Anda di halaman 1dari 3

Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan merawat dan membersihkan tali pusat, dan

usahakan tali pusat tetap dijaga dalam keadaan kering dan bersih dengan bertujuan untuk
melindungi supaya tidak terjadinya infeksi. Perawatan tali pusat yang benar akan menimbulkan
dampak positif yaitu tali pusat akan lepas lebih cepat dan tanpa komplikasi, sedangkan dampak
negatif perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami infeksi tali pusat
(Sumaryani, 2018).

asil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan ASI topical merupakan cara terbaik dan tercepat
untuk metode perawatan tali pusat jika dibandingkan dengan perawatan kering serta dapat mencegah
terjadinya omphalitis (Kartikasari, Wijayanegara, & Syarief, 2019).

enurut laporan Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), terdapat


54 kematian bayi neonatal (usia 0-28 hari) per 1.000 kelahiran hidup di seluruh dunia
pada 2020.

Angka kematian bayi neonatal tertinggi pada 2020 ditemukan di wilayah Afrika Sub-


Sahara, yaitu 27 kematian per 1.000 kelahiran hidup.

Di urutan selanjutnya ada wilayah Asia Selatan dengan 23 kematian, Oseania (di luar
Australia & Selandia Baru) 19 kematian, Afrika Utara 15 kematian, dan Asia Tenggara
12 kematian per 1.000 kelahiran hidup.

Pada masa neonatal atau usia kurang dari satu bulan ini, bayi mengalami
pematangan organ tubuh serta penyesuaian sistem biologis dengan kehidupan di
luar rahim. Karena itu, masa neonatal merupakan periode dengan risiko kesehatan
tertinggi untuk bayi.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/02/ini-5-wilayah-dengan-angka-kematian-
bayi-neonatal-tertinggi-di-dunia

Menurut WHO mayoritas dari semua kematian neonatal (75%) tersebut terjadi selama minggu
pertama kehidupan, dan sekitar 1 juta bayi baru lahir meninggal dalam 24 jam pertama. Termasuk
didalamnya kelahiran premature, komplikasi terkait intrapartum (lahir dengan keadaan asfiksia atau
kegagalan bernafas), dan infeksi cacat lahir, hal ini yang menyebabkan sebagian besar kematian
pada neonatal pada tahun 2017 (WHO, 2020).
2,4 juta anak anak meninggal pada bulan pertama kehidupan, WHO telah menetapkan
beberapa negara yang memiliki tingkat kematian neonatus tinggi, Indonesia menempati
peringkat ke 7 di dunia setelah China dengan angka kematian 60.000 bayi (WHO, 2020).

Perawatan tali pusat diperlukan untuk mencegah tali pusat menjadi media perkembangbiakan
mikroorganisme pathogen staphylococcus aureus atau clostridia. Teknik perawatan yang salah dapat
menyebabkan infeksi tetanus neonatorum dimana hal tersebut dapat mempengaruhi lama
pelepasan tali pusat (Reni, 2018).

Data tahun 2018 didapatkan Negara Asia Tenggara (ASEAN) menempati urutan ke-3 terbanyak
Angka Kematian Neonatal setelah Afrika dan Mediterania Timur yaitu sebanya 20,2 per 1000
kelahiran. Angka Kematian Neonatal (AKN) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih
mempunyai nilai yang tinggi. Hasil survei yang dilakukan oleh Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per
1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2019)

http://scholar.unand.ac.id/60268/2/BAB%20PENDAHULUAN.pdf

Perawatan tali pusat bertujuan agar tali pusat terhindar dari kotoran. Hal ini dilakukan agar bayi
tidak terkena infeksi. Adapun tanda-tanda infeksi pada tali pusat yaitu ada pus atau nanah, berbau
busuk, kulit sekitar tali pusat kemerahan (Damanik, 2019).

Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28 hari), dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menuju luar rahim dan terjadi pematangan organ
hampir pada semua sistem. Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul,
sehingga tanpa penanganan yang tepat bisa berakibat fatal (Kemenkes RI, 2020).
Kriteria bayi normal adalah lahir dengan umur kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan lahir 2500–4000 gram, panjang badan: 48–52 cm, lingkaran dada: 30– 38 cm,
nilai Apgar 7–10 dan tanpa cacat bawaan (Ribek et al., 2018).

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7380/1/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai