1. Pendahuluan
pada abad modern ini. Dikatakan demikian karna media massa mampu
hidupnya.
Surat kabar merupakan salah satu media yang berpengaruh besar dalam
menyampaikan berita dan informasi. Surat kabar adalah lembaran tercetak yang
memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik,
bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di
Pada awalnya surat kabar sering kali diidentikkan dengan pers, namun
karena pengertian pers sudah luas, dimana media elektronik sekarang ini sudah
dikategorikan dengan media juga. Arti penting surat kabar terletak pada
modern seperti sekarang ini. Selain itu surat kabar mampu menyampaikan sesuatu
setiap saat kepada pembacanya melalui surat kabar pendidikan, informasi dan
1
interpretasi mengenai beberapa hal, sehingga hampir sebagian besar dari
Surat kabar juga ikut berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia,
Dalam menulis teks, baik dalam sebuah karangan atau penulisan teks
berita, tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membentuk
sebuah paragraf. Paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan
Kamus Besar bahasa Indonesia, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis
baru). Membentuk suatu paragraf dan dapat memahami isi teks tersebut bukanlah
paragraf pada suatu teks bukan perkara yang mudah untuk dilakukan pembaca,
mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan
suatu cara dan prosedur tertentu. Penalaran paragraf dibagi menjadi, penalaran
induktif dan deduktit. Penalaran induktif dibagi tiga yaitu: generalisasi, analogi,
2
dan sebab-akibat. Sedangkan, penalaran deduktif dibagi dua yaitu: silogisme dan
penalaran dalan paragraf bukan perkara yang mudah untuk dilakukan. Pembaca
menentukan penalaran paragraf apa yang digunakan dalam suatu paragraf. Inilah
teks berita utama dalam surat kabar Lombok post edisi April 2015, agar setiap
pada teks berita utama surat kabar Lombok post edisi April 2015 ?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bentuk penalaran paragraf apakah yang digunakan dalam teks berita
3
1.4 Manfaat Penelitian
bahasa Indonesia.
paragraf.
2. Landasan Teori
4
“Kemampuan megembangkan kalimat topik menjadi paragraf pada siswa kelas IV
kemampuan sedang dengan ketuntasan 82,35 % dari jumlah siswa 34 orang (b)
subjektif dengan pedoman penilaian yang telah ditetapkan dapat diketahui bahwa
kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah
kesamaan materi yang diteliti yaitu terkait dengan paragraf. Skripsi tersebut
dengan penalaran paragraf. Perbedaan yang paling mendasar terletak pada objek
yang diteliti, skripsi di atas meneliti siswa dengan memberikan materi terkait
koran) sebagai objek untuk diteliti. Selain itu perbedaannya juga terletak pada
Penelitian lain yang juga relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Titi Asniawati (2014) dengan judul
“Analisis Pemakaian Huruf Kapital dan Kesalahan Penulisan Kata pada Tajuk
5
tajuk rencana koran Lombok post meliputi: (a) kesalahan penulisan huruf kapital
yaitu penulisan nama bulan yang ditulis dengan huruf kecil dan penulisan huruf
kapital (b) kesalahan penulisan kata berimbuhan yaitu, kesalahan awalan atau
penulisan kata depan di dan ke paling banyak ditemukan dalam penelitian ini.
Adapun persamaan skripsi di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti adalah sama-sama meneliti dengan menggunakan objek koran, selain itu
persamaan lainnya terletak pada rancangan penelitian yang dilakukan yaitu sama-
di atas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, skrpsi ini menganalisis
kesalahan ejaan yang terdapat pada tajuk rencana koran, sedangkan penelitian
yang akan dilakukan peneliti adalah menganalisis bentuk penaran paragraf pada
2.2.1 Bahasa
Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau
sekola menengah, kalau ditanyakan apakah bahasa itu, biasanya akan dijawab,
“bahasa adalah alat komunikasi”. Jawaban ini tidak salah, ttapi juga tidak benar,
sebab jawab itu hanya menyatakan “bahasa adalah alat”. Jadi fungsi dari bahasa
itu yang dijelaskan bukan “sosok” bahasa itu sendiri. Memang benar, fungsi
bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia tetapi pertanyaan yang diajukan di
6
atas bukan “Apakah fungsi bahasa?”, melainkan “Apakah bahasa itu ?”. Maka,
“Apakah bahasa itu ?”, memang wajar terjadi karena bahasa itu adalah fenomena
sosial yang banyak seginya. Sedangkan segi fungsinya tampaknya merupakan segi
yang paling menonjol diantara segi-segi lainnya. Karena itu tidak mengherankan
kalau banyak juga pakar yang membuat definisi tentang bahasa dengan pertama-
Definisi bahasa yang sejalan dengan pakar lain , kalau dibutii akan
didapatkan beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri itu
anatara lain, adalah: (1) bahasa itu adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu berwujud
lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa
itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvesional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8)
bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu produktif, (10) bahasa itu bervariasi,
(11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi
teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk suatu kesatuan. Sebagai
sebuah sistem, bahasa itu seklaigus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan
sistematis, artinya bahasa itu tersususn menurut suatu pola, tidak tersusun secara
merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-subsistem atau sistem
7
morfologi, subsistem sintaksis, dan subsitem semantik. Bandingkanlah dengan
sebuah sepeda yang terdiri juga dari subsistem kemudi, subsitem pedal, dan
subsitem roda. Tiga unsur dalam setiap subsistem juga tersusun menurut aturan
atau pola tertentu, yang secara keseluruhan memebentuk satu sistem. Jika tidak
tersusun menurut atauran atau pola tertentu , maka subsistem itu pun tidak dapat
berfungsi.
