Ketakutan merupakan proses mempertahankan hidup dasar yang terjadi sebagai
respons terhadap peristiwa-peristiwa tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Takut juga berarti persepsi ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindari. Ketakutan adalah salah satu sikap yang dimiliki oleh siapapun tanpa terkecuali sebab ketakutan adalah sebuah kewajaran yang menghantar kita menjadi taat pada Tuhan. Dalam buku ini juga mengatakan bahwa Yesus juga takut. Ia tidak berani untuk membeberkan ketakutan-ketakutannya kepada para muridnya. Ia bergulat dengan ketakutannya samapi berkeringat darah di taman. Tanpa ketakutan, Yesus tidak mungkin menjadi teldan bagi kita. Tanpa itu ia akan menjadi manusia yang lumrah. Ketika saya masih berada di Seminari Menengah saya juga memiliki ketakutan yang luar biasa terutama ketika menghadapi ujian-ujian yang akan saya kerjakan, hal itu sering muncul dengan pikiran-pikiran “bisa gak sih saya mengerjakan soal ini, saya bakal naik kelas gak ya??” kalimat itulah yang sering muncul sebelum atau sesudah ujian itu berlangsung. Ketika selesai ujian biasanya saya menyempatkan diri untuk konseling kepada guru BK saya dan ketika berbicara dengan beliau, beliau juga selalu mengatakan “ Kamu pasti bisa untuk melawannya rasa takut yang kamu miliki bisa kamu lalui kalau kamu percaya dan bertumbuh menjadi dewasa!!!”. Dan benar saja apa yang guru saya katakan bahwa saya bisa melalui itu semua dengan kepercayaan saya miliki terutama kepada Tuhan. Yesus juga tidak takut untuk tumbuh menjadi dewasa tetapi ia harus menghadapi beberapa peristiwa yang menyakitkan dalam hidupnya. Ia merasakan ketakutan itu. Dan Yesus tahu bahwa cara terbaik untuk mengalahkan ketakutan adalah dengan maju terus ke depan.