Anda di halaman 1dari 125

KONFIDENSIAL

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Deleted: <sp>


PUSAT KESENJATAAN INFANTERI

NASKAH SEMENTARA
BUKU PETUNJUK LAPANGAN
tentang
KOMPI MARKAS DALAM OPERASI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Kompi Markas (KIMA) merupakan unsur pelayan Batalyon Infanteri


(YONIF) yang bertugas menyelenggarakan pelayanan bantuan administrasi
yang meliputi bidang personel dan logistik.

b. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, Kompi Markas disusun secara


sistimatis dan terpadu, dilengkapi dan dilatih untuk diberikan kemampuan dalam
mendukung pelaksanaan tugas Batalyon Infanteri.

c. Agar penggunaan Kompi Markas dalam mendukung pelaksanaan tugas


Batalyon Infanteri dalam operasi dapat mencapai sasaran secara optimal, maka
diperlukan Buku Petunjuk Lapangan tentang Kompi Markas Dalam Operasi.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberikan gambaran dan penjelasan bagi jajaran TNI


AD dan satuan pengguna Kompi Markas Batalyon Infanteri.

b. Tujuan. Sebagai pedoman agar diperoleh kesamaan persepsi dan


keseragaman tata cara penggunaan Kompi Markas Dalam Operasi, sehingga
diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal.

KONFIDENSIAL
4

3. Ruang Lingkup dan Tata urut.

a. Ruang Lingkup. Meliputi tata cara penggunaan Kompi Markas


dalam mendukung operasi Batalyon Infanteri sesuai kemampuan dan batas
kemampuannya.

b. Tata Urut.

1) Pendahuluan.
2) Pokok-pokok Organisasi,tugas dan Tanggung jawab.
3) Pelaksanaan.
4) Komando dan Pengendalian.
5) Penutup.

4. Landasan.

a. Doktrin Kartika Eka Paksi tahun 2001


b. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/309/IX/2002 tanggal 12 September
2002, tentang Buku Petunjuk Induk Operasi.
c. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/58/III/2004 tanggal 9 Maret 2004,
tentang Buku Petunjuk Induk Infanteri.
d. Surat Keputusan Danpussenif Nomor Skep/56/IX/2004 tanggal 23
Nopember 2004 Naskah Sementara Buku Petunjuk Operasi tentang Infanteri.
e. Tabel Organisasi dan peralatan Orgas Yonif ROI-1995 ,Yonif ROI-2000.

5. Pengertian ( Sub lampiran A ).


5

BAB II
POKOK -POKOK ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

6. Umum. Kompi Markas adalah susunan satuan unsur administrasi yang


mendukung Batalyon Infanteri dalam melaksanakan tugasnya disusun dan
diperlengkapi dengan alat peralatan serta senjata ringan.

7. Organisasi.

a. Struktur Organisasi Kompi Markas. (Tabel Organisasi dan peralatan


Orgas Yonif ROI-1995 dan ROI YONIF DIPERKUAT)
5.35.125 (165)
KIMA

1.4.9 (14) -.4.4 (8) -.2.14 (16) -.4.5 (9) 1.4.20 (25) 1.4.23 (28)
POKKO SIMIN SIMAYON SIWAT TON TON KES
PIMU

1.5.22 (28) 1.2.14 (17) -.4.12 (16) -.1.3 (4)

TON HUB TON ANG SIINTELPUR RU


PROVOST

b. Susunan Personel Kompi Markas

1) Kelompok Komando Kompi.


a) Komandan Kompi (Danki).
b) Bintara Pelatih (Batih).
c) Bintara Tinggi Adminsitrasi ( Batimin) dan Juru Bayar
(Juyar).
d) Bintara Furir (Ba Furir).
e) Bintara Makanan (Ba Makanan).
f) Satu Tamtama Pengemudi.
g) Satu Tamtama Radio/Pesuruh.
6

h) Dua Tamtama pemasak, seorang diantaranya pengurus


gudang.
i) Pembantu Bintara Furir dan pemukul genderang.
j) Dua Juru Tulis pembantu Bintara administrasi.
k) Pembantu Bintara Pelatih dan peniup sangkakala.
l) Satu Tamtama pembantu.

2) Seksi Markas Batalyon (Si Mayon).


a) Komandan seksi/Bintara Tinggi Seksi Operasi
(Dansi/Bati Siops)
b) Bintara Seksi Operasi (Basiops).
c) Dua Tamtama Juru tulis/gambar (seksi intelijen dan seksi
operasi)
d) Dua Tamtama Juru tulis/gambar (seksi personel dan seksi
logistik).
e) Dua Tamtama pengemudi Komandan Batalyon dan wakil
Komandan Batalyon/pelayan radio.
f) Dua Tamtama pelayan radio/pesuruh Komandan Batalyon
dan wakil Komandan Batalyon.
g) Tiga Tamtama pengemudi (Dokter Batalyon dan para
perwira seksi).

3) Seksi Administrasi (Simin).


a) Komandan seksi/Bintara Tinggi seksi personel
(Dansi/Bati Sipers).
b) Bintara administrasi/Bintara seksi personel (Bamin/Bati
Pers).
c) Bintara kesejahteraan (Bajah).
d) Dua Bintara pembantu pemegang kas (Baba Pekas).
e) Tiga Tamtama juru tulis (Taban/Jurlis)

4) Seksi perawatan (Siwat).


a) Komandan seksi/bintara tinggi seksi logistik (Dan Si/Bati
Si Log).
b) Bintara Seksi Logistik (basi Log).
7

c) Bintara Peralatan (Bapal).


d) Bintara Montir senjata (Bamontirjat).
e) Dua Tamtama pengurus gudang.
f) Dua Tamtama Pembantu.

5) Peleton Pionir dan Munisi (Ton Pimu).


a) Komandan Peleton
b) Bintara mesiu bahan-peledak.
c) Tamtama pembantu.
d) Tamtama pembantu/ pengurus gudang.
e) Tiga bintara Komandan regu pionir.
f) Tiga tamtama wakil komandan regu.
g) Lima belas tamtama anggota regu.

6) Peleton Kesehatan (TonKes).


a) Komandan Peleton
b) Bintara administrasi /perawat kesehatan (Banmin/Watkes)
c) Satu tamtama pembantu / juru kesehatan (Taban/Jurkes)
d) Satu bintara perawat kesehatan umum / bintara
pengobatan berat (Bawat Kesum / Ba Obber).
e) Satu tamtama juru kesehatan/ tamtama pengobatan berat
(Prajurit Kes/Ta Obber)
f) Satu bintara perawat kesehatan umum/ bintara
pengobatan ringan (Bawat kes/Ba /Obring)
g) Satu tamtama juru kesehatan /tamtama pengobatan ringan
(Ta Jur Kes/Ta Obring )
h) Satu tamtama juru kesehatan /tamtama siap evakuasi
(Tajur Kes/Siap Ev)
i) Enam tamtama juru kesehatan /tamtama kesehatan kompi
(Tajur Kes/Ta Kes Ki).
j) Satu bintara /komandan regu /perawat kesehatan umum
(Danru /wtkes Ki).
k) Tiga tamtama komandan pos /juru kesehatan ( Danpos
juru kes).
8

l) Sembilan tamtama tandu /kesehatan lapangan (Ta tandu


/keslap).
m) Satu tamtama pembantu /tamtama kesehatan kompi/
pengemudi (Taban/Keski /mudi).

7) Peleton perhubungan (Ton Hub).


a) Kelompok komando (Pokko)
b) Komandan Peleton (Danton)
c) Bintara Seksi (Basi)
d) Bintara Montir Radio (Ba Montir Rad)
e) Tamtama pengemudi/ pesuruh (Tamudi/ruh).
f) Tamtama pembantu/ pengurus gudang (Taban/penggud).
g) Regu kantor berita (Ru korbra).
(1) Komandan regu kantor berita (Danru korbra).
(2) Enam Tamtama operator (Ta operator).
(3) Dua Tamtama caraka bermotor (Ta carmor).
h) Regu Radio.
(1) Komandan Regu (Danru)
(2) Enam Tamtama operator (Ta operator)

8) Peleton Angkutan (Ton Ang).


a) Komandan Peleton (Danton)
b) Bintara Angkutan (Ba ang)
c) Bintara Montir (Ba Montir)
d) Tamtama Perminyakan (Ta Minyak )
e) Sebelas Tamtama Pengemudi ( Tamudi)
f) Satu Tamtama Pengurus gudang ( Ta Penggudang)
g) Satu Tamtama Pembantu.

9) Seksi Intel Tempur (Si Intelpur).


a) Komandan Seksi Intel (Dansi Intel).
b) Bintara seksi intelijen (Basi Intel).
c) Tamtama pembantu/pelayan radio (Taban/Yanrad)
d) Dua bintara penyelidik (Balidik).
e) Empat tamtama penyelidik berpangkat kopral (Ta lidik).
9

f) Satu tamtama pembantu/penembak runduk


(Taban/Bakduk).
g) Enam tamtama penyelidik berpangkat prajurit (Talidik).

10) Regu Provost (Ru Prov).


a) Komandan Regu/ Bintara Provost (Ba Prov)
b) Tiga Tamtama Provost

c. Struktur Organisasi Kompi Markas. (Tabel Organisasi dan peralatan


Orgas Yonif Linud dan ROI-2000)
5.35.144 (184)
KIMA

1.4.9 (14) -.4.4 (8) -.2.14 (16) -.4.5 (9) 1.4.20 (25) 1.5.22 (28)
POKKO SIMIN SIMAYON SIWAT TON TON KES
PIMU

1.5.22 (28) 1.2.27 (30) -.4.12 (16) -.1.9 (10)

TON KOM TON ANG SIINTELPUR RU


PROVOST

d. Susunan Personel Kompi Markas

1) Kelompok Komando Kompi.


a) Komandan Kompi (Danki).
b) Bintara Pelatih (Batih).
c) Bintara Tinggi Adminsitrasi ( Batimin) dan Juru Bayar
(Juyar).
d) Bintara Furir (Ba Furir).
e) Bintara Makanan (Ba Makanan).
f) Satu Tamtama Pengemudi.
g) Satu Tamtama Radio/Pesuruh.
h) Dua Tamtama pemasak, seorang diantaranya pengurus
gudang.
10

i) Pembantu Bintara Furir dan pemukul genderang.


j) Dua Juru Tulis pembantu Bintara administrasi.
k) Pembantu Bintara Pelatih dan peniup sangkakala.
l) Satu Tamtama pembantu.

2) Seksi Markas Batalyon (Si Mayon).


a) Komandan seksi/Bintara Tinggi Seksi Operasi
(Dansi/Bati Siops)
b) Bintara Seksi Operasi (Basiops).
c) Dua Tamtama Juru tulis/gambar (seksi intelijen dan seksi
operasi)
d) Dua Tamtama Juru tulis/gambar (seksi personel dan seksi
logistik).
e) Dua Tamtama pengemudi Komandan Batalyon dan wakil
Komandan Batalyon/pelayan radio.
f) Dua Tamtama pelayan radio/pesuruh Komandan Batalyon
dan wakil Komandan Batalyon.
g) Tiga Tamtama pengemudi (Dokter Batalyon dan para
perwira seksi).

3) Seksi Administrasi (Simin).


a) Komandan seksi/Bintara Tinggi seksi personel
(Dansi/Bati Sipers).
b) Bintara administrasi/Bintara seksi personel (Bamin/Bati
Pers).
c) Bintara kesejahteraan (Bajah).
d) Dua Bintara pembantu pemegang kas (Baba Pekas).
e) Tiga Tamtama juru tulis (Taban/Jurlis)

4) Seksi perawatan (Siwat).


a) Komandan seksi/bintara tinggi seksi logistik (Dan Si/Bati
Si Log).
b) Bintara Seksi Logistik (basi Log).
c) Bintara Peralatan (Bapal).
d) Bintara Montir senjata (Bamontirjat).
11

e) Dua Tamtama pengurus gudang.


f) Dua Tamtama Pembantu.

5) Peleton Pionir dan Munisi (Ton Pimu).


a) Komandan Peleton
b) Bintara mesiu bahan-peledak.
c) Tamtama pembantu.
d) Tamtama pembantu/ pengurus gudang.
e) Tiga bintara Komandan regu pionir.
f) Tiga tamtama wakil komandan regu.
g) Lima belas tamtama anggota regu.

6) Peleton Kesehatan (TonKes).


a) Komandan Peleton
b) Bintara administrasi /perawat kesehatan (Banmin/Watkes)
c) Satu tamtama pembantu / juru kesehatan (Taban/Jurkes)
d) Satu bintara perawat kesehatan umum / bintara
pengobatan berat (Bawat Kesum / Ba Obber).
e) Satu tamtama juru kesehatan/ tamtama pengobatan berat
(Prajurit Kes/Ta Obber)
f) Satu bintara perawat kesehatan umum/ bintara
pengobatan ringan (Bawat kes/Ba /Obring)
g) Satu tamtama juru kesehatan /tamtama pengobatan ringan
(Ta Jur Kes/Ta Obring )
h) Satu tamtama juru kesehatan /tamtama siap evakuasi
(Tajur Kes/Siap Ev)
i) Enam tamtama juru kesehatan /tamtama kesehatan kompi
(Tajur Kes/Ta Kes Ki).
j) Satu bintara /komandan regu /perawat kesehatan umum
(Danru /wtkes Ki).
k) Tiga tamtama komandan pos /juru kesehatan ( Danpos
juru kes).
l) Sembilan tamtama tandu /kesehatan lapangan (Ta tandu
/keslap).
12

m) Satu tamtama pembantu /tamtama kesehatan kompi/


pengemudi (Taban/Keski /mudi).

7) Peleton Komunikasi (Ton Kom).


a) Kelompok komando (Pokko)
b) Komandan Peleton (Danton)
c) Bintara Seksi (Basi)
d) Bintara Montir Radio (Ba Montir Rad)
e) Tamtama pengemudi/ pesuruh (Tamudi/ruh).
f) Tamtama pembantu/ pengurus gudang (Taban/penggud).
g) Regu kantor berita (Ru korbra).
(1) Komandan regu kantor berita (Danru korbra).
(2) Enam Tamtama operator (Ta operator).
(3) Dua Tamtama caraka bermotor (Ta carmor).
h) Regu Radio.
(1) Komandan Regu (Danru)
(2) Enam Tamtama operator (Ta operator)

8) Peleton Angkutan (Ton Ang).


a) Komandan Peleton (Danton)
b) Bintara Angkutan (Ba ang)
c) Bintara Montir (Ba Montir)
d) Tamtama Perminyakan (Ta Minyak )
e) 22 Tamtama Pengemudi ( Tamudi)
f) Satu Tamtama Pengurus gudang ( Ta Penggudang)
g) Tiga Tamtama Pembantu.

9) Seksi Intel Tempur (Si Intelpur).


a) Komandan Seksi Intel (Dansi Intel).
b) Bintara seksi intelijen (Basi Intel).
c) Tamtama pembantu/pelayan radio (Taban/Yanrad)
d) Dua bintara penyelidik (Balidik).
e) Empat tamtama penyelidik berpangkat kopral (Ta lidik).
f) Satu tamtama pembantu/penembak runduk (Taban/
Bakduk).
13

g) Enam tamtama penyelidik berpangkat prajurit (Talidik).

10) Regu Provost (Ru Prov).


a) Komandan Regu/ Bintara Provost (Ba Prov).
b) Wakil Komandan Regu.
c) Tiga Tamtama Provost.
d) Lima Tantana Bantuan.

8. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Kelompok Komando Kompi.

1) Komandan Kompi Markas (Dankima). Komandan Kompi


Markas mempunyai dua fungsi yaitu sebagai komandan terhadap satuan
bawahannya dan sebagai perwira staf khusus Komandan Batalyon.

a) Tugas dan tanggung jawab sebagai Komandan.

(1) Sebagai Komandan dan administratur yang


melaksanakan tugas-tugas Kompi Markas dan unsur-
unsurnya. Meskipun perencanaan, pimpinan dan
pengendalian serta pengawasan pelaksanaan tugas unsur-
unsurnya berada langsung dibawah Komandan Batalyon
dan secara teknis di bawah para perwira staf koordinasi
namun wewenang untuk merencanakan, menyusun,
mengarahkan, mengkoordinir dan mengendalikan unsur-
unsur untuk kelancaran tugas guna mencapai tujuan,
berada dibawah Komandan Kompi Markas, karena
sebagai seorang komandan ia tetap mempunyai
wewenang pengomandoan terhadap unsur-unsur
bawahannya.
(2) Mempersiapkan kompinya untuk menghadapi
tugasnya. Untuk itu ia bertanggung jawab atas latihan
kesiapan dan ketangkasan anggota serta bagian-
bagiannya, pemeliharaan disiplin, hukum dan tata tertib,
14

pemeliharaan moril, jiwa korsa, semangat, kesehatan,


perawatan dan kepemimpinan lapangan para komandan
bawahannya. Disamping itu memelihara keadaan mental
dan fisik anggotanya serta kesadaran akan pentingnya
tugas yang harus diselesaikan.
(3) Memperhatikan kesejahteraan dan kepentingan
lain dari anggota dan keluarga yang dipimpinnya.

b) Tugas dan tanggung jawab sebagai perwira staf khusus.


Sebagai perwira staf khusus, Komandan Kompi Markas
bertindak sebagai penasehat tehnis Komandan Batalyon dan
perwira staf koordinasi dibidang Sarana komando pengendalian,
dukungan staf, penegakan disiplin hukum tatatertib, pengaturan /
penyusunan / pemindahan markas dan pos komando,
perlindungan dan penyamaran sekitar markas dan pos komando.
Pengaturan lalu-lintas serta pengurusan adminsitrasi seluruh
Batalyon. Ia membantu membuat perkiraan sesuai dengan
bidangnya, untuk selanjutnya disampaikan kepada perwira staf
koordinasi. Membantu perwira staf koordinasi dalam
perencanaan, mempersiapkan dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan unsur-unsurnya. Untuk itu ia akan berada dekat
Komandan Batalyon atau perwira staf koordinasi serta memenuhi
hal-hal yang mungkin dibutuhkan.

c) Tugas-tugas lain Komandan Kompi Markas. Disamping


melaksanakan kedua fungsinya yaitu sebagai Komandan Kompi
dan sebagai perwira staf khusus, Komandan Kompi Markas
diserahi pula tugas-tugas lainnya yaitu :

(1) Mengatur perlindungan dan pengawasan terhadap


instalasi markas dan pos komando
(2) Mengatur pemindahan dan penyusunan pos
komando.
(3) Sebagai ketua kelompok pengatur tempat, ia
mengawasi \ pekerjaan petunjuk jalan dan kelompok kerja
15

yang dikirim ke depan, serta mengatur tanda atau


petunjuk route perjalanan, dan mengatur serta mengatasi
lalu-lintas didekat pos komando.
(4) Mengawasi tata-tertib perkemahan.
(5) Mengurus administrasi dan perawatan serta
pemeliharaan terhadap anggota Batalyon dan bagian lain
yang diperbantukan dan mengurus administrasi Tonhub
Kompi Markas.
(6) Menyelenggarakan keamanan pos komando.

d) Keharusan-keharusan di dalam pelaksanaan tugas.

(1) Didalam memimpin dan menyelenggarakan tugas,


Komandan Kompi Markas dibantu oleh para komandan
bawahannya. Ia harus menanamkan rasa tangungjawab
kepada komandan bawahannya sehingga dapat
mengembangkan kemampuan dan inisiatif yang sesuai,
serta diperlukan setiap saat.
(2) Pada waktu memberikan perintah kepada
komandan bawahan, ia harus memperhatikan sifat dan
kemampuan bagian-bagiannya. Jika keadaan
mengijinkan, para komandan bawahan dapat
dikumpulkan untuk diberi perintah dengan tepat dan
jelas. Selanjutnya petunjuk pimpinan tentang tehnis
pekerjaan diberikan oleh perwira staf yang bersangkutan.
Dengan demikian Komandan Kompi Markas dapat
mengetahui dengan tepat keadaan satuan bawahannya,
serta dapat membantu memberikan pengendalian dan
pengawasan. Tetapi jika keadaan tidak mengijinkan,
perintah di diberikan secara singkat dan parsiil,
sedangkan perintah yang tepat dan jelastentang tugasnya
diberikan langsung oleh perwira staf koordinasi yang
bersangkutan. Untuk mengatur masalah yang rutin dan
berulang, Komandan Kompi Markas mengeluarkan
prosedur tetap atau perintah tetap satuan.
16

(3) Ia harus membuat pertimbangan keadaan secara


terus-menerus mengadakan pengintaian sendiri dan
menentukan cara bertindak yang dapat dilakukan
berdasarkan petunjuk dan atau perintah dari komandan
Batalyon maupun petunjuk perwira staf koordinasi. Ia
menggerakkan kompinya untuk pelaksanaan tugas sebaik-
baiknya, sehingga tugas dapat diselesaikan dengan hasil
yang optimal.
(4) Untuk melaksanakan tugas atau perintah yang
diterimanya, ia menggunakan segala alat yang ada
didalam satuannya dan kalau perlu minta tambahan alat
yang sehingga dapat digunakan secara maksimal.
(5) Selalu mengadakan koordinasi dengan staf khusus
lainnya.
(6) Selalu mengadakan pengawasan terhadap
komandan bahawannya, supaya dapat membantu para
perwira staf yang bersangkutan.
(7) Berada bersama Komandan Batalyon dan para
perwira staf koordinasi.
(8) Bertanggung jawab kepada Komandan Batalyon
atas semua yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh
kompi.
(9) Membantu Komandan Batalyon dan perwira staf
koordinasi dalam membuat rencana administrasi dan
memberikan saran mengenai penggunaan unsur-unsurnya
sesuai dengan keadaan. Selanjutnya berdasarkan perintah
dan petunjuk Komandan Batalyon dan perwira staf
koordinasi, ia memberikan perintah dan petunjuk kepada
satuan bawahannya agar dapat memberikan bantuan
administrasi sesuai dengan bidangnya.

e) Tata cara kerja Komandan Kompi Markas.

(1) Tata cara kerja Komandan Kompi Markas sebagai


perwira staf khusus.
17

(a) Membantu Komandan Batalyon


menjalankan komandonya dengan jalan :
i. Memberi keterangan.
ii. Membuat perkiraan secara terus
menerus.
iii. Mengajukan saran/usul-usul.
iv Menempa keputusan menjadi
rencana dan Perintah.
v. Melakukan pengawasan.
(b) Dalam proses pengambilan keputusan dan
pelaksanaan tugas pokok oleh Komandan
Batalyon, Komandan Kompi Markas
melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

KEGIATAN DAN KIMA


KEGIATAN DANYON KEGIATAN STAF
SELAKU PA STAF SUS
TUPOK
BERI KET BERI KET
ANTUPOK

PRIN SIAP TERIMA PRINNGAT


TERIMA JUK CAN
JUKCAN TERIMA JUKCAN

KIR BANMIN &


KIR KIR STAF KIR SUS UNSUR
KIMA

TERIMA
SARAN BERI SARAN BERI SARAN

KEP/ TERIMA KET & KUO


TERIMA KEP & KUO
KUO

PENGELUARAN PENYUSUNAN MENERIMA REN/PRIN


REN/PRINT REN/PRINT

DAL WAS STAF


WAS P-3
18

(c) Penjelasan.

i Menjelaskan keterangan. Selaku


Perwira Staf khusus Komandan Kompi
Markas harus selalu siap dengan
keterangan yang mutakhir tentang bidang
tugasnya sehingga apabila Komandan
Batalyon maupun para Perwira Staf
Batalyon memerlukan sudah tersedia.
Perkembangan tentang keadaan kesiapan
bantuan administrasi dan pelayanan dari
Kompi Markas harus selalu dikuasai.
ii Menerima perintah peringatan dan
petunjuk perencanaan Komandan
Batalyon. Bagian dari perintah peringatan
Komandan Batalyon yang berisi tugas
Kompi Markas segera diteruskan kepada
seksi-seksi dalam Kompi Markas agar
segera melakukan persiapan untuk
mendukung tugas Batalyon. Segala
kekurangan mengenai dukungan bantuan
administrasi yang diketahui segera diatasi
pada kesempatan ini bagian dari petunjuk
perencanaan Komandan Batalyon yang
menjadi tanggung jawab Kompi Markas
segera disiapkan, hal ini meliputi :
Bantuan administrasi apa saja dan berapa
besarnya, bagaimana cara pengerahannya,
dimana harus dilaksanakan/disediakan dan
kapan saat pelaksanaannya. Komandan
Kompi Markas harus tanggap terhadap
bagian tugas dan tanggung jawabnya.
iii Membuat perkiraan keadaan.
Perkiraan keadaan yang dibuat oleh
Komandan Kompi Markas adalah terurama
19

tentang kemungkinan bantuan administrasi


yang terjadi kewajiban Kompi Markas dan
seberapa besar kemampuan Kompi Markas
dalam penyediaan dukungannya.
iv Menyampaikan saran. Hasil
perkiraan Komandan Kompi Markas
menggambarkan data tentang kemampuan
dan kekurangan Kompi Markas dalam
menyediakan bantuan administrasi untuk
tugas Batalyon dan tugas Kompi Markas
lainnya. Data tersebut akan disampaikan
baik kepada Komandan Batalyon maupun
kepada perwira staf Batalyon. Kewajiban
Komandan Kompi Markas selaku perwira
staf khusus ialah menyampaikan saran
tentang kemampuan dukungan
administrasi Tonhub Kima terhadap
Batalyon dan bagaimana cara mengatasi
kekurangannya. Dalam menyampaikan
saran tersebut Komandan Kompi Markas
sekaligus mengkoordinir para Komandan
Peleton bawahannya agar supaya tertib.
v Menerima keputusan dan konsep
umum operasi Batalyon. Komandan
Kompi Markas segera mempelajari cara
bertindak yang dipilih oleh Komandan
Batalyon sebagai keputusan untuk
pelaksanaan tugas Batalyon. Dari cara
bertindak yang dipilih ini harus segera
dapat dilihat oleh Komandan Kompi
Markas berapa besar dukungan
administrasi yang akan dilaksanakan oleh
Kompi Markas serta bagaimana cara
pelaksanaannya. Untuk itu Komandan
Kompi Markas masih menerima petunjuk
20

dari perwira staf Batalyon yang


bersangkutan. Demikian juga tentang cara
pelaksanaan tugas dari Kompi Markas
yang lain diluar Bantuan administrasi.
Dankima segera menyempurnakan rencana
kerjanya guna mendukung pelaksanaan
tugas Batalyon. Hal yang bersifat rutin
dan berulang disusun dalam proses tetap
dan perintah tetap untuk memudahkan
pengendalian pelaksanaannya.
vi Menerima perintah operasi
Batalyon bagian dari perintah operasi
Batalyon yang menjadi kewajiban Kompi
Markas segera dijabarkan kedalam
perintah Dankima kepada para seksi
Tonhub Kompi Markas, agar supaya
menjadi semakin jelas bagi para unsur
pelaksana.
vii Melaksanakan pengawasan dan
pengendalian. Karena sebagian besar
seksi-seksi dari Kompi Markas dalam
pelaksanaan tugas mendapat pengawasan
teknis dari perwira staf Batalyon maka
Komandan Kompi Markas dalam
mengendalikan dan mengawasi anak
buahnya harus selalu koordinasi dengan
perwira staf Batalyon yang bersangkutan,
hal ini dilakukan untuk menghindari salah
pengertian cara pengawasan yang
dilakukan oleh Komandan Kompi Markas
baik berupa kunjungan pemeriksaan pada
tempat seksi-seksi bekerja maupun dengan
jalan monitor secara terus menerus
kegiatan. Seksi-seksi dalam pelaksanaan
tugas.
21

(2) Tata cara kerja Komandan Kompi Markas


sebagai Komandan :

(a) Didalam melaksanakan komandonya


Komandan Kompi dibantu oleh komandan
bawahan.
(b) Memperhatikan kecapatan dan sifat-sifat
komandan bawahannya.
(c) Menanamkan rasa tanggung jawab
kepada komandan bawahannya.
(d) Mengembangkan inisiatif dan
kemampuan komandan bawahannya dan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya.
(e) Dalam melaksanakan tugasnya
Komandan Kompi Markas harus :

i. Mengadakan koordinasi dengan


perwira staf koordinasi Batalyon.
ii. Mengadakan peninjauan penelitian
sendiri sebelum menentukan tindakan.
iii. Mempersiapkan segala sesuatu
baik sarana maupun prasarananya.
iv. Memberikan perintah baik parsiil
maupun lengkap kepada unsur-unsur
pelaksanaannya.
v. Mengadakan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas.

(f) Dankima berada ditempat dekat pos


komando utama Batalyon (Pos Kout Yon) atau
dari mana ia dapat mengawasi seksi-seksinya.
(g) Didalam melaksanakan perintah operasi
Batalyon, Dankima memperhatikan benar-benar
tentang perintah administrasi atau paragraf 4
(Adminisitarsi) pada perintah operasi tersebut.
22

(h) Didalam pengambilan keputusan Dankima


melaksanakan kegiatan, tepat sesuai dengan
prosedur pimpinan pasukan (P3).

2) Bintara Pelatih Kompi.

a) Di pangkalan. Sebagai pembantu utama Dankima ia


melaksanakan tugas sebagai berikut :

(1) Perawatan dan pemeliharaan Bintara Pelatih


Kompi (Batihki) selalu mengadakan pemeriksaan,
pengawasan dan pengamanan terhadap semua alat
peralatan yang diberikan kepada Dankima. Menjamin
bahwa anggota telah mengetahui tentang cara perawatan
dan pemeliharan.
(2) Penegakkan disiplin dalam pembinaan kompinya
Bintara Pelatih Kompi selalu menamkan rasa disiplin baik
secara satuan maupun pribadi terhadap anggotanya,
kompinya serta memupuk dan menghidupkan serta
memelihara kondisi dan jiwa korsa satuan. Dalam hal
penegakkan disiplin Bintara Pelatih Kompi berwenang
untuk mengambil tindakan baik preventif maupun refresif
terhadap anggota kompinya dalam laporan kepada Danki
atas tindakannya tersebut.
(3) Terselenggaranya urusan dalam. Bintara pelatih
Kompi mengatur semua urusan dalam dan menjamin
bahwa anggota mengerti dan mentaati semua tugas dan
peraturan urusan dalam yang berlaku.
(4) Pemeliharaan moril dan kesejahteraan, Bintara
pelatih Kompi memupuk dan memelihara moril anggota
kompinya serta memperhatikan kesejahteraan
anggotanya. Memberikan saran kepada Danki tentang :
cara meningkatkan moril dan kesejahteraan anggota
kompi.
23

(5) Peraturan dinas di pos komando. Bintara pelatih


kompi membantu Danki merencanakan peraturan dinas
yang diberlakukan di pos komando dan mengawasi
pelaksanaannya serta menjamin bahwa peraturan tersebut
telah mengerti dan dilaksanakan dengan baik oleh
anggota.
(6) Kelancaran pemindahan. Membantu Komandan
Kompi dalam menyusun dan merencanakan suatu
pemindahan, ikut mengatur dan mengawasi
pelaksanaannya, sehingga, kelancaran pemindahan bisa
dijamin baik.
(7) Merencanakan dan mempersiapkan latihan dan
jadwal pelajaran, serta prasarana latihan. Atas dasar
petunjuk Komandan Kompi, Bintara Pelatih Kompi
merencanakan dan mempersiapkan latihan termasuk
penyusunan jadwal latihan/pelajaran serta daftar
pelatih/guru. Mengadakan pengawasan serta koreksi
terhadap jalannya latihan secara umum, dan memberikan
penilaian terhadap kompinya kemudian memberikan
saran kepada Komandan Kompi untuk perbaikannya.
(8) Membuat laporan situasi, laporan khusus sesuai
petunjuk Komandan Kompi.

b) Di daerah operasi. Bintara pelatih kompi selain tetap


melaksanakan tugas sebagai pembantu Komandan Kompi seperti
di Pangkalan, di daerah operasi dibebani tugas-tugas lain antara
lain

(1) Menjamin bahwa tugas di pangkalan masih tetap


dapat dilaksanakan di daerah operasi dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada di daerah
operasi
(2) Mengikuti Komandan Kompi Markas dalam
menerima perintah operasi dan ikut mencatat hal yang
penting serta memberikan saran atau mengingatkan
24

Komandan Kompi tentang hal-hal yang perlu dinyatakan


kepada Komandan Batalyon.
(3) Karena di Kompi Markas Bintara Pelatih Kompi
biasanya yang tertua maka bila Komandan Kompi Markas
tidak ada/gugur, maka Bintara Pelatih Kompi bertugas
melaksanakan tugas Komandan Kompi Markas.
(4) Membantu menyelenggarakan pengamanan pos
komando.
(5) Memeriksa bekal munisi yang diberikan kepada
anggota dan memintakan bekal ke Bintara furir bila perlu
menambah munisi.
(6) Mencatat kerugian/keuntungan personel materiil
di daerah operasi.
(7) Menerima dan melatih tenaga baru Batalyon bila
dibebankan kepadanya.

c) Tata cara kerja Bintara Pelatih Kompi. Bintara Pelatih


Kompi adalah pembantu utama Komandan Kompi Markas,
dalam melaksanakan tugasnya selalu melakukan koordinasi
dengan :

(1) Perwira Seksi Personel mengenai :


(a) Soal-soal penegakkan disiplin.
(b) Peraturan dinas dan urusan dalam.

(2) Perwira Seksi Logistik :


(a) Perawatan,
(b) Pemeliharaan,
(c) Perbekalan,
Bagi anggota markas Batalyon dan bagian yang
membantu Batalyon.

(3) Perwira Seksi Intelijen mengenai : Pengamanan


instalasi dan pos komando.
25

(4) Perwira Seksi Operasi (dan semua perwira seksi)


mengenai :
(a) Rencana persiapan.
(b) Pelaksanaan latihan.
(c) Jadwal latihan bagi anggota Kompi
Markas.

3) Bintara tinggi aministrasi/juru bayar. Membantu Komandan


Kompi Markas dibidang administrasi meliputi :

a) Di pangkalan.
(1) Pencatatan segala keterangan tentang personel dan
meneruskan keterangan tersebut kepada pejabat yang
berkepentingan menurut peraturan yang berlaku.
(2) Pencatatan segala keterangan mengenai
pemeliharaan dan urusan dalam yang telah ditentukan
buku harian, daftar hukuman, daftar ransum dan
sebagainya.
(3) Menyusun dan mendistribusikan perintah sehari-
hari menurut petunjuk Komandan Kompi.
(4) Menyelenggarakan surat-menyurat.
(5) Mengerjakan adminsitrasi keuangan menurut
petunjuk tehnis pemegang kas Batalyon.

b) Di daerah operasi. Selain tugas seperti di pangkalan


bintara tinggi administrasi Hub Kima di daerah operasi juga
melaksanakan :
(1) Mencatat/memelihara daftar keuangan kompinya
serta memberi saran tentang personel kepada Komandan
Kompi.
(2) Mencatat hasil pertempuran berupa keuntungan
maupun kerugian personel, selanjutnya atas petunjuk
Komandan Kompi melaporkan ke komando atasan.
(3) Mengerjakan administrasi keuangan di daerah
operasi dan pengurusan kesejahteraan serta moril.
26

c) Tata cara kerja bintara tinggi administrasiTon Hub Kompi


Markas sama seperti yang tercantum dalam buku petunjuk kompi
senapan.

4) Bintara Furir (Ba Furir). Merupakan pembantu Komandan


Kompi Markas dalam mengatur :

a) Di daerah pangkalan.
(1) Permintaan, penerimaan, penimbunan dan
pengeluaran barang-barang satuan kecuali bahan
makanan dan air diantaranya Kaporlap, Alsatri dan alat-
alat tulis-menulis/gambar sesuai dengan perawatan dan
ketentuan yang berlaku.
(2) Menyerahkan barang-barang/alat-alat yang perlu
diperbaiki. Ba Furir membuat administrasi tentang
penyerahan barang yang perlu diperbaiki dengan bentuk
surat sesuai ketentuan ke seksi perawatan Batalyon (Siwat
Yon).
(3) Menyelenggarakan pencatatan atas semua barang
inventaris, dan membuat rekapitulasi. Untuk menjaga
barang-barang tersebut tidak menjadi hilang atau menjadi
milik perorangan, maka semua barang inventaris yang
diserahkan atau dirawat oleh anggota maupun yang
digunakan secara bersama (kantor kompi, seksi dan
sebagainya) harus disertai tanda terima yang ditanda
tangani oleh pemakai atau orang yang bertanggung jawab
kemudian daftar tersebut dihimpun untuk dijadikan bahan
bukti dan pertanggungan jawab.
(4) Menyusun laporan pemeriksaan atau atas
permintaan dari Komandan Batalyon, yakni Perwira Seksi
Logistik, Bintara Furir menyusun laporan pemeriksaan
yang diadakan sendiri terhadap barang-barang baik Alpal,
Kaporlap maupun barang inventaris, alat Satri pada
periode tertentu atau atas perintah dan petunjuk
27

Komandan Kompi Markas setiap saat. Hasil


pemeriksaan diketahui Komandan Kompi Markas dan
dilaporkan kepada Komandan Batalyon, yakni Perwira
Seksi Logistik sebagai supervisi atas logistik yang
dipertanggung jawabkan kepada satuan bawah.
(5) Membuat berita acara terhadap barang/alat dan
senjata yang tidak dapat dipakai/hilang/rusak di
pangkalan dalam latihan maupun operasi dan setelah
diketahui Komandan Kompi kemudian dilaporkan kepada
Perwira Seksi Logistik Batalyon.
(6) Memelihara dan menjaga keamanan barang yang
ada di gudang sesuai ketentuan yang berlaku dan
mempertanggung jawabkan.
(7) Mendidik pembantu gudang yang diperbantukan
kepadanya.
(8) Merawat dan memelihara senjata yang diberikan
kepadanya.

b) Di daerah operasi. Selain tugas di pangkalan, di daerah


operasi Bintara Furir dibebani tugas-tugas lain yaitu :
(1) Menyelenggarakan dan mempersiapkan kaporlap,
senjata dan munisi bagi anggota terutama bila Kompi
Markas disusun sebagai satuan pengaman atau satuan
cadangan yang dibentuk oleh Batalyon.
(2) Mengambil/menerima tambahan munisi di atau
dari tempat penambahan munisi Batalyon untuk
dibagikan ke satuan bawah.
(3) Mengajukan/mengurus penggantian senjata yang
rusak atau hilang.

c) Tata cara kerja Bintara Furier sama seperti yang


tercantum dalam Juklap Kompi Senapan.

5) Bintara Makanan. Bintara Makanan membantu Komandan


Kompi markas dalam tugas dan mengatur :
28

a) Di Pangkalan.
(1) Penerimaan, penimbunan, pembagian dan
pengangkutan ransum untuk anggota organik, staf
Batalyon maupun bagian lain yang diperbantukan.
(2) Menyelenggarakan gudang bahan makanan untuk
anggota organik, staf Batalyon maupun bagian lain yang
diperbantukan.
(3) Menyusun menu makanan yang akan dimasak
serta koordinasi dengan dokter Batalyon untuk
mendapatkan petunjuk tentang gizi makanan yang
diperlukan bagi anggota.
(4) Bertanggung jawab atas kebersihan makanan,
ketepatan waktu pengajuan makan, dan keterampilan
memasak bagi anggotanya.
(5) Memeriksa dapur dan alat peralatannya.
(6) Dalam penyelenggaraan makan bagi anggota, bila
Kompi Markas dibebani untuk menyelenggarakan
makanan seluruh Batalyon dalam operasi, bintara
makanan dibantu oleh anggota tamtama masak dari
kompi lainnya dan dalam keadaan terpaksa dapat
menggunakan tenaga pembantu dari rakyat terlatih
(Ratih) atau penduduk, dengan koordinasi terlebih dahulu
antara Komandan Kompi Markas dengan Komando
Teritorial setempat. Alat peralatan dapur
dicukupi/dilengkapi dari kompi lainnya.
(7) Memelihara dan mengerjakan buku administrasi
yang berhubungan dengan urusan makanan.

b) Di daerah operasi.
(1) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan,
pengiriman/pembagian makanan di daerah operasi, bila
dapur umum batalyon dibebankan kepada Kompi Markas.
(2) Bertanggung jawab atas penerimaan bekal Kelas-
I/makanan dari Batalyon, penimbunan dan
pembagiannya.
29

(3) Koordinasi dengan Bintara Tinggi Administrasi


tentang jumlah kekuatan personel.
(4) Bertanggung jawab atas kemahirannya dalam
menggunakan SMB/12,7 dan selalu siap dalam
menghadapi serangan udara musuh terhadap kedudukan
Kompi Markas.

c) Tata Cara Kerja Bintara Makanan sama seperti yang


tercantum dalam Juklap Kompi Senapan.

6) Tamtama Pemasak.

a) Di daerah operasi maupun di pangkalan ia bertugas :


(1) Membantu pada waktu mengambil perbekalan.
(2) Memasak dan memeriksa makanan.
(3) Membagikan makanan/ransum yang telah
dimasak.
(4) Memberikan air minum.
b) Tata cara kerja Tamtama pemasak sama yang tercantum
dalam Juklap Kompi Senapan.

7) Tamtama Pengemudi/Pesuruh.

a) Ia mengemudikan kendaraan Komandan Kompi Markas


dan menyampaikan berita sesuai dengan perintah Komandan
Kompi. Ia harus bertanggung jawab atas pemeliharaan kendaraan
tersebut dalam melaksanakan tugasnya.
b) Tata Cara Kerja Tamtama pengemudi/pesuruh, sama yang
tercantum dalam Juklap Kompi Senapan.

8) Tamtama Pelayan Radio.

a) Mendapat tugas melayani radio yang ada, guna


memelihara hubungan Komandan Kompi dengan Komandan
Batalyon maupun dengan seksi operasi.
30

b) Tata Cara kerja tamtama pelayan radio sama dengan yang


tercantum dalam Juklap Kompi Senapan.

9) Tamtama pembantu Bintara pelatih Kompi dan peniup


sangkakala.

a) Disamping menjalankan tugas sebagai pembantu bintara


pelatih kompi ia dapat ditugaskan untuk membantu meniup
sangkakala.
b) Tata cara kerja Tamtama pembantu Bintara PelatihKompi
dan peniup sangkakala sama dengan yang tercantum dalam
Juklap Kompi Senapan.

10) Tamtama Pembantu Juru Tulis.

a) Tugas utamanya adalah membantu Bintara Tinggi


administrasi/Juru Bayar dalam tugas administrasi, yang termasuk
dalam bidang pekerjaan administrasinya sendiri maupun yang
termasuk tugas bintara pelatih.
b) Tata Cara Kerja Tamtama pembantu juru tulis sama
dengan yang tercantum dalam Juklap Kompi Senapan.

b. Seksi Markas Batalyon (Si Mayon).

1) Dansi/Batisiops. Sebagai Komandan Seksi setingkat Peleton, ia


bertanggung jawab tentang tata tertib, disiplin dan latihan anggotanya di
daerah operasi. Bintara Tinggi Seksi Operasi bekerja dalam seksi
operasi Batalyon bersama Bintara Seksi Operasi dan menjadi pembantu
utama Perwira Seksi Operasi dalam menyelenggarakan fungsinya.
Bila Perwira Seksi Operasi tidak ada, maka dia bertindak melaksanakan
fungsi dan kegiatan staf operasi.
2) Tamtama Juru Tulis dan Juru Gambar seksi intelijen dan seksi
operasi. Mengerjakan pekerjaan administrasi tulis menulis dan gambar
yang diperintahkan kepadanya di seksi intelijen atau seksi operasi.
31

3) Tamtama Juru tulis. Mengerjakan pekerjaan administrasi tulis


menulis di seksi personel atau seksi logistik.
4) Tamtama pelayan radio/pesuruh Komandan Batalyon dan wakil
Komandan Batalyon. Bertugas melayani radio Komandan Batalyon atau
Wakil Komandan Batalyon. Disamping itu sebagai pesuruh bagi
Komandan Batalyon atau Wakil Komandan Batalyon guna
menyampaikan berita atau perintah.
5) Tamtama Pengemudi. Mengemudikan kendaraan organik sesuai
yang diperintahkan (Komandan Batalyon, Wakil Komandan Batalyon,
Perwira Seksi Batalyon dan Dokter Batalyon). Bila Tamtama pelayan
radio tidak ada, ia bertindak sebagai pelayan radio terutama di lapangan.
6) Tata Cara Kerja Seksi Markas Batalyon.

a) Anggota seksi markas Batalyon di dalam melaksanakan


tugas pekerjaannya terus menerus tetap berada dibawah
pengendalian taktis dan tehnis Perwira Seksi dimana mereka
bertugas. Dengan demikian mereka hanya bertanggung jawab
mengenai urusan dalam, disiplin dan tata tertib kepada
Komandan Kompi Markas.
b) Setelah Komandan Kompi Markas mengambil apel kerja,
para anggota seksi markas Batalyon, kecuali para pengemudi,
segera menuju kebagian staf masing-masing. Dengan demikian
mereka tidak mengikuti kegiatan rutin dari Kompi Markas, tetapi
mereka tetap mengikuti kegiatan yang bersifat khusus, misalnya
latihan satuan serta kegiatan lain dalam rangka pembinaan, dan
lain-lain. Penentuan ada dan tidaknya acara khusus, atau
perlunya ia mengikuti, suatu kegiatan Kompi Markas, ditentukan
oleh Komandan Kompi Markas setelah mengadakan koordinasi
dengan para perwria dimana mereka ditugaskan.
c) Para Tamtama pengemudi setelah apel tetap berada di
dekat kendaraan organik masing-masing. Mereka mengikuti
acara-acara Kompi Markas, hanya apabila tidak sedang melayani
perintah para perwira dimana ia sedang bertugas setelah
mendapat ijinnya.
32

c. Seksi Perawatan (Siwat).

1) Seksi pemeliharaan perawatan berkewajiban memperlengkapi


Batalyon, kecuali bensin, minyak dan bahan-bahan pelumas (BMP),
menukar/membagi dan memperbaiki pakaian serta alat perlengkapan
bagi pasukan dan perbaikan senjata secara terbatas. Di dalam
melaksanakan pekerjaan seksi dipimpin dan dikendalikan secara tehnis
serta diawasi oleh Perwira Seksi Logistik, tetapi bertanggung jawab
kepada Komandan Kompi Markas.

2) Tugas Personel.
a) Bintara Tinggi Seksi Logistik (Batisilog).
(1) Tugas-tugasnya di Pangkalan:

(a) Mengurus persediaan bahan makanan bagi


Batalyon. Jika perlu juga mengurus pembelian
bahan makanan setempat menurut petunjuk dari
Perwira Seksi logistik.
(b) Memperlengkapi pakaian, perlengkapan
perorangan dan perlengkapan asrama, keperluan
tulis menulis dan menggambar untuk Batalyon.
(c) Menerima, menyimpan, mengurus dan
membagi bahan makanan, pakaian, perlengkapan
perorangan dan perlengkapan asrama.
(d) Mengurus semua surat-surat mengenai
administrasi dan pertanggung jawaban yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
(e) Melatih anggotanya agar terampil dalam
pelaksanaan tugasnya.
(f) Membantu perwira Seksi Logistik dalam
memilih dan mengatur penambahan munisi.
(g) Pengawasan secara tehnis dan
administratif atas pekerjaan para Bintara makanan,
dan pengurusan gudang.
33

(2) Di Daerah Operasi. Selain tugas seperti di


pangkalan Bintara Tinggi seksi logistik di daerah operasi
bertugas :
(a) Membantu pengurusan bekal makan serta
ransum bagi keperluan operasi. Bila keadaan
terpaksa, membantu perwira Seksi Logistik dalam
pengurusan logistik wilayah dibidang makanan.
(b) Membantu perwira Seksi Logistik dalam
merencanakan pendorongan munisi ke depan,
serta merencanakan pengamanannya.
(d) Membantu perwira Seksi Logistik dalam
pengurusan penambahan logistik ke satuan atasan.
(e) Membantu perwira Seksi Logistik dalam
menyusun instalasi logistik di pos komando.
(f) Mengawasi pelaksanaan kegiatan bintara
bawahannya.
(3) Disamping bertugas sebagai Batisi seperti tersebut
di atas, ia membantu Danyon, perwira Seksi Logistik dan
Komandan Kompi Markas
dalam membantu perwira staf koordinasi sebagai
penasehat dibidang pemeliharaan dan perawatan.

b) Juru Tulis. Mengurus surat-surat mengenai pertanggung


jawaban pemeliharaan dan perawatan, di pangkalan maupun di
daerah operasi.
c) Pengurus gudang. Di pangkalan maupun di daerah
operasi ia bertugas :

(1) Menerima, menyimpan, mengurus dan


mengeluarkan barang-barang-barangperbekalan atau
peralatan dan senjata yang dibebankan kepadannya.
(2) Mengurus administrasi sesuai petunjuk yang
diberikan mengenai hal itu.
34

d) Bintara Peralatan.

a) Di Pangkalan bertugas :
(a) Menerima, menyimpan, mengurus,
mengeluarkan dan mengangkut barang-barang
peralatan, termasuk munisi (ammunition).
(b) Mengurus administrasi mengenai hal-hal
tersebut.
(c) Menyimpan dan pemeliharaan alat-alat
senjata dan suku cadang kendaraan bermotor yang
tidak dikeluarkan.
(d) Pengawasan administrasi terhadap
pekerjaan para Bintara Furir mengenai barang-
barang peralatan.

b) Di daerah operasi. Disamping tugas seperti di


pangkalan bintara peralatan di daerah operasi bertugas :
(a) Melaksanakan penyimpanan senjata dan
munisi yang diterima dari satuan atas, atau dari
gudang material daerah maupun senjata musuh
yang berhasil didapatkan oleh satuan sendiri.
(b) Melaksanakan pendorongan munisi dan
senjata yang diperlukan sesuai petunjuk Perwira
Seksi Logistik.
(c) Mengamankan instalasi munisi dan
persenjataan di pos komando maupun pada saat
pemindahan pasukan sebagai bagian dari kalifah
Batalyon.
(d) Bintara peralatan dengan senjata SMB nya
bertugas mengamankan dan melindungi pos
komando dari serangan musuh di darat maupun
melindungi dari serangan udara secara terbatas.
35

e) Bintara Montir Senjata.

(1) Dipangkalan bertugas :


(a) Memperbaiki senjata perorangan yang
dapat dilakukan dengan perkakas yang ada serta
pemeliharaan alat-alat kesatrian.
(b) Mengadakan pemeriksaan tehnis atas
senjata di Batalyon.

(2) Di daerah operasi. Disamping tugas di pangkalan


di daerah operasi bintara montir senjata bertugas :
(a) Menerima senjata yang rusak untuk
diperbaiki atau mengganti bagian peralatannya.
(b) Menerima dan menyimpan suku cadang
senjata untuk keperluan operasi.
(c) Melaksanakan tugas pengamanan dan
melindungi instalasi pos komando dari serangan
darat musuh maupun melindungi dari serangan
udara secara terbatas.

3) Tata Cara Kerja Seksi Perawatan.

a) Seksi Perawatan bekerja membantu langsung seksi


logistik sebagai pelaksana perawatan yang melaksanakan
sebagian fungsi seksi logistik. Mereka terus menerus di bawah
pimpinan dan pengawasan Perwira Seksi Logistik mengenai
pekerjaannya.
b) Didalam waktu tidak sedang bekerja, mereka tetap harus
mengikuti kegiatan Kompi Markas, terutama apel, jaga, piket dan
latihan.
c) Prosedur penerimaan dan pengeluaran barang dan alat
peralatan yang dipelihara dan dirawat.

(1) Penerimaan. Setelah mengadakan koordinasi


dengan Komandan Kompi Markas, Perwira Seksi
36

Logistik memberikan petunjuk tentang rencana atau


kebijaksanaan komando dan pelaksanaan pekerjaannya.
Kemudian Kompi Markas membuat perencanaan,
menyusun/pengorganisasian dan pengkoordinasian untuk
kelancaran tugas tersebut antara lain mengenai angkutan,
personel pembantu, pengamanan dan sebagainya, serta
selanjutnya mengenai penyimpanannya. Selanjutnya
Perwira Seksi Logistik melakukan pimpinan serta
pengawasan staf terhadap pengendalian tehnis.
(2) Pengeluaran dan pelayanan atas dasar
perencanaan dan kebijaksanaan Perwira Seksi Logistik,
Komandan Kompi Markas memerintahkan pelaksanaan
pelayanan pemeliharaan dan perawatan bagi Batalyon.
Selanjutnya Perwira Seksi Logistik melakukan
pengawasan, sedang Komandan Kompi Markas mengatur
perencanaan, pengkoordinasian dan pengamanan serta
kelancaran pelayanannya.

d) Dalam keadaan terpaksa seksi perawatan dapat


dikerahkan oleh Komandan Kompi Markas untuk
diorganisasikan menjadi satuan pengamanan instalasi sendiri,
markas maupun satuan cadangan sementara.

d. Seksi Administrasi (Simin).

1) Seksi administrasi bekerja di bawah pimpinan dan pengendalian


tehnis serta diawasi oleh Perwira Seksi Personel, tetapi tetap
bertanggung jawab kepada Komandan Kompi Markas.
a) Mengurus kepentingan dan administrasi personel seluruh
anggota Batalyon.
b) Menyelenggarakan pelaksanaan dan pengawasan atas
kelancaran administrasi keuangan serta pemakaian yang hemat
dari uang negara yang ada di dalam Batalyon.
c) Pemeliharaan kesejahteraan anggota dan rekreasi.
37

2) Tugas Personel.
a) Komandan seksi/bintara tinggi seksi personel (Dansi/Bati
Si Pers).

(1) Tugas di Pangkalan.


(a) Sebagai pembantu utama Perwira Seksi
Personel (Pasi Pers) dalam urusan administrasi
personel dan administrasi surat menyurat dalam
staf Batalyon terutama mengenai laporan, daftar
edaran dan surat menyurat.
(b) Menyelenggarakan buku harian satuan,
laporan satuan dan sejarah satuan.
(c) Berkewajiban menerima, mengirim dan
mengurus arsip surat masuk dan keluar Batalyon.
(d) Didalam pekerjaan, ia dibantu oleh bintara
seksi personel (Basipers) dan para juru tulis.
(e) Disamping tugas sebagai Komandan
Peleton, ia membantu Komandan Batalyon,
Perwira Seksi Personel dan Komandan Kompi
Markas dalam membantu perwira staf koordinasi
sebagai penasehat dibidang administrasi personel.

(2) Di daerah operasi. Selain tugas seperti yang


dilaksanakan di pangkalan bintara tinggi seksi personel
didaerah operasi dibebani tugas :

(a) Pembantu Perwira Seksi Personel dalam


pengurusan tenaga bantuan rakyat terlatih (Ratih).
(b) Mencatat kerugian personel pasukan
sendiri.
(c) Membantu Perwira Seksi Personel dalam
pengurusan kesejahteraan dan moril anggota.
38

b) Bintara pembantu pemegang kas (Baban Pekas).


(1) Bintara pembantu pemegang kas bertugas
membantu pekerjaan dan berada dibawah pimpinan
Perwira Pemegang Kas Batalyon dalam melaksanakan
administrasi keuangan dan pengawasan serta pelaksanaan
pemakaian yang hemat dari uang negara didalam
Batalyon.
(2) Didalam melaksanakan tugas pekerjaan, ia dibantu
oleh seorang bintara pembantu dan seorang tamtama
pembantu selaku juru tulis.

c) Bintara Kesejahteraan.

(1) Tugasnya adalah :


(a) Memperingan beban anggota serta
mengurus keperluan kebutuhan hidup anggota dan
keluarganya.
(b) Mempergiat Koperasi.
(c) Mengadakan pengawasan atas kantin
satuan (bila ada).
(d) Mengurus rekreasi anggota, antara lain
dengan
i Mengadakan dan memperbesar
kemungkinan untuk mengadakan hiburan
(film, sandiwara dan lain-lain)
ii Mengorganisasikan latihan
olahraga kreatif (umum) dan mengajukan
permintaan, menerima menyimpan dan
membagi perlengkapan olahraga tersebut
iii Didalam mengorganisasikan
latihan olahraga tersebut, ia mengadakan
koordinasi dengn personel jasmani militer
(Jasmil) yang ada.
39

iv Dalam melaksanakan tugasnya, ia


dibantu oleh seorang Tamtama pembantu/
juru tulis.

3) Tata cara kerja.

a) Seksi administrasi membantu langsung Perwira Seksi


personel sebagai pelaksana administrasi yang melaksanakan
fungsi pengurusan administrasi personel, administrasi keuangan
dan kesejahteraan serta rekreasi. Mereka bertanggung jawab
kepada Perwira Seksi personel mengenai pekerjaannya, tetapi
bertanggung jawab kepada Komandan Kompi Markas mengenai
disiplin tata tertib dan urusan dalam.
b) Didalam waktu tidak sedang bekerja, mereka tepat harus
mengikuti kegiatan Kompi Markas, terutama apel, jaga, piket dan
latihan.
c) Prosedur didalam melaksanakan fungsi pemeliharaan
kesejahteraan anggota dan rekreasi. Setelah melakukan
koordinasi dengan Komandan Kompi Markas, Perwira Seksi
personel memberikan petunjuk tentang rencana, kebijaksanaan
dan pelaksanaan pekerjaannya. Kemudian Dankima membuat
perencanaan, pengorganisasian, dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas mengenai angkutan penyusunan tempat,
pengorganisasian personel pembantu serta pengamanannya.
Selanjutnya Perwira Seksi personel melakukan pimpinan dan
pengendalian teknis serta pengawasan staf.
d) Dalam keadaan terpaksa seksi administrasi dapat
dikerahkan oleh Dankima untuk diorganisasikan menjadi satuan
pengaman atau satuan cadangan sementara.

e. Peleton Angkutan (Ton Ang).

1) Ton Angkutan menyelenggarakan pelayanan angkutan di dalam


Batalyon, memelihara dan menyelenggarakan perbaikan atau
memerintahkan untuk memperbaiki kendaraan organik maupun
40

tambahan serta mengurus persediaan bensin, minyak dan bahan pelumas


(BMP) bagi Batalyon. Ton Angkutan bekerja dibawah pimpinan dan
pengendalian teknis serta pengawasan dari Perwira Seksi logistik, tetapi
tetap bertanggung jawab kepada Dankima.

2) Tugas personel.
a) Komandan Peleton (Danton)

(1) Komandan Ton Angkutan dipangkalan diserahi


tugas :
(a) Merencanakan dan melaksanakan
angkutan organik di Batalyon.
(b) Mengawasi dan mengatur pemeliharaan
semua alat mesin bermotor yang dipakai, baik
milik organik maupun yang diperbantukan kepada
Batalyon, kecuali bila ada ketentuan lain.
(c) Mengatur segala sesuatu yang
bersangkutan dengan pengeluaran bahan bakar
dan pelumas (BMP).
(d) Menyimpan dan mengurus segala sesuatu
yang berkenaan dengan administrasi dan tanggung
jawab atas kendaraan serta bahan bakar dan
pelumas yang telah ditentukan.
(e) Mengatur perbaikan kendaraan tepat pada
waktunya.
(f) Mendidik pemgemudi.

(2) Di daerah operasi. Disamping tugas seperti


dipangkalan Danton Angkutan didaerah operasi dibebani
tugas :
(a) Membantu Perwira Seksi operasi dalam
merencanakan pemindahan pasukan dengan
menggunakan ranmor.
41

(b) Membantu Perwira Seksi logistik dalam


merencanakan, pengurusan, penggunaan dan
instalasi bekal kelas III di daerah operasi.
(c) Mengatur kegiatan organik maupun yang
diperbantukan di Batalyon.

(3) Disamping tugasnya sebagai Dansi ia membantu


Danyon, perwira silog dan Dankima dalam membantu Pa
Staf koordinasi sebagai penasehat teknis dibidang
angkutan dan alat bermotor dalam Batalyon .

b) Bintara angkutan (Ba Ang).


(1) Membantu BaTon Angkutan dan menjalankan
perintah yang diberikan oleh DanTon
(2) Jika Danton Angkutan berhalangan ia
menjalankan dan memimpin Ton Angkutan.

c) Bintara Montir.
(1) Membantu Danton Angkutan dalam hal perbaikan
kerusakan kendaraan bersifat terbatas.
(2) Mengadakan pengawasan terhadap kondisi
kendaraan atas perintah Komadan Ton Angkutan.
(3) Mengurus kendaraan yang diperbaiki dibengkel
pemeliharaan lapangan Komando atasan.
(4) Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
seorang tamtama.

d) Tamtama pengurus gudang.


(1) Mengurus suku cadang kendaraan yang baru
diterima maupun yang bekas digunakan.
(2) Melayani pengeluaran suku cadang kendaraan dari
gudang.
(3) Bertanggung jawab atas pemeliharaan materil
yang di urusnya.
42

e) Tamtama perminyakan. Mengurus/menerima/menyimpan


dan mengeluarkan bahan bakar dan pelumas sesuai perintah
komandan seksi peleton angkutan. Tamtama pengemudi/
pengemudi pool. Pengemudi bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang dipercayakan dan berkewajiban untuk :

(1) Memelihara kendaraan.


(2) Memuat kendaraan menurut ketentuan daya
muat.
(3) Mengerjakan tugas pesuruh.
(4) Mengerjakan perbaikan tingkat nol.

3) Tata cara kerja.

a) Ton Angkutan bekerja sebagai penyelenggaraan fungsi


pelayanan angkutan dan pemeliharaan/perbaikan sesuai petunjuk
Perwira Seksi logistik mengenai pekerjaan tersebut. Dalam tugas
dan kegiatan lain bertanggung jawab kepada Dankima terutama
mengenai disiplin, tata tertib dan urusan dalam.
b) Prosedur di dalam melaksanaan fungsi Ton Angkutan,
pemeliharaan serta pengurusan BMP.

(1) Pelayanan Angkutan. Dalam melaksanakan fungsi


pelayanan angkutan Perwira Seksi logistik, berkoordinasi
dengan Dankima dan memberikan petunjuk serta
kebijaksanaan komando dalam hal pelayanan angkutan.
Pelaksanaan dalam tugas pelayanan adalah Dankima yang
membuat perencaanan, pengorganisasian serta
pengkoordinasian semua kegiatan yang berhubungan
dengan pelayanan angkutan. Dalam hal ini Perwira Seksi
logistik melakukan pimpinan serta pengawasan staf.
(2) Pemeliharaan /perbaikan. Dapat dilakukan secara
terbatas sesuai kemampuan yang ditetapkan dan peralatan
yang ada di seki peleton angkutan dan bertanggung
jawab langsung kepada Dankima. Dalam hal ini Dankima
43

koordinasi dengan Perwira Seksi logistik tentang


pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikannya.
(3) Pemeliharaan / perbaikan yang diluar batas
kemampuan seki peleton angkutan diserahkan kepada
bengkel materil yang ada di daerahnya oleh seki peleton
angkutan dengan prosedur administrasinya dilaksanakan
oleh Perwira Seksi logistik sesuai dengan ketentuan yang
ada.
(4) Pengurus bahan bakar pelumas (BMP) dalam
pengurusan bahan bakar pelumas Perwira Seksi logistik
berkordinasi dengan Dankima serta memberikan petunjuk
tentang rencana kebijaksanaan yang diambil oleh
komando serta petunjuk dalam hal penerimaan serta
pembagian BMP.
(5) Pelaksanaan pekerjaan direncanakan dan
diorganisasikan oleh Dankima sesuai petunjuk Perwira
Seksi logistik termasuk mengkoordinasikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan kelancaran pekerjaan
dan masalah pengamanan intalasi. Dengan demikian seki
peleton angkutan bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugas yang telah direncakan tersebut kepada Dankima
serta bekerja sesuai dengan petunjuk Perwira Seksi
logistik.

f. Peleton Pionir dan Munisi.

1) Baik dipangkalan maupun di daerah operasi Ton Pimu


(expolisives) menjalankan pekerjaan mengenai perkuatan medan dan
pekerjaan pionir serta pengurusan bahan mesiu dan bahan ledak
Batalyon.Tetapi pada saat tidak melaksanakan tugas tersebut, seksi
pionir yang dilaksanakannya adalah :

a) Perbaikan kecil pada jalan dan pembuatan jembatan untuk


melintasi anak sungai dan parit serta perbaikan urung-urung yang
kecil.
44

b) Membersihkan rintangan.
c) Penunjukan jalan dan tempat tertentu sesuai dengan
petunjuk.
d) Mengadakan perusakan sebatas kemampuan.
e) Membuat lapang ranjau dan rintangan.
f) Mencari dan membersihkan lapang ranjau.
Pengurusan bahan mesiu dan bahan-peledak dilaksanakan di tempat
penambahan munisi (amunition), bilamana keadaan tidak mengijinkan
untuk mengangkut langsung kegaris depan.

2) Tugas personel.

a) Komandan Ton Pimu, disamping tugasnya sebagai


Komandan Peleton, membantu Komandan Kompi Markas dan
perwira staf koordinasi, dalam hal ini Perwira Seksi logistik.
Sebagai penasehat teknis mengenai hal-hal yang bersangkutan
dengan pekerja pionir, mesiu dan bahan-peledak, ia membantu
membuat perkiraaan dan rencana pekerjaaan pionir dan mesiu
bahan ledak Batalyon.
b) Bintara mesiu bahan-peledak. Bekerja ditempat
penambahan munisi mengurus pengangkutan mesiu
bahan/peledak kegaris depan. Didalam melaksanakan tugasnya
ia dibantu oleh seorang tamtama pembantu/pengurus gudang dan
tiga tamtama pengemudi kendaraan.
c) Para Komandan regu. Memimpin dan mengawasi
pekerjaan dalam regunya, dan dibantu oleh wakil komandan
regu.
d) Anggota-anggota regu. Melaksanakan perintah mengenai
pekerjaan pionir dan mesiu bahan-peledak.

3) Tata cara kerja.

a) Ton Pimu menjalankan pekerjaan dibawah pimpinan dan


pengawasan perwira staf koordinasi setelah melakukan
45

koordinasi dengan Komandan Kompi Markas, tetapi bertanggung


jawab mengenai disiplin, tatatertib dan urusan dalam.
b) Dalam melakukan pekerjaan perkuatan medan, mereka
bekerja dibawah pengawasan dan pimpinan Perwira Seksi opersi
setelah mengadakan koordinasi dengan Komandan Kompi
Markas yang memberikan petunjuk tentang rencana dan
kebijaksanaan selanjutnya. Komandan Kompi Markas akan
merencanakan mengorganisasikan dan mengkoordinasikan
pelaksanaannya untuk kelancaran tugas tersebut, termasuk
pengangkutan, pengorganisasian, penyediaan personel pembantu
serta pengamanannya.
c) Dalam melaksanakan pekerjaan pionir mereka berada di
bawah pengendalian teknis, petunjuk dan pengawasan perwira
zeni yang diperbantukan atau Perwira Seksi operasi setelah
melakukan koordinasi dengan Komandan Kompi Markas.
Selanjutnya Komandan Kompi Markas membuat perencanaan,
pengorganisasian dn pengkoordinasian pekerjaan tersebut untuk
kelancaran tugasnya termasuk angkutan, penyediaan personel
pembantu dan pengamanannya.
d) Dalam pengurusan mesiu bahan peledak, seperti ranjau,
detonator, sumbu ledak dan lain-lain, seksi pioner dan mesiu
berada di bawah pengendalian teknis, dan pengawasan Perwira
Seksi logistik setelah mengadakan koordinasi dengan Komandan
Kompi Markas dengan jalan memberikan petunjuk,
kebijaksanaan komandan dan rencana penambahan dan
pembagian bahan-ledak. Dengan demikian seksi pioner dan
mesiu bertanggung jawab mengenai pengurusan mesiu bahan-
ledak kepada Komandan Kompi Markas dan melaksanakan
pekerjaan tersebut atas dasar petunjuk dan kebijaksanaan Perwira
Seksi logistik.
e) Di dalam waktu tidak sejak bekerja, mereka tetap harus
mengikuti kegiatan Kompi Markas terutama apel, jaga, piket dan
latihan, disamping itu seksi pioner dan mesiu dapat digunakan
untuk tugas pengamanan. Di dalam melaksanakan tugas
pengamanan, mereka secara taktis berada di bawah komando dan
46

pengendalian langsung Komandan Kompi Markas atau komando


atasan dimana mereka dibawah diperintahkan.

g. Danton Kesehatan.

1) Danton Kesehatan baik di pangkalan maupun di daerah operasi


menyelenggarakan perawatan kesehatan yang meliputi pengumpulan,
perawatan darurat dan penyingkiran penderita, serta pengawasan
kebersihan dan kesehatan untuk Batalyon. Danton Kesehatan disusun
untuk dapatmenyelenggarakan satu pos pertolongan Batalyon(pos long
Yon) personel Danton Kesehatan terdiri dari anggota infanteri yang telah
mendapat pendidikan dan latihan kesehatan.

2) Unsur-unsur Danton Kesehatan Batalyon adalah :

a) Regu pos pertolongan Batalyon.


