranular.

Ekuigranular: apabila secara relatif ukuran-ukuran mineral sama besar. Yang termasuk
ekuigranular :
- Panidiomor (panidiomorphic) granular : apabila sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
- Hipidimorfik (hipidiomorphic granular) : apabila sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri mineral-mineral yang subhedral.
- Allotriomorfic (allotriomorphic granular) : apabila sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri mineral-mineral yang anhedral.

Inekuigranular : apabila ukuran butiran-butiran mineral relati tidak sama. Yang termasuk
inekuigranular adalah:
- porfiritik : batuan dengan fenokris dikelilingi masa dasar (matrik) berupa kristal-krital
yang relati lebih kecil (faneroporfirik).
- Felsoferis ; batuan dengan fenokris yang dikelilingi oleh masa dasar yang terdiri dari
kriptokristalin (porfiroafanitik)
- Vitroferis (vitrophyric) : suatu tekstur porfiritik, dengan masa dasar terdiri dari massa
gelas.
- Poikilitik : tekture dimana uatu kristal besar (fenokris), diinkuli beberapa mineral lain
yang berukuran lebih kecil atau halus.
- Opitik: tektur khusus dimana plagiklas menginklusi pyroksen.
- Tektur diabasik : suatu tektur yang sering terlihat pada batuan diabas, plagiklas
menginklusi piroksen sedemikian sehingga bentuk kristal piroksen tidak terlihat jelas
dan bentuk plagioklas radier terhadap piroksen.
- Grafis : pertumbuhan bersama (intergrowth) antara kwarsa dengan alkali feldspar.
Contoh : grafik granit.
- Intergranular : suatu tekstur dimana ruang-ruang antara kristal-kristal plagiklas diisi
oleh krostal-kristal augit, olivine atau oksida-oksida besi. Bila yang mengisi adalah
masa gelas, kriptokristalin, klorit, serpentin maka disebut tekstur intersertal.
- Directive texture : tektur yangdihasilkan oleh magma ketika edang bergerak (tektur
aliran)
- Trachitic : tektur yang biasa terdapat pada batuan Trachyte, dimana mineral-mineral
plagiklas sedemikian rupa sehingga membentuk pola teratur.
- Hyaophytic : tekstur yang hampir sama dengan trachytic tetapi massa dasarnya terdiri
dari massa gelas.

Bentuk-bentuk tekstur lain :


- Filotaxitic: mineral feldspar yang berupa mikrolid terdapat di dalam massa dasar
kriptokristalin.
- Subofotik : plagiklas dan piroksen aling memasuki, piroksen lebih kecil dari plagiklas.
- Felsofirik : kristal-krostal sulung terdapat pada masa daar kwarsa dan feldspar.
- Utaxitik : batuan yang mempunyai masa dasar kriptokristalin dan terlihat adanya flow
banding.
- Myrmekit : banruk intergrowth antara ortoklas dengan plagiklas, pda bdang batasnya
terdapat struktur seperti cacing.
- Zoning : bentuk perti ruang-ruang.
- Embayment : khusus pada kwarsa.
- Tekstur banded :/gneissic tektur : semcam foliasi, terjadi pada saatmagma membeku maka
mineral yang membeku akan mengendap dengan bentuk prismatic.
- Mikrolit : krital-kristal kecil tetapi dapat dibedakan berdasarkan Bfnya
- Mikrokristalin : krital-kristal tak dapat dibedakan..

B. Struktur
Struktur batuan beku, sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan (misalnya pillow
lava flow banding, jointing structur dan lain-lain). Hanya beberapa yang dapat dilihat pada
contoh-contoh batuan dalam bentuk hand specimen sample.
- Masik : tidak ada lobang-lobang, tidak ada aliran.
- Vesikuler : berlubang-lubang, disebabkan gasa keluar pada waktu pembentukan
magma, lubang-lubang tersebut menunjukan arah teratur. Misalnya :
pumice.
- Skoria : berlubang-lubang bear tidak teratur. Misalnya batuan scoria.
- Amigdaloida: lubang-lubang gasa terii mineral sekunder (biasanya mineral karbonat
atau silica).
- Xenolitis : struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain
yang masuk pada atuan yang mengintrusi.
C. Komposisi mineral
Mineral pembentuk batuan (“Rock forming Mineral”), terdiri dari:
1. Mineral-mineral utama (essential mineral) : mineral yang terbentuk dari kritalisai
magma dan merupakan bagian mineral yang membentuk/ mempengaruhi penamaan
batuan.
Yang termasuk mineral-mineral utama :
- kwarsa
- feldspar
- mika
- amfibol
- piroksen
- olivine
- feldspatoid
2. Mineral sekunder : mineral yang terbentuk dari mineral primer oleh pelapukan,
sirkulasi larutan (hidrotermal) atau oleh metomorfisme.
Yang termasuk ke dalam mineral sekunder:
- kalsit
- serpentin
- klorit
- serisit
- kaolin dan lain-lain
3. Mineral-mineral tambahan (“Accessory minerals) merupakan mineral yang terbentuk
oleh kristalisasi magma tetapi kehadiran atau ketidakhadiran tidak menentukan sifat
/nama batuan .
Yang termasuk dalam golongan ini :
- hematite
- magnetit
- kromit
- zircon
- rutil
- apatit
- limenit dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai