Anda di halaman 1dari 23

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

SETELAH KEMERDEKAAN

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen: Sary Sukawati, M.Pd.

Oleh :
Alifiya Aliyanisa ( 2211E2157 )
Crissal Vinnia Akhir ( 2211E2179 )
Devi Nurrizky Andriani ( 2211E2131 )
Indriani ( 2211E2170 )
Riska Wanda Lesta ( 2211E2081 )
Rima Mildah ( 2211E2171 )

Kelas : C - Non Reguler

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG


PRODI D3 - ANALIS KESEHATAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul ”Perkembangan Bahasa Indonesia pada
Masa Kemerdekaan” tepat pada waktunya.
Disadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Karya Ilmiah ini tidak terlepas
dari berbagai kekurangan dari segi isi maupun bahasa, oleh karena itu kritik dan
saran penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis berupa moril maupun materil. Dengan hati tulus penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Allah SWT, dengan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Karya Ilmiah ini.
2. Orang tua penulis tercinta, yang telah tulus dan ikhlas membantu penulis baik
berupa moril maupun materil.
3. Sary Sukawati, M.Pd. selaku dosen pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia.
4. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis menyusun
Karya Ilmiah ini yang tidak bisa penulis ucapkan secara satu – persatu.

Jakarta, 21 November 2022


Penulis

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………….. i


Daftar Isi …………………………………………………………………… ii
BAB I Pendahuluan ………………………………………………………... I-1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………..... I-1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………… I-2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………. I-2
1.4 Metode Penulisan ………………………………………………. I-2
1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………….. I-2
BAB II Pembahasan ……………………………………………………….. II-1
2.1 Bahasa Indonesia ………………………………………………. II-1
2.2 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
pada Masa Pascakemerdekaan …………………………………. II-3
2.3 Peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi
perkembangan bahasa Indonesia ………………………………. II-4
2.4 Sejarah Perkembangan EYD …………………………………… II-6
2.5 Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi ……………. II-9
2.6 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ………………………. II-9
BAB III Kesimpulan dan Saran ……………………………………………. III-1
3.1 Kesimpulan …………………………………………………….. III-1
3.2 Saran ………………………………………………………….... III-1
Daftar Pustaka ……………………………………………………………… iii

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi di era globalisasi merupakan salah satu hal vital dan paling cepat
kemajuannya. Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting.
Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi informasi dari atau kepada
orang lain. Berkomunikasi dengan orang lain merupakan salah bentuk dari interaksi
sosial. Dalam komunikasi lisan, bahasa sejak dahulu merupakan salah satu syarat
media dalam berkomunikasi.
Bahasa saat ini berjumlah sekitar 6.912 macam yang tersebar di seluruh
dunia. Keberagaman bahasa memungkinkan untuk bertambah ataupun berkurang
seiring dengan kemunculan atau kepunahan bahasa di suatu daerah. Setiap negara
memiliki satu bahasa yang ditetapkan sebagai bahasa resmi. Negara Indonesia
memiliki bahasa resmi nasional Bahasa Indonesia, sebagaimana ditetapkan dalam
sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia adalah bahasa
resmi Negara Republik Indonesia yang telah diakui oleh pemerintah sebagai bahasa
nasional.
Bahasa merupakan idenditas bagi suatu bangsa. Namun tidak sedikit orang –
orang yang mengetahui perkembangan dari bahasa Indonesia. Kurangnya kesadaran
orang – orang untuk mengetahui sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia, serta
masih belum terlalu banyaknya orang – orang yang tertarik mengangkat sejarah dan
perkembangan bahasa Indonesia ini sebagai suatu bahasan. Untuk itu perlu adanya
media yang mengangkat mengenai sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia.
Melalui makalah ini, penulis ingin menyampaikan mengenai sejarah dan
perkembangan bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa
pascakemerdekaan ?

1
2. Apa saja peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa
Indonesia ?
3. Bagaimana sejarah ejaan Bahasa Indonesia ( Ejaan Yang Disempurnakan ) ?
4. Bagaimana Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi ?
5. Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Memberi wawasan sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa
pascakemerdekaan
2. Memberitahukan peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan
bahasa Indonesia
3. Mengetahui sejarah ejaan Bahasa Indonesia ( Ejaan Yang Disempurnakan )
4. Memberi pengetahuan perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi
5. Mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia

1.4 Metode Penulisan


Metode penilitian / metode pengumpulan data karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut :
1. Metode Deskripstif : Metode Deskriptif adalah metode pengumpulan data
yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi.

1.5 Sistematika Penulisan


Karya ilmiah ini terdiri dari 3 bagian, diantaranya diuraikan sebagai berikut :
- Bagian Pembuka
1. Cover
2. Halaman judul
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
- Bagian Isi

2
Bab I Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penulisan
4. Metode penulisan
5. Sistematika penulisan
Bab II Pembahasan
1. Bahasa Indonesia
2. Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pascakemerdekaan
3. Peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia
4. Sejarah ejaan Bahasa Indonesia ( Ejaan Yang Disempurnakan
5. Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi
6. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia

Bab III Penutup


1. Kesimpulan
2. Saran
- Bagian penutup
1. Daftar Pustaka

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia yang telah
diakui oleh pemerintah sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal
28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda yang berbunyi, ”Kami putera dan puteri
Indonesia mengaku bertanah air satu, Tanah Air Indonesia. Kami putera dan puteri
Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia
dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945,
pada saat itu UUD 1945 disahkan sebagai UUD RI. Di dalam UUD 1945 disebutkan
bahwa ”Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.” ( pasal 36 )

2.2 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Pascakemerdekaan


Berhubung dengan menyebar Bahasa Melayu ke pelosok nusantara
bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah nusantara. Serta makin
berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah
diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar
suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia oleh
karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi
bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda
berikrar :
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah
Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.

4
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”.
Unsur yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada
tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara
pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar
1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara adalah Bahasa
Indonesia”, ( pasal 36 ). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia
di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.

2.3 Peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa


Indonesia
1. Budi Otomo
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang
bersifat kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum
terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat - syarat untuk
masuk ke sekolah Belanda diperingan. Pada kesempatan permulaan abad ke-
20, bangsa Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan
bahasa Belanda sebab bahasa Belanda merupakan syarat utam untuk
melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.

2. Serikat Islam
Sarekat Islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya
bergerak dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik
juga. Sejak berdirinya, serikat Islam yang bersifat non kooperatif dengan
pemerintah Belanda dibidang politik tidak perna mempergunakan bahasa
Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.

5
6
3. Balai Pustaka
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini
didirikan. Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur,
pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan
buku - buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap
perkembangan bahasa melau menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan
sebagai berikut :
1. Meberikan kesempatan kepada pengarang - pengarang bangsa Indonesia
untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa Melayu.
2. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil
ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa Melayu.
3. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui
karangannya sastrawan melukiskan hal - hal yang dialami oleh bangsanya
dan hal - hal yang menjadi cita - cita bangsanya.
4. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa Melayu sebab
diantara syarat - syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan
diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa Melayu yang bersusun
baik dan terpelihara.
4. Sumpah Pemuda
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang
diselenggarakan pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu
tahun 1926, telah pula diadakan kongres pemuda yang tepat
penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres ini tidak semata -
mata bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama ( 1926 ) tidak akan
bisa dipisahkan dari perkembangan cita - cita atau benih - benih kebangkitan
nasional yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon
Sumatrenan Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres itu adalah
untuk mempersatukan berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu.

7
Pada tahun itu organisasi - organisasi pemuda memutuskan bergabung
dalam wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober
1928 organisasi

8
pemuda itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang
menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal
sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas
tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang
sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol
kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang
peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita - cita itu
sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media
kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.

2.4 Sejarah Perkembangan EYD


Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf
menurut disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan
yanga ada. Sehingga terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak
didengar dan dipergunankan dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan
apa yang telah diketahui bahwa penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri
dari :
1. Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin.
Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896.
Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van
Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri - ciri
dari ejaan ini yaitu:
1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya
harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga
digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.

9
4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-
kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

10
2. Ejaan Soewandi
Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang
berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama
edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini
mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku
sejak tahun 1901.
1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak,
rakjat, dsb.
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-
barat2-an.
4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mendampinginya.
Perbedaan - perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:
1. huruf ‘oe’ menjadi ‘u’, seperti pada goeroe → guru.
2. bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (‘)
ditulis dengan ‘k’, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
3. kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-
an.
4. awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya. Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah, tidak
dibedakan dengan imbuhan ‘di-’ pada dibeli, dimakan.
Ejaan Soewandi ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan oleh
Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) pada masa menteri Mashuri Saleh. Pada
masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 Mei
1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam
bahasa Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri,
Mashuri menandai pergantian ejaan itu dengan mencopot nama jalan yang
melintas di depan kantor departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi
Jl. Cilacap.

11
12
3. Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) adalah ejaan Bahasa Indonesia
yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan
bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu,
Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan
untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua
negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16
Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972,
berlakulah sistem ejaan Latin ( Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia )
bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama
ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama ( ERB ). Selanjutnya Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian
berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan
penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975
memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.
  Perbedaan - perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah :
‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘oe’ menjadi ‘u’ : oemoem → umum
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir
Awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ dibedakan penulisannya. Kata depan
‘di’ pada contoh “di rumah”, “di sawah”, penulisannya dipisahkan dengan

13
spasi, sementara ‘di-’ pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya.

14
2.5 Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi
Munculnya Bahasa Media Massa ( bahasa Pers ) :
1. Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim)
2. Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam surat
kabar.
Pers telah berjasa dalam memperkenalkan istilah baru, kata-kata dan
ungkapan baru, seperti KKN ( Korupsi, Kolusi, Nepotisme ), kroni, konspirasi,
proaktif, rekonsiliasi, provokator, arogan, hujat, makar, dan sebagainya. Bahasa
Indonesia sudah mulai bergeser menjadi bahasa kedua setelah Bahasa Inggris
ataupun bahasa gaul. Selain itu, dipengaruhi pula oleh media iklan maupun artis yang
menggunakan istilah baru yang merupakan penyimpangan dari kebenaran cara
berbahasa Indonesia maupun mencampuradukan bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia.

2.6 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia


1. Bahasa Nasional
Bahasa Indonesia kedudukannya berada diatas bahasa - bahasa daerah. Hasil
perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 25 - 28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :
a. Lambang kebanggaan Nasional
Sebagai lambang kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai - nilai
sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Dengan bahasa Indonesia,
bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai - nilai budaya yang
dijadikan pegangan hidup.
b. Lambang identitas Nasional
Sebagai lambang identitas Nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang
identitas dari bangsa Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia dapat
mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia menunjukkan gambaran bangsa
Indonesia yang sebenarnya dan bebas dari unsur - unsur bahasa lain, terutama
bahasa asing.

15
16
c. Media pemersatu berbagai suku bangsa
Sebagai media yang mempersatukan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda - beda ke dalam satu
kesatuan yang bulat, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa
itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak
perlu meninggalkan identitas suku dan kesetiaan kepada nilai - nilai sosial
budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan bahasa
Nasional, dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentingan
daerah atau golongan.
d. Media penghubung antar budaya dan antar daerah
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan dengan orang
lain sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial
budaya dan bahasa dapat dihindari.

2. Bahasa Negara
Dalam hasil perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 - 28 Februari 1975 dikemukakan
bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
befungsi sebagai :
a. Bahasa remi kenegaraan
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah
digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI
1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara,
peristiwa serta kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulisan.
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga - lembaga
pendidikan baik formal maupun non formal, mulai dari taman kanak-kanak
sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar
mengajar, materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga
berbahasa Indonesia. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu
peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi ( iptek ).

17
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta kepentingan pemerintah
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antar badan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu,
hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media
komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut
agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima
oleh masyarakat.
d. Media pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Penggunaan bahasa Indonesia dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi
modern agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan
teknologi, baik melalui buku - buku, maupun media cetak lain, hendaknya
menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan
timbal - balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis melalui
lembaga - lembaga pendidikan.

18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia yang telah
diakui oleh pemerintah sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia memiliki
kedudukan dan fungsi, yaitu :
1. Sebagai bahasa Negara
2. Sebagai bahasa Nasional

3.2 Saran
Saran - saran yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini adalah :
1. Pembaca diharapkan lebih memahami dan menghargai bahasa Indonesia
2. Pembaca diharapkan lebih mencintai bahasa Indonesia

19
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anak Pesisir. 2012. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. [ Online ]. Diakses
di : http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-
indonesia.html. Di akses di waktu : 21 November 2022 12:20 WIB.
[2] Kartika Nur Ramadha. 2009. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. [ Online ].
Diakses di : http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-
bahasa-indonesia.html. Di akses di waktu : 21 November 2022 5 13:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai