Anda di halaman 1dari 2

Stereotype

Adalah kecenderungan ,elihat orang bukan berdasarkan perilaku individual orang tersebut, tetapi
berdasarkan perilaku kelompoknya. Stereotupe biasanya didasarkan pada jenis kelamin, ras, umur,
agama, kewarganegaraan, atau pekerjaan. Contoh : orang-orang seringkali menganggap orang jawa
itu lemah lembut dan penurut, padahal tidak semuanya begitu.

Hallo effect

Hallo effect hampir sama dengan stereotype. Bedanya adalah dalam hello neffect orang yang
mempersepsi mepergunakan satu kepribadian seseorang sebagai dasar untuk menilai orang tersebut
secara keseluruhan. Sebagai contoh, ketika saya sedang menatap seseorang tanpa ekspresi, orang
yang saya tatap tersebut berpikir jika saya sedang berpikiran negatif tentangnya, padahal tatapan
saya memang seperti itu dan tidak ada pikiran negatif atau apapun.

Perceptual defence

Kadang-kadang kita berhadapan dengan stimulus yang membuat kita merasa malu atau mengancam
diri kita. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin kita enggan menghadapinya. Kondisi semacam ini
disebut perceptual defence.

Mepersepsi secara selektif

Yang dimaksud dengan mempersepsi secara selektif adalah proses menyaring informasi secara
sistematis untuk hal-hal yang tidak ingin kita dengar. Proses ini biasanya terjadi sebagai respon atas
hal-hal yang tidak menyenangkan yang pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya.

Membuat teori kepribadian sendiri

Karena kita sering berinteraksi dengan beberapa kelompok orang, mislanya dengan orang-orang
akuntansi, asuransi, seniman, atau pegawai negeri, kita biasanya kenyang pengalaman dan paham
betul dengan perilaku kelompok-kelompok orang tersebut. Oleh karena itu, kita cenderung
membuat teori sendiri mengenai profil kepribadian kelompok-kelompoik orang tersebut. Contohny:
di lingkungan kerja saya, seringkali membuat teori kepribadian sendiri karena melihat setiap orang
dibagian-bagian yang berbeda mempunyai karakteriustik yang berbeda. Seperti supervisor
mempunyai karakteristik tegas, pekerja keras, cepat tanggap. Bagian administrasi mempunyai
karakteristik teliti, ulet dan kritis.

Menggunakan karateristik diri sendiri untuk menilai orang lain.

Seringkali ketika menilai orang lain menggunakan karakteristik yang kita miliki. Bahasa simboliknya,
mengukur sepatu orang dengan ukuran sepatu kita. Cara penilaian seperti ini biasa disebut sebagai
projection. Seperti halnya keselahan dalam mempersepsi, projection juga bisa menjadi cara yang
efisien untuk mempersepsi orang lain. Contoh : menurut para pakar psikolog karakteristik anak
pertama adalah pekerja keras, bertanggung jawab dan keras kepala. Karena saya termasuk anak
pertama dan mempunyai salah satu karakteristik yang disebutkan tersebut maka saya juga
menganggap semua anak pertama mempunyai karakteristik yang sama.

Kesan pertama
Tidak jarang ketika kita bertemu pertama kali dengan orang lain kita memounyai kesan tertentu,
entah kesan baik atau buruk. Namun, seringkali kita terpengaruh terhadap kesan pertama tersebut
dan dijadikan dasar untuk memberi penilaian berikutnya. Jika kesan pertamnya adalah baik seolah-
olah orang tersebut seterusnya juga baik. Dengan demikian, kesan pertama merupakan salah satuy
kesalhan dalam mempersepsi yang harus dihindari agar tidak terjadi kesalhan lanjut dalam menilai
seseorang. Contoh : setiap saya menilai kesa pertama seseorang buruk, saya selalu menepis
prasangka buruk tentangnya. Akan tetapi, setalah menengal lebih jauh lagi justru perilakunya seolah-
olah membernarkan kesan pertama saya. Sehingga seringkali ketika kesan pertama saya buruk
tentang seseorang, lebih baik saya menghindari seseorang tersebut.

Sumber :

BMP EKMA 4158 PERILAKU ORGANISASI/ MODUL 3/HAL 3.24-3.27

Anda mungkin juga menyukai