(1) Regu pos pertolongan Batalyon berada di pos
pertolongan Batalyon adalah bagain dari Danton
Kesehatan yang mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan pemeriksaan dan pengobatan bagi
para penderita yang diungsikan ke garis belakang.
(2) Tugas meliputi:
(a) Pemeriksaan. Menerima /mengadakan
pendaftaran penderita serta memeriksa dan
memisahkan orang sakit /luka dalam golongn
ringan, berat dan dapat kembali bertugas.
(b) Pengobatan ringan. Memberikan
pengobatan kepada penderita ringan menurut
perintah komandan Danton Kesehatan, mengatur
pengembalian penderita yang tidak membutuhkan
pengobatan lebih lanjut dan mencatat di kartu luka
tentang pengobatan yang telah diberikan.
(c) Pengobatan berat. Menyempurnakan
pertolongan pertama yang telah dilakukan oleh
regu tandu dilapangan, mengerjakan pencegahan
47

dan pengobatan ulang memberikan tranfusi darah


kalau perlu dan mencatat dikartu luka tentang
pengobatan yang diberikan.
(d) Persiapan evakuasi. Mempersiapkan
penderita yang akan diungsikan kegaris belakang,
penyediaan kendaraan ambulance, megadakan
penukaran alat yang tepat dan mencatat penderita
yang diungsikan.

b) Regu tandu.
(1) Regu tandu adalah suatu bagian dalam Danton
Kesehatan yang mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan pengangkutan orang luka dari medan
pertempuran ke pos pertolongan Batalyon.
(2) Tugas meliputi:
(a) Mencari orang luka dimedan pertempuran
sesuai laporan dari Konpi Senapan dan
mengankutnya kepos pertolongannBatalyon.
(b) Memberikan pertolongan pertama
dilapangan kepada para penderit yang belum
mendapat pertolongan dari unsur regu kesehatan
yang diperbantukan pada kompi senapan.
(c) Mengawasi dan memperbaiki pertolongan
pertama dilapangan yang telah diberikan oleh regu
kesehatan di Kompi.
(d) Sebagai penghubung antar medan
pertempuran dan pos pertolongan Batalyon atau
sebaliknya yaitu menyampaikan berita, perintah
atau permintaan obat-obatan.
(e) Bertanggung jawab tentang perawatan
kesehatan selama pengangkutan.
(f) Bertanggung jawab mengenai semua alat-
alat dan barang berharga dari penderita selama
dalam pengangkutan.
48

(g) Memberi petunjuk kepada orang luka yang


dapat berjalan kepos pertolongan Batalyon.
(h) Menyatakan dan melaporkan penderita
yang meninggal dalam pengangkutan. Bila
dimedan pertempuran banyak yang luka, maka
yang gugur dapat ditinggalkan ditempat itu
dengan diberi tanda pengenal.

c) Kelompok kesehatan kompi.


(1) Kelompok kesehatan kompi adalah suatu
pelaksanaan dari Danton Kesehatan Batalyon yang
ditempatkan di kompi-kompi yang mempunyai tugas
untuk memelihara kesehatan kompi dimana ia
ditempatkan.
(2) Tugas-tugasnya meliputi :
(a) Memberikan pertolongan pertama
dilapangan kepada setiap anggota kompi yang
sakit/luka.
(b) Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan dalam kompi.
(c) Mengisi dan mengikatkan kartu luka pada
penderita.
(d) Menempatkan penderita yang tidak dapat
berjalan ke pos pertolongan Batalyon pada tempat
yang terlindung.
(e) Mendirikan tempat dimana penderita
ditempatkan
(f) Memberitahukan kepada pos pertolongan
Batalyon tentang pengumpulan penderita.
(g) Memberi petunjuk kepada penderita yang
dapat berjalan untuk menuju pos pertolongan
Batalyon.
49

3) Tugas Personel. Tugas personel Danton Kesehatan baik di


pangkalan maupun di daerah operasi adalah :

a) Komandan Peleton Kesehatan Batalyon.


(1) Danton Kesehatan adalah seorang bintara tinggi
kesehatan yang mendapat wewenang dan tanggung jawab
sebagi Komandan Peleton. Ia bertindak juga sebagai
Perwira Kesehatan Batalyon di pos komando dan pos
pertolongan Batalyon.
(2) Danton Kesehatan bertanggung jawab langsung
kepada Dankima dan selanjutnya kepada Komandan
Batalyon, tentang segala sesuatu yang termasuk dalam
tehnis pekerjaan kepada Perwira Seksi logistik dan
kepada dokter Batalyon.
(3) Danton Kesehatan diserahi tugas :
(a) Pengawasan atas kecakapan Batalyon
dalam pemeliharaan kebersihan diri, kesehatan di
medan pertempuran dan pertolongan pertama
dilapangan.
(b) Pengaturan pengungsian orang sakit dn
luka perawatan kesehatan.
(c) Pemberitahuan kepada Dankima
selanjutnya kepada Danyon dan Dokter Batalyon
tentang keadaan kesehatan di dalam daerah
Batalyon.
(d) Pembuatan rencana kesehatan bagi
Batalyon berdasarkan rencana komando atasan.
(e) Mengumpulkan letak pos pertolongan
Batalyon, pengawasan atas pekerjaan dalam pos
itu dan memberi bantuan merawat orang yang
luka.
(f) Mengawasi pengungsian orang luka ke pos
pertolongan Batalyon.
(g) Mengajukan permintaan tepat pada
waktunya kepada perwira kesehatan komando
50

atasan, mengenai tambahan persediaanalat/dan


bekal kesehatan.
(4) Disamping tugasnya sebagai Komandan Peleton ia
membantu Dankima, Kepala Silog, Komandan Batalyon,
dan dokter Batalyon sebagai penasehat teknis mengenai
penyelenggaraan perawatan kesehatan dan pengungsian
orang luka ke belakang. Ia membantu membuat perkiraan
dan rencana penyelenggaraan pengungsian ke belakang
dan perawatan kesehatan dalam Batalyon.

b) Bintara Administrasi Kesehatan (Baminkes). Bintara


administrasi Ton Kesehatan adalah seorang bintara perawat
kesehatan yang bertugas membantu Komandan Peleton dalam
bidang adminitrasi, dalam pelaksanaan tugasnya dia dibantu oleh
tamtama yang merangkap sebagai pelayan radio serta pengemudi
ambulance. Tugasnya meliputi :
(1) Mengurus perawatan logistik untuk Danton
Kesehatan.
(2) Mencatat segala keterangan tentang adminitrasi
personel dan perawatan logistik, meneruskannya kepada
pejabat yang berkepentingan.
(3) Mencatat segala keterangan mengenai adminitrasi
dan urusan dalam.
(4) Menyelenggarakan surat-menyurat.
(5) Menyelenggarakan adminitrasi keuangan dan
bekal kesehatan sesuai petunjuk Batalyon.

c) Bintara perawatan kesehatan umum/bintara pengobatan


berat (Bakesum/ Ba Obber). Bertugas membantu komandan
Danton Kesehatan dalam pengobatan berat di pos pertolongan
Batalyon, dibantu oleh seorang tamtama juru kesehatan.
d) Bintara perawatan kesehatan umum/ bintara pengobatan
ringan Bakesum/Ba Obring). Bertugas membantu komandan
Danton Kesehatan dalam pengobatan ringan di pos pertolongan
Batalyon, dibantu seorang tamtama juru kesehatan.
51

e) Tamtama juru kesehatan/persiapan evakuasi(Ta


Jurkes/Siap Ev). Membantu komandan Danton Kesehatan dalam
mempersiapkan evakuasi ke belakang.
f) Komandan Regu Perawatan Kesehatan Umum (Danru/
Wat Kesum), adalah seorang bintara perawat kesehatan yang
bertugas memimpin regu tandu. Dia dibantu oleh tiga orang
Kopral Komandan Pos dan tiga orang tamtama tandu. Tugasnya
meliputi :
(1) Memimpin regunya dalam melaksanakan tugas di
lapangan.
(2) Menjamin bahwa anggotanya trampil dan mampu
melaksanakan tugas di lapangan.
(3) Mengadakan pencatatan tentang penderita(korban)
di lapangan serta memberi petunjuk tehnis kesehatan di
lapangan kepada anggotanya.
(4) Didalam pertempuran regu tandu berada
mengikuti pasukan dipimpin komandan regu memberikan
pertolongan pertama serta membawa korban ketitik
kumpul yang mudah diketahui tempatnya dan mudah
dalam evakuasi serta memisahkan yang luka dan gugur.

g) Tamtama juru kesehatan/Takeski. Biasanya ditempatkan


di kompi senapan, terutama bila loPasi Tonhubkima tersebut jauh
dari markas Batalyon. Dia bertugas memelihara kesehatan kompi
sebatas kemampuannya. Kepada Dankipan memberikan saran-
saran baik di minta maupun tidak mengenai hal yang
berhubungan dengan kesehatan kompinya. Memberikan laporan
kepada Dankikes tentang tugasnya serta masalah kesehatan yang
ada di kompi.

4) Tata cara kerja.

a) Danton Kesehatan bekerja sebagai penyelenggara


perawatan kesehatan dibawah pimpinan dan pengawasan Perwira
52

Seksi logistik mengenai pekerjaannya, tetapi bertanggung jawab


kepada Dankima megenai disiplin tata tertib dan urusan dalam.
b) Pada waktu tidak sedang bertugas mereka harus
mengikuti kegiatan Kima terutama apel dan latihan.
c) Setelah melakukan koordinasi dengan Dankima kepala
Silog memberikan petunjuk tentang rencana kebijaksanaan dan
pelaksanaan pekerjaannya. Kemudian Dankima membuat
perencanaan, pengorganisasian dan pengkoordinasian
pelaksanaan untuk kelancaran tugas, baik mengenai angkutan
menyusun instalasi, penyediaan personel pembantu serta
pengamanannya. Selanjutnya kepala Silog melakukan pimpinan
serta pengawasan staf. Pengendalian teknis oleh dokter Batalyon.
d) Dalam keadaan darurat Danton Kesehatan tidak boleh
dikerahkan oleh Dankima untuk diorganisasikan sebagai satuan
pengaman atau satuan cadangan sementara, kecuali apabila
ternyata keadaan sudah sangat terancam dan segera kembali
kebagian masing-masing apabila diperlukan.

h. Danton Perhubungan (Danton Hub).

1) Danton perhubungan baik dipangkalan maupun di daerah operasi


menyelenggarakan pengurusan perhubungan intern seluruh Batalyon,
keluar kepada satuan bawahan. Komandan Peleton Perhubungan
bertanggung jawab atas penyelenggaraan komunikasi di dalam Batalyon.
Kewajiban Ton Hub :
a) Menyelenggarakan dan memelihara kelancaran
perhubungan di dalam pos komando, dari pos komando ke satuan
bawah maupun dari pos komando ke komando atasan atau
tetangga.
b) Memberikan bantuan personel maupun alat Perhubungan
kepada kompi atas perintah Komandan Batalyon.
c) Mendidik dan memberikan latihan serta keterampilan
bagi tamtama Batalyon yang jabatannya sebagai pelayan radio
atau telepon.
53

d) Mengurus pengeluaran dan pemeliharaan alat


Perhubungan dalam Batalyon.
e) Memelihara hubungan Perhubungan dalam satuan /unsur
lain yang bekerjasama dengan Batalyon.
f) Memperbaiki alat Perhubungan sesuai dengan batas
kemampuan Ton Hub (Tingkat I dan II )

2) Satuan pelaksana Ton Hub adalah :


a) Regu kantor berita (Ru Korbra). Regu kantor berita
berwenang menentukan alat Perhubungan bagi berita maupun
surat dinas yang harus di kirimkan serta menyampaikan berita
dan surat dinas yang di terima melalui Perhubungan kepada
alamat atau staf Batalyon. Kantor berita menjaga kelancaran dan
keseimbangan lalu lintas berita.
b) Regu radio. Melaksanakan Perhubungan dalam pos
komando dan dari pos komando ke satuan atasan, tetangga serta
bawahan. Disamping itu mengurus pengeluaran dan
pemeliharaan radio, serta memperbaiki kerusakan radio pada
tingkat 1 dan 2. Di dalam Perhubungan selalu memperhatikan
keamanan lalu lintas berita.

3) Tugas Personel.
a) Danton hub, disamping sebagai Komandan ia membantu
Komandan Batalyon, Perwira staf koordinasi dan komandan
Kompi Markas mengenai masalah teknis komuniPasi. Ia
membantu membuat perkiraan KomuniPasi Batalyon. Beberapa
tugasnya adalah :
(1) Mengusulkan dan menyusun rencana perhubungan
di dalam Batalyon.
(2) Mengajukan saran tentang komuniPasi dengan
satuan atasan dan satuan tetangga serta dengan unsur
yang diperbantukan.
(3) Membuat perintah yang perlu untuk dapat
menjamin penggunaan alat perhubungan, baik secara
taktis maupun teknis, seperti perintah teknik penggunaan
54

alat komuniPasi dan meyakinkan bahwa perintah tersebut


dikenal dan dilakukan seluruh Batalyon.
(4) Mengawasi pemeliharaan atas keamanan
pemberitaan didalam seluruh Batalyon, termasuk pula
pemakaian sandi dan cara memberikan tanda bahaya.
(5) Membantu merumuskan penyusunan Sub paragraf
perhubungan dari perintah operasi.
(6) Mengawasi kecakapan teknis anggota
perhubungan Batalyon.
(7) Mengajukan usul untuk memperoleh dan
mengganti anggota perhubungan.
(8) Memberi bantuan teknik kepada seksi operasi
untuk membuat rencana latihan bagi anggota
perhubungan.
(9) Mengawasi perawatan, pemelihraan dan
pembetulan alat perhubungan.
(10) Mengajukan usul untuk memperoleh alat
perhubungan yang khusus.

b) Bintara Seksi (Basi).


(1) Mengatur kerjasama antara regu-regu komuniPasi
dalam seksinya.
(2) Menentukan tempat yang tepat bagi alat yang
dipergunakan dan memberi petunjuk dalam penempatan
alat tersebut.
(3) Mengawasi pemakaian tanda pengenal/ sandi bagi
peninjau.
(4) Mengawasi adanya pendaftaran yang tepat dari
alat komuniPasi dalam seksinya.
(5) Membagi-bagi dalam eselon pada waktu pos
komando berpindah tempat dan memberangkatkan pada
saat yang tepat pada waktu dilakukan pemindahan.
(6) Memberikan saran kepada Komandan
perhubungan mengenai keadaan komuniPasi,
55

perlengkapan dan kendaraan yang dipergunakan dalam


Tonhub.

c) Tamtama pembantu/ pengurus gudang, berkewajiban :


(1) Menerima, menyimpan mengurus dan
mengeluarkan alat-alat perhubungan.
(2) Mengurus administrasi sesuai petunjuk yang
diberikan mengenai hal ini.

d) Bintara Montir berkewajiban Mengadakan pemeriksaan


teknis atas alat komunikasi di Batalyon. Didalam melaksanakan
tugas dan kewajiban,ia dibantu oleh seorang tamtama pembantu
montir radio.

e) Komandan Regu Kantor Berita, berkewajiban :


(1) Mengawasi personel regunya, ketangkasan
personel itu dan lancanya pekerjaan dalam regunya.
(2) Ia menentukan dengan alat apa berita yang keluar
harus dikirimkam.
(3) Ia selalu mengawasi waktu yang dipergunakan
untuk menyampaikan berita itu. Ia segera lapor bilamana
sebuah berita tidak dapat segera disampaikan.
(4) Ia membuat catatan tentang keadaan alat
komuniPasi.
(5) Ia mengadakan pengawasan atas pengubahan dari
berita biasa kedalam sandi dan sebaliknya, sedang berita
yang disampaikan oleh pesuruh organik ditandatangani.
Ia memasang papan petunjuk didepan kantor berita
mengatur dinas pesuruh dan mengawasi surat yang
disimpan. Didalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
ia dibantu oleh enam tamtama operator dan dua tamtama
caraka bermotor.
56

f) Komandan Regu Radio, berkewajiban :


(1) Mengawasi anggota regunya, ketangkasan dari
personel itu dan lancarnya pekerjaan dalam regunya.
(2) Menentukan cara menghadapi lawan perang
elektronika dan cara menjaga kerahasiaan.
(3) Mengawasi percobaan, penggunaan dan pelayanan
radio.
(4) Mengawasi perbaikan radio.
(5) Mengurus dan memerintahkan pencatatan dengan
cara yang telah ditentukan.
(6) Membantu membuat perkiraan keadaan
perhubungan.
(7) Memberikan saran dalam pembatasan pemakaian
radio.

3) Tata cara kerja.

a) Ton hub penyelenggara perhubungan bekerja dibawah


pimpinan dan pengawasan Perwira Seksi operasi. Mengenai soal
pemeliharaan dan pengurusan alat Perhubungan dibawah Perwira
Seksi logistik. Ia bertanggung jawab kepada Komandan Kompi
Markas mengenai disiplin, tata tertib dan urusan dalam.
b) Setelah melakukan koordinasi dengan Komandan Kompi
Markas, Perwira Seksi operasi memberikan petunjuk tentang
rencana dan kebijaksanaan mengenai pekerjaannya. Perwira
Seksi logistik tentang pemeliharaan, perbaikan dan pengeluaran
serta penyimpanan pengorganisasian serta pengkoordinasiaan
pelaksanaan pemasangan untuk kelancaran tugas, baik mengenai
angkutan, penyediaan personel pembantu, penyusunan instalasi
serta pengamanannya.
c) Pada waktu tidak sedang bertugas mereka harus
mengikuti kegiatan Kompi Markas terutama apel, jaga, piket dan
latihan.
d) Dalam keadaan pertempuran, Ton Hub melaksanakan
perang elektronik (lawan sandi dan gangguan) dibawah pimpinan
57

dan pengawasan Perwira Seksi intelijen yang juga memberikan


petunjuk tentang rencana dan kebijaksanaan komando. Hanya
dalam keadaan sangat terpaksa dan tidak sedang bertuga khusus,
seksi Tonhub dapat dikerahkan dan diorganisir untuk tugas
pengamanan dan satuan cadangan sementara.

i. Seksi Intelijen Tempur.

1) Seksi Intelijen tempur melaksanakan tugas intelijen tempur terus


menerus di daerah operasi. Meskipun semua satuan dalam Batalyon
Infanteri adalah badan pengumpul keterangan dan pengamanan yang
potensial, tetapi seksi intelijen tempur adalah satuan penyelidik dan
pengamanan lapangan yang utama, oleh sebab itu seksi intelijen tempur
diorganisasikan, dilengkapi dan dilatih khusus untuk melakukan
penyelidikan tempur, lawan penyelidikan tempur dan pengamanan
lapangan. Personel intelijen tempur berkemampuan untuk memeriksa
penduduk atau tawanan perang, mempelajari/ meneliti dokumen atau
lubang tembakan, melaksanakan perintah pengintaian dan peninjauan,
membersihkan rintangan dengan atau tanpa menggunakan alat khusus,
pengobatan dan pengungsian darurat, serta bergerak dimedan dalam
segala cuaca. Komandan Peleton intelijen tempur membantu pekerjaan
administrasi dalam seksi intelijen di pos komando Batalyon.

2) Tugas-tugas personel. Dipangkalan maupun didaerah operasi


personel seksi intelijen tempur melaksanakan tugas sebagai berikut :

a) Komandan Seksi Intelijen tempur memimpin seksinya


menjalankan tugas :
(1) Merencanakan atau melaksanakan penyelidikan
secara terus menerus, aktif dan terarah untuk memperoleh
keterangan yang dibutuhkan tentang cuaca, medan musuh
dan karakteristiklainnya dari daerah operasi.
(2) Melaksanakan pengamanan lapangan untuk
mencegah usaha/ kegiatan dan tindakan pihak musuh
untuk melakukan penyelidikan mengenai keadaan sendiri,
58

sabotase atau penggalangan baik secara pasif, preventif


maupun dengan tindakan pengamanan aktif.
(3) Membantu tugas seksi intelijen dalam
mempertimbangkan dan mengolah keterangan, mengatasi
susunan dan penyebaran berita keluar, meneliti dokumen
atau lubang tembakan, dan memeriksa penduduk atau
tawanan dan cara pengangkutannya, serta pemberitaan
penerangan pasukan. Oleh karena itu pada waktu Perwira
Seksi intelijen tidak ada, Komandan Peleton intelijen
tempur mewakilinya dan bertindak atas namanya.
(4) Bila keadaan menghendaki (terpaksa), sanggup
melibatkan diri dalam pertempuran, tetapi tidak sampai
terlibat secara menentukan.
(5) Komandan Seksi Intelijen tempur, berkewajiban
memimpin seksinya untuk melaksanakan tugas
pengamanan lapangan dengan cara :
(a) Melaksanakan usaha pencegahan terhadap
musuh yang akan melakukan penyelidikan,
sabotase dan penggalangan.
(b) Mencegah terjadinya kebocoran/
kehilangan keterangan.
(c) Memberikan perlindungan materil dan
penerangan atas personel Batalyon Infanteri.

b) Bintara Intelijen. Membantu Komandan Peleton dalam


tugasnya dibidang Intelijen sebagai bintara seksi intelijen. Ikut
melaksanakan usaha lawan intelijen serta membantu mengadakan
pengumpulan keterangan.
c) Bintara penyidik dibantu anggota tamtama penyelidik
melaksanakan tugas penyelidikan dengan cara :
(1) Melakukan pengintaian darat dan peninjauan
medan.
(2) Mengadakan pemeriksaan terhadap penduduk atau
tawanan.
59

(3) Melakukan penelitian terhadap dokumen, peta dan


lubang tembakan.
(4) Memberikan lubang perlindungan materil dan
memberikan penerangan kepada personel Batalyon
Infanteri.

3) Tata cara kerja.

a) Seksi intelijen tempur bertugas membantu langsung seksi


intelijen dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang terus
menerus berada dibawah pimpinan/ pengendalian taktis dan
teknis serta pengawasan Perwira Seksi intelijen. Ia bertanggung
jawab kepada Komandan Kompi Markas mengenai disiplin, tata
tertib dan urusan dalam.
b) Pada waktu tidak sedang bertugas, mereka harus
mengikuti kegiatan Kompi Markas, terutama apel, jaga, piket dan
latihan.
c) Setelah melakukan koordinasi dengan Komandan Kompi
Markas, Perwira Seksi intelijen menyampaikan rencana, perintah
dan kebijaksanaan komando, selanjutnya memberikan petunjuk,
membuat perencanaan, pengorganisasian dan pengkoordinasiaan
pelaksanaan tugas dan pengamaanannya. Sedangkan Komandan
Kompi Markas membantu mengenai hal yang dibutuhkan, baik
angkutan, penyediaan personel pembantu dan sarana lain yang
diperlukan.
d) Dalam keadaan terpaksa, seksi intelijen tempur dapat
dikerahkan untuk diorganisasikan sebagai satuan pengamanan
instalasi markas/ pos komando dan cadangan sementara dibawah
komando untuk melaksanakan tugas sesuai fungsinya oleh
Perwira Seksi intelijen.
e) Apabila Perwira Seksi intelijen berhalangan, Komandan
Peleton intelijen tempur dapat mewakilinya dan bertindak atas
namanya.
60

j. Regu Provost.

1) Regu provost bertugas mengurus peraturan lalulintas dalam


Batalyon dan melaksanakan pekerjaan tatatertib dan penyelenggaraan
tempat dan pengurusan tawanan perang. Disamping itu dapat pula diberi
tugas untuk mengawasi pelaksanaan perintah mengenai peraturan urusan
dalam dan dinas garnisun, atau dikerahkan untuk mempertahankan pos
komando Batalyon. Regu provost dapat pula diberi tugas untuk
menghubungi atau mengadakan pemeriksaan terhadap penduduk atas
perintah komando dan dengan mengadakan koordinasi dengan komando
teritorial setempat. Di pangkalan maupun didaerah opersi tugas provost
tidak terlalu berbeda, tergantung dari pengeterapan tugasnya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masing-masing.

2) Tugas personel.

a) Komandan regu provost.


(1) Mengatur lalulintas menurut petunjuk Perwira
Seksi logistik dan Komandan Kompi Markas pada waktu
ada pemindahan Batalyon atau bagian dari Batalyon.
(2) Sebagai Komandan tempat pengumpulan tawanan
perang, ia melaksanakan segala peraturan mengenai
penjagaan, pembekalan dan pengangkutannya menurut
petunjuk Perwira Seksi personel dan Komandan Kompi
Markas.
(3) Menegakkan tatatertib dan disiplin dalam
Batalyon menurut petunjuk Perwira Seksi personel dan
Komandan Kompi Markas.
b) Anggota regu/ provost. Membantu komandan regu
dalam melaksanakan tugasnya.

4) Tata cara kerja.

a) Regu provost dalam melakukan pekerjaan pengurusan


lalulintas berada dibawah pimpinan/ pengendalian teknis dan
61

pengawasan Perwira Seksi logistik dalam melaksanakan


pekerjaannya pengurusan tata tertib dan tawanan perang dibawah
pimpinan/pengendalian teknis dan pengawasan Perwira Seksi
personel. Ia bertanggung jawab mengenai disiplin dan tata tertib
dalam melaksanakan tugas dan urusan dalam di bawah komando
dan pengendalian Komandan Kompi Markas.
b) Setelah mengadakan koordinasi dengan Komandan
Kompi Markas, para perwira staf koordinasi memberikan
petunjuk tentang rencana, kebijaksanaan komando, selanjutnya
Komandan Kompi Markas akan merencanakan, menyusun dan
mengkoordinasikan pelaksanaannya untuk kelancaran tugas
tersebut.
c) Didalam kegiatan sehari-hari, mereka harus mengikuti
kegiatan Kompi Markas tetapi tetap bertugas di bidang
pengurusan lalu-lintas, tatatertib dan urusan dalam.

9. Kemampuan Dan Batas Kemampuan Kompi Markas.

a. Kemampuan.

1) Menyediakan fasilitas pos Komando Batalyon.


2) Menyelengagrakan pengamanan setempat bagi markas dan
Kompi Markas Batalyon.
3) Menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan bagi Batalyon
Infanteri.
4) Melaksanakan bantuan administrasi markas Batalyon, Kompi
Markas dan satuan organik Batalyon.
5) Pengawasan dan kelancaran administrasi keuangan dan
pemeliharaan kesejahteraan anggota.
6) Melaksanakan pekerjaan perkuatan medan dan pekerjaan pionir
terbatas.
7) Menyelenggarakan pengurusan lalulintas dalam Batalyon,
pengurusan tawanan perang dan pengawasan pelaksanaan peraturan
urusan dalam dan dinas garnizun dalam rangka menegakkan hukum,
disiplin dan tata tertib anggota satuan.
62

8) Memberikan bantuan penyelidikan dan keamanan lapangan


dengan personel yang terlatih dalam pengintaian dan peninjauan.
9) Memberikan bantuan perhubungan dan pemeliharaan alat-alat
perhubungan.

b. Batas Kemampuan.

1) Penyelenggaraan administrasi dan logistik terbatas untuk satuan


setingkat Batalyon.
2) Penyelenggaraan dukungan bermotor maksimum untuk satu
kompi senapan.
3) Kemampuan perlindungan terhadap serangan udara, terbatas.
4) Kemampuan pemeliharaan peralatan terbatas sampai pada tingkat
nol (tingkat pemeliharaan satuan).
5) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan terbatas pada perawatan
kesehatan umum.

BAB III
PELAKSANAAN

10. Umum. Kompi Markas adalah merupakan unsur pelayan yang ada di
Batalyon Infanteri dimana titik berat dalam pelaksanaan tugas membantu dalam
memberikan bantuan pelayanan administrasi bagi unsur-unsur Batalyon Infanteri yang
bersangkutan.

11. Penggunaan Dalam Operasi Militer Untuk Perang.

a. Pemindahan Pasukan.

1) Umum.
a) Yang dimaksud dengan pemindahan pasukan ialah
gerakan berpindahnya pasukan dari suatu tempat ke tempat lain
dengan berjalan kaki maupun berkendaraan ataupun dengan
63

kombinasi dari cara tersebut. Hal tersebut tergantung pada


keadaan, jumlah pasukan , fasilitas angkutan, jarak dan waktu
yang harus ditempuh.
b) Untuk semua macam pemindahan tersebut, perlu adanya
ketentuan mengenai :
(1) Pengelompokan pasukan.
(2) Cara mengepak, memberi tanda dan memuat.
(3) Pengumpulan pasukan dan penentuan tujuan
masing-masing.
(4) Pembekalan dan perawatan dalam perjalanan dan
saat berhenti/istirahat.
(5) Pengumpulan pasukan dan alat peralatan setiba
ditempat tujuan. Mengingat seringnya satuan melakukan
pemindahan pasukan, ketentuan tersebut dapat
dipermudah persiapan dan pelaksanaan dengan
pengeluaran suatu perintah tetap (Printap) pemindahan
pasukan.
c) Dalam pemindahan melalui jalan dengan berjalan kaki
perencanaan dan persiapan harus matang, lengkap dan teliti, agar
perjalanan dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, serta
tetap terpeliharanya moril dan nilai tempur. Alat peralatan,
instalasi markas dan pos komando dimuat didalam kendaraan dan
merupakan kafilah. Dalam perpindahan dengan kendaraan
pasukan disusun dan naik diatas kendaraan untuk selanjutnya
diangkut ketempat tujuan. Sedangkan perpindahan melalui udara,
ketentuan mengenai pemuatan, cara mengepak, memberi tanda
dan sebagainya dilaksanakan secara khusus oleh satuan
perbekalan udara.
d) Dalam perpindahan pasukan, Komandan Kompi Markas
bertindak selaku pembantu Perwira Seksi Operasi dalam
merencanakan, mempersiapkan, mengorganisir pelaksanaan
pemindahan serta pengawasan selama dalam perjalanan.
64

2) Perencanaan dan persiapan.


a) Setelah Komandan Batalyon mengeluarkan perintah
peringatan untuk pemindahan pasukan, Komandan Kompi
Markas melaksanakan koordinasi dengan seksi operasi , seksi
intelejen dan seksi Logistik mengenai perencanaan dan persiapan
pemindahan. Selanjutnya Komandan Kompi Markas,
memerintahkan beberapa anggota seksi intelejen tempur,
provoost dan peleton pioner dan mesiu menjadi kelompok
pengintai rute untuk ditugaskan menyelidiki medan pada rute
yang akan dilalui di bawah pimpinan dan pengendalian tehnis
Perwira Seksi Intelejen guna mendapatkan ketentuan mengenai
kondisi jalan dan jembatan, jumlah dan tempat pos yang perlu
ditempatkan, petunjuk jalan dan pekerjaan pioner yang perlu
dilaksanakan.
b) Selama perencanaan, Komandan Kompi Markas
membantu perwira staf dalam menyusun perintah pemindahan
yang berisi rute yang dilalui, tujuan gerakan, rencana waktu,
selang waktu, susunan, penggunaan peta dan tabel perjalanan
serta petunjuk yang belum tercantum dalam perintah tetap
pemindahan pasukan. Selanjutnya Komandan Kompi Markas
melakukan persiapan yang perlu guna mempersiapkan satuannya
guna mendukung pelaksanaan tugas pemindahan Batalyon.

3) Pelaksanaan pemindahan.
a) Berjalan kaki. Sesudah kendaraan dimuat alat peralatan
dan perbekalan, sebagian anggota turut serta dalam kendaraan
tersebut dengan tugas pengamanan dan pembongkaran pada akhir
perjalanan Semua bagian berjalan kaki menurut susunan yang
telah ditentukan. Apabila pemindahan melalui lebih dari satu
rute, atau adanya pasukan yang melalui lambung, anggota
peleton pioner dan mesiu dibawah perintahkan pada satuan
tersebut. Pada waktu istirahat peleton kesehatan melakukan
pemeriksaan atas kesehatan anggota terutama kaki. Peleton
Perhubungan menyelenggarakan Perhubungan baik disatuan
atasan, tetangga maupun bawahan di dalam gerakan pasukan.
65

b) Berkendaraan motor.
(1) Komandan Peleton Angkutan mengatur
pembagian kendaraan, mengurus penambahan kendaraan
dan selanjutnya mengorganisasikan dan mengurus
pengangkutan/pemindahan dari titik muat ke daerah
tujuan. Ia membantu Perwira Seksi Opereasi membuat
rencana waktu pemuatan dan pembongkaran, sehingga
bagian-bagian pindah sesuai waktu yang telah ditentukan
dengan tidak saling menunggu di jalan dan menghindari
kekacauan dalam perjalanan.Tanda bendera biru di
tempatkan di depan sedangkan di kendaraan terakhir
dengan bendera hijau. Bila ada kendaraan derek
(rekoveri) dengan bendera putih, sedangkan kendaraan
munisi dan mesiu dengan warna merah. Pada malam hari
bendera tersebut diganti dengan lampu yang dipasang
juga dimuka kanan tiap kendaraan.
(2) Provoost ditempatkan di titik muat, di tempat-
tempat yang dianggap penting dan di sekitar titik bongkar
guna mengatur lalu lintas. Sebaiknya dikirim pesuruh
bermotor ke muka dengan instruksi yang jelas atau
bertindak sebagai pengatur lalu lintas.
(3) Peleton Perhubungan menempatkan radio pada
setiap kendaraan. Apabila diadakan pendiaman siaran
dapat digunakan pesuruh bermotor di samping digunakan
tanda atau isyarat suara.
(4) Komandan Kompi Marakas menunjuk seorang
petugas sebagai pengawas jarak. Tugas perwira pengawas
jarak di cantumkan dalam perintah tetap. Ia bergerak di
belakang kolone dan menentukan apa yang harus
dilakukan apabila terdapat kendaraan yang tidak dapat
jalan. Kendaraan yang lebih cepat dapat diperintahkan
untuk mendahului jika dianggap keadaan membahayakan
bila ada kendaraan yang berhenti oleh rintangan,
pengawas jarak menutup jalan di belakang kendaraan
tersebut untuk menghindari jangan sampai kendaraan lain
66

mendahului sehingga lalu lintas macet. Kepada perwira


pengawas jarak bila mungkin disediakan mobil rekoveri
dan bengkel dan beberapa kendaraan cadangan.
(5) Pemindahan kendaraan bermotor dilakukan di
bawah pimpinan Komandan Kolone, yaitu yang tertinggi
pangkatnya di dalam kolone.

4) Pemindahan taktis.
a) Gerak maju. Tiap komandan satuan bertanggung jawab
atas keamanan pasukannya. Dalam gerak maju Komandan
Kompi Markas bertanggung jawab atas keamanan anggota
Kompi Markas, anggota markas Batalyon dan kafilah Batalyon.
Untuk menghindari serangan udara, digunakan samaran yang
baik dan bergerak maju melalui tempat yang terlindung,.
Tindakan terhadap serangan di darat, Kompi Markas
mengorganisir pengamanan yang bertugas sebagai pengaman
lambung dan belakang yang biasanya diambilkan dari anggota
seksi intelejen tempur dan peleton pioner dam munisi. Sedang
pengaman kafilah oleh anggota yang berada di kendaraan
tersebut.
b) Kawal depan.
(1) Apabila Batalyon bertindak sebagai Batalyon
kawal depan,seksi intelejen tempur bersama dengan
pengintai dan anggota peleton pioner dan mesiu. Kawal
depan dapat pula diperkuat dengan pasukan zeni dan
unsur senjata bantuan serta tank dari komando atasan
menjadi suatu Detasemen Keamanan Bermotor. Dalam
hal ini Komandan Kompi Markas bersiap guna
menghadapi segala kemungkinan tindakan musuh yang
merintangi gerak maju baik dengan penyerangan dari
udara, arteleri dan serangan darat, maupun dengan
mengadakan infiltrasi, gerilya dan interdiksi oleh pasukan
lintas udara. Peleton pioner dan mesiu harus siap untuk
membersihkan rintangan, ranjau, memperbaiki jembatan
dan merintis jalan.
67

(2) Dalam kawal depan bermotor, pasukan dan


kafilah lebih rawan terhadap serangan mendadak.
Perhatian khusus ditujukan pada lambung. Apabila terjadi
kontak, semua pasukan harus segera turun dari kendaraan
dan melakukan pengamanan lambung dan belakang, serta
di sekeliling kafilah.

b. Serangan.

1) Umum. Apabila Batalyon melaksanakan operasi serangan, baik


dalam pertempur perjumpaan, serangan terhadap pertahanan, hambatan
maupun terhadap pertahanan yang diperkuat serta berperan sebagai
serangan pokok maupun serangan pembantu, Kompi Markas
melaksanakan dukungan administrasi agar Batalyon dapat melaksanakan
tugasnya. Untuk itu Kompi Markas di tempatkan agak lebih ke depan
dan bergerak ke depan secara berloncatan dengan tetap memperhatikan
faktor keamanan, terutama terhadap kemungkinan infiltrasi musuh yang
akan menghancurkan instalasi perbekalan dan pos komando.

2) Perencanaan dan persiapan.


a) Setelah Batalyon menerima perintah dari komando
atasan, Komandan Kompi Markas dan unsur-unsur bawahannya
bertindak selaku staf khusus guna membantu perwira staf
koordinasi menyusun rencana administrasi untuk mendukung
rencana operasi Batalyon.
b) Kegiatan selanjutnya setelah perintah operasi Batalyon
dikeluarkan, Komandan Kompi Markas melakukan urutan
kegiatan sesuai prosedur pimpinan pasukan (P-3) guna
merencanakan pelaksanaan tugas administrasi sesuai paragraph –
4 perintah operasi atau lampiran perintah administrasi Batalyon.
c) Di daerah persiapan (DP), Kompi Markas mengambil
kedudukan di tengah-tengah dan terlindung. Komandan Kompi
Markas menyelenggarakan peraturan perkemahan, pengaman,
pertahanan dan penyamaran instalasi dan pos komando terutama
terhadap kemungkinan infiltrasi gerilya dan atau lintas udara
68

musuh. Sebelum serangan, Komandan Kompi Markas


menyelenggarakan pengumpulan alat peralatan organik dan
perorangan yang tidak diperlukan oleh kompi dalam
pertempuran. Selanjutnya jatah bekal pokok munisi dan makanan
dibagikan, terutama satuan, dibagikan ke kompi. Demikian pula
kafilah Batalyon disusun guna membawa jatah bekal ulang ke
kompi depan atau mengambil bekal ulang dari titik bekal
komando atasan. Apabila serangan dilakukan di tampat yang
tidak dapat dilalui kendaraan, kafilah disusun dari hewan atau
manusia. Regu kesehatan kompi dikirim ke kompi-kompinya
untuk mengikutinya, dan pos pertolongan serta regu tandu
bersiap-siap melaksanakan tugas perawatan dan pengungsian
orang luka. Guna menjamin Perhubungan selama pendiaman
siaran, peleton Perhubungan menyiapkan rencana perhubungan
untuk keberhasilan serangan.

3) Pelaksanaan serangan.
a) Kedudukan Kompi Markas selama serangan tetap berada
di daerah persiapan dan maju ke daerah pos komando yang di
ajukan setelah konsolidasi pada sasaran yang dapat direbut. Seksi
intelejen tempur bergerak ke depan secara berloncatan mengikuti
satuan penyerang depan dengan mendirikan pos tinjau. Peleton
pioner dan mesiu dipersiapkan pada kompi depan, agar dengan
cepat membersihkan rintangan yang dihadapi. Peleton
Perhubungan mengikuti kelompok komando Batalyon.
b) Selama kompi senapan dan bantuan melaksanakan
serangan ke depan, Kompi Markas melindungi unsur-unsur
markas dan pos komando dengan membentuk satuan cadangan
dan pengaman yang terdiri dari sisa anggota Kompi Markas yang
tidak sedang bertugas khusus.
c) Kafilah tempur Batalyon bergerak mengikuti kompi
depan di belakang kompi cadangan, terutama yang menyangkut
munisi dan BMP (bahan bakar dan pelumas). Meskipun
reorganisasi selama serangan, seyogyanya dihindari karena akan
menghambatan gerakan, namun kafilah siap memberikan bekal
69

ulang apabila diperlukan dan keadaan mengijinkan terutama


BMP.
d) Regu tandu mengungsikan penderita yang luka ke pos
pertolongan Batalyon berdasarkan berita dari anggota regu
kesehatan kompi.
e) Bila sasaran telah direbut, Kompi Markas beserta unsur-
unsur markas dan pos komando diajukan ke depan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan. Peleton Perhubungan segera
menyiapkan saluran perhubungan yang baru. Anggota yang baru
segera dikumpulkan dan dikirim ke belakang, sedangkan bekal
munisi ditambahkan serta alat peralatan yang hilang atau rusak
segera diganti oleh peleton Harwat. Tindakan administrasi
lainnya disiapkan guna menjamin Batalyon siap untuk
melanjutkan serangan dan menghadapi kemungkinan serangan
balas musuh.

4) Exploitasi dan pengejaran.


a) Tindakan exploitasi dan pengejaran harus dilaksanakan
dengan cepat. Oleh karena itu Batalyon sebaiknya dilengkapi
kendaraan serta diperkuat dengan unsur tank. Untuk itu, instalasi
markas, pos komando dan instalasi perbekalan serta anggota
Kompi Markas berkendaraan, sehingga merupakan kafilah
tempur dan lapangan.
b) Perencanaan gerakan Kompi Markas direncanakan seperti
dalam gerak maju dengan kendaraan bermotor. Kafilah tempur
yang terdiri dari kendaraan munisi, tangki, ambulan serta
kendaraan rekoveri dan bengkel, ditempatkan di belakang
formasi serangan. Apabila Batalyon menyerang dengan dua
poros, maka kafilah tempur disiapkan di kedua poros gerakan.
Kebutuhan bahan bakar (Bekal kelas III) dalam jumlah besar
sangat dibutuhkan, terutama guna mendukung satuan bermotor
dan tank, juga pengungsian anggota yang luka, demikian pula
perbaikan darurat dan penyingkiran kendaraan yang rusak sangat
perlu diperhatikan. Apabila kecepatan dan jarak tempuh sangat
diperlukan pembekalan ulang diberikan melalui udara.
70

5) Serangan malam.
a) Serangan di waktu malam atau di waktu pandangan
terbatas akan menimbulkan banyak kesulitan, tetapi sangat baik
untuk memperoleh pendadakan, memperbesar hasil dan
menghindari kerugian yang besar apabila serangan dilakukan
siang hari. Untuk itu kesulitan yang timbul terhadap pimpinan,
pemeliharaan arah dan Perhubungan harus dapat diatasi dengan
menggunakan alat pengendalian tersebut.

b) Perencanaan.
(1) suatu serangan malam bagi Kompi Markas
berbeda dengan di waktu siang, yang memerlukan syarat
khusus sebagai berikut :
(a) Perencanaan diperlukan sampai yang
sekecil-kecilnya dan terperinci serta kenyal,
sehingga membