Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PERTEMUAN KE XVI

JURNAL ILMIAH
“Pengunaan Bahasa Indonesia di Media Sosial”

Nama : Wiwi Rahmadani


NoBP : 20101152630251
Kelas : IF 5
MatKul : Bahasa Indoneisa

Tugas!
Carilah sebuah jurnal ilmiah (tema/ pokok bahasannya boleh memilih salah satu tema/
pokok bahasan dari pilihan:
(a) Kalimat efektif
(b) Penggunaan Bahasa Indonesia di media
sosial

Hal yang harus saudara lakukan jika jurnal sudah didapatkan adalah:
1. Membaca dan memahami informasi jurnal dengan baik
2. Membuat resume jurnal
3. Menjelaskan apa saja unsur-unsur yang terdapat di dalam jurnal
4. Menjelaskan pemakaian kalimat dan pengembagan paragraf dalam jurnal (apakah
sudah tergolong efektif/ baik), dengan menyertakan minimal 3 (tiga) contoh kalimat
dan 3 (tiga) contoh paragraf.

MEMBUAT RESUME JURNAL

Pesona bahasa Indonesia saat ini semakin memudar terlebih dengan


menjamurnya media sosial. Pengguna media sosial yang disebut
warganet kerap menggunakan istilah-istilah atau kosakata yang tidak
sesuai dengan aturan kebahasaan. Hal tersebut berdampak pada cara
komunikasi masyarakat Indonesia karena terbawanya bahasa yang
digunakan pada media sosial dalam kehidupan sehari-hari baik lisan
maupun tulis.
Penggunaan bahasa Indonesia tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor
Yaitu :
1) pergaulan,
2) gengsi, dan
3) iklan.
Penggunaan bahasa Indonesia oleh warganet di media sosial tersebut akan
mengancam kemurnian bahasa Indonesia. Generasi muda akan lebih gemar
menggunakan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan aturan
kebahasaan. Bahkan bisa jadi mereka tidak tahu bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Penggunaan bahasa indonesia dalam media sosial dapat diuraikan dalam beberapa
bahasa:
1. Bahasa Formal
2. Bahasa Informal
3. Bahasa Daerah
4. Bahasa Asiang
5. Huruf yang memiliki kesamaaan bunyi dengan kata yang diucapkan
6. Gaya pengucapan onomatope
7. Tanda Baca
8. Huruf Kapital
9. Emoticon dengan tanda baca
10. Emotikon dengan gambar wajah
11. Tanda tagar atau hashtag
12. Neologisme
13. Akronim
14. Singkatan
15. Kata seru tau Interjeksi

Sehingga Bahasa Indonesia yang digunakan di media sosial sudah


mengalami perubahan luar biasa yang tidak sesuai dengan aturan
kebahasaan. Dalam media sosial bahasa Indonesia mampu berkembang melahirkan
istilah-istilah baru. Baik yang diserap langsung dari bahasa Indonesia, maupun
campuran dengan bahasa asing. Tidak hanya itu, suatu kata dalam bahasa
Indonesia dapat memiliki arti baru di media sosial. Media sosial juga
dapat menyebarkan bahasa itu dengan masif. Dengan demikian, media
sosial mempunyai andil besar terhadap perkembangan bahasa
Indonesia. Jika kondisi ini tetap berlangsung maka akan mengancam
kemurnian bahasa Indonesia. Generasi muda akan lebih gemar
menggunakan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan aturan
kebahasaan. Bahkan bisa jadi mereka tidak tahu bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Menilik bahasa yang digunakan dalam media sosial masyarakat
atau warganet saat ini maka dapat dijumpai kosakata yang kebanyakan
dipengaruhi oleh bahasa asing.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada era modernisasi seperti sekarang ini
perkembangan bahasa Indonesia
sangat dipengaruhi oleh bahasa asing seperti bahasa Inggris. Akibat
pengaruh tersebut maka masyarakat Indonesia dan warganet lebih gemar
menggunakan bahasa “media sosial” atau yang sering disebut bahasa
internet slam atau prokem atau yang lebih dikenal bahasa Alay. Dampak
buruknya adalah eksistensi bahasa Indonesia semakin tersingkir oleh
bahasa asing. Pesona bahasa Indonesia semakin memudar di hati
masyarakat Indonesia. Hal ini tidak bisa dibiarkan karena dapat
mengancam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan,
bahasa nasional, dan bahasa negara Indonesia. Oleh karena itu, perlu
ada langkah serius untuk mempertahankan kesucian bahasa Indonesia.

UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DI DALAM JURNAL


1. Judul Setiap
jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan
memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari
jurnal tersebut. Judul tidak boleh memiliki makna ganda. Disarankan tidak boleh lebih
dari 12 kata jurnal berbahasa Indonesia dan lebih dari 10 kata jurnal berbahasa
Inggris. Judul ditulis di tengah atas halaman, menggunakan huruf kapital, dan dicetak
tebal.

2. Nama
Nama Penulis, Nama Pembimbing I, Nama Pembimbing II, tanpa gelar akademik
dianjurkan disertai nama lembaga (afiliasi : nama prodi, fakultas, dan universitas),
serta dianjurkan menyertakan alamat dan email.

3. Abstrak
Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi
untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan utnuk menjadi
penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250
kata yang merangkum tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Jangan gunakan
singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus berdiri sendiri tanpa catatan
kaki. Abstrak ini biasanya ditulis terakhir.

4. Kata Kunci
Kata kunci sebanyak 3-5 kata, diambil dari inti yang akan dibahas dalam
penelitian.

5. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang mengapa penelitian dilakukan, uraian
permasalahan yang akan diteliti, dikaitkan dengan teori, dan diakhiri dengan tujuan
dilaksanakan penelitian tersebut. Penulisan diketik dengan 2 spasi, kurang lebih 4-6
halaman.

6. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti
menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis
pengendalian.. Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan
secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengantahuan dan teknik dasar agar
bisa dipublikasikan. Penulisan Metode diketik dengan 2 spasi, kurang lebih 1
halaman.

7. Pembahasan/Hasil Pembahasan
Pembahasan dapat dibagi dalam beberapa sub bagian. Diketik dalam 2 spasi.
Penulisan kurang lebih 4-6 halaman. Dalam pembahasan membandingkan hasil
penelitian dengan model atau teori yang diacu, dan menghubungkan hasil penelitian.
Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian kualitatif, sedangkan Hasil dan
Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian kuantitatif.

8. Simpulan
Dalam simpulan yang dibahas pembuktian hipotesis dari penelitian, ditulis
ringkas yang memuat informasi yang cukup sehingga pembaca mengetahui bahwa
telah membuktikan hipotesis yang telah dilakukan dan dalam mengetahui kelebihan
dan kekurangan metode. Dan biasanya terdapat saran yang berisi kemungkinan
penelitian lebih lanjut, dan potensi-potensi yang dimiliki metode yang dipakai dapat
dimasukkan.

9. Daftar Pustaka
Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir (tidak
perlu ganti halaman baru), sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku, atau
penelitian ditulis dengan berganti halaman baru. Jenis penulisan daftar pustaka diberi
judul DAFTAR PUSTAKA, dicetak tebal dengan huruf tegak, kapital semua.Unsur
yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: (1) nama pengarang
ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar
akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4) tempat penerbitan,
dan (5) nama penerbit. Unsure-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung kepada
jenis sumber pustakan

ya.

PEMAKAIAN KALIMAT DAN PENGEMBANGAN


PARAGRAF DALAM JURNAL

1. Penjelasan mengenai Pemakain Kalimat dalam Jurnal


Pemakain kalimat yang baik dalam bahasa indonesia hendaknya memenuhi
persyaratan gramatikan. Artinya,kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku,yaitu:
a. Kesepadanan dan kesatuan
b. Kepaduan
c. Kesejajaran
d. Ketepatan
e. Kehematan
f. Kelogisan

Kelengkapan unsur-unsur kalima menentukan kejelasannya,setidak-tidaknya sebuah


kalimat memiliki subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap itu ditulis dengan ejaan
yang berlaku. Pilihan kata-katannya harus tepat.

Berikut beberapa contoh kalimat yang ada pada jurnal ilmiah dengan tema “
Pengunaan Bahasa Indonesia di Media Sosial”;
1. “Artinya walaupun sedang bersama, tetapi komunikasi kurang terjalin dengan
baik. “
Kalima di atas merupakan kalimat yang tidak memenuhi syarat ketepatan ,yaitu
terasa sumbang jika di baca ulang pada kata di atas, seharusnya kalimat diatas di ubah
menjadi:
“Komunikasi itu kurang terjalin dengan baik walaupun kita sedang bersama”

2. “Padaera milenial ini bahasa tidak sekadar sebagai alat


berkomunikasi, tetapi juga sebagai alat ekspresi diri terutama bahasa
yang digunakan pada media sosial.”\

Kalimat di atas merupakan kalimat yang tidak memenuhi syarat kelogisan ,karna
dirasa tidak logis antara klausa satu degan klausa dua,yaitu pada kata “tetapi juga
sebagai alat ekspresi diri terutama bahasa yang digunakan pada media sosial.”

3. Saat ini adalah era millennial, masa adanya peningkatan penggunaan dan
keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital.

Kalimat di atas merupakan kalimat yang tidak memenuhi syarat kepaduan ,karna
Kalimat diatas dirasa tidak punya hubungan yang padu dan tidak sesuai. Yaitu pada
kata “masa adanya peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi,
media dan teknologi digital. Seharusnya diubah menjadi:
“Masa di mana peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media
dan teknologi digital semakin meningkat”

2. Penjelasan mengenai Pengembangan Paragraf dalam Jurnal


Paragraf dibangun oleh lebih dari satu kalimat. Pengembanggan paragraf adlah
perinian dan pengurutan pikiran terintegrasi yang diwujudkan melalui penataan
kalimat-kalimat. Berikut metode pengembangan paragraf yang sering ditemukkan
dalam berbagai karanggan :
a. Sudut pandang
b. Contoh
c. Klimaks dan antiklimaks
d. Dafinis luas
e. Klasifikasih
f. Perbandinga dan pertentangan
g. Analogi
h. Sebab -Akibat
i. Proses
j. Umum - Khusus dan Umum

Berikut beberapa contoh Pengembangan Paragraf yang ada pada jurnal ilmiah dengan
tema “ Pengunaan Bahasa Indonesia di Media Sosial”;

1. “Bahasa Indonesia sebagai alat berkomunikasi masyarakat Indonesia yang sah


dan diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Keraf (1997:1) bahasa
ialah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.”

Pada contoh paragraf di atas,tidaklah menunjukan paragraf yang memenuhi syarat


pengembangan paragraf,dikarenakan tidak ada hubungan antara kalimat pertama dan
kedua. Di mana kalimat pertama berisikan tentang “Bahasa indonesia merupakan
bahasa yang sah dan sudah di atur dalam undang-undang”.
Sedangkan pada kalimat kedua, membicarakan; “Pengertian dari bahasa itu sendiri”
Jadi bisa disimpulan bahwa paragraf diatas tidaklah paragraf yang efektif.

2. Penggunaan bahasa dalam media sosial menjadi kajian yang


menarik dari pemerhati atau praktisi bahasa di Indonesia bahkan dunia.
Hal tersebut karena media sosial memberi pengaruh kurang baik
terhadap perkembangan bahasa nasional masing-masing karena
penggunannya tidak sesuai dengan tata bahasa baku yang telah
ditentukan.

Contoh paragraf di atas menunjukan bahwa pragraf tersebut merupakan paragraf


yang termasuk pada pengembangan paragraf Sebab-Akibat,yaitu ditandai dengan
adanya kata karena.

3. Tidak
ada aturan baku tentang penggunaan bahasa Indonesia di media sosial.
Walaupun tidak ada aturan baku tentang penggunaan bahasa pada media sosial, tetapi
dalam bermedia sosial bisa menggunakan bahasa baku atau bahasa formal.

Contoh paragraf di atas menunjukan bahwa pragraf tersebut merupakan paragraf


yang termasuk pada pengembangan paragraf “Perbandingan dan pertentanggan”,yaitu
ditandai dengan adanya kata Walaupun dan tetapi.

REFERENSI
Ambar. 2018. 17 Cara Penggunaan Bahasa
Indonesia di Media Sosial.
https://pakarkomunikasi.com/penggun
aan-bahasa-dalam-media-sosial
(Diunduh 31 Juli 2019).
Arsanti, Meilan. 2017. “Siapa Dia? Lihatlah
Bahasa pada Media Sosialnya. Eprints
UNDIP
eprints.undip.ac.id/61674/1/28._Meila
n_Arsanti_UNISULA.pdf. (Diunduh
30 Juli 2019).
Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa. 2020. Sekilas Tentang
Sejarah Bahasa Indonesia.
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/l
amanbahasa/petunjuk_praktis/627/Se
kilas%20Tentang%20Sejarah%20Bah
asa%20Indonesia (Diakses 7 April
2020).
Databoks. 2019. Data Pengguna Telepon,
Internet, Media Sosial Indonesia
Menurut Wearesosial
https://databoks.katadata.co.id/datapu
blish/2019/02/08/berapa-pengguna
media-sosial-indonesia (Diunduh 8
Januari 2020).
Hopkins, Mark. 2008. Pengertian Media
Sosial Menurut para Ahli.
https://www.seputarpengetahuan.co.id
/2018/03/pengertian-media-sosial
menurut-para-ahli.html (Diakses 6
April 2020).
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi : Sebuah
Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende
Flores : Penerbit Nusa Indah.
Kemenkominfo. 2013. Pengguna internet di
Indonesia 63 Juta Orang.
https://kominfo.go.id/index.php/conte
nt/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengg
una+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker (Diunduh 8
Januari 2020).
Putri, Nimas Permata. 2017. Eksistensi
Bahasa Indonesia pada Generasi
Millennial. Widyabastra Vol 5 No 1
tahun 2017http://e
journal.unipma.ac.id/index.php/widya
bastra/article/view/1891 (Diunduh 8
Januari 2020).
Riyandi, Rizma. 2018. Bahasa di Media
Sosial.
https://www.ayobandung.com/read/20
18/12/06/41396/bahasa-di-media
sosial (Diunduh 31 Juli 2019).
Sembiring, Selamatta. 2013. Pengguna
Internet di Indonesia 63 Juta Orang.
https://kominfo.go.id/index.php/conte
nt/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengg
una+Internet+di+Indonesia+63+Juta+
Orang/0/berita_satker (Diunduh 8
Januari 2020).
Valenza, Joyce Kasman. 2014. Pengertian
Media Sosial Menurut para Ahli.
https://www.seputarpengetahuan.co.id
/2018/03/pengertian-media-sosial
menurut-para-ahli.html(Diakses 6
April 2020).
12

Anda mungkin juga menyukai