Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS WACANA KRITIS PADA LAPORAN UTAMA

“GADUH JENDERAL GATOT” DI MAJALAH TEMPO

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH
ARIE PERMADA
NIM F1012141031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
OLEH
ARIE PERMADA
NIM F1012141031
ANALISIS WACANA KRITIS PADA LAPORAN UTAMA
“GADUH JENDERAL GATOT” DI MAJALAH TEMPO

Arie Permada, Martono, Laurensius Salem


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email :arie17pmd@yahoo.com

Abstrack
This study provides a view of how the national press Tempo magazine presented the
case statement of the import of 5,000 guns and illegal political maneuvering
Commander TNI General Gatot Nurmantyo in the rubric of the main report edition 2–8
October 2017. This study uses a qualitative approach in descriptive method. Data
analysis was performed by determining the dimensions of the textual and discours then
newly implemented in the Indonesian language learning at school. This study obtained
the result of (a) The framing in the main report of Tempo magazine has the news
framing of the ideal in conveying fact based on the structure of syntax, script, thematic,
and rhetorical tools as well as clear with the terms of the field of journalism. (b) The
discouragement in the main report of Tempo magazine is a production process of the
representation of events, characters, situations, actions, and social phenomena, as for
the consumption process of interpretation views, ratings, and the interpretation of the
reader. Then (c) the Implementation of research results in the learning can be applied
in high School on the material to analyze and produce texts editorial/opinion, class XII
(even) using the teaching of the Curriculum in 2013.

Keywords: Tempo magazine, textual dimension, discourse dimension, and


implementation

PENDAHULUAN merupakan topik utama dengan lima wacana


Wacana dalam media tulis dapat kita berita yang terkait, meliputi (1) Jangan Gaduh
temui dengan mudah dalam kehidupan sehari- Panglima…; (2) Sang Jenderal dan
hari, satu diantaranya wacana dalam media Kontroversinya; (3) Berkonflik dengan
tulis majalah. Majalah berunjuk pada media Banyak Orang; (4) Kian Intim dengan Peci
massa, majalah merupakan suatu sumber Putih; dan (5) Gatot Nurmantyo: Saya Sudah
informasi yang memuat tulisan-tulisan secara Lapor Presiden. Lima wacana laporan utama
luas, terperinci, dan mendalam. Misalnya tersebut merupakan seputar informasi yang
Majalah Tempo merupakan media massa yang membahas isu pernyataan kontroversial Gatot
dikenal dengan cara memuat berita mingguan Nurmantyo mengenai tudingan institusi
Indonesia yang umumnya memiliki rubrik negara yang mengimpor 5.000 pucuk senjata
ekonomi, nasional, opini, prelude, ilegal dengan mengancam akan menyerbunya.
internasional, sains, seni, serta laporan utama Pernyataan Gatot ini menimbulkan berbagai
dengan tampilan berita investigasi yang spekulasi, juga memanaskan hubungan tentara
diterbitkan oleh Tempo Media Group. dan polisi. Ada pula yang menyebut Gatot
Rubrik laporan utama yang dimuat Nurmantyo bersiap terjun ke dunia politik.
Majalah Tempo pada edisi 2–8 Oktober 2017 Apalagi belakangan Gatot mendapatkan
dengan topik “Gaduh Jenderal Gatot” tudingan yang mengatakan dirinya bermain

1
politik lewat pernyataan kontroversialnya dengan pisau analisis wacana kritis model
serta tudingan Gatot Nurmantyo kerap Norman Fairclough. Fairclough membagi
mendekati kelompok Islam untuk wacananya ke dalam tiga dimensi, yaitu: (a)
mendapatkan dukungan menjadi presiden di dimensi tekstual, (b) dimensi kewacanaan,
pemilu 2019. dan (c) dimensi sosial budaya. Dalam hal ini
Peneliti tertarik menggunakan Majalah peneliti membatasi penelitian dengan
Tempo dengan objek data wacana laporan menganalisis hanya pada dimensi tekstual dan
utama “Gaduh Jenderal Gatot” edisi 2–8 dimensi kewacanaan saja. Analisis dimensi
Oktober 2017 dalam penelitian ini, karena tekstual unit yang dilihat terdiri dari kosakata,
dilihat dari penulisan wacana laporan utama semantik, dan tata kalimat di dalam wacana
Majalah Tempo memiliki seputar pembahasan (Darma, 2014:158), adapun dalam penelitian
informasi terkait isu sosial yang ini dimensi tekstual di dukung dengan analisis
mengidentifikasi Panglima Tentara Nasional framing oleh Zhongdong Pan dan Gerald M.
Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo yang Kosicki sebagai cara melihat sudut pandang
terkesan kerap memprioritaskan nilai-nilai wartawan Tempo menyeleksi dan menulis
jurnalistik yang sangat baik seperti faktual, wacana berita secara tekstual. Adapun struktur
aktual dan skeptis sehingga informasi terasa analisis framing meliputi: sintaksis, skrip,
hidup ketika dibaca, adapun perihal ini tematik, dan retoris. Berdasarkan pada (a)
membuat penelitian ini terkesan ideal dengan struktur sintaksis sebagai skema wacana
perolehan sumber dan penemuan data yang bertujuan untuk melihat cara wartawan
baik. menyusun fakta dengan mengamati judul
Alasan berikutnya dalam penulisan (headline), teras berita (lead), latar informasi,
wacana laporan utama “Gaduh Jenderal kutipan sumber, pernyataan, dan penutup
Gatot” di Majalah Tempo merupakan (epilog); (b) struktur skrip sebagai
pembahasan dengan menyajikan informasi kelengkapan wacana bertujuan untuk melihat
yang mengajak pembaca berfikir sistematis cara wartawan mengisahkan fakta dengan
dan kritis terhadap penggambaran linguistik mengamati unsur 5W+1H; (c) struktur tematik
serta representasi dan interpretasi kewacanaan pada wacana bertujuan untuk melihat cara
dari teks bahasa mengenai isu Panglima TNI wartawan menulis fakta dengan mengamati
Jenderal Gatot Nurmantyo yang merujuk pada paragraf, hubungan antarkalimat, dan
fenomena sosial kekuasaan dan politik yang proposisi; (d) struktur retoris sebagai
mengidetifikasi dirinya sebagai pelaku utama, leksikon, grafis, metafora pada wacana
perihal ini mesti terdapat pengetahuan dan bertujuan untuk melihat cara wartawan
pemahaman berdasarkan struktur tekstual dan menekan fakta dengan mengamati kata,
kewacanaan mengenai fakta yang idiom, gambar atau foto, dan grafis.
disampaikan Tempo maupun pembaca Selanjutnya analisis dilakukan pada dimensi
mengenai isu Gatot Nurmantyo. Adapun kewacanaan sebagai bentuk penafsiran dengan
wacana pada laporan utama “Gaduh Jenderal cara intepretasi yaitu menghubungkan kelima
Gatot” di Majalah Tempo yang dimuat edisi wacana berita dalam laporan utama “Gaduh
2–8 Oktober 2017 harus ada penjelasan dalam Jenderal Gatot” di Majalah Tempo
bentuk analisis sebagai pengetahuan dan berdasarkan proses produksi dan konsumsi
pemahaman yang cukup komprehensif dan teks. Pertama produksi wacana dilihat pihak-
sangat penting terhadap penggambaran pihak yang terlibat dalam proses produksi
tekstual dan interpretasi kewacanaan yang wacana itu sendiri (siapa yang memproduksi
dimuat oleh wartawan Tempo. Diperlukan teks). Kedua konsumsi pada tahap ini
paradigma penelitian dan metode penelitian dianalisis pihak-pihak yang menjadi sasaran
yang tepat untuk menelanjangi, menggali dan penerima atau pengonsumsi teks.
mengeksplorasi struktur-struktur tersebut. Selanjutnya hasil dari penelitian ini juga
Demikian penelitian ini menggunakan dapat di implementasikan dalam bentuk
pendekatan kualitatif pada model deskriptif rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa

2
Indonesia terhadap materi teks editorial/opini, Ruang lingkup penelitian ini difokuskan
berikut tabel di bawah ini. pada analisis wacana kritis dalam wacana
berita yang dimuat pada rubrik laporan utama
Tabel 1 “Gaduh Jenderal Gatot” di Majalah Tempo
Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia Edisi 2–8 Oktober 2017 berdasarkan analisis
SMA/MA Kelas XII (Genap) dimensi tekstual dan dimensi kewacanaan
model Norman Fairclough. Pada dimensi
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar tekstual di dukung analisis framing oleh
KI. 3 3.3 Menganalisis teks Zhongdong Pan dan Gerald M. Kosicki guna
editorial/opini baik melihat sudut pandang Tempo menyeleksi dan
melalui lisan menulis wacana berita secara tekstual meliputi
maupun tulisan struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
KI. 4 4.1 Memproduksi teks Selanjutnya pada dimensi kewacanaan akan
editorial/opini dilihat proses produksi dari representasi
yang koheren peristiwa, tokoh, situasi, tindakan, dan
sesuai dengan fenomena sosial, sedangkan proses konsumsi
karakteristik teks dari interpretasi pandangan, penilaian, dan
baik melalui lisan penafsiran dari pembaca.
maupun tulisan Masalah dalam penelitian ini, yaitu (1)
bagaimana framing dimensi tekstual pada
laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” di
Tujuan adanya implementasi hasil
Majalah Tempo edisi 2–8 Oktober 2017?, (2)
penelitian terhadap pembelajaran, guna
bagaimana dimensi kewacanaan pada laporan
sebagai sumbangan terhadap pendidikan di
utama “Gaduh Jenderal Gatot” di Majalah
sekolah, sesuai dengan gelar yang didapatkan
Tempo edisi 2–8 Oktober 2017?, (3)
peneliti sebagai Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di
bagaimana bentuk implementasi hasil
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
penelitian pada rencana pelaksanaan
Universitas Tanjungpura, Pontianak, maka
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah?.
hasil penelitian ini wajib menjadi buku hasil
Tujuan dalam penelitian ini yaitu
studi yang memiliki manfaat khususnya
mendeskripsikan framing dimensi tekstual
peneliti pribadi sebagai seorang guru, FKIP,
pada laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot”
kemudian yang paling penting adalah sekolah
di Majalah Tempo edisi 2–8 Oktober 2017
terhadap guru dan murid.
yang dikontruksikan wartawan Tempo,
Implementasi ini diharapkan dapat
mendeskripsikan dimensi kewacanaan pada
meningkatkan integritas terhadap tenaga kerja
laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” di
guru di sekolah dalam cara menyampaikan
Majalah Tempo edisi 2–8 Oktober 2017,
materi guna ketercapaian tujuan pembelajaran
mengetahui bentuk implementasi hasil
yang di muat dengan memanfaatkan hasil
penelitian pada rencana pelaksanaan
penelitian ini sebagai bahan referensi ilmu
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
pengetahuan khususnya guru Bahasa
Analisis wacana adalah suatu displin ilmu
Indonesia terhadap materi pokok menganalisis
yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa
dan memproduksi teks editorial/opini serta
yang nyata dalam komunikasi. Stubbs
mendapatkan respon balik dari siswa, dimana
(1983:1) mengatakan bahwa analisis wacana
pemanfaatan metode pemecahan masalah
merupakan suatu kajian yang meneliti dan
yang ada pada skripsi ini dapat diterapkan
menganalisis bahasa yang digunakan secara
pada siswa, sehingga memudahkan siswa
alamiah, baik lisan atau tulis, misalnya
dalam ikut serta memahami materi dan
pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari-
mengerjakan tugas yang diberi guru,
hari. Analisis wacana lazim digunakan untuk
khusunya pada pembelajaran Bahasa
menemukan makna wacana yang persis sama
Indonesia yaitu materi teks editorial/opini.
atau paling tidak sangat ketat dengan makna

3
yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana (menulis fakta), dan retoris (menekan fakta)
lisan, atau oleh penulis dalam wacana tulis (Eriyanto, 2004:29).
(Darma, 2009:15).Dalam komunikasi lisan, Tabel 2
wacana merupakan proses komunikasi secara Analisis framing model Zhongdang Pan
lisan yang berupa rangkaian ujaran (Broown dan Gerald M. Kosicki
dan Yule, 1983). Ujaran itu adalah kalimat
yang diucapkan secara lisan. Dalam Struktur Unit yang diamati
komunikasi lisan, ujaran sangat dipengaruhi
oleh konteks. Sedangkan dalam komunikasi Headline, lead, latar,
Sintaksis informasi, kutipan, sumber,
tulis, proses komunikasi penyapa dan pesapa
tidak berhadapan langsung. Penyapa pernyataan, penutup
menuangkan ide, gagasannya dalam kode- Unsur 5W+1H (apa, dimana,
kode kebahasaan yang biasanya berupa Skrip kapan, siapa, mengapa,dan
rangkaian kalimat. Menurut Fairclough bagaimana)
(1995:98) wacana harus dilihat dari tiga
dimensi wacana secara simultan, yakni (1) Tematik Paragraf, proposisi
teks-teks bahasa, baik lisan atau tulisan; (2) Retoris Kata, idiom, gambar/foto,
praksis kewacanaan, yakni representasi dan grafik, dan sebagainya
konsumsi teks; dan (3) praksis sosiokultural,
yakni konteks masyarakat, institusi, dan
Dimensi Kedua yang merupakan dimensi
kebudayaan yang menentukan bentuk dan
meso dalam kerangka analisis wacana kritis
makna sebuah wacana dalam komunikasi.
Fairclough ialah dimensi analisis proses
Adapun dalam kaitan ini, komunikasi dalam
penghasilan dan penggunaan teks atau
berita surat kabar jelas terbentuk oleh
dimensi kewacanaan (discourse practice).
berbagai kalimat yang mengandung gagasan
Analisis proses penghasilan teks ini
tertentu yang merupakan salah satu bentuk
merupakan representasi dengan
komunikasi yang muncul dalam peristiwa
penggambaran bagaimana teks dapat tercipta
komunikasi, karena arena yang akan dikaji
atau diciptakan oleh penulisnya dalam hal ini
dalam artikel ini menyangkut gagasan yang
(wartawan). Fairclough (2010:315). Pada
ada dalam surat kabar, yaitu berbagai persepsi
level analisis proses penghasilan teks akan
tentang laporan utama “Gaduh Jenderal
digambarkan kedalam tabel berikut ini.
Gatot” dalam Majalah Tempo, edisi 2–8
Oktober 2017, maka wacana surat kabar di
Tabel 3
sini akan dilihat sebagai wacana pandangan
Proses Penghasilan Teks (Representasi)
fungsional berdasarkan dimensi tekstual dan
dimensi kewacanaan saja.
Dimensi pertama yaitu mikro atau tekstual Unsur Unit yang diamante
merupakan dimensi yang dianalisis secara a. Peristiwa
linguistik, dengan melihat kosakata, semantik, b. Pelaku
dan tata kalimat. Ia juga memasukan Representasi c. Situasi
kohorensi dan kohesivitas, bagaimana antara d. Keadaan
kata atau kalimat tersebut digabung sehingga e. Fenomena sosial
membentuk pengertian. Adapun analisis
dimensi tekstual di dukung dengan analisis
framing oleh Zhongdong Pan dan Gerald M. Kemudian penelitian ini juga di
Kosicki sebagai cara melihat sudut pandang implementasikan dalam rencana pelaksanaan
wartawan Tempo menyeleksi dan menulis pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi
wacana berita secara tekstual. Adapun struktur pokok menganalisis dan mengkonsumsi teks
analisis framing meliputi: sintaksis (menyusun editorial/opini pada Sekolah Menegah Atas/
fakta), skrip (kelengkapan berita), tematik Madrasah Aliyah kelas XII (Genap) dalam

4
pengajaran kurikulum 2013 menggunakan dua referensi yang terkait dengan studi kasus
model serta metode sesuai dengan kompetensi penelitian ini, baik berupa buku, penelitian
dasar yang dipilih. Pertama model kooperatif ilmiah maupun dari internet. Tahap
merupakan pembelajaran yang dapat dipahami selanjutnya peneliti menerapkan metode
dari kata kooperatif yang mempunyai arti wawancara untuk menambah data dan
“bersifat kerjasama” atau “bersedia menyinergikan data, dengan cara mengajukan
membantu” (Depdiknas, 2008). Jadi beberapa pertanyaan kepada pembaca sebagai
pengertian pembelajaran kooperatif pihak yang mengkonsumsi atau membaca
merupakan suatu model pembelajaran di mana wacana laporan utama “Gaduh Jenderal
siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil Gatot” di Majalah Tempo Edisi 2-8 Oktober
(umumnya terdiri dari 3-5 orang siswa) 2017. Wawancara dilakukan kepada
dengan keanggotaan yang heterogen (tingkat narasumber terpercaya yakni Juniardi Sucinda
kemampuan, jenis kelamin, dan suku/ras selaku Mahasiswa Pendidikan Sosiologi serta
berbeda), model ini akan diterapkan berkerja sebagai wartwan lepas di Majalah
menggunakan metode Jingsaw guna Duta Kalbar (2015-Sekarang), Harian
ketercapaian pengetahuan/ kognitif siswa. Kompas (2015-Sekarang), Harian Pontianak
Kedua model project based learning Post (2015-Sekarang). Setelah semua data-
merupakan pembelajaran yang bertujuan data yang dibutuhkan telah terkumpul, metode
untuk memfokuskan peserta didik pada terakhir yaitu metode deskriptif, hal tersebut
permasalahan kompleks yang diperlukan berguna untuk mendeskripsikan data-data
dalam melakukan investigasi dan memahami yang ada, sehingga lebih jelas dan mudah
pembelajaran melalui investigasi. Model ini untuk dipahami.
juga bertujuan untuk membimbing peserta Bentuk penelitian ini tidak memaparkan
didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang data dengan angka-angka, melainkan
mengintegritaskan berbagai berbagai subjek menampilkan data berupa kata-kata yang
(materi) kurikulum, memberikan kesempatan berkaitan dengan objek penelitian. Peneliti
kepada para peserta didik untuk mengail menggunakan bentuk penelitian kualitatif
konten (materi) dengan menggunakan guna data yang ditampilkan relavan dan
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, mudah dipahami. Menurut Manshun
dan melakukan eksperimen secara kolaboratif, (2012:257), mengatakan analisis kualitatif
model ini akan diterapkan menggunakan fokusnya penunjukan makna, deskripsi,
metode peracangan guna ketercapaian penjernihan, penempatan data pada
keterampilan/ psikomotorik siswa. konteksnya masing-masing, dan sering kali
melukiskannya dalam bentuk kata-kata dari
METODE PENELITIAN pada angka-angka.
Metode adalah cara kerja, teknik kerja, Sumber data dalam penelitian ini
langkah-langkah kerja yang dilakukan secara menggunakan subjek majalah Tempo edisi 2–
berurutan dan sistematis dalam penelitian. 8 Oktober 2017 dengan objek data pada rubrik
Metode yang digunakan peneliti dalam laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot”
penelitian ini meliputi empat metode di dengan lima wacana yang terkait yaitu (1)
antaranya metode observasi, studi pustaka, Jangan Gaduh Panglima…; (2) Sang Jenderal
wawancara, dan deskriptif. Cara kerja dari dan Kontroversinya; (3) Berkonflik dengan
masing-masing metode ini, yaitu metode Banyak Orang; (4) Kian Intim dengan Peci
observasi merupakan metode yang pertama Putih; dan (5) Gatot Nurmantyo: Saya Sudah
digunakan peneliti untuk mengambil data Lapor Presiden, serta interpretasi pembaca
awal sebagai rujukan untuk merancang judul dari hasil wawancara berupa kata, frase,
penelitian dengan berpatokan pada masalah- kalimat atau kutipan yang memusatkan pada
masalah yang akan dikaji. Tahap berikutnya masalah dan kontroversi terkait kasus Gatot
peneliti menerapkan metode studi pustaka Nurmantyo dengan penyelidikan untuk
sebagai pencarian ke beberapa sumber-sumber memperoleh fakta yang tersembunyi demi

54
suatu tujuan peneliti. Metode dan teknik yang struktur. Pertama analisis produksi teks
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan dilakukan melalui pemahaman peneliti di
data yakni; (a) observasi, (b) studi Pustaka, (c) dukung oleh data sekunder yang berkaitan
wawancara, dan (d) deskripsi. repsentasi wartawan Tempo terhadap
Validitasi data dalam penelitian ini peristiwa ke dalam teks. Kedua analisis
menggunakan teknik trigulasi. Sugiyono konsumsi teks dilakukan melalui pemahaman
(2012:175) menyatakan bahwa hasil peneliti di dukung oleh pembaca (informan)
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan yakni Juniardi Sucinda untuk memperoleh
antara data yang terkumpul dengan data yang data guna melihat intepretasi pembaca
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. terhadap wacana laporan utama “Gaduh
Dalam penelitian ini, untuk melihat validitas Jenderal Gatot” di Majalah Tempo Edisi 2-8
data, peneliti melakukan teknik triangulasi Oktober 2017. (3) Selanjutnya tahap ketiga
terhadap sumber data terhadap sumber data, hasil dari penelitian ini juga dapat
dengan cara membaca berulang-ulang untuk diimplementasikan pada Rencana Pelaksanaan
memperoleh pemahaman yang mendalam Pembelajaran (RPP) di sekolah, mata
pada objek yang diteliti yaitu judul berita dan pelajaran Bahasa Indonesia terhadapa materi
isi berita. Dipilihnya teknik triangulasi, karena teks Editorial/Opini. Materi ini dimuat dalam
menurut Mathinson (dalam Sugiyono, Kurikulum 2013 dengan Kompetensi Dasar
2014:85) dengan menggunakan teknik SMA/Madrasah Aliyah (MA), kelas XII
triangulasi dalam pengumpulan data, maka (Genap).
data yang diperoleh akan lebih konsisten,
tuntas, dan pasti. HASIL PENELITIAN DAN
Teknik analisis data dalam penelitian ini PEMBAHASAN
dilakukan berdasarkan tiga tahap. (1) tahap Analisis framing pada dimensi tekstual
pertama adalah menganalisis data pada laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” di
dimensi tekstual yang didukung teori framing majalah Tempo yang didukung dengan
oleh Pan dan Kosicki sebagai perangkat cara analisis framing oleh Zhongdang Pan dan
untuk mengamati dan mendeskripsikan Gerald M. Kosicki dengan mengamati struktur
dimensi tekstual berdasarkan struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris pada
sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. (2) Tahap wacana. Dimensi tekstual berdasarkan hasil
kedua adalah menginterpretasi teks dengan temuan dan pengamatan data pada laporan
menghubungkan pada proses produksi dan utama wacana yang pertama “Jangan Gaduh
konsumsi teks. Teks diproduksi dengan cara Panglima” secara ringkas dapat di lihat pada
spesifik dengan rutinitas dan pola kerja yang Tabel 4 berikut:

Tabel 4
Dimensi Tekstual Wacana Berita (1)
Struktur Sintaksis
Unit pengamatan Hasil pengamatan
Judul (headline) Jangan Gaduh Panglima
Jokowi memanggil keduanya menyusul ribut-ribut tentang
Teras berita (lead) impor senjata serbu ilegal yang dilontarkan Gatot pada Jumat
pekan sebelumnya.
Tuduhan impor senjata ilegal dilontarkan Gatot saat acara
Latar informasi
silahturahmi dengan para purnawirawan TNI.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo “Kalau informasi ini tidak
Kutipan sumber
A-1, tidak akan saya sampaikan disini.”

6
Menurut tentara berusia 57 Tahun ini, 500 senjata hanya
jumlah yang dilaporkan kepada Menteri Pertahanan. Kepada
Pernyataan
Presiden, Gatot menunjukan dokumen pembelian senjata
serbu oleh Kepolisian RI berupa bazooka dan antitank.
Hanya, Presiden mengabaikan undangannya. Jokowi
memilih menonton film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S
Penutup
PKI bersama masyarakat Bogor di Markas komando rayon
militer.
Struktur Skrip

Apa (what) Ribut-ribut tentang impor senjata serbu ilegal yang


dilontarkan Gatot
Siapa (who) Gatot Nurmantyo, Wiranto, dan Joko Widodo
Dimana (where) Istana Kepresidenan
Kapan (when) Rabu pekan lalu

Mengapa (why) Pernyataan Gatot tanpa menyebut dengan jelas nama institusi
itu menumbuhkan spekulasi

Bagaimana (how) Gatot tak bisa dihentikan. Ia terus berbicara menyoal impor
itu
Tematik
Jokowi memanggil keduanya menyusul ribut-ribut tentang
Paragraf, koherensi impor senjata serbu secara ilegal yang dilontarkan Gatot pada
Jumat pekan lalu
Restoris
Kata Ribut-ribut
Idiom Berapi-api
Grafis “Serangan”
Italic Counter

Gambar

Struktur sintaksis berita “Jangan Gaduh adanya institusi yang mengimpor 5.000 pucuk
Panglima” memiliki unit judul (headline) senjata ilegal padahal faktanya informasi
secara sintaksis menggunakan kata ‘jangan Gatot Nurmantyo soal impor senjata ilegal
gaduh’ dan ‘panglima’ oleh Tempo sebagai merupakan kesalahan komunikasi
himbauan terhadap Gatot Nurmantyo yang antarlembaga. Oleh sebab itu headline ini
acap kali gaduh dari sisi komposisi pro dengan tampak memperlihatkan pandangan Tempo
melontaran pernyataan yang membenarkan yang ikut menilai dengan fakta yang

7
mendukung sebagai himbauan kepada Gatot 5.000 pucuk senjata ilegal yang ditengarai
Nurmantyo untuk tidak lagi gaduh oleh institusi Polri dalam pertemuan pers di
mempermasalahkan soal impor 5.000 pucuk Istana Negara sebelumnya yang membuat
senjata ilegal. kegaduhan antarlembaga hingga merujuk pada
Teras berita (headline) pada kutipan rasa kekecewaan.
proposisi kedua secara jelas Tempo Struktur skrip pada wacana berita pertama
menegaskan faktanya bahwa Presiden Jokowi memiliki pengisahan fakta secara lengkap dan
memanggil Gatot Nurmantyo dan memberi kesan ideal terhadap pembaca
Purnawirwan Wiranto dalam pertemuan pers mengenai ribut-ribut impor senjata ilegal
untuk membahas ribut-ribut soal impor 5.000 karena tuduhan Gatot menimbulkan spekulasi,
senjata serbu ilegal yang dilontarkan Gatot kasusu ini melibatkan sosok Gatot Nurmantyo,
pada Jumat pekan sebelumnya untuk Wiranto, dan Joko Widodo pada hari rabu di
memperoleh tanggapan dan kebenaran atas isu Istana Kepresidenan yang mengambarkan
tersebut. keadaan Gatot perang pendapat hingga
Latar informasi atas peristiwa yang menimbulkan situasi kegaduhan antarlembaga
melatarbelakangi berita ini di tulis Tempo dalam pertemuan tersebut.
berdasarkan pernyataan Gatot yang dianggap Struktur tematik berdasarkan pengamatan
menimbulkan spekulasi dengan tidak wacana pertama ini ditulis Tempo dengan (11)
menyebutkan secara jelas nama institusi yang tema. Tema pertama, Tempo menulis fakta
memesan, sehingga menjadi sebuah informasi bahwa Jokowi memangil keduanya menyusul
yang menarik bagi Tempo untuk dibahas guna ribut-ribut impor senjata ilegal. Tema ini
memperoleh kebenarannya. ditulis Tempo pada bagian lead berita sebagai
Kutipan sumber berita memperlihatkan pembuka informasi wacana ini, adpun tema
pernyataan tuduhan Gatot soal impor 5.000 berikutnya dijelaskan pada paragraf
pucuk senjata ilegal saat acara silahturahmi selanjutnya dengan masalah yang masih
dengan para Purnawirawan TNI, Gatot terkait dan mendalam.
menegaskan akan menyerbu institusi itu Struktur retoris pada wacana berita
karena mendatangkan senjata-senjata secara pertama memiliki penekanan fakta yang dapat
tidak sah, tuduhan tersebut yang menjadi ditonjolkan oleh Tempo pada unit pengamatan
penyebab kegaduhan antarlembaga sebab kata, idiom, grafis, italic, dan gambar/foto
pernyataan Gatot sebenaranya ditengarai yang ditulis dan ditampilkan oleh Tempo. Kata
kepada institusi Polri, perihal ini semakin jelas (ribut-ribut) memiliki memberikan pandangan
setelah diperkuat oleh pernyataan dari seorang yang terkesan dimaknai Tempo sebagai bentuk
Pejabat Istana yang mengetahui isi pertemuan kata ganti ‘kegaduhan’ dari institusi lembaga
pers tersebut, secara jelas Pejabat Istana itu keamanan RI soal pernyataan impor 5.000
memberi tahu kepada Tempo mengenai pucuk senjata ilegal oleh Gatot. Idiom (berapi-
tudingan Gatot terhadap Polri atas dasar alasan api) memberikan pandangan yang terkesan
dan bukti yang ditunjukan kepada Presiden dimaknai Tempo sebagai bentuk tindakan
Republik Indonesia. yang ‘penuh semangat’ mengenai pernyataan
Kemudian penutup (epilog) berita Gatot untuk memberi penegasan akan
memperlihatkan kelanjutan informasi yang menyerang institusi yang mendatangkan
disampaikan Budi mengenai undangan Gatot senjata ilegal walapun pelakunya seorang
kepada Presiden menonton pertunjukan Jenderal. Grafis (“serangan”) memberikan
wayang, kabarnya Jokowi mengabaikan pandangan yang terkesan dimaknai Tempo
udangan Gatot karena memilih menonton film sebagai bentuk kata ganti ‘tuduhan’ yang
Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI menekan makna bahwa Gatot Nurmantyo
bersama masyarakat Bogor di Markas pernah menuduh institusi kepolisian RI soal
Komando Rayon militer setempat. Informasi impor 5.000 pucuk senjata ilegal. Italic
ini terkesan memperlihatkan adanya indikasi (counter) yang memiliki arti ‘balasan’ yang
penolakan Presiden karena tuduhan Gatot soal menjelaskan Wiranto membalas pernyataan

8
Gatot soal impor senjata ilegal berupa Analisis dimensi kewacanaan laporan
bantahan sehingga membuat Gatot seakan utama “Gaduh Jenderal Gatot” di Majalah
tidak konsisten dengan pernyataannya Tempo dengan mengamati struktur produksi
sehingga membuat kabar tuduhan impor dan konsumsi pada wacana.
senjata tersebut semakin tidak jelas alasannya Produksi wacana oleh Tempo
untuk apa dan siapa. Selanjutnya gambar berhubungan dengan unsur apa yang
merupakan sudut pandang Tempo untuk membentuk teks, pada dasarnya ini merupakan
memberikan kesan perasaaan emosional proses representasi atau sebuah proses oleh
kepada pembaca, berdasarkan gambar ini Tempo ketika menulis wacana pertama dengan
terlihat hubungan dua Jenderal yaitu Gatot pengamatan unit peristiwa itu terjadi, siapakah
Nurmantyo dan Tito Karnavian yang akur yang terlibat didalamnya, situasi saat peristiwa
kemudian terjadi kegaduhan akibat tuduhan terjadi, keadaan yang tergambar dalam teks,
Gatot kepada Polri mengenai impor 5.000 dan fenomena sosial yang secara ringkas dapat
pucuk senjata ilegal. dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5
Representasi Wacana Berita (1)

Unit Pengamatan Hasil Pengamatan


Tuduhan impor senjata ilegal dilontarkan Gatot
saat acara silahturahmi dengan para purnawirawan
Peristiwa TNI. Kepada para seniornya, Gatotmengungkapkan
sebuah institusi yang membeli 5.000 pucuk senjata
serbu dengan mencatut nama Presiden.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo,
Menkopolhukam Wiranto, Menhan Ryamizard
Tokoh Ryacudu, Kepolisian RI Setyo Wasisto, Kepala
BNN Budi Waseso, Pengamat Militer UI Connie
Rahakundini Bakrie, Presiden RI Joko Widodo
Connie menunjuk pernyataan Gatot yang acap
Situasi
menyebut situasi darurat.
“Serangan” kepada Polri soal senjata ilegal itu
Keadaan agaknya ditunjukan Gatot untuk menunjukkan
keadaan genting.
“Kalau informasi ini tidak A-1, tidak akan saya
sampaikan di sini,” kata Gatot.” dan
Ia sedang menegaskan posisinya yang mendapat
Fenomena sosial
dukungan dari umat Islam. “Kalau mau main
politik ingin jadi presiden, silahkan lepas baju
militer,” kata Connie.”

Berdasarkan pengamatan peristiwa yang Nurmantyo. Adapun perihal tersebut dikemas


ditunjukan Tempo dalam wacana ini lebih Tempo menjadi suatu wacana berita dengan
identik pada konflik antara Panglima TNI mengangkat judul (headline) “Jangan Gaduh
Jenderal Gatot Nurmantyo dengan para Panglima” secara sintaksis penggunaan judul
pejabat negara pembantu Presiden. Perihal ini tersebut tentu memiliki ideologi tersendiri
disebabkan oleh isu impor 5.000 pucuk bagi Tempo untuk mewakili informasi secara
senjata ilegal yang dilontarkan oleh Gatot keseluruhan framing wacana ini.

9
Tokoh yang terlibat dalam wacana ini termasuk cara Gatot mengurusi bidang
yaitu Panglima TNI Jenderal Gatot keamanan yang berkaitan dengan keadualatan
Nurmantyo yang digunakan Tempo untuk RI. Sedangkan fenomena sosial yang merujuk
menunjukan indikasi keberpihakan Tempo pada sisi politik ditunjukan Tempo dengan
terhadap tokoh utama dalam kasus merujuk pada tanggapan pribadi Pengamat
pemberitaan wacana ini terkait tuduhan impor Militer UI Connie Rahakundini Bakrie yang
5.000 pucuk senjata ilegal yang dilontarkan menilai pernyataan Gatot terkait impor 5.000
Gatot hingga menimbulkan konflik dengan pucuk senjata ilegal sebagai manuver politik
adanya bantahan silang pendapat dari berbagai Gatot.
pihak pertahanan maupun kepala negara Konsumsi wacana pada dasarnya
dalam kasus ini. merupakan proses dari intepretasi pengetahuan
Situasi yang terlihat dalam wacana ini pandangan, dan penilaian dari pembaca.
menunjukan situasi runyam dengan adanya Dengan demikian dilakukan wawancara
konflik yaitu perdebatan silang pendapat yang mendalam kepada narasumber terpercaya
menunjukan counter Wiranto terhadap yakni Juniardi Sucinda selaku Mahasiswa
pernyataan Gatot Nurmantyo soal tuduhan Pendidikan Sosiologi serta berkerja sebagai
impor 5.000 pucuk senjata ilegal merupakan wartawan lepas di majalah Duta Kalbar
kesalahan komunikasi. Perihal bantahan (2015-Sekarang), Harian Kompas (2015-
tersebut membuat Gatot Nurmantyo merespon Sekarang), Harian Pontianak Post (2015-
bahwa tuduhan impor 5.000 pucuk senjata Sekarang).
ilegal di depan purnawirawan TNI bukan Pengetahuan narasumber terhadap kasus
untuk dipublikasikan media yang membuat Gatot Nurmantyo terkesan sebagai satu
tuduhannya kemudian dianggap tidak jelas diantara cara melihat prinsip Tempo dalam
dan menimbulkan spekulasi di berbagai pihak berkerja memuat berita dengan dasar isu-isu
sehingga membuat situasi makin runyam. politik dan memiliki ketajaman analisis dalam
Keadaan dalam wacana ini dapat diamati penulisannya terhadap kasus Panglima TNI
pembaca dari dua sisi yaitu pada ucapan dan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai orang yang
tindakan Gatot Nurmantyo yang diungkapan berpengaruh dan dimuliakan di Republik
Tempo dalam wacana ini guna memperoleh Indonesia dalam bidang pertahanan, namun
ideologi pembaca untuk mengungkap makna Gatot menjadi pihak utama dalam kasus yang
berdasarkan keadaan sosial dalam peristiwa diangkat Tempo kali ini, adapun isu tersebut
wacana ini. Adapun keadaan saat Gatot merujuk pada tulisan Tempo yang berani
Nurmantyo mengucapkan sebuah tuturan yang mengungkapkan tuduhan terkait dugaan
bermakna tuduhan terhadap Kepolisian RI. manuver politik Gatot Nurmantyo lewat
Perihal ini ditunjukan Tempo berdasarkan ucapan dan tindakannya guna persiapan
pernyataan Pengamat Militer UI Connie Pilpres 2019 yang sedang menjadi
Rahakundini Bakrie bahwa soal impor 5.000 perbincangan, adapun Juniardi menambahkan
pucuk senjata ilegal guna menunjukan ini sudah menjadi kharakteristik Tempo
keadaan genting antarlembaga. sendiri.
Kemudian fenomena sosial yang Padangan narasumber terhadap kasus
tergambar dalam wacana “Jangan Gaduh Gatot Nurmantyo sudah memenuhi kriteria
Panglima” dapat diamati pembaca dari dua sisi nilai kinerja yang baik sesuai dengan
yaitu kekuasaan dan politik Gatot Nurmantyo interpretasi yang sudah dijelaskan
yang diungkapkan Tempo dalam wacana ini sebelumnya, artinya Juniardi memiliki kesan
guna memperoleh ideologi pembaca untuk positif terhadap setiap wacana yang dimuat
mengungkap makna berdasarkan fenomena pada laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot”
sosial dalam peristiwa wacana ini. Perihal sebagai produk Tempo yang diproduksi
ucapan tuduhan yang diungkapkan Gatot dengan profesional sehingga bersifat lengkap
tersebut disebabkan informasi yang bersatatus dan terpercaya bagi khalayak pembaca pada
A-1 dan menjadi dasar bahwa tuduhan ini umumnya.

10
Penilaian narasumber memahami wacana menjadi sesuatu yang mengacu pada
ini sebagai suatu yang mengacu pada penggunaan bahasa oleh Tempo dalam
penggunaan bahasa oleh Tempo dalam kaitannya bertujuan untuk menunjukan praktik
kaitannya dengan tujuan dan praktik tertentu sosial, adapun praktik sosial yang tergambar
termasuk praktik sosial yang ingin jelas pada kasus Gatot soal impor 5.000 pucuk
dimunculkan. Selanjutnya narasumber senjata memperlihatkan fenomena kekuasaan
merujuk pada cara pemberitaan Tempo yang dan politik.
sangat terkesan menganalisis track record atau Hasil penelitian ini dapat disisipkan pada
rekam jejak yang memunculkan beberapa isu pembelajaran di sekolah yaitu dipelajari pada
yang kerap terjadi dan menjadi bahan tingkat SMA/MA kelas XII (Genap) dalam
perbincangan publik di Indonesia bahkan pengajaran Kurikulum 2013 yaitu ranah
internasional mengenai pernyataan Gatot kognitif pada KD 3.3 menganalisis struktur
Nurmantyo yang mematik kontroversial yang dan kaidah teks editorial/opini baik melalui
kemudian dikemas pada setiap wacana. lisan maupun tulisan menggunakan model
Misalnya isu 5.000 pucuk senjata ilegal oleh pembelajaran kooperatif dengan metode
sebuah institusi nonmiliter, perihal impor Jingsaw, selanjutnya ranah psikomotorik pada
senjata ilegal yang dilontarkan Panglima TNI KD 4.2 memproduksi teks editorial/opini baik
Jenderal Gatot Nurmantyo memang menjadi melalui lisan maupun tulisan menggunakan
identitas pemberitaan khusus dalam setiap model project based learning (PBL) dengan
wacana yang diproduksi Tempo dan dimuat metode perancangan. Berdasarkan kompetensi
pada laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” dasar terkait menganalisis dan memproduksi
edisi 2-8 Oktober. Kasus impor 5.000 pucuk teks editorial/opini dapat dilakukan pada
senjata ilegal memang menjadi daya tarik bentuk teks lisan maupun tulisan, adapun
Tempo guna mengembangkan kasus Gatot peneliti mengkhususkan implementasi kedua
Nurmantyo kali ini dengan di ikuti isu lain. kompetensi dasar ini pada materi teks
Pasalnya ucapan Gatot Nurmantyo soal impor editorial/opini secara tertulis. Kompetensi
5.000 pucuk senjata ilegal menimbulkan Dasar tersebut dapat dicapai dengan teks
perdebatan antarlembaga terutama Presiden editorial/opini laporan utama “Gaduh Jenderal
RI, Menteri Pertahanan, Menteri Koordinator Gatot” di Majalah Tempo, edisi 2–8 Oktober
Politik, Hukum, dan Kemanan, dan Kepolisian 2017. Oleh karena itu, teks editorial/opini ini
RI, serta lembaga pertahanan RI lainnya yang dapat dipelajari oleh peserta didik, selain
ikut terlibat. Adapun disisi lain tindakan Gatot tercantum pada KD juga dapat di
Nurmantyo juga menjadi perhatian besar guna implementasikan dalam kehidupan sehari-hari
mendukung laporan utama Tempo kali ini adapun uraian mengenai rencana implementasi
serta menjadi bagian penting dan pembentuk pembelajaran materi teks editorial/opini.
indentitas dari laporan utama Tempo ini
sendiri. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penjelasan tersebut, untuk Simpulan
mengelolah fakta terkait kasus Gatot Berdasarkan hasil penelitian yang
Nurmantyo terlihat cara Tempo dilakukan dapat simpulkan bahwa dimensi
menyampaikan pemberitaan dalam wacana tekstual dengan pengamatan framing dalam
laporan utama memang kritis dengan wacana pertama “Jangan Gaduh Panglima” di
mengungkapkan beberapa fakta yang terkesan majalah Tempo memiliki pengemasan berita
memojokan atau menyalahkan perbuatan berdasarkan struktur sintaksis pada unit
Gatot Nurmantyo, perihal ini dapat diamati headline mengenai ucapan Gatot soal impor
dari konstruksi Tempo dalam struktur senjata ilegal. Unit lead jenis deskriptif. Unit
sintaksis, skrip, tematik, serta retoris yang latar soal tuduhan Gatot soal impor 5.000
identik membahas konflik yang melibatkan pucuk senjata ilegal. Unit kutipan dan
Gatot sebagai pelaku utamanya. Pemberitaan pernyataan yang didominasi pihak pertahanan
kritis pada kasus Gatot Nurmantyo memang dan keamanan RI. Struktur skrip dengan

11
pengamatan unit (5W+1H) yang lengkap. kerja guru di sekolah dengan cara menerapkan
Struktur tematik memperlihatkan sebelas hasil penelitian dalam proses pembelajaran
topik. Selanjutnya struktur retoris menekan Bahasa Indonesia terhadap materi teks
fakta dengan memperlihatkan unit meliputi: editorial/opini guna ketercapaian tujuan
kosa-kata, idiom, grafis (tanda petik), italic, pembelajaran yang dimuat dengan
gambar atau foto. memanfaatkan hasil penelitian untuk
Dimensi kewacanaan merupakan proses menyampaikan materi dan metode pemecahan
produksi dengan pengamatan struktur masalah dengan tepat kepada siswa dalam
representasi pada unit peristiwa, tokoh, situasi, menghadapi tuntutan pengajaran Kurikulum
keadaan, dan fenomena sosial. Sedangkan 2013.
proses konsumsi merupakan pengamatan
struktur interpretasi pada unit pegetahuan, DAFTAR RUJUKAN
penilaian, dan padangan. Arifin, E. Zaenal. 2015. Wacana
Implementasi dalam hasil penelitian ini Transaksional dan Interaksional dalam
dapat diterapkan pada rencana pelaksanaan Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, kelas Pustaka Mandiri.
XII (Genap) pada pendekatan saintifik dengan Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: Teori,
model pembelajaran kooperatif (kerjasama) Merode, dan Penerapannya pada Wacana
guna ketercapaian ranah kognitif (KD 3.3) Media. Jakarta: Kencana Predana Media
yaitu menganalisis struktur teks editorial/opini Group.
dalam wacana laporan utama “Gaduh Jenderal Asegaf, Djafar H. 1998. Jurnalistik Masa
Gatot” di majalah Tempo menggunakan Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.
metode Jingsaw. Kemudian implementasi ini Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana
juga menggunakan model pembelajaran Kritis. Bandung: CV Yrama Widya.
project based learning (proyek) guna Darma, Yoce Aliah. 2014. Analisis Wacana
ketercapaian ranah psikomotorik (KD 4.2) Kritis dalam Multiperspektif. Bandung:
yaitu memproduksi teks editorial/opini PT Refika Aditama.
menggunakan metode pembelajaran Eriyanto. 2004. Analisis Framing: Kontruksi,
perancangan. Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:
LkiS Group.
Saran Ishwara, Luwi. 2015. Jurnalisme Dasar.
Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
kesimpulan di atas, maka disarankan hasil Jufri. dkk. 2005. PINISI (Jurnal Pendidikan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan Bahasan dan Seni). (Jurnal Vol.10).
kontribusi positif bagi perkembangan analisis Makasar: Fakultas Bahasa dan Seni UMN.
wacana kritis sebagai keilmuaan tentang Moleong, Lexy J. 1997. Metodologi Penelitian
gejala sosial yang terjadi sehari-hari di sekitar Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda
kita. Berupa analisis wacana kritis terhadap Karya, Cetakan kedelapan.
media tulis maupun media lisan sebagai Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
bentuk penggambaran linguistik dari teks Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:
bahasa dan interpretasi hubungan antara Alfabeta CV.
proses-proses teks untuk mengungkapkan Yosef, Jani. 2009. To Be Journalist.
struktur tekstual yang berada di balik wacana, Yogyakarta: Edisi Pertama, Grahana Ilmu.
serta hasi; dari penelitian ini diharapkan ______________Komptensi Dasar Kurikulum
memberikan bahan acuan berupa pengetahuan 2013 Sekolah Menengah Atas SMA/MA
dan pemahaman serta gambaran kepada Kemendikbud 2013.
penelitian mahasiswa _______________.2005. Critical Discourse
Selanjutnya hasil penelitian ini dapat Analysis (CDA) Sebagai Model
diimplementasikan guna meningkatkan Pembelajaran Sastra.Website, diakses 20
integeritas (mutu atau nilai) terhadap tenaga Oktober 2017.

12

Anda mungkin juga menyukai