NIM : 2207101130045
Berkenalan Dengan Rasa Takut
Apakah anda pernah merasa berdebar-debar ketika hendak melakukan persentase di depan
kelas?
Apakah anda pernah mengalami keringat dingin saat ujian matematika akan dilaksanakan?
Atau apakah anda berlari menjauh saat melihat serangga terbang mendekati kepala anda?
Semua respon kita terhadap beberapa kondisi tersebut terjadi karena adanya rasa takut.
Rasa takut merupakan reaksi emosional alami manusia terhadap suatu bencana, misalnya
diterjang ombak tsunami, atau saat dihadapkan dengan kondisi yang tidak mengenakkan,
misalnya ditertawakan banyak orang. Dapat dikatakan bahwa tubuh memberi reaksi untuk
melawan atau bahkan melarikan diri saat dihadapkan dalam kondisi yang mengancam.
Walaupun normal untuk merasa takut saat dihadapkan dengan tantangan baru, namun
perasaan ini bisa menjadi hal yang menghambat kehidupan kita apabila kita tidak dapat
mengalokasikannya dengan tepat. Ruth soukup, seorang penulis asal florida, bersama dengan
beberapa psikolog melakukan survei terhadap 4.000 orang dewasa. Dari hasil survei tersebut,
diperoleh kesimpulan bahwa setiap manusia memiliki ketakutan yang berbeda-beda dalam
hidup mereka, dan setidaknya terdapat 7 jenis ketakutan yang dapat menghambat hidup kita.
Tujuh jenis ketakutan itu kemudian dikenal dengan sebutan fear archtypes. Tujuh hal itu
meliputi :
-Takut untuk memulai
Tipe ini, atau lebih sering kita sebut sebagai the procrastinator, merupakan tipe yang
kerap kali merencanakan sesuatu, namun takut untuk melakukan tindakan. Mereka terlalu
terfokus dengan hasil akhir dan mengharapkan kesempurnaan. Padahal diperlukan tindakan
besar untuk mencapai hal itu. Apabila hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan si individu akan
terus berada di zona nyamannya tanpa mengalami hal-hal baru dan berkembang. Diperlukan
keberanian yang kuat untuk memulai semua rencana yang sudah dibuat untuk bisa melewati
ketakutan ini.
-Takut melakukan kesalahan
Orang dengan tipe ini sangat takut untuk melakukan kesalahan. Mereka berusaha
sekeras mungkin untuk melakukan hal sesuai dengan aturan yang ada. Mereka terobsesi
untuk selalu mengambil keputusan yang tepat. Jika hal ini terjadi terus-menerus tentunya
akan membuat si individu tidak percaya diri dan ragu-ragu. Untuk mengatasinya, kita harus
mampu menanamkan pemikiran bahwa tidak semua keputusan yang diambil selalu benar.
Selalu ada kemungkinan untuk melakukan kesalahan, dan itu bukanlah hal yang besar.
Kesalahan adalah hal yang wajar terjadi, asal kita mau belajar untuk memperbaikinya.
Masalah yang datang sebenarnya membuat kita menjadi lebih kuat dan bijak.
-Takut mengecewakan orang lain.
Orang yang takut mengecewakan orang lain sering juga disebut dengan the people
pleaser. Para people pleaser merasa sangat takut dihakimi dan paling khawatir untuk
mengecewakan orang lain. Hal ini membuat mereka tidak memiliki batasan yang tegas untuk
menolak permintaan orang lain. Para people pleaser selalu membuat dirinya sendiri berada di
prioritas terakhir. Satu-satunya yang merugi hanya dirinya sendiri. Untuk keluar dari rasa
takut ini, kita harus lebih mencintai diri sendiri. Ingatkan diri Anda bahwa Anda layak
diprioritaskan, sama seperti orang lain dalam hidup Anda.
Jika berbicara tentang rasa takut tidak akan ada habisnya. Rasa takut akan terus ada,
namun ketakutan akan berubah menjadi kekuatan tergantung pada cara kita mengatasinya.
Oleh karena itu, stop untuk terus melarikan diri. Kita tidak akan bisa mengalahkan rasa takut,
namun kitab bisa memanfaatkannya. Rasa takut adalah kekuatan. Jadi, sudahkah kamu
mengenal ketakutan terbesarmu?