Anda di halaman 1dari 2

Renungan Panti Asuhan

(Sabtu, 19 November 2022)

Yesaya 41:10

Tuhan menyertai kita.

“Jangan takut karena Aku menyertaimu. Jangan khawatir karena Aku adalah Allahmu. Aku akan
menguatkanmu. Aku akan menolongmu. Ya, Aku akan menopangmu dengan tangan kanan kebenaran-
Ku.”

Elia dan Daud pernah mengalami ketakutan saat mereka dikejar dan diancam untuk dibunuh.
Dan pasti semua orang pernah dan bahkan mungkin sering mengalami ketakutan di dalam hidupnya.

Penyebab terjadinya rasa takut itu bisa saja berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Rasa
takut mungkin karena sedang sakit, mungkin karena ekonomi yang pas-pasan atau bahkan kurang,
mungkin karena sedang berbisnis takut gagal, mungkin karena akan menghadapi ujian takut tidak lulus,
mungkin sedang hamil muda takut keguguran, mungkin sedang dapat tugas banyak takut tidak selesai
dan lain sebagainya.

Mengapa rasa takut di dalam hidup manusia itu begitu gampangnya membesar? Karena kita
sering terjebak kepada jerat rasa takut itu sendiri.

Kita sering tidak melibatkan Allah pada saat mengalami rasa takut bahkan cenderung hanya
memikirkan ketakutan itu secara terus menerus. Jika demikian maka bisa saja kita akan dibuat menjadi
stres karena rasa takut itu semakin membesar dan membuat kita menjadi putus asa.

Fokus kita hanya terarah kepada sebuah pekerjaan yang besar dan tidak dapat selesai atau fokus
ke ujian dan takut tak lulus dan lainnya. Kita hanya fokus kepada kegagalan atau fokus kepada
keguguran, dan bukan fokus kepada Allah yang ada bersama kita.

Lihatlah ada satu hal yang menarik dan menghibur dalam ayat Kita Hari ini di Yesaya 41:10a:
ketakutan dapat teratasi kalau kita mengetahui bahwa Allah menyertai kita. Firman Allah yang
disampaikan kepada bangsa Israel dan tentu juga bagi kita melalui Nabi Yesaya: “Janganlah takut, sebab
Aku menyertai engkau…”

Bangsa Israel sedang mengalami ketakutan dimana mereka sedang terbuang di Babel. Firman
Allah datang kepada mereka yang sedang mengalami ketakutan, karena bangsa Israel takut tidak akan
kembali ke Yerusalem.

Pasti berada di pembuangan itu tidak enak rasanya, selain merasa tersiksa juga tidak sebebas
waktu berada di rumah sendiri. Bangsa Israel di pembuangan selain merasa tersiksa karena harus
menjadi budak, tetapi mereka juga merasakan betapa pahitnya hidup yang mereka jalani.

Mereka yang tadinya bebas berbuat apa saja berubah menjadi budak dan harus bekerja keras di
hadapan “penjajah Babel”. Bekerja keras sebagai budak sangat menyakitkan, karena hasil dari semua
pekerjaan dinikmati oleh orang lain (Babel).
Situasi seperti ini membuat bangsa Israel ketakutan dan bimbang sehingga mereka tidak lagi
bersandar kepada Allah. Tanpa mereka ketahui sesungguhnya Allah mengetahui semua pergumulan dan
rasa takut bangsa Israel.

Kitapun pasti pernah dan mungkin sering merasakan ketakutan, dan membuat kita merasa
cemas, tidak tenang. Dalam situasi seperti itu semangat kita berTuhan bisa menurun, semangat
berdoapun turun dan akhirnya tidak menyandarkan hidup kepada Allah.

Saat ini Allah menyapa kita: Jangan takut, Aku menyertai engkau. Sesungguhnya Allah
mengetahui semua yang terjadi atas kita dan Ia tidak tinggal diam. Allah pasti akan bertindak tepat
waktu dan yang terbaik menurutNya bukan menurut kita.

Ayo tetap semangat walau banyak hal yang terjadi dalam hidup ini yang membuat kita cemas
dan takut. Ingat Allah berkata: Jangan takut, aku menyertai engkau, amen

Anda mungkin juga menyukai