Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PROSES BISNIS DAN KEBUTUHAN WAREHOUSE

MANAGEMENT SYSTEM (WMS) UKM ONLINE


Orlando Perdana Sihombing
Fakultas Teknik Program Studi S1 Sistem Informasi
Universitas Widyatama
Jl. Cikutra No. 204 A – Bandung 40124, Jawa Barat, Indonesia Tlp. +6222 7275855, Fax. +6222 720299
Email : orlandoperdana@gmail.com

ABSTRAK
Warehouse Management System (WMS) adalah sebuah sistem manajemen pergudangan yang mengacu pada pergerakan
dan penyimpanan material di dalam gudang. Warehouse Management System termasuk bagian dari Manajemen Rantai Pasok
yang menangani pengiriman barang (shipping), penerimaan barang (receiving), penyimpanan (putaway), pergerakan (move) dan
pengambilan material (picking). Center of Technology adalah salah satu unit di Politeknik Pos Indonesia, yang berperan sebagai
inkubator untuk mengoptimalkan bidang Logistik, Manajemen Rantai Pasok dan e-commerce. Center of Technology sebagai
mitra UKM online berusaha membangun sistem informasi tersebut untuk mengatasi manajemen pergudangan dan dapat
diimplementasi oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) online. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Forum
Group Discussion (FGD) dan dibantu dengan Fishbone Diagram, sebagai alat analisa sebab-akibat. Berdasarkan hasil Forum
Group Discussion (FGD) dan identifikasi permasalahan menggunakan Fishbone Diagram, dengan beberapa UKM online
mendapatkan hasil bahwa UKM online tersebut dalam mengelola barang di gudangnya masih dilakukan secara manual tanpa
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Pergudangan yang terintegrasi. Oleh sebab itu, penulis memfokuskan pada proses
bisnis, aliran data dan informasi, serta kebutuhan sistem untuk pengembangan sistem informasi manajemen pergudangan untuk
UKM online.

Kata kunci : Analisis Proses Bisnis dan Kebutuhan, Warehouse Management System, Center of Technology

1. PENDAHULUAN penyimpanan barang. Selain itu, diharapkan mempunyai


1.1 Latar Belakang sistem untuk mencatat aliran keluar masuknya barang dan
Perkembangan sistem informasi tentunya pelabelan pada setiap barang dan barcode di setiap dokumen
membutuhkan rancangan sistem komputerisasi untuk setiap harus benar agar memudahkan proses pencatatan dan
aktifitas yang dilakukan guna mendapat tujuan yang pelacakan barang oleh sistem secara real-time.
diharapkan dan pendukung keputusan. Selain itu, teknologi Berdasarkan hasil interview dengan Manajer COT
informasi mengubah lingkungan bisnis dari tradisional yang telah melakukan Forum Group Discussion (FGD)
menjadi modern. Dengan persaingan global saat ini dengan beberapa UKM online mendapatkan hasil bahwa
mengharuskan usaha terutama bagi Usaha Kecil dan UKM online tersebut dalam mengelola barang di gudangnya
Menengah (UKM) memiliki sistem informasi guna aliran masih dilakukan secara manual tanpa menggunakan Sistem
informasi terorganisasi dengan baik. Semakin tinggi Informasi Manajemen Pergudangan yang terintegrasi. Oleh
kebutuhan sistem informasi dan peranan sistem maka karena itu, peran Center of Technology sebagai mitra UKM
dibutuhkan suatu sistem dengan manajemen yang baik yang online berusaha membangun sistem informasi tersebut
mendukung ketersediaan informasi yang sesuai, tepat untuk mengatasi manajemen pergudangan dan dapat
waktu, lengkap dan akurat yaitu adanya sistem informasi diimplementasi oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
pergudangan atau dikenal Warehouse Management System (UMKM) online.
(WMS). Dari hasil interview yang dilakukan, penulis
Warehouse Management System (WMS) adalah menfokuskan pada proses bisnis, aliran data dan informasi,
sebuah sistem manajemen pergudangan yang mengacu pada serta kebutuhan sistem untuk pengembangan sistem
pergerakan dan penyimpanan material di dalam gudang. informasi manajemen pergudangan untuk UKM online.
Warehouse Management System termasuk bagian dari Oleh karena itu, sesuai dengan permasalahan diatas, penulis
Manajemen Rantai Pasok yang menangani pengiriman mengangkat judul “Analisis Proses Bisnis dan Kebutuhan
barang (shipping), penerimaan barang (receiving), Warehouse Management System (WMS) UKM Online”.
penyimpanan (putaway), pergerakan (move) dan
pengambilan material (picking). Manajemen pergudangan 1.2 Identifikasi Masalah
tentunya diperlukan supaya aliran supply chain berjalan Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang
dengan baik. Tata letak barang di rak yang disediakan terjadi pada sistem yang berjalan saat ini adalah sebagai
mempengaruhi bisnis organisasi, baik dari segi aliran berikut:
barang, kualitas, kapasitas, fleksibilitas dan sebagainya,
sehingga mempermudah dan memperlancar proses
1) Manajemen pergudangan yang dilakukan oleh UKM 3) Studi Pustaka, penulis mencari informasi berdasarkan
online sudah terkomputerisasi tetapi belum beberapa referensi yang mendukung dalam membuat
terintegrasi. laporan kuliah kerja praktek serta kesesuaian aturan
2) Proses bisnis yang dimiliki oleh Center of Technology yang berlaku dalam pelaksanaan topik yang penulis
belum mampu mengakomodir kebutuhan UKM online. tinjau di lapangan.
4) Menggunakan Fishbone Diagram untuk
1.3 Rumusan Masalah mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada
Untuk memperjelas tujuan yang dicapai, adapun studi kasus ini, yang bertujuan untuk memperlihatkan
rumusan masalah dalam laporan kerja proyek ini yaitu : faktor-faktor penyebab (root cause) dan karakteristik
1) Bagaimana rancangan proses bisnis Warehouse kualitas yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab
Management System untuk mengakomodir UKM itu (effect).
online?
2) Bagaimana membuat Warehouse Management System 2. LANDASAN TEORI
yang terintegrasi? 2.1 Gudang
Gudang merupakan fasilitas khusus yang bersifat
1.4 Tujuan tetap dan dibutuhkan dalam proses koordinasi penyaluran
Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja proyek barang. Menurut Lambert (2001), definisi Gudang adalah
ini adalah sebagai berikut: bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan
1) Mengidentifikasi proses bisnis manajemen produk-produk seperti raw material, parts, goods-in-
pergudangan berdasarkan kebutuhan UKM online. process, finished goods pada dan antara titik sumber (point-
2) Membantu unit Center of Technology dalam of-origin) dan titik konsumsi (point-of-consumption), dan
merancang proses bisnis Warehouse Management menyediakan informasi kepada manajemen mengenai
System sesuai dengan kebutuhan UKM online. status, kondisi, dan disposisi dari item-item yang disimpan.
Gudang mempunyai fungsi yang penting di dalam
1.5 Batasan Masalah menjaga kelancaran operasi produksi. Tujuan utama bagian
Adapun batasan masalah dan asumsi dalam ini berkaitan dengan pengadaan barang adalah (Bagir &
pembahasan kerja proyek ini yaitu: Putro, 2018):
1) Proses bisnis dan prosedur Warehouse Management 1) Pengawasan. Dengan sistem administrasi yang terjaga
System yang dianalisis adalah modul Pergudangan, dengan baik untuk mengontrol keluar masuknya
dari proses Penerimaan Barang, Penyimpanan Barang, material/barang.
dan Pengeluaran Barang, sehingga tidak akan dibahas 2) Pemilihan. Aktivitas pemeliharaan agar
modul WMS yang lain. material/barang yang disimpan dalam gudang tidak
2) Menggunakan template analisa dan kebutuhan sistem cepat rusak.
sebagai dokumen identifikasi dalam tahap analisa 3) Penyimpanan. Agar apabila diperlukan maka
proses bisnis, data dan informasi, dan kebutuhan material/barang yang dibutuhkan tetap tersedia
sistem. sebelum dan selama proses produksi
3) Permodelan analisa proses bisnis dan kebutuhan bisnis
menggunakan Business Process Model and Notation 2.2 Warehouse Management System
(BPMN) dan Business Use Case Diagram. Warehouse Management System (WMS) memiliki
4) Hasil luaran dari permodelan proses bisnis ini berupa fungsi sebagai sistem pendataan dalam menyimpan
laporan analisa proses bisnis, data dan informasi, dan barang/material atau hasil produksi dalam jumlah dan waktu
kebutuhan sistem. tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang dituju
5) Identifikasi kendala pada proses bisnis warehousing sesuai permintaan. Kelebihan yang didapat dari Warehouse
dilakukan menggunakan analisis diagram sebab-akibat Management System, yaitu (Fauzi & Dwidasmara, 2012):
(fishbone). 1) Mempermudah pengelola warehouse memberikan
informasi ketersediaan barang kepada bagian
1.6 Metode Penelitian perencanaan produksi atau pengiriman agar
Metode yang dilakukan dalam membuat laporan kuliah ketersediaan barang/material tetap aman.
kerja praktek ini yaitu dengan metode block release, yaitu 2) Penempatan barang yang ditentukan oleh sistem
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Adapun memudahkan penyimpanan, pengambilan dan
teknik dalam pengumpulan data diantaranya: perhitungan stok barang.
1) Field Research, dimana dalam mencari informasi 3) Mengurangi lead time dari aktivitas penyimpanan dan
penulis melakukan interview dengan manajer Center of pengiriman barang.
Technology. 4) Ketersediaan beragam informasi mengenai keterangan
2) Forum Group Discussion (FGD), metode barang dan fitur-fitur warehouse dapat memudahkan
pengumpulan data penelitian dengan hasil akhir analisa untuk menyusun strategi penggunaan
memberikan data yang berasal dari hasil interaksi warehouse lebih efisien.
sejumlah partisipan.
WMS dapat memproses data lebih cepat dan dapat menawarkan standar untuk merancang model sebuah sistem.
mengoordinasikan gerakan dalam gudang. Sehingga dapat UML juga mendefinisikan notasi dan sintaks. Notasi UML
menghasilkan laporan dan menangani volume transaksi merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk
besar seperti yang dialami dalam operasi e-commerce. menggambarkan berbagai diagram perangkat lunak. Setiap
Manfaat potensial dari WMS yaitu: visibilitas stok dan bentuk memiliki makna tertentu, sintaks UML
kemampuan pelacakan stok, keakuratan stok, pelaporan mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat
akurat, peningkatan layanan pelanggan, penggunaan dikombinasikan (Dharwiyanti & Wahono). Adapun macam-
dokumen diperkecil (paperless), dan sebagainya (Richards, macam diagram dalam UML untuk memodelkan aplikasi
2011). berorientasi objek, antara lain (Widodo, 2011):
a) Use Case Diagram untuk memodelkan proses bisnis.
2.3 Business Process Modelling Notation (BPMN) b) Conceptual Diagram untuk memodelkan konsep-
Business Process Modelling Notation (BPMN) konsep yang ada di dalam aplikasi.
adalah notasi grafis yang menggambarkan logika langkah- c) Sequence Diagram untuk memodelkan pengiriman
langkah dalam proses bisnis. Notasi ini dirancang khusus pesan (message) antar objek.
untuk mengkoordinasikan urutan proses dan pesan yang d) Collaboration Diagram untuk memodelkan interaksi
mengalir diantara user dalam berbagai kegiatan (Bizagi). antar objek.
BPMN mendefinisikan Diagram Proses Bisnis e) State Diagram untuk memodelkan perilaku objek di
(Business Process Diagram – BPD), yang didasarkan pada dalam sistem.
teknik flowcharting yang dirancang untuk menciptakan f) Activity Diagram untuk memodelkan perilaku use case
model grafis dari operasi proses bisnis. Tujuan utama dan objek di dalam sistem.
BPMN adalah memberikan notasi yang mudah dimengerti g) Class Diagram untuk memodelkan struktur kelas.
oleh semua pengguna bisnis, mulai dari analisis bisnis yang h) Object Diagram untuk memodelkan struktur objek.
membuat rancangan awal proses, hingga pengembang teknis i) Component Diagram untuk memodelkan komponen
yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan objek.
teknologi yang akan melakukan proses tersebut, dan j) Deployment Diagram untuk memodelkan distribusi
akhirnya kepada orang-orang bisnis yang akan mengelola aplikasi.
dan memantau proses-proses tersebut. Dengan demikian, Jenis UML yang akan digunakan pada studi kasus ini
BPMN menciptakan jembatan standar untuk kesenjangan adalah Business Use Case Diagram. Business Use Case
antara desain proses bisnis dan implementasi proses (White) Diagram diambil dari perspektif organisasi dan tidak
(Object Management Group, 2011). membedakan antara proses manual dan otomatis. Business
Ada empat kategori dasar dari elemen-elemen use case menunjukkan interaksi antara kasus penggunaan
BPMN yaitu (White): bisnis dan pelaku bisnis. Tujuan utama dari model ini adalah
1) Flow Objects. Business Process Diagram memiliki untuk menggambarkan bagaimana bisnis digunakan oleh
sekumpulan kecil elemen inti yang merupakan bentuk penggunanya. Aktivitas secara langsung menyangkut
flow objects yaitu: Event, Activity dan Gateway. dengan pelanggan, atau mitra, serta tugas pendukung atau
2) Connecting Objects. Flow Object terhubung Bersama manajerial secara tidak langsung. Business use case
diagram untuk menciptakan struktur kerangka dasar mewakili proses yang dilakukan dalam bisnis, dan pelaku
dari proses bisnis. Adapun jenis konektor yaitu: bisnis mewakili peran dengan interaksi bisnisnya.
Sequence Flow, Message Flow, dan Association.
3) Swimlanes. Pemodelan proses menggunakan konsep 2.5 Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram)
swimlanes sebagai mekanisme untuk mengatur Diagram sebab akibat (fishbone) pertama kali
kegiatan ke dalam kategori visual yang terpisah untuk diperkenalkan oleh seorang Profesor, yaitu Prof. Kaoru
menggambarkan kemampuan atau tanggung jawab Ishikawa dari Universitas Tokyo, oleh karena itu diagram
fungsional yang berbeda. BPMN mendukung sebab akibat disebut juga dengan diagram ishikawa atau
swimlanes dengan dua konstruksi utama. Dua jenis diagram tulang ikan. Pembuatan diagram ini bertujuan agar
objek swimlane pada BPD adalah Pool dan Lane. dapat memperlihatkan faktor-faktor penyebab (root cause)
4) Artifacts (Artefak). BPMN dirancang untuk dan karakteristik kualitas yang disebabkan oleh faktor-
memungkinkan fleksibilitas alat pemodelan dalam faktor penyebab itu (effect) (Susanto).
memperluas notasi dasar dan memberikan kemampuan
untuk konteks tambahan yang sesuai dengan situasi
pemodelan tertentu. Adapun jenis artifak yaitu Data
Object, Group dan Annotation.

2.4 Unified Modelling Language


Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa Gambar 2.1 Fishbone Diagram
yang menjadi standar dalam industri untuk memvisualisasi, Diagram sebab akibat adalah alat yang membantu
merancang, dan mendokumentasi perangkat lunak. UML mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai
penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau Entrepreunership, Internship Program, dan Character
karakteristik kualitas tertentu. Diagram ini menggambarkan Building.
hubungan antara masalah dengan semua factor penyebab
yang mempengaruhi masalah tersebut. Manfaat 3.1.1 Unit Center of Technology
menggunakan diagram fishbone ini adalah: Center of Technology on Logistics, Supply Chain
1) Membantu menentukan akar penyebab masalah Management & E-commerce (COT LSCM & Ecommerce)
dengan pendekatan terstruktur. telah dikembangkan untuk mengoptimalkan peran
2) Mendorong kelompok untuk berpartisipas dan Politeknik Pos Indonesia sebagai Institusi yang memiliki
memanfaatkan pengetahuan kelompok tentang proses perhatian ke bidang Logistik dan Manajemen Rantai Pasok.
yang dianalisis. Unit COT LSCM & Ecommerce diharapkan terlibat dalam
3) Menunjukkan penyebab yang mungkin dari variasi peningkatan persaingan industri logistik sebagai pendukung
yang terjadi dalam suatu proses. di seluruh pertumbuhan ekonomi, ini sejalan dengan MP3EI
4) Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang (Indonesian Economical Acceleration Master Plan),
dianalisis untuk mempelajari lebih lanjut terkait faktor- Economic Asean Community 2015, dan AFTA 2020. Selain
faktor yang saling berhubungan itu juga telah dikembangkan sejalan dengan visi Politeknik
5) Mengenali area dimana data dan informasi seharusnya Pos Indonesia yaitu menjadi perguruan tinggi kejuruan di
dikumpulkan sebagai pengkajian lebih lanjut. bidang Logistik dan Manajemen Rantai Pasok pada 2020 di
Indonesia.
3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Center of Technology adalah salah satu unit di
3.1 Sejarah Singkat Politeknik Pos Indonesia Politeknik Pos Indonesia, yang berperan sebagai inkubator
Politeknik Pos Indonesia adalah institusi pendidikan untuk mengoptimalkan bidang Logistik, Manajemen Rantai
tinggi yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Pasok dan e-commerce. Fungsi Center of Technology yaitu
Indonesia (YPBPI), yang bernaung secara langsung di sebuah micro-warehousing sebagai laboratorium
bawah pengawasan PT. Pos Indonesia (Persero). warehousing bagi mahasiswa/i Politeknik Pos Indonesia,
Didirikan pada tanggal 5 Juli 2001 berdasarkan SK yang mana sudah memiliki fasilitas diantaranya adalah
Mendiknas No. 56/D/O/2001. Saat ini Poltekpos memiliki warehouse, material handling dan Warehouse Management
lima program studi Diploma III yaitu: Logistik Bisnis, System.
Manajemen Pemasaran, Akuntansi, Teknik Informatika,
Manajemen informatika, dan empat program studi Diploma
IV yaitu Logistik Bisnis, Teknik Informatika, Manajemen
Bisnis, dan Akuntansi.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasional
dengan program Diploma III dan Diploma IV, Politeknik
Pos Indonesia mempersiapkan lulusannya untuk dapat
langsung berperan dalam tugas-tugas operasional di industri.
Pada dasarnya industri yang dibidik oleh Politeknik Pos
Indonesia adalah industri dalam bidang bisnis, terutama Gambar 3.1 Micro Warehouse Center of Technology
menyangkut Logistik dan Manajemen Rantai Pasok
(Logistic and Supply Chain Management). Peran Institusi 3.1.2 Visi dan Misi Unit Center of Technology
pendidikan dalam mendukung sektor Logistik sangat Adapun visi dan misi unit Center of Technology
dibutuhkan baik di tingkat nasional maupun internasional. adalah sebagai berikut:
Secara nasional, Jumlah penduduk dan posisi geografis 1) VISI
Indonesia sebagai negara kepulauan dan lalu lintas “Menjadi Pusat Teknologi terkemuka di bidang
perdagangan internasional sangat membutuhkan suatu Logistik, Manajemen Rantai Pasok dan E-commerce
sistem logistik yang kuat untuk mendukung ketahanan di tingkat Nasional” (To be leading Center of
nasional dan kemakmuran bangsa. Dengan posisi geografis Technology in Logistic, Supply Chain Management
dan potensi ekonomi serta demografisnya yang strategis dan E-Commerce on National Level).
sudah seharusnya Indonesia mengambil peran sebagai salah
satu hubungan logistik global. Dalam kerangka tersebut, 2) MISI
Politeknik Pos Indonesia menjalankan misi Tridharma a) Mengembangkan inovasi teknologi yang
Perguruan Tingginya untuk berperan dan memberikan berfokus pada Sistem Logistik Terintegrasi,
kontribusi aktif demi kemandirian dan kemajuan Bangsa. Manajemen Rantai Pasok dan E-commerce untuk
Sistem pendidikan yang dikembangkan di Poltekpos UMKM.
Indonesia adalah “Integrated Logistics and Supply Chain b) Melakukan riset terapan untuk memenuhi
Vocational Education” dengan lima komponen pendukung kebutuhan UMKM.
utama yaitu: Information Technology, Communication Skill, c) Memberikan pelatihan dan konsultasi di Logistik,
Manajemen Rantai Pasok dan E-commerce.
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis
Sistem pencatatan data barang dan transaksi yang
berlangsung masih manual dan dibantu dengan Excel.
Media pencatatan data barang dan transaksi dilakukan pada
media kertas berupa kartu stok, kertas nota, jurnal dan
faktur. Prosedur dalam pembelian barang dari pemasok
harus mengecek secara langsung ke gudang sebelum Gambar 4.1 Prosedur yang sedang berjalan
menghubungi pemasok untuk mengetahui barang yang
hampir habis atau yang perlu dilakukan pembelian. Instances
Pada pencatatan stok barang, dalam hal ini bagian Name Type completed
gudang perlu mencatat data stok tersebut pada kartu stok. Prosedur yang berjalan Process 20
Apabila terdapat barang baru, dibutuhkan kartu stok yang
baru sesuai jumlah merek/jenis barang yang baru. Pada NoneStart Start event 20
proses penjualan barang dagang, personel bagian kasir ExclusiveGateway Gateway 36
dibantu bagian gudang perlu mengecek secara manual Membuat laporan Task 20
jumlah barang yang diminta (order) oleh konsumen pada
etalase atau gudang, sebab tidak ada catatan atau informasi NoneEnd End event 20
secara real-time terkait jumlah barang yang tersisa. Maintenance dan pengecekan
Penjualan yang terjadi dicatat pada kertas nota penjualan. kondisi barang Task 16
Laporan dibuat oleh pihak kasir/keuangan beberapa pekan Penerimaan Barang Process 36
sekali dalam sebulan bahkan kadang hanya sekali dalam
Pengeluaran Barang Task 36
sebulan. Sumber laporan berasal dari kertaskertas bukti
transaksi, yaitu kertas nota penjualan, faktur pembelian, dan
kartu stok yang digunakan untuk membuat laporan
keuangan dan laporan persediaan.

4.1.1 Analisis Prosedur Yang Berjalan


Berikut adalah pengelolaan warehousing yang masih
dilakukan secara manual yaitu mencatat tanggal dan hari
masuknya barang serta jumlah ketersediaan barang
digudang, pencatatan barang masuk dan keluar yang dicatat
dikertas dan disimpan sebagai arsip. Gambar 4.2 Prosedur Penerimaan Barang yang sedang
1) Personel UKM menerima barang dengan dokumen Berjalan
nota barang.
2) Personel UKM mencatat daftar penerimaan barang Instances
secara manual. Name Type completed
3) Personel UKM melakukan perhitungan persediaan Process 1 Process 20
barang secara manual. NoneEnd End event 20
4) Personel UKM melakukan mutasi barang masuk ke
gudang. NoneStart Start event 20
5) Personel UKM mengirimkan barang apabila ada Menghitung jumlah
pesanan customer disertai juga dengan dokumen persediaan Task 20
barang keluar. Mencatat manual daftar
6) Personel UKM mencatat daftar barang keluar secara tambahan Task 20
manual dan melakukan mutasi barang keluar dari Menerima barang Task 20
gudang.
Mutasi masuk gudang Task 20
7) Setelah mutasi barang keluar, personel mengecek
apakah barang habis pakai atau tidak. Jika Tidak, maka
personel melakukan maintenance dan pengecekan
kondisi barang, dan kembali mencatat daftar barang
dengan manual.
8) Jika Ya, maka membuat laporan data barang dan
kemudian bisa dilakukannya pemesanan barang.
Gambar 4.3 Prosedur Pengeluaran Barang yang sedang melakukan pemeriksaan ulang
berjalan dokumen.
 Data-data dicatat secara terpisah
Instances  Tidak optimalnya dalam
Name Type completed penggunaan barcode. Seperti
Process 1 Process 20 yang diketahui bahwa barcode
dapat membantu untuk
NoneStart Start event 20 pencatatan barang maupun
Permintaan barang keluar Task 20 transaksi. Saat ini berjalan
Mencatat manual barang dengan tidak menggunakan alat
keluar Task 20 scanner.
Hitung jumlah persediaan Task 20 5. Lingkungan  Barang sering hilang atau
(Environment) tertukar
Mutasi barang keluar Task 20
 Rak penyimpanan kurang
NoneEnd End event 20 memadai
 Tidak ada sistem untuk
4.1.1.1 Identifikasi Masalah pengelolaan data terkait
Berikut adalah identifikasi masalah dari hasil manajemen pergudangan
brainstorming pada Forum Group Discussion yang
dilakukan oleh tim Center of Technology dengan UKM Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan penetapan
online: penyebab masalah utama, berikut ini hasil diagram
No Faktor yang Masalah yang Terjadi Fishbone:
Diamati
1. Manusia  Karyawan dapat memanipulasi
(People) data barang dan transaksi. Hal ini
dikarenakan tidak adanya hak
akses dan otentifikasi sistem.
 Karyawan kurang teliti dalam
pencatatan data barang dan
transaksi pada nomor dokumen
yang tersedia, sehingga terjadi
kesalahan dalam pencatatan
serial number dan resiko human
error tinggi. Gambar 4.4 Identifikasi Masalah dengan Fishbone
2. Mesin  Belum ada sistem manajemen Diagram
(Machine) basis data. Ini menyebabkan
4.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem
karyawan merasa sangat sulit Pada tahap ini, berdasarkan Forum Group Discussion
untuk melakukan pencarian (FGD) yang dilakukan, peneliti berusaha menemukan
maupun pengelolaan data barang keinginan UKM untuk proses bisnis yang ideal sebagai
dan transaksi. prosedur pekerjaan UKM sekaligus sebagai dasar untuk
 Dikarenakan belum ada pembangunan sistem warehousing bagi UKM. Berikut
manajemen basis data, UKM adalah uraian keinginan UKM pengguna sistem yaitu:
melakukan penyimpanan data 1) Pemilik UKM menginginkan informasi terkait stok
menggunakan Excel. barang yang dapat dipercaya dan realtime.
3. Metode  Kesulitan dalam mencari data 2) Pemilik UKM berharap dapat menampilkan total
(Method) barang, karena belum memiliki pembelian yang dilakukan selama periode tertentu.
sistem warehouse terintegrasi. 3) Pemilik UKM berharap sistem yang baru dapat
 Pembuatan laporan masih menampilkan laporan transaksi seperti Delivery Order,
menggunakan excel. Invoice, Packing List, Order List, Berita Acara dan
 Tanda terima masih manual sebagainya.
 Tidak ada penolakan duplikasi 4) Pemilik UKM menginginkan sistem memiliki log
oleh sistem aktifitas yang real-time dalam mengontrol transaksi
4. Material  Jumlah dokumen yang penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran yang
digunakan sangat banyak dilakukan oleh karyawan seperti Nomor Dokumen,
membuat karyawan malas untuk Tanggal Dokumen, Status, Pemeriksa, Tanggal
Pemeriksa, Supplier, dan sebagainya.
5) Pemilik UKM berharap sistem yang baru juga dapat seperti Delivery Order,
mendukung kinerja UKM, meningkatkan pendapatan Invoice, Packing List,
dan tidak menimbulkan masalah di masa mendatang. Order List, Berita Acara
6) Karyawan menginginkan sistem yang memudahkan dan sebagainya, dan
dalam penginputan data transaksi maupun data barang. mencetak laporan saat
7) Karyawan menginginkan sistem yang aman dan mudah sesuai kebutuhan.
untuk dilakukan koreksi apabila terjadi kesalahan
dalam penginputan data dan responsif dalam Tabel Analisa Kebutuhan Non Fungsional
pemrosesan. No Kebutuhan Tujuan
Utama
Tabel Analisa Kebutuhan Fungsional 1. Operasional  Sistem akan memiliki basis
No Kebutuhan Tujuan data untuk menyimpan data
Utama dan informasi barang,
1. Melakukan  Sistem diharapkan transaksi, pelaporan,
proses memiliki kemampuan pelanggan, kurir serta supplier.
pendataan penginputan yang  Sistem dijalankan dengan
barang dan memudahkan pengguna mudah dan memimalisir
transaksi untuk mengoperasi sistem kesalahan (error).
baru, baik secara manual 2. Kinerja  Sistem diharapkan berjalan
maupun scan barcode. dari mulai hingga operasional
 Sistem dapat memberikan warehousing selesai.
kemudahan dalam  Sistem berjalan dengan
perubahan data baik data responsif. Ketika adanya
lama maupun data baru. pembaharuan data maupun
2. Melakukan  Sistem memungkinkan transaksi secara real-time,
proses pengguna untuk tidak ada waktu tunda (delay)
pencarian data melakukan penyaringan 3. Keamanan  Sistem akan memberikan
barang dan (filter), pencarian (search) Sistem keamanan terhadap pengguna
transaksi dan menampilkan (view) dengan adanya manajemen
data dari beberapa data user berupa password dan role
yang telah dicatat pada user pada database.
sistem.  Data pada sistem aman karena
3. Menampilkan  Sistem dapat menampilkan bentuk data menjadi digital dan
informasi data nomor dokumen, dapat dilakukan backup kapan
kegiatan proses nama barang, jumlah saja dengan mudah
pergudangan ke barang, tanggal dokumen,
sistem tanggal penerimaan, 4.1.2.1 Business Use Case Diagram
tanggal penyimpanan,
tanggal pengeluaran,
petugas pemeriksa, status,
supplier, customer, dan
sebagainya sebagai alat
pengawasan untuk proses
pergudangan yang
berlangsung.
4 Menampilkan  Sistem mampu memberi
informasi stok informasi terkait stok dan
dan rak barang rak barang sekaligus
memiliki indicator warna
untuk menandai apabila
ketersediaan barang
tersebut hampir habis atau
habis pakai.
5. Mencetak  Sistem akan
dokumen- memungkinkan dalam
dokumen pembuatan laporan dengan
isi laporan yang akurat Gambar 4.5 Business Use Case Diagram
 Menggunakan basis data yang
terintegrasi
Definisi Aktor Operasional  Menggunakan jaringan lokal
No Aktor Deskripsi Sistem Masukan (offline)
1 Receiver Orang yang melakukan input (Input)  Menyediakan alternatif pilihan
data barang masuk ke gudang yaitu dapat melakukan data
2 Admin Gudang Orang yang melakukan kelola secara manual dan
barang masuk, kelola barang menggunakan barcode.
keluar dan membuat laporan  Data masuk secara terpusat.
3 Operator Orang yang bertugas Operasional  Menyediakan pembaruan
menyimpan dan mengeluarkan Proses Sistem record data secara realtime.
barang berdasarkan order list (Process)  Menggunakan direct access ke
4 Manajer Orang yang bertugas menerima bagian yang dipilih
Gudang laporan terkait transaksi barang  Tidak hanya satu pengguna saja,
masuk dan keluar dari gudang melainkan memberikan
kesempatan banyak pengguna
Definisi Business Use Case (multiple users) untuk
Nama Business Deskripsi memperbarui record data.
Use Case Operasional  Menggunakan format laporan
Login Akses login user (sesuai role) Sistem Keluaran dan dapat dicetak saat
untuk memulai menggunakan (Output) dibutuhkan.
sistem Perangkat Hardware Client:
Mengelola barang Bisnis ini berfungsi untuk  CPU: Intel Multi Core
masuk mengelola data barang masuk ke
 RAM: 4GB
gudang. Untuk proses
 HDD: 500GB
pengelolaannya dengan
melakukan Scan Barcode barang  Keyboard, Mouse: 1 set
dan melakukan pengecekan  Printer: Ink Jet
(validasi) dokumen barang  Barcode scanner: 1 unit
tersebut. Software Client:
Mengelola lokasi Bisnis ini berfungsi untuk  OS: Windows 7
barang mengetahui lokasi barang yang Hardware Server:
masuk ke gudang serta membantu  CPU: Prosessor 2.0 Ghz (32-64
memudahkan proses peletakan bit)
barang di gudang sesuai dengan  RAM: 1 GB atau lebih
lokasi yang telah ditentukan  HDD: 10 GB ruang kosong
Mengelola barang Bisnis ini berfungsi untuk Software Web Server:
keluar mengelola data barang yang keluar  Apache HTTP Server: Min versi
dari gudang, seperti penginputan 2.2.x
data barang keluar, menentukan  PHP Min. Versi 5.3.3
armada yang digunakan.  PostgreSQL Min. Versi 9.1.x
Bisnis ini dapat dilakukan sesuai
dengan Order List yang telah 4.1.4 Hasil dan Rekomendasi
dikeluarkan oleh Operator ke Pada bagian berikut merupakan rekomendasi
Admin Gudang. perbaikan dan pembuatan Warehouse Management System
Mengelola laporan Bisnis ini berfungsi untuk dari hasil analisa pada Forum Group Discussion (FGD).
memantau, me-review, ataupun
merekap laporan data transaksi
barang terkait penerimaan,
pengeluaran barang, stok barang
dan sebagainya.

4.1.3 Analisis Penentuan dan Pemilihan Sistem yang


Tepat

Strategi Sistem  Menggunakan pemrosesan


secara terpusat
Pembongkaran & Cek
Fisik Task 20
Labeling Task 20
Scan Barcode Task 20
Meletakkan Barang pada
Rak Task 20
Penyimpanan Barang
sesuai Lokasi Task 20

Gambar 4.8 Proses Bisnis Storage (Outbound)

Instances
Name Type completed
Outbound Process 20
NoneStart Start event 20
NoneEnd End event 20
Proses Penanganan
Gambar 4.6 Proses Bisnis yang akan dibangun Order Task 20
Pengambilan Barang
Instances sesuai Order Task 20
Name Type completed
Analisis Proses Scan Barcode Task 20
Bisnis Process 20 Packing Task 20
NoneStart Start event 20
4.1.4.1 Proses Bisnis Organisasi UKM Online
Mengirim Notifikasi Task 20 Grand Design Proses Bisnis Warehouse UKM Online

Menerima Notifikasi Task 20 PPMC Receiver Inventory Receiver Knock Down Operator Receiver

Pengecekan Mulai
Cetak Packing List
Delivery Order
Cek, Ada
Tidak Report
Packing List?

Kelengkapan Ada
Peramalan

Dokumen Task 20 Permintaan


(Demand Forecast)
Packing List Cek Data sesuai
DO
Rencanakan
Produksi (Plan
Production)

ParallelGateway Gateway 20 Perencanaan


Produksi
(Production

Intermediate Planning)

List Order
Berita Acara Tidak Sesuai?
Pembukaan Case
(Unpacking)

Menerima Order event 20 Pemesanan Barang


Scan Barcode pada Melakukan Visual
(Part) dan
Case Check
Pembayaran
Delivery
Order Sortasi
Invoice

Pindah ke Staging
Proses Pengiriman
Area
Single Case
Mix-part Case
Manifest Putaway
Invoice
Packing List

Putaway material
Informasi ke masing-masing

Gambar 4.7 Proses Bisnis Receiving (Inbound) Kedatangan Tempel Packing


List di Case
Rak

Instances
Name Type completed
Receiving (Inbound) Process 20
No Deskripsi Keterangan
NoneStart Start event 20
1. Peramalan Perkiraan daftar dan satuan
NoneEnd End event 20 Permintaan barang pasokan untuk produksi
Transportasi Memasuki (Demand UKM
Area Gudang Task 20 Forecast)
2. Perencanaan Penetapan produk, jumlah dan
Produksi kapan memulai produksi. Picking Outbound Not Conform Produksi Pengujian Produk Finishing

3. Pemesanan Proses pemesanan dan 1


Ditemukan Part
Scan Outbound

Barang dan pembayaran barang, yang Rusak

NC Tag
PRESS SHOP

Pembayaran disertai dengan dokumen invoice Input barang


keluar

terkait proses ini. Kanban

Manifest
Putaway ke ULOC
Approval NC
Material?
Mengembalikan
part ke Lokasi Awal
BODY SHOP

4. Proses Barang yang dipesan dan telah


Pengiriman dibayar, maka langsung proses Menandatangani PAINT SHOP
NC Tag, Rework Scrap
Interface WMS Pemberitahuan Pengujuan Produk
untuk

pengiriman yang disertai ditindaklanjuti

General Assembly

dokumen Manifest dan Invoice.


Lulus Uji? Ya Disimpan

5. Informasi - Tidak

Perbaiki (Repair)