linguistik atau tataran bahsa. Jika diurutkan dari tataran yang terendah sampai
tataran yang tertinggi, dalam hal ini yang menyangkut ketiga subsitem struktural
di atas adalah tataran fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Tataran fonem masuk dalam bidang kajian fonologi, tataran morfem dan kata
masuk dalam bidang kajian morfologi, tataran frasa, klausa, kalimat dan wacana
masuk dalam bidang kajian sintaksis. Tetapi perlu dicatat, bahwa kata selain dikaji
satuan terbesar, sedangkan dalam sintaksi menjadi satuan terkecil. Dalam kajian
morfologi kata itu dikaji struktur dan proses pembentukannya, sedangkan dalam
sintaksi dikaji sebagai unsur pembentuk satuan sintaksi yang lebih besar.
1) Fonem, untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita
lain yang mirip dengan satuan bahasa yang pertama, kalau ternyata kedua
8
satuan bahasa itu berbeda maknanya, maka berarti bunyi tersebut adalah
sebuah fonem, karena dia bisa atau berfungsi membedakan makna kedua
satuan bahasa itu. Misalnya , kata Indonesia laba atau raba. Kedua kata itu
bunyi /l/. /a/, ./b/, dan /a / dan yang kedua mempunyai bunyi /r/, /a/. /b/,
dan /a/.
sebuah morfem.
3) Kata, istilah kata sering kita dengar dan sering kita gunakan. Apakah kata
itu ? para linguis yang sehari-hari bergelut dengan kata ini , hingga
mengenai konsep apa yang disebut kata itu. Batasan kata yang umum kita
jumpai dalam berbagai buku lingusitik umum Eropa adalah bahwa kata
yang urutannya tetap dan tidak dapat berubah, seta tidak dapat diselipi atau
diselang oleh fonem lain. Jadi misalnya, kata sikat urutan fonemnya adalah
/s/, /i/, /k/, /a/, dan /t /. Urutan itu tidak dapat diubah misalnya menjadi
/s/, /k/, /a/, /i/, dan /t/ atau diselipu fonem lain misalnya, menjadi /s/, /i/, /u/
9
/k/, /a/, dan /t/. Kedua, setiap kata mempunyai kebebasan berpindah tempat
di dalam kalimat atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata lain .
gabungan kata yang bersifat nonprediktif atau lazim juga disebut gabungan
kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kaimat. Baik dari
dfinisi yang pertama maupun yang kedua kita lihat bahwa yang namanya
frase itu pasti terdiri dari lebih dari sebuah kata. Dari definisis itu juga
anatar kedua unsur yang membentuk frase itu tidak berstruktur subjek-
seperti adik mandi dan menjual sepeda bukan frase, tetapi konstruksi
kamar mandi dan bukan sepeda adalah frase. Dari definisi itu terlihat pula
kelegkapan pesan atau isi yang akan disampaikan. Oleh karena itu, definisi
seperti “kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisis pikiran
yang lengkap’ merupakan definisi kata mum yang biasa kita jumpai. Dari
kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final sebab konjungsi hanya
ada kalau diperlukan. Konstituen dasar itu biasanya berupa klausa, jadi
10
kalau pada sebuah klausa diberi intonasi final maka akan terbentuklah
kalimat.
6) Paragraf, paragraf dapat terdiri dari satu atau sekelompok kalimat yang
dimulai dengan baris baru dan merupakan suatu kesatuan pikiran yang
dan merupakan bagian dari sebuah karangan utuh yang mendukung topik
Dalam satu paragraf terdapat satu kalimat utama dan satu atau lebih
harus memiliki hubungan timbal balik dan tidak boleh saling bertentangan.
dan padu.
7) Wacana, banyak dan berbagai macam definisi tentang wacana telah dibuat
itu, pada dasarnya menekan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang
tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam
wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh,
yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar
11
trtinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dai kalimat-kalimat-
Bila wacana itu kohesif, kan terciptalah kekoherensian yaitu isi acana yang
apik danbenar.
2.2.2 Paragraf
adalah satu kesatuan yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh
kepada para pembaca supaya pikiran tersebut dapat diterima oleh pembaca.
beberapa kalimat. Kalimat-kalimat tersebut saling berkaian satu sama lain dan
mengusung satu pokok pikiran tertentu. Paragraf juga terdiri dari unit pikiran atau
12
perasaan yang biasanya tersusun atas beberapa unit kalimat yang bertindak
1) KesatuanParagraf
harus merupakan satu kesatuan, tidak ada satu kalimat pun yang sumbang,
tema tertentu. Jika terdapat kalimat yang sumbang, paragraf akan rusak
kesatuannya.
kompak
Adapun fungsi paragraf, yaitu (1) Sebagai penampung dari sebagian kecil
atau ide pokok keseluruhan karangan dan (2) memudahkan pemahaman jalan
pikiran atau ide. Paragraf yang baik selalu berisi ide pokok. Ide pokok itu
merupakan bagian yang integral dari ide pokok yang terkandung dalam
keseluruhan karangan. Ide pokok pragraf tidak hanya merupakan bagian dari
13
ide pokok keseluruhan, tetapi juga memiliki relevansi dan menunjang ide
pokok tersebut. Melalui ide pokok yang tersirat dari setiap paragraf, pembaca
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahu atau dianggap benar, orang
1) Penalaran Induktif
14
Lalu menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15)
suatu kesimpulan.
peristiwa khusus
penjelas
gagasa utama
15
a. Generalisasi
sebagaian dari gejala serupa. Dari sejumlah fakta atau gejala khusus
pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian gejala yang
Contoh :
Murid laki-laki itu pergi ke sekolah, dia memakai
seragam sekolah.
Murid perempuan itu pergi ke sekolah, dia memakai
seragam sekolah.
Generalisasi : Semua murid yang pergi ke sekolah
memakai seragam sekolah.
b. Analogi
16
dikenal umum. Analogi sangat tepat untuk menganalogikan sesuatu
yang belum dipahami dengan sesuatu yang sudah sagat dikenal. Maka,
c. Klausal (sebab-akibat)
rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang
2) Penalaran deduktif
Contoh:
17
Simpulan = Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. (K)
a) Silogisme
18
b) Entimen
Contoh:
19
3. Metode Penelitian
hasil penelitiannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pada filsafat postitivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2014:9). Penelitian ini
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki secara sistematis, faktual, dan
akurat dari sampel penelitian melalui persepsi yang tepat. Dalam penelitian ini
20
3.2 Data dan Sumber Data
3.2.1 Data
peneliti. Data dalam penelitian ini adalah berupa paparan berita yang terdapat
pada teks berita utama surat kabar Lombok Post edisi April 2015
Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu sumber
Agar memperoleh data yang relevan dan sesui dengan tujuan penelitian
maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teknik dokumenter dan
21
3.3.1 Teknik dokumenter
Data atau informasi yang digunakan dalam dokumentasi harus berupa data yang
belum terlalu lama sehingga diyakini keasliannya (Nawawi dan Martini, 1994:94).
Adapun bentuk dokumentasi pada penelitian ini adalah kumpulan koran Lombok
Teknik telaah isi adalah untuk memahami dengan cermat isi dari
berita utama dalam surat kabar Lombok post edisi April 2015, sehingga dapat
disimpulkan penalaran paragraf apa saja yang digunakan dalam teks berita
tersebut.
Aalisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah,
karena analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
tersusun dan lebih berarti (Marzuki, 1989:87). Setelah data terkumpul, selanjutnya
22
peneliti dapat menganalisi data dan metode yang digunakan dalam menganalisis
data penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif . Analisis data deskriptif
tertentu secara sisematis dan akurat atau membuat deskripsi atau narasi semata-
mata dari suatu fenomena (Danim, 2002:51). Data yang dianalisis berbentuk kata-
2002: 61).
1) Identifikasi
membaca keseluruhan paragraf pada berita utama surat kabar lombok post
yang digunakan dalam berita utama surat kabar Lombok post edisi April
2015.
2) Klasifikasi
23
3) Interpretasi
paragraf yang terdapad pada teks berita utama dalam surat kabar Lombok
mendalam terhadap paragraf berita utama surat kabar Lombok post lalu
24
DAFTAR PUSTAKA
http://apliabelina.student.ipb.ac.id/
http://kallolougi.blogspot.com/2010/07/silogisme-silogisme-kategorik.html
http://rafika-afriyani.blogspot.com/2010/03/menulis-merupakan-proses-
bernalar.html
http://timokomit.wordpress.com/2012/03/08/pengertian-penalaran-induktif-dan-
deduktif/
http://yogaskusumah.blogspot.com/2011/02/penalaran-induktif-generalisasi
Naraasi Pada Siswa Kelas V SDN 1 Sangiang Lec. Wea Kab. Bima
Mataram.
25
Tarigan, Djago. 2009. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan
Bandung.
Depdiknas
Sarana Bersama
Dharma.
26
Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Pustaka Utama.
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Rosdakarya.
Sugono Dendy (Pemred). 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat).
Araska.
27