Anda di halaman 1dari 18

V.

RUMUSAN KEGIATAN MAJELIS TA’LIM


DESA RAMBAH HILIR TIMUR

5.1. Deskripsi Umum

Majelis Ta’lim sebagai institusi pendidikan islam yang berbasis masyarakat


dimana peran strategisnya terletak dalam mewujudkan learning society suatu
masyarakat yang memiliki tradisi belajar tanpa dibatasi oleh usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan dapat menjadi wahana belajar sekaligus penyampaian
pesan agama kepada masyarakat. Terdapat 2 buah Majelis Ta’lim di Desa
Rambah Hilir Timur yang aktif yaitu Majelis Ta’lim Miftahul Jannah Masjid Al
Jamaah dan Majelis Ta’lim Al Hidayah Mesjid Taqwa. Majelis taklim di Desa
Rambah Hilir Timur dikategorikan pada Majelis Ta’lim yang diselenggarakan
oleh masjid, dimana anggotanya berdasarkan jamaah suatu masjid. Keterlibatan
anggota didasarkan atas keaktifannya dalam menjadi jamaah suatu masjid atau
mushalla. Khusus Majelis Ta’lim Miftahul Jannah dan Majelis Ta’lim Al Hidayah
anggotanya khususnya ibu-ibu dan pembentukan kedua Majelis Ta’lim ini pada
mulanya dipelopori oleh isteri kepala Desa ibu Suryanis Spd dibentuk pada tahun
2005. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Majelis Ta’lim tersebut pada
mulanya untuk memberikan bimbingan kepada ibu-ibu tentang tata cara shalat
yang benar, belajar tentang do’a dan ahlak sehari-hari. Tapi walau demikian
materi yang diberikan kepada majelis taklim tersebut berkisar tentang ke islaman
yang menyangkut aspek akidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Memang sulit
menentukan kurikulum, sebab dari segi kehadiran jamaah yang tidak tetap seperti
disekolah pendidikan formal.
Seperti wawancara dengan salah seorang pengisi kegiatan, Majelis Ta’lim
Hj. Mariam (72) tahun bahwa peserta atau jamaah Majelis Ta’lim banyak yang
berpendidikan rendah. Jamaah Majelis Ta’lim menginginkan ustaz atau guru
yang memberikan pelajaran tidak perlu yang berpendidikan tinggi, yang penting
dapat menyesuaikan diri dengan jamaah Majelis Ta’lim bila perlu dengan bahasa
dan gaya yang lucu dalam penyampaian ceramah. Biasanya tidak ada sumber
rujukan buku yang pasti yang digunakan oleh para ustaz, sebahagian ada yang
mengambil rujukan kepada kitab-kitab sufi seperti Ihya Ulumuddin, dan
42

sebahagian mengambil dari Alquran dan Hadist yang kemudian dikembangkan


sesuai dengan kemampuan ustaz.
Ada beberapa kesulitan dalam menyampaikan materi yang ditetapkan oleh
Majelis Ta’lim ataupun ustaz yaitu :

1. Bagi jamaah:

a. Peserta atau jamaah Majelis Ta’lim, berasal dari latar belakang pendidikan
yang berbeda. Ada yang rendah pengetahuannya tentang agama, ada yang
sederhana.
b. Waktu.
Waktu yang diberikan untuk para ustaz dalam menyampaikan pelajaran
hanya berkisar antara 30-60 menit.waktu yang demikian adalah masa yang
pendek bagi seseorang yang menimba ilmu dari guru, apalagi Majelis
Ta’lim dilakukan hanya satu kali dalam satu minggu.
c. Kecendrungan Jamaah
Diantara Jamaah ada yang menginginkan pengajian tentang ibadah saja,
ada pula yang ingin pelajaran ahlak dan ada pula yang ingin materi tentang
aqidah. Memperhatikan selera jamaah tersebut tentu berakibat sulitnya
membuatkan kurikulum dan materi yang akan diajarkan kepada jamaah.

2. Bagi Ustaz ;

a. Kemampuan yang dimiliki oleh ustaz berbeda beda, tergantung pada


pendidikan yang dimilikinya dan penguasaan materi yang disampaikan
b. Waktu yang dimiliki ustaz terbatas, sebab masing-masing ustaz
mempunyai pekerjaan lain, sehingga bila ustaz tidak hadir misalnya
biasanya jamaah Majelis Ta’lim mengisi kegiatannya dengan melakukan
pembacaan surah yasin secara bersama-sama yang dipandu oleh pengurus
Majelis Ta’lim.

Dengan demikian, Majelis Ta’lim di Desa Rambah Hilir Timur tidak


memiliki kurikulum dan tidak pula ditentukan materi khusus, namun tidak keluar
dari basis keislaman. Akibat tidak adanya kurikulum, maka implementasinya dari
kegiatan Majelis Ta’lim belum begitu terlihat dalam kehidupan beragama.
43

Tata cara belajar di Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur biasanya
sudah ada kesepakatan belajar pada hari-hari jum’at sore pukul 14.00 sampai
pukul 16.00 wib dan kadang-kadang pukul 16.00 sampai 18.00 wib. Dalam setiap
pengajian dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan bacaan al quran,
setelah itu dilanjutkan penyajian materi pengajian oleh Ustaz. Pengajian yang
disampaikan ustad selain materi biasa, kadang-kadang disesuaikan dengan momen
waktu saat itu, seperti peringatan hari besar islam, Isra’ Miraj, Maulid Nabi,
menyambut Ramadhan, menyambut Tahun Baru Islam serta Halal Bi Halal
setelah Aidul Fitri. Setelah Ustaz menyampaikan materi pengajian,biasanya
diberikan kesempatan kepada jamaah Majelis Ta’lim untuk bertanya berkenaan
dengan materi yang disampaikan ataupun persoalan lain yang belum diketahui
oleh jamaah. Struktur organisasi Majelis Ta’lim dapat dilihat pada Gambar 3.

BADAN
PENGAWAS

WAKIL KETUA KETUA BENDAHARA

SEKRETARIS

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG SOSIAL DAN


DAKWAH PELATIHAN ORGANISASI PERMASYARAKATAN

Gambar 3. Struktur organisasi Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur


44

5.2. Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Kegiatan Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur pada dasarnya tidak
langsung melaksanakan aktivitas ekonomi lokal karena kegiatan Majelis Ta’lim
lebih banyak bernilai sosial dan agama dengan berusaha memperbaiki moral dan
akhlak anggotanya. Namun aktivitas Majelis Ta’lim tersebut dapat juga
dikategorikan dalam rangka penanggulangan kemiskinan yaitu lebih
mencerdaskan anggotanya melalui pendidikan non formal dan tradisi belajar tanpa
dibatasi oleh usia. Perinsip ajaran islam seperti tersebut dalam surah Alqosos ayat
77 berbunyi :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
kebahagiaan mu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi, sesungguhnya
allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Dari kandungan ayat tersebut dapat diketahui bahwa tugas hidup seorang
muslim, selain merebut keberuntungan kampung akhirat juga jangan melupakan
kebahagiaan dari duniawi, termasuk memperhatikan ekonomi. Organisasi Majelis
Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur hingga saat ini belum memiliki sebuah unit
kegiatan ekonomi produktif yang mampu menghasilkan sebuah produk unggulan
tertentu .
Anggota Majelis Ta’lim setiap kali melaksanakan kegiatan melakukan
pengumpulan infak/dan sedekah berupa iyuran bulanan sebesar Rp1000 perorang/
minggu. Hasil dari infak dan sedekah tersebut digunakan untuk kegiatan sosial
seperti bantuan kepada anggota yang sakit, anggota yang melahirkan, dan bantuan
kematian. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, jamaah Majelis Ta’lim
merasakan biarpun materi ceramah yang mereka terima dalam pengajian
menyangkut soal perbaikan ahlak dan ibadah, namun dalam kehidupan sehari-hari
akan berpengaruh kepada motivasi kerja, kejujuran dalam bekerja, yang akhirnya
akan berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat. Jadi kegiatan Majelis Ta’lim
tersebut tidak secara langsung berkaian dengan pengembangan ekonomi
masyarakat, namun dengan pendalaman dan penghayatan ajaran agama islam
45

secara baik akan dapat mendorong anggota Majelis Ta’lim dalam mendorong
kegiatan produktif didalam keluarga, serta terwujudnya keluarga sakinah.
Pengembangan ekonomi melalui kegiatan Majelis Ta’lim pada dasarnya
sangat memungkinkan untuk dikembangkan, jika ditinjau dari jumlah anggotanya,
satu Majelis Ta’lim rata-rata mempunyai anggota sebanyak 50 sampai 70 orang.
Desa Rambah Hilir mempunyai 2 buah Majelis Ta’lim, perkiraan keanggotannya
berkisar antara 100 sampai dengan 140 orang, keanggotaan Majelis Ta’lim
sifatnya tidak tetap dan selalu berubah ubah akan tetapi tingkat kehadirannya rata-
rata sebanyak 50 sampai 70 orang setiap minggunya untuk setiap Majelis Ta’lim.
Seperti diketahui di atas setiap pelaksanaan kegiatannya setiap anggota
mengumpulkan iuran sebesar Rp.1.000,- per minggunya atau Rp.4.000,- per
bulannya. Artinya untuk setiap bulannya di Desa Rambah Hilir Timur dana yang
terkumpul dalam kegiatan Majelis Ta’lim paling sedikit Rp. 400.000,-.
Dengan Kekuatan sosial yang dimilikinya Majelis Ta’lim sebenarnya
mempunyai potensi untuk mengembangkan kegiatan ekonomi anggotanya.
Dengan penguatan kelembagaan Majelis Ta’lim sampai pada aras Kabupaten,
Majelis Ta’lim dapat membentuk lembaga keuangan mikro berbasis syariah yang
mempunyai sumber permodalan yang berasal dari iuran anggotanya. Untuk
melihat kekuatan majelis Taklim pada aras Kabupaten dapat dilihat pada Tabel 9
berikut :

Tabel 9. Rekapitulasi Jumlah Majelis Ta’lim Kabupaten Rokan Hulu

NO KECAMATAN JUMLAH
01 TANDUN 30
02 ROKAN IV KOTO 20
03 RAMBAH HILIR 68
04 BANGUN PURBA 35
05 TAMBUSAI UTARA 92
06 UJUNG BATU 37
07 RAMBAH SAMO 30
08 KABUN 19
09 RAMBAH 41
10 KEPENUHAN 32
11 PAGARAN TAPAH 10
12 KUNTO DARUSSALAM 14
13 TAMBUSAI 65
JUMLAH 493
46

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa di Kabupaten Rokan Hulu terdapat
493 buah Majelis Ta’lim dengan perkiraan jumlah anggotanya sebanyak 25.000
sampai 35.000 orang. Jika dikonversikan pada kemampuan pengumpulan dana
perbulannya, Majelis Ta’lim mampu mengumpulkan dana dari anggotanya
sebanyak Rp. 100.000.000,- sampai Rp.140.000.000,-. Jumlah yang besar ini jika
dikelola dengan benar melalui kegiatan usaha keuangan mikro berbasis syariah
untuk menunjang kegiatan ekonomi produktif anggotanya, maka masalah
kemiskinan di Kabupaten Rokan Hulu dapat ditanggulangi dengan melibatkan
masyarakat secara partisipatif.
Kendala utama pengembangan ekonomi produktif di desa-desa adalah tidak
adanya akses terhadap permodalan, kolateral serta tidak adanya kelembagaan
masyarakat yang mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk membuka akses
permodalan bagi usaha masyarakat desa. Peran kelembagan Majelis Ta’lim di aras
Kabupaten harus berfungsi sebagai organisasi formal yang berfungsi sebagai
lembaga yang mengontrol kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
moral dan akhlak melalui penguatan kegamaan dan sekaligus sebagai lembaga
yang mengatur pengembangan ekonomi ummat melalui penciptaan akses
permodalan usaha produktif, dapat berbentuk Koperasi Simpan Pinjam, Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), yang mana sumber modal utamanya berasal dari
anggota Majelis Ta’lim yang ada di Kabupaten Rokan Hulu. Pengembangan
ekonomi ummah ditujukan untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif, seperti
kegiatan usaha peremajaan karet yang didukung dengan pengembangan usaha
sayuran semusim untuk menggantikan sumber pendapatan utama (perkebunan
karet) sebelum menghasilkan. Nasdian (2008), menyatakan bahwa mekanisme
pemberdayaan masyarakat berdasarkan bentuk kelembagaan dan pola pendekatan
pemberdayaannya dapat dilihat pada Gambar 4.
47

Gambar 4. Mekanisme Pemberdayaan Masyarakat.

Sumber: Nasdian dan Kolopaking, 2008

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa organisasi formal yang ada di
Majelis Ta’lim pada aras Kabupaten atau Himpunan Kelompok Majelis Ta’lim
yang ada pada aras Kecamatan dapat mengakses sumber modal yang ada baik
secara kredit bersubsidi maupun kredit komersial. Dengan penguatan modal yang
telah ada melalui sumber modal yang berasal dari iuran anggota serta dikelola
dengan manajemen yang benar maka bukan merukan suatu hal yang mustahil bila
lembaga keuangan lainnya, khususnya lembaga keuangan syariah akan tertarik
untuk bekerjasama dengan kelembagaan Majelis Ta’lim dalam hal penyediaan
pembiayaan bagi usaha produktif anggota Majelis Ta’lim.
Kelembagaan Majelis Taklim juga dapat dikembangkan sampai pada aras
Propinsi, sebagai bahan perbandingan bahwa banyaknya jumlah majelis Ta’lim di
Propinsi Riau menurut data Kanwil Departemen Agama Tahun 2007 adalah 3.206
buah Majelis Ta’lim. Dengan perkiran jumlah anggotanya adalah 192.360 orang
yang tersebar diseluruh kabupaten yang ada di Propinsi Riau. Data tersebut secara
detail dapat dilihat pada lampiran.
48

5.3. Pengembangan Modal Sosial

Sumber-sumber daya yang dipunyai oleh masyarakat dalam rangka


pemberdayaan masyarakat merupakan modal. Modal dimaksud baik modal
manusia, modal fisik, modal financial, dan modal yang disetarakan dengan modal-
modal tersebut yaitu modal sosial.
Para ilmuan sosial sering mengartikan modal manusia sebagai pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki manusia untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
Sedangkan yang dimaksud modal sosial kerap di dimaknakan sebagai keadaan
organisasi sosial, seperti jaringan-jaringan norma-norma dan kepercayaan (trust)
yang dapat meningkatkan produktivitas masyarakat ( Suharto 2005 ).
Modal sosial secara sederhana bisa didefinisikan sebagai serangkaian nilai
atau norma informal yang dimiliki bersama diantara anggota kelompok
masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerja sama atas dasar rasa saling
mempercayai, norma-norma yang menghasilkan modal sosial harus secara
substantif menginfernalkan nilai-nilai seperti seperti kejujuran, pemenuhan tugas,
dan kesediaan untuk saling menolong, serta komitman bersama.
Majelis Taklim di Desa Rambah Hilir Timur didalam fungsinya untuk
mewujudkan learning society, suatu masyarakat yang memiliki tradisi belajar
tanpa dibatasi usia dan jenis kelamin dan tingkat pendidikan memiliki sistem nilai
yang berperan didalamnya seperti sikap tolong-menolong dan kebersamaan.
Disadari atau tidak kegiatan Majelis Ta’lim telah berusaha melestarikan nilai-nilai
budaya setempat selain nilai agama juga tolong menolong saling peduli antara
satu dengan yang lainnya. Dengan demikian terjadi hubungan timbal balik yang
saling menguntungkan, dan solidaritas dalam kehidupan masyarakat yang
bertujuan untuk mewujudkan umat yang bertaqwa kepada yang maha esa dan
berakhlak kepada sesama.
Sebagai suatu modal sosial yang telah dibangun diantara pengurus dan
jamaah Majelis Ta’lim dalam bentuk tanggung jawab dan saling percaya
mempercayai serta adanya sistem kekerabatan kebersamaan dan solidaritas yang
tinggi akan sangat mewarnai keberhasilan dan kelangsungan kegiatan Majelis
Ta’lim seperti yang diungkapkan oleh Hajah Mariam (67 tahun).
49

”Dengan kegiatan Majelis Ta’lim ini kami dapat


meningkatkan shilaturrahmi dapat saling ingat mengingatkan
antara satu dengan lainnya,apalagi kami yang sudah tua-tua
ini perlu memperbanyak amal untuk bekal nanti di akhirat.
Saya sendiri sebagai orang tua dalam Majelis Ta’lim ini tidak
mau ketinggalan mengikuti kegiatan Majelis Ta’lim ini,
karena dapat memupuk iman kepada Allah Swt.”

Keikutsertaan jamaah Majelis Ta’lim dalam kegiatan sehingga terjadi


shilaturrahmi saling percaya antara sesama anggota secara otomatis mengandung
modal sosial didalamnya. Demikian juga kerjasama antara jamaah Majelis Ta’lim
terlihat dengan adanya partisipasi mereka dalam memberikan sumbangan untuk
bantuan bagi mereka yang mendapat musibah. Modal sosial yang ada didalam
masyarakat tersebut menunjukkan kuatnya ikatan intra komunitas dan tingginya
modal sosial masyarakat, dan kegiatan Majelis Ta’lim di Desa Rambah Hilir
Timur merupakan sebuah gerakan sosial, walaupun kegiatan yang bersifat non
fisik namun sangat bernilai dalam mewujudkan perbaikan ahlak dan ketenangan
didalam masyarakat, serta menghasilkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
yang maha kuasa.
Pemanfaatan modal sosial dalam kegiatan Majelis Ta’lim terkandung juga,
didalamnya hubungan antara modal sosial, modal manusia dan modal fisik.
Hubungan ketiga modal tersebut sangat berkaitan. Dalam modal manusia terdapat
4 orang pengajar/ ustad tamatan pasantren yang memberikan bimbingan secara
rutin kepada jamaah, selain itu komunitas jamaah, selain itu komunitas jamah
Majelis Ta’lim kedua kelompok Majelis Ta’lim sebanyak 90 orang. Sedangkan
modal fisik adalah masjid Aljamah dan masjid Taqwa yang dapat dijadikan pusat
dalam kegiatan Majelis Ta’lim, serta rumah-rumah jamah yang bisa dijadikan
tempat kegiatan Majelis Ta’lim.
Hubungan antara kapital sosial kapital manusia dan kapital fisik dalam
majelis taklim adalah bahwa Majelis Ta’lim sebagai kapital sosial misalnya dapat
mendorong anggotanya untuk meningkatkan silaturrahmi, saling tolong
menolong.
50

5.4. Kebijakan dan Perencanaan Sosial

Kebijakan sosial adalah seperangkat tindakan ( course of action) kerangka


kerja (framework), petunjuk (qudeline), rencana (plan) peta (map) atau strategi
yang dirancang untuk menterjemahkan visi politis pemerintah atau lembaga
pemerintah kedalam program dan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu
dibidang kesejahteraan sosial (social welfare) karena urusan kesejahteraan sosial
senantiasa menyangkut orang banyak, maka kebijakan sosial seringkali ditentukan
dengan kebijakan publik (Suharto 2005).
Berdasarkan pengertian kebijakan sosial tersebut, maka kebijakan sosial
dapat pula diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan pihak
pemerintah yang diarahkan untuk menangani masalah-masalah sosial yang ada
pada warga negara. Adapun masalah sosial yang dimaksud yaitu memenuhi hak-
hak dasar masyarakat yang meliputi hak atas pangan, pendidikan, kesehatan,
pekerjaan, perumahan, air bersih, tanah lingkungan hidup dan sumberdaya alam
dan rasa aman.
Kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur
bukan merupakan kebijakan sosial, karena kegiatan tersebut murni dari
masyarakat. Oleh karena itu pembahasan kebijakan sosial dilakukan langsung
oleh pengurus Majelis Ta’lim bersama anggotanya berlandaskan pada keyakinan
peningkatan ibadah, peningkatan ilmu, peningkatan iman semoga diharapkan
dapat meningkatkan ekonomi anggota.
Meskipun produk kebijakan yang dibuat merupakan langkah partisipasi
masyarakat ditingkat bawah namun selanjutnya kebijakan tersebut juga
dipengaruhi kebijakan pemerintah dalam hal ini Depertemen Agama terutama
dalam pengaturan guru / ustaz, kurikulum yang jelas, terprogram dan terarah dan
evaluasi belajar untuk mengetahui hasilnya.

5.5. Kapasitas Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur Kepemimpinan

Kepemimpinan di dalam Majelis Ta’lim yang dimaksud adalah gaya


kepemimpinan yang dilakukan oleh pengurus Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir
Timur. Gaya kepemimpinan dapat diketahui melalui pengurus dalam mengambil
keputusan, baik dalam menyusun program kegiatan, maupun kegiatan lainnya.
51

Tradisional manajemen mengartikan management sebagai doing something


by others atau getting thing done throught People ( memperoleh atau melakukan
suatu pekerjaan melalui atau oleh orang lain).
Sedangkan modern manajemen memberikan pengertian manajemen sebagai
working with and throught other ( bekerjasama dengan dan melalui orang lain).
(Muchtar samad 2007). Berdasarkan pengertian pertama berarti pimpinan
(manajer) berada dibelakang meja dan menyerahkan pekerjaan kepada orang lain
sambil menunggu laporan pelaksanaannya. Sedangkan pengertian kedua
bermaksud bahwa pimpinan tidak hanya menyerahkan pekerjaan tapi juga ikut
aktif bekerja sama dilapangan terutama dalam memberikan petunjuk, bimbingan
dan kontrol, karena wewenang bisa dilimpahkan namun tanggung jawab
keberhasilan suatu tugas tetap berada pada pimpinan.
Berdasarkan observasi dan wawancara, keputusan yang diambil oleh
pengurus Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur selalu tidak diputuskan begitu
saja, namun terlebih dahulu dibicarakan dengan jamaah Majelis Ta’lim.
Karena kegiatan Majelis Ta’lim dilaksanakan secara rutin, biasanya bila ada
hal-hal yang perlu dibicarakan langsung dimusyawarahkan dan diputuskan
bersama jamaah Majelis Ta’lim, umpamanya tentang pengaturan jadwal jamaah
yang akan menyampaikan konsumsi dalam kegiatan Majelis Ta’lim, siapa saja
guru yang disepakati untuk mengisi kegiatan Majelis Ta’lim. Pengurus mesjid
juga mempunyai andil dalam keputusan tersebut, karena pengurus Majelis Ta’lim
sebelum memutuskan sesuatu tentang kegiatan terlebih dahulu berkonsultasi
dengan pengurus masjid.
Pengambilan keputusan internal pengurus Majelis Ta’lim sendiri tidaklah
didominasi oleh ketua sendiri. Tiap-tiap pengurus dan anggota mempunyai hal
yang sama dalam mengemukakan pendapat.

5.6. Perencanaan Program

Proses perencanaan suatu program seperti tergambar pada penjelasan


kepemimpinan pada sub bab terdahulu, munculnya ide dari program-program
tidak hanya datang dari pengurus, tapi juga dari jamaah Majelis Ta’lim lainnya.
52

Penyusunan program biasanya dilaksanakan rapat pengurus terlebih dahulu,


selanjutnya baru dilaksanakan rapat bersama jamaah.
Penyusunan program pokok sejak dibentuk Majelis Ta’lim bulan oktober
tahun 2005 baru dilaksanakan 4 kali. Adapun program-program yang
direncanakan adalah sebagai berikut :

1. Pengajian rutin yang dilaksanakan pada setiap sore jumat.


2. Peringatan hari besar islam
3. Pelaksanaan shalat berjamaah secara rutin
4. Latihan berzanji dan marhaban pada setiap selasa malam

Kebutuhan dana untuk program tersebut sebahagian besar berasal dari


jamaah Majelis Ta’lim. Biasanya dana tersebut langsung terpakai habis, belum
ada dana yang bersifat produktif. Sesuai dengan namanya,maka kegiatan yang
paling menonjol adalah pembinaan tak’lim ( ceramah agama) dan pendalaman
agama, dengan guru/ustad yang diatur secara bergantian. Selain itu ada ceramah
yang bersifat umum dan melibatkan masyarakat ramai yaitu dalam acara
peringatan hari besar islam seumpamanya Maulid Nabi Muhammad Saw, Isra’
Miraj, Tahun baru Islam, menyangkut datangnya bulan suci ramadhan dan halal
bihalal. Acara peringatan hari besar islam tersebut bukan hanya diikuti oleh
jamaah Majelis Ta’lim, tapi juga oleh masyarakat secara umum. Setelah dilihat
perencanaan program majelis tak’lim ternyata belum ada program yang
menyentuh perbaikan ekonomi jamaah seperti usaha-usaha kelompok masyarakat
dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga

5.7. Pelaksanaan Program

Dalam melaksanakan program-program yang telah direncanakan tersebut


tetap, melibatkan seluruh jamaah, baik pengurus maupun anggota Majelis Ta’lim.
Berdasarkan observasi dan wawancara jamaah majelis taklim sangat bersemangat
dan berpartisipasi aktif dalam program yang bersifat insidentil seperti
memperingati maulid Nabi Muhammad Saw 1429 H.
Adapun program program yang bersifat rutin tetap diikuti oleh jamaah
walaupun tidak semuanya hadir hal tersebut terlihat dalam mengikuti kegiatan
53

pengajian yang dilakasanakan pada setiap hari jumat sore, baik dilaksanakan di
Mesjid, maupun dirumah-rumah jamaah, dimana jumlah jamaah yang hadir cukup
mengembirakan, bahkan sampai 45 sampai 50 orang. Kegiatan rutin lainnya yang
sangat nampak adalah shalat berjamaah. Hal ini disebabkan pemahaman jamaah
majelis taklim akan hadist Nabi Muhammad Saw yang artinya :

“Shalat berjamaah itu lebih afdol dari pada shalat sendiri dengan
kelebihan 27 derajat”.

Pada hari kamis malam jumat, yang dikenal dengan sayidul ayyam (
penghulu hari), sehingga jamaah yang datang untuk melaksanakan shalat
berjamaah lebih banyak, demikian juga pada hari senin malam selasa, hal ini
dikarenakan sebahagian jamaah mengikuti tawajuh (zikir tertentu) setelah mereka
melaksanakan shalat isya berjamaah disurau suluk yang terdekat dengan
kediaman mereka.
Kegiatan berzanji ibu-ibu berjalan secara rutin dilaksanakan setiap selasa
malam setelah waktu isya, namun karena hal ini bersifat seni, tidak semua jamah
Majelis Ta’lim yang mengikutinya.
Selain pada jadwal kegiatan latihan, kegiatan berzanji juga dilaksanakan
pada waktu undangan anggota Majelis Ta’lim melaksanakan syukuran aqiqah dan
kegiatan sukuran walimatul urusy ( kenduri pernikahan). Partisipasi yang
dilaksanakan oleh jamaah Majelis Ta’lim terhadap kegiatan yang disebutkan
adalah bersifat sukarela, artinya partisipasi yang muncul karena kesadaran pribadi,
bukan merupakan mobilisasi. Partisipasi yang tumbuh dengan kesadaran pribadi
tersebut sangat bagus, namun partisipasi tersebut secara kuantitas ternyata tidak
konsisten, hal tersebut dapat diketahui sebagaimana pemaparan yang telah
disebutkan.

5.8. Alokasi Sumberdaya

Sumberdaya yang dimiliki oleh Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur
dialokasikan untuk melaksanakan program-program yang telah direncanakan.
Pengalokasian sumberdaya tersebut secara manajemen dilaksanakan oleh
pengurus. Dengan persetujuan dan aspirasi jamaah Majelis Ta’lim. Pelaksanaan
kegiatan majelis taklim yang dilaksanakan pada setiap sore jumat, bila
54

dilaksanakan dimesjid biaya yang diperlukan hanya untuk bantuan kepada ustad
yang memberikan pengajian yang diambil dari kas Majelis Ta’lim. yang berasal
dari iyuran bulanan anggota, dan bila dilaksanakan dirumah anggota Majelis
Ta’lim biasanya disiapkan jamuan ringan oleh tuan rumah. Berdasarkan program
Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur yang sudah direncanakan, alokasi
sumberdaya lebih banyak ditujukan untuk pembangunan non fisik dan seremonial.
Kegiatan fasilitasi berupa shalat berjamaah secara rutin dimesjid, tartil alquran
dan pembacaan berzanji setiap hari selasa malam.

5.9. Hubungan dengan Pihak Luar

Hubungan dengan pihak luar yang dilakukan oleh Majelis Ta’lim Desa
Rambah Hilir Timur dalam melaksanakan kegiatannya tetap meminta bimbingan
dari kepala Desa, bahkan kepala Desa setiap tahun tetap memberikan dukungan
dana untuk kegiatan Majelis Taklim, bahkan tahun 2007 pemerintah desa pernah
memberikan bantuan stimulus sebesar Rp 10.000.000 yang dimanfaatkan oleh
Majelis Ta’lim untuk :

a. Transportasi dan akomodasi saat menghadiri berbagai undangan kegiatan/


rapat baik tingkat RW hingga tingkat kecamatan dan kabupaten
b. Kegiatan Bakti Sosial dalam bulan Ramadhan
c. Bantuan transportasi bagi guru/ ustadz yang didatangkan dari luar Desa
Rambah Hilir Timur

Dukungan dari pemerintah desa yang cukup baik merupakan peluang yang
harus dioptimalkan oleh Majelis Ta’lim. Dukungan dari Alim Ulama juga sebuah
peluang yang harus di maksimalkan oleh Majelis Tak’lim.
Dukungan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Rambah Hilir dilakukan
dengan memberikan petunjuk-petunjuk tentang pengelolaan Majelis Ta’lim dalam
era global yang penuh dengan kesibukan ini.
Salah satu kelemahan Majelis Ta’lim di Indonesia adalah karena tidak
mempunyai, Visi dan Misi yang jelas dan bisa dicapai. Bila Visi dan Misinya
kurang/tidak jelas maka sulit diadakan perencanaan yang tepat guna mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena itu sebelum Majelis Ta’lim berbuat dan
55

melaksanakan fungsi dan perannya lebih dahulu harus ditentukan Visi dan
Misinya yang jelas dan mungkin dicapai. Visi organisasi adalah pandangan
pengurus organisasi terhadap masa depan, bagai mana keadaaan organisasi yang
diinginkan pada masa depan itu. Sedangkan misi organisasi adalah fungsi, peran
dan tugas organisasi yang harus dilakukan oleh organisasi untuk mewujudkan
visinya (Samad, 2007).
Melalui Majelis Ta’lim dapat di sampaikan pesan-pesan, pembangunan oleh
calon legislatif supaya mendapatkan dukungan dari masyarakat. Bahkan ada
diantara calon legislatif yang memberikan peralatan rebana untuk Majelis Ta’lim
dan pakaian seragam.
Oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu sering dilaksanakan Festival
rebana yang diikuti oleh Majelis Ta’lim dan dalam menyukseskan pembangunan
pemerintah Kabupaten dan kecamatan sering menjadikan majelis taklim sebagai
wadah.
Dalam islam hal demikian pernah dijelaskan oleh Rasulullah Saw: bersabda:

“Wanita itu tiang negara, apabila wanita baik, baiklah negara,bila


wanita rusak maka rusaklah negara”.

Kerjasama dengan selain pihak-pihak yang telah disebutkan selama ini


belum pernah dilaksanakan. Pengurus menjelaskan hal itu memang belum
terpikirkan, yang penting bagi mereka kegiatan majelis taklim ini berjalan,
walaupun peningkatannya belum dirasakan oleh jamaah Majelis Ta’lim. Selain
alasan tersebut, pengurus merasa sulit untuk mencari pihak-pihak yang bersedia
bekerjasama dengan Majelis Ta’lim.

5.10. Ikhtisar

Kegiatan Majelis Ta’lim telah membawa manfaat yang besar bagi pengurus
dan anggotanya. Sebagai media untuk menambah ilmu bagi komunitas Majelis
Ta’lim dan diharapkan dapat ditularkan kepada masyarakat umum. Hal ini bisa
terjadi karena dalam jamaah Majelis Ta’lim tertanam modal sosial. Modal Sosial
tercermin dalam kemampuan anggota Majelis Ta’lim. Untuk mengorganisir
dirinya dan menggalang kerjasama dengan berbagai pihak yang berlandaskan
56

kepercayaan, kejujuran, hubungan timbal balik, yang membuat Majelis Ta’lim di


Desa Rambah Hilir Timur dapat bertahan dan berkelanjutan.
Namun demikian masih dijumpai beberapa kelemahan dalam kegiatan
majelis taklim ini antara lain :

1. Managemen dan administrasi belum profesional hal ini karena pendidikan


pengurus relatif masih rendah
2. Majelis Ta’lim sebagai lembaga pendidikan non formal seharusnya
mempunyai kurikulum yang jelas, terprogram dan terarah
3. Sistem pendidikan agama berasal dari berbagai kalangan, umumnya
guru/ustadnya berganti-ganti, tidak diangkat secara resmi, bahkan banyak
ustaznya yang baru dicari beberapa waktu sebelum pelaksanaan pengajian.
4. Kebanyakan pengajian diikuti oleh peserta yang tidak sama atau tidak
tetap. Hal ini membuat tidak jelasnya siapa peserta sebenarnya, juga
pemberian pelajaran tidak bisa secara bersambung, sehingga sulit
ditentukan kurikulumnya.
5. Materi yang diberikan dalam kegiatan Majelis Ta’lim lebih berorientasi
pada peningkatannya moral dan ahlak, sehingga belum begitu tersentuh
dalam penguatan ekonomi komunitas.

Peran kelembagaan Majelis pada aras kecamatan dan Kabupaten mempunyai


potensi yang besar untuk mengelola peningkatan ekonomi ummat melalui
pembentukan lembaga keuangan yang dapat mempermudah penyediaan
permodalan bagi anggotanya. Jumlah anggota Majelis Taklim yang terbilang
besar dengan potensi pengumpulan dana yang cukup besar yang berasal dari
anggotanya dapat dipakai sebagai modal awal bagi pengembangan lembaga
keuangan mikro syariah di Kabupaten Rokan Hulu, dengan tujuan utama
mengentaskan kemiskinan anggota Majelis Ta’lim tersebut.
Adapun upaya untuk memperbaiki agar Majelis Ta’lim mencapai
keberhasilan dalam kegiatannya,maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
57

1. Pembenahan organisasi dan manajemen Majelis Ta’lim. Dalam era modern


dan global pada saat ini organisasi pendidikan modern lebih menitik beratkan
tugasnya kepada pelayanan dan kemitraan daripada kepada petugas
pembinaan. Oleh karena itu organisasi Majelis Ta’lim seharusnya dalam
melaksanakan tugasnya lebih banyak memfokuskan tugas kepada pelayanan
pendidikan disamping bermitra dengan berbagai pihak terkait seperti dengan
lembaga pendidikan dan lembaga dakwah yang ada
2. Pembenahan sistem majelis taklim pengurus Majelis Ta’lim harus membenahi
atau menata ulang sistem yang digunakan, dari sistem lama menjadi sistem
baru.Dari sistem lama, Majelis Ta’lim lebih berfungsi sebagai lembaga
dakwah yang menyelenggarakan ceramah agama, pengajian dan sejenisnya
yang terkesan bersifat insidental, seadanya dan tidak teratur. Sedangkan dalam
sistem baru, Majelis Ta’lim berfungsi sebagai lembaga pendidikan non formal
yang menggunakan sistem pendidikan dalam melaksanakan tugasnya
3. Kemitraan dalam menyelenggarakan Majelis Ta’lim
kemitraan dalam pengelolaan Majelis Ta’lim sangat diperlukan dengan
berbagai pihak ( Stake holders) seperti pihak yayasan atau organisasi Badan
kontak Majelis Ta’lim kecamatan, Depertemen Agama, pengusaha dan
sebagainya. Hal ini diperlukan bukan saja dalam kegiatan Majelis Ta’lim
tetapi dalam upaya pendanaan, mendapatkan fasilitas dan lain sebagainya.
4. Pelaksanaan sistem pendidikan non formal, hal ini dilaksanakan dengan cara :
a. Pengangkatan guru/ustad tetap secara resmi oleh pengurus Majelis Ta’lim
atau yayasan yang membawahi majelis taklim
b. Pemberian materi pelajaran yang bisa berkesinambungan dan kehadiran
peserta yang ditandai kehadirannya (absen)
c. Mengevaluasi keberhasilan pendidikan non formal diselenggarakan oleh
Majelis Ta’lim antara lain dengan mengisi angket yang berisi pertanyaan
tentang keislaman yang telah dipelajari, dibandingkan dengan jawaban
dari pertanyaan yang sama pada awal diselenggarakannya Majelis Ta’lim
d. Pemberian sertifikat oleh pengurus mesjid atas yayasan berdasarkan hasil
evaluasi terhadap isian angket dari setiap peserta
58

5. Meningkatkan aktivitas ekonomi dalam komunikasi Majelis Ta’lim untuk


meningkatkan pendapatan keluarga dan bisa mendanai kegiatan-kegiatan
sosial majelis tak’lim.
6. Materi da’wah kedepan perlu diarahkan kepada tiga hal pokok :
a. Mempertebal dan memperkokoh iman jamaah, sehingga tidak tergoyahkan
oleh pengaruh-pengaruh negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. Meningkatkan tata kehidupan jamaah dengan menggugah dan mendorong
mereka untuk menyadari bahwa agama mewajibkan mereka untuk
berusaha menjadikan hari esok lebih baik dari hari ini, dengan
keseimbangan hidup dunia dan akhirat.
c. Meningkatkan pembinaan akhlak jamaah, sehingga memiliki sikap dan
perilaku yang baik dalam kehidupan beragama dan masyarakat sehingga
terwujud etos kerja dan ukhuwah dalam rangka mewujudkan kerukunan
umat beragama.

Anda mungkin juga menyukai