Kedatangan Selesai

6. Cetak Packing Output berupa dokumen Packing


List List dan disertai Delivery Order

Phase
7. Cek data sesuai Data barang tersebut diverifikasi
DO berdasarkan dokumen Delivery
Order No Deskripsi Keterangan
8. Berita Acara Apabila data barang tidak sesuai 1. Input barang Proses pengeluaran barang dari
dengan Delivery Order, maka keluar gudang untuk produksi barang.
harus dibuatkan Berita Acara Output dari proses ini adalah
ketidaksesuaian barang dengan dokumen Manifest.
informasi kedatangan barang. 2. Interface WMS Tampilan Antar Muka
9. Melakukan Jika data barang sesuai, maka Warehouse Management
Visual Check akan dilakukan cek fisik/visual System
dengan Delivery Order sebagai 3. Scan Outbound Proses melakukan scan
acuan. outbound
10. Scan Barcode Apabila barang sudah valid 4. Putaway ke Pemindahan barang ke lokasi
pada Case berdasarkan pengecekan, maka ULOC produksi
petugas receiver melakukan scan 5. Ditemukan Part Bila ada kerusakan pada part
barcode. Rusak saat outbound, maka harus
11. Pindah ke Scan barcode selesai. dikeluarkan Not Conform Tag
Staging Area Selanjutnya pemindahan barang (NC Tag)
ke Staging Area beserta dokumen 6. Approval NC -
packing list. Part?
12. Tempel Dokumen Packing List ditempel 7. Mengembalikan Part yang rusak dikembalikan
Packing List di sebagai identitas barang pada part ke lokasi ke lokasi awal untuk
Case case. awal dilakukannya Rework, yaitu
13. Cek, Ada - pengerjaan ulang normal yang
Packing List? dibebankan ke biaya produksi
14. Report Membuat laporan ke Receiver atau Scrap, yaitu bahan sisa
bila tidak ada Packing List. Dan yang dihasilkan dari pembuatan
bila diterbitkan, UKM dapat produk.
melakukan rencana produksi. 8. Menandatangani Proses ini untuk pemberitahuan
15. Rencana Jika tersedia, UKM langsung NC Tag untuk ditindaklanjuti terkait
Produksi dapat melakukan rencana dengan part yang rusak dan
produksi. yang dikembalikan ke lokasi
16. Pembukaan UKM dapat melakukan awal
Case unpacking case 8. PRESS SHOP Bila part tidak ada yang rusak
(Unpacking) ataupun part yang rusak telah
17. Sortasi Setelah UKM melakukan diganti, proses selanjutnya
unpacking, selanjutnya adalah adalah proses manufaktur atas
Sortasi, yaitu penyortiran barang, produk yang akan diproduksi.
Single Case dan Mix-part Case. 9. BODY SHOP Proses produksi membentuk
18. Putaway Proses pemindahan/penempatan kerangka atau komponen
Material barang ke Rak produk.
10. PAINT SHOP Proses perwarnaan komponen-
komponen produk.
11. General Proses pemasangan atau Bagir, M. H., & Putro, B. E. (2018). Analisis Perancangan
Assembly assembly produk dari hasil Sistem Informasi Pergudangan di CV. Karya
Press Shop, Body Shop dan Nugraha. Jurnal Media Teknik & Sistem Industri
Paint Shop. (JMTSI), 20-29.
Bizagi. (n.d.). BPMN - Business Process Modelling
5 PENUTUP Notation.
5.1 Kesimpulan Dharwiyanti, S., & Wahono, R. S. (n.d.). Pengantar Unified
Berikut adalah kesimpulan berdasarkan hasil
Modeling Language (UML). Ilmu Komputer, 1-13.
penelitian dan pembahasan diuraikan pada bab 4 terkait
Fauzi, A. B., & Dwidasmara, I. B. (2012).
dengan faktor yang mempengaruhi kinerja UKM yaitu:
1) Sistem saat ini masih menggunakan cara manual untuk PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
pencatatan dan pengelolaan data. Sistem saat ini juga WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM DI
memiliki banyak masalah seperti melakukan pencarian PT. PERTAMINA DPPU NGURAH RAI. Jurnal
data barang, terjadinya duplikasi data barang, Elektronik Ilmu Komputer Udayana, 1(2), 48-53.
kurangnya efisiensi untuk mengetahui jumlah barang Object Management Group. (2011). Business Process
yang tersedia, data rentan terhadap kerusakan, Model and Notation (BPMN). Retrieved Oktober
kehilangan dan tertukar karena penggunaan media 28, 2018, from
kertas. https://www.omg.org/spec/BPMN/2.0
Berdasarkan faktor dan metode yang digunakan Richards, G. (2011). Warehouse Management - A Complete
maka dapat diketahui permasalahannya yaitu: Guide to Improving Efficiency and Minimizing
1) Loyalitas karyawan rendah. Hal ini terlihat karyawan Costs in the Modern Warehouse. London: Kogan
kurang teliti dalam pencatatan data barang dan
Page.
transaksi pada dokumen yang tersedia. Karyawan juga
memungkinkan dapat memanipulasi data barang. Susanto, W. (n.d.). Analisa dan Perancangan Sistem
2) Tidak adanya hak akses dan otentifikasi sistem. Informasi Penjualan pada Classic. Jakarta Selatan.
3) Tidak adanya prosedur mengenai operasional bisnis Universitas Dian Nuswantoro. (n.d.). ANALISIS PROSES
UKM. BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE
Berdasarkan kajian tersebut maka didapat beberapa FISHBONE DIAGRAM PADA PT. TIRTA
hasil analisa dalam proses bisnis yang diusulkan: KURNIA JASATAMA SEMARANG. Jawa Tengah:
1) Memastikan pengelolaan data barang masuk, barang Prodi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer.
keluar, barang kiriman dan pembuatan dokumen White, S. A. (n.d.). Introduction to BPMN - IBM. Retrieved
terkelola dengan baik. Oktober 28, 2018, from
2) Dengan adanya proses bisnis tersebut, operasional https://www.ibm.com/developerworks/community
bisnis UKM menjadi jelas dan terstruktur. /files/basic/anonymous/api/library/7624eb5a-
3) Menjaga komunikasi dengan relasi bisnis yang ada
089a-41bf-9b71-
lebih intensif dan komunikatif.
b3c33739e18d/document/e908d328-7b50-40e3-
4.2 Saran 8107-70af4e6bb48f/media
Penulis melakukan pengelolaan hasil kajian terhadap Widodo, P. P. (2011). Menggunakan UML (Unified
analisa pada bab 4 sehingga dapat memberikan saran untuk Modelling Language). Bandung: Informatika.
acuan UKM sebagai berikut:
1) Meningkatkan pemahaman deskripsi pekerjaan kepada
karyawan untuk operasional bisnis UKM tersebut.
2) UKM segera membuat dan mengimplementasikan
Warehousing Management System agar mempermudah
UKM dalam pembuatan dokumen, penjadwalan,
pengelolaan data barang, pengiriman dan sebagai alat
kontrol, yang akan mempermudah UKM dan karyawan
dalam pengelolaan pergudangan.

DAFTAR PUSTAKA
Afiyanti, Y. (2008). FOCUS GROUP DISCUSSION
(DISKUSI KELOMPOK TERFOKUS) SEBAGAI
METODE PENGUMPULAN DATA
PENELITIAN KUALITATIF. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 12(1), 58-62.

Anda mungkin juga menyukai