Anda di halaman 1dari 4

FABRIKASI JEMBATAN KERETA API Welding / Built up

Assembly
Seiring dengan kebutuhan transportasi massal jarak Welding
jauh dan perkembangan pembangunan daerah yang Reforming
cukup pesat maka pemerintah melalui Kementerian Trial Erection
Perhubungan yaitu Direktorat Jenderal Blasting / Painting
Perkeretaapian membangun jalur jalur baru dan Packing
juga memperbaiki jalur jalur yang sudah ada, di
Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Design
Di Pulau Jawa sendiri ada program double track Design jembatan ini semua dari Client dalam hal
yang hingga kini masih belum selesai seluruhnya. ini Ditjend Perkeretaapian.
Bahkan double double track juga sudah aksn Pada beberapa jembatan, karena pertimbangan
dimulai di wilayah JABODETABEK. panjang bentang, daya dukung tanah, dan beban
Untuk keperluan tersebut tentunya banyak sekali yang melintasinya, jembatan yang sama biasanya
jembatan jembatan baru yang harus dibangun baik menggunakan design lama yang se-type, ada juga
untuk keperluan double track, double double track yang murni didesign dari awal, biasanya untuk
yang baru atau pun untuk mengganti jembatan jembatan baru yang mempunyai kekhususan.
yang sudah mulai usang, kemudian dibukalah Gambar design yang didapat dari Client kemudian
tender pelaksanaan pembangunan Jembatan Kereta di-break atau di-detailkan menjadi gambar kerja
api yang diikuti oleh beberapa kontraktor, di mana yang disebut Shop drawing, setelah melalui
rata rata kontraktor bukan sebagai fabrikator, pengecekan yang sangat teliti oleh drawing
sehingga pekerjaan tersebut disub-kan ke Checker, kemudian gambar tersebut dikirimkan ke
Fabrikator seperti PT. Murinda. Kontraktor untuk proses approval ( Approved for
PT. Murinda sendiri bukanlah satu satunya Construction ) kemudian baru diturunkan ke
fabrikator yang sanggup untuk melaksanakan Produksi untuk mulai difabrikasi.
pekerjaan tersebut, di luar Murinda masih ada Type type jembatan kereta api yaitu
beberapa competitor yang setiap saat bisa WTP : Welded Through Plate
mengalahkan Murinda dalam hal Quality, WTT : Welded Through Truss
Ketepatan waktu, dan Harga yang lebih murah. WPT : Welded Pony Truss
Untuk itu, semua lini diharapkan bekerjasama Girder
untuk mempertahankan kelebihan PT. Murinda Beton
yaitu Mutu yang bagus, Waktu penyerahan yang
tepat dan Harga yang competitive. Material
Di sini kami akan menulis proses fabrikasi dari Karena jenis H-beam yang digunakan pada
mulai design, pengadaan material, fabrikasi hingga jembatan ini berukuran tidak standard, dan ini
pengiriman. lebih karena perhitungan design, maka H-beam
yang digunakan menggunakan Welded Beam
Fabrikasi (Builtup ) sehingga diperlukan material Plate.
Fabrikasi jembatan garis besarnya seperti flow Sampai saat ini Plate yang digunakan untuk
chart di bawah ini. fabrikasi jembatan ini masih menggunakan
Design material dengan specifikasi dari JIS, yaitu SM 400
Shop Drawing Grade A dan Grade B, masuk dalam JIS G3106,
Material Rolled Steel for Welded Structure, di mana
Marking material ini mempunyai Yield Strength 295 - 325
Cutting Drilling N/mm2 range nilai tersebut karena perbedaan
Bending ketebalan, di mana semakin tebal akan semakin
Built up Preparation kecil nilai Yield strengthnya, dan material tersebut
Drilling mempunyai Tensile strength 400 -510 N/mm2.
Dalam hal ini Ditjend juga melakukan peninjauan Bending dilakukan pada bagian bagian yang
manufacturing material tersebut, seperti ke pabrik didesign ada tekukan biasanya ini terdapat pada
plate Dian Jaya Steel di Surabaya. bagian Stringer atau pun Floor beam.
Setelah plate dikirim dan diterima di Workshop, Jika yang dibending adalah plate yang cukup tebal
QC melakukan Inspeksi dan Verifikasi terutama ( di atas 25mm ) maka harus dilakukan uji
dalam hal Heat number, heat number ini Penetrant Test, untuk memastikan tidak ada Crack
dicocokkan dengan Mill Certificate-nya. setelah dibending.
Kemudian dibuatlah undangan ke Kontraktor, yang
oleh kontraktor diteruskan ke Ditjend, untuk Joint Built Up Preparation
Inspection Raw Material, yang meliputi Size, Setelah plate plate selesai dipotong, kemudian
Dimensi, dan Lamination Check. dilakukan Fit up untuk Built up menjadi Welded H
Meskipun sudah dilakukan verifikasi dan Inspeksi, - section.
material tersebut disaratkan untuk dilakukan Pada pekerjaan built up ini dilakukan dengan
Mechanical Test, dan Chemical composition sangat hati hati, untuk mendapatkan hasil
analisis. Pengujian dilakukan di Independent Lab, pengelasan yang baik.
biasanya di LUK Serpong. Hal hal minimal yang harus dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang baik adalah :
Gambar Raw Material Fit - up sesuai dengan ukuran yang sudah
ditentukan, misalnya ukuran Root gap, Root Face,
Sudut bevel dll.
Marking Hasil pemotongan harus digerinda untuk
Setelah material dinyatakan diterima, proses memastikan tidak ada Notch yang besar tertinggal
berikutnya yaitu pelaksanaan Marking dengan Penggerindaan Mill Scale, untuk kemulusan hasil
mengacu kepada Cutting Plan dan Shop Drawing. lasan, karena pada mill Scale ini terdapat banyak
Pada proses marking harus dilakukan pengontrolan sekali Phospor dan Sulfur yang berpengaruh pada
yang teliti oleh QC yang qualified dan Weldability yang hasilnya terlihat pada kemulusan
berpengalaman, karena berhubungan dengan lasan.
persiapan welding ( Edge preparation ) seperti ; Pre-bending, harus dilakukan untuk menghindari
bagian mana yang perlu dibevel Full Penetration, deformasi atau Shrinkage yang berlebihan,
Partial Penetration, Chamber, diameter lobang dll. sehingga akan meringankan pada saat
straightening.
Cutting
Kualitas Cutting sepenuhnya tergantung pada hasil Gambar Built up Preparation
markingnya, tentu saja Equipment dan operator
untuk pekerjaan ini harus dipastikan fit, sehingga
hasil pemotongan dan pengeboran tidak ada yang
meleset dan lobang lobang yang dihasilkan sesuai
dengan yang diminta oleh gambar. Di samping hal Welding / Bulit - up
tersebut di atas, operator Cutting / Drilling harus Welding pada tahap pekerjaan built up bisa
tahu mixing formula antara LPGdan Oksigen, menggunakan proses GMAW atau pun SAW.
Nozle yang digunakan disesuaikan dengan Masing masing mempunyai kelebihan dan
ketebalan yang akan dipotong, dan juga kecepatan kekurangan.
pemotongannya. Menggunakan proses SAW hasil visualnya lebih
bagus, karena 100% menggunakan mesin,
Gambar Cutting ( Automatic ) dibandingkan menggunakan GMAW
yang masih semi Automatic.
Kemudian hasil Built up ini dilakukan pengecekan
Bending oleh QC baik Dimensi, Welding atau pun
NDTnya. assembly kemudian welder melakukan pekerjaan
pengelasan.
Jauh Sebelum pekerjaan welding dimulai Untuk material material yang mempunyai
qualifikasi terhadap WPS dan Welder harus sudah ketebalan dan Carbon Equivalent tertentu sebelum
dilakukan. WPS digunakan untuk mengetahui melakukan pengelasan harus dilakukan Preheating
Mechanical Property material setelah dilas / lebih dulu. QC inspec'r dalam hal ini WI harus
welding, sementara Welder untuk meyakinkan melakukan inspeksi selama dan sesudah proses
performa hasil lasannya baik secara Visual dan pengelasan.
NDT. Selama Proses WI harus memperhatikan proses
pengelasan termasuk pengecekan pada Welding
Drilling parameter, Material, dan weldernya sendiri.
Proses drilling ini dilakukan dengan beberapa cara Kemudian setelah selesai pengelasan dilakukan
yaitu : inspeksi visual dan NDT, produksi melakukan
Jika yang sifatnya langsung final, ( tidak ada repair / reforming apa yang sudah dicomment oleh
pengelasan setelah marking Cutting / drillingnya ), WI.
bisa langsung dilakukan setelah markingnya
dinyatakan OK oleh QC Insp'r. Biasanya untuk Gambar Proses Welding
splice plate dan bracing bracing.

Jika masih ada pengelasan atau pemasukan panas,


untuk menghindari Shrinkage biasanya beam beam NDT
tersebut akan di drill satu sisi lebih dahulu, dan
satu sisi yang lain setelah pengelasan selesai atau NDT dilakukan pada semua pengelasan CJP
sudah tidak ada pemasukan panas lagi. ( Complete Joint Penetration ) atau sering disebut
Full Penetration, dengan meggunakan UT.
Fit up UT dilakukan secara internal oleh NDT Inspector
Setelah proses drilling selesai dilanjutkan proses fit level II ASNT.
up. Untuk meng-counter hasil dari UT tersebut Owner
Dalam setiap proses fabrikasi proses fit up / dalam hal ini Kementerian Perhubungan DitJend
assembly adalah proses yang sangat penting atau Perkeretaapian minta dilakukan Radiography
sangat menentukan kebenaran hasil fabrikasi, sebanyak 10%. kemudian dilanjutkan dengan
karena pada proses ini yang harus menjamin bahwa pengecekan Final oleh Final Inspector. Setelah
semua ukuran, ketebalan dan grade material sudah semuanya dicek dan tidak ada penyimpangan maka
benar. Jiaka semuanya sudah diperiksa dan tidak dilanjutkan dengan proses Trial Erection.
ada penyimpangan maka Inspector fit up harus
memberikan tanda OK, initial dan tanggal untuk Gambar NDT / Radiography ( RT )
bisa dilanjutkan pada pekerjaan Welding. Untuk
membantu kemudahan welder dalam mengelas
Inspector Fit up memberikan tanda tanda /
informasi pengelasan seperti besarnya Leg size Trial Erection
untuk fillet, dan memberikan tanda untuk yang
Full Penetration Trial erection harus dilakukan untuk menjamin
bahwa jembatan tersebut bisa dipasang dengan
Gambar Fit - up baik, di mana hasil trial ini harus diperiksa lebih
dulu oleh semua pihak baik kontraktor, Konsultan,
Welding atau pun dari PT. Kereta Api Indonesia, sebelum
Dengan mengacu pada WPS yang sudah dilakukan Joint Inspection oleh Kementrian
diqualifikasi ( PQR ) dan tanda tanda dari qc Perhubungan DitJend Perkeretaapian.
Pemeriksaan ini meliputi Visual lengkap dengan
Weldingnya, Dimensional, Chamber, Inklinasi, dan
lain lain.
Setelah selesai joint Inspection kemudian jembatab
dibongkar untuk dilakukan repair / perbaikan
sesuai dengan temuan dari Joint Inspection
tersebut. Ditulis oleh : ASE Wahyu Widodo
Proses repair harus ada data 9 buktinya ) karena QC PT. Murinda Plant Cikarang.
data data ini akan diikutsertakan di dalam MDR
( Manufacture Data Record ).
Setelah proses repair ini selesai baru dilakukan
Pengecatan.

Gambar Trial Erection

Blasting Painting.

Blasting dilakukan sesuai dengan specifikasi dari


Client, yaitu diblasting dengan Sa 2 ? SSPC SP10.
Kemudian dilakukan Pengecatan dengan
menggunakan cat yang sesuai dengan specifikasi,
biasanya menggunakan Inorganic Zinc Rich
primer.
Hal ini bertujuan untuk menghambat laju korosi.
Karena tidak semua bagian dari jembatan ini
menggunakan Weathering Material sehingga
pengecatan ini perlu dilakukan dengan spesifikasi
di atas. Kemudian hasil painting ini juga diinspeksi
oleh Dit Jend Perkeretaapian, Konsultan,
Kontraktor, dan PT. KAI

Packing

Hasil painting yang sudah diinspeksi oleh pihak


pihak yang berwenang kemudian mulai di-packing
untuk persiapan pengiriman ke Site.
Packing mengikuti Packing Procedure yang sudah
di-approved oleh Client ( kontraktor ).
Packing dan Loading harus menjamin kekokohan
ikatan ( Lasing ) agar Material selamat sampai
ditujuan dengan kerusakan seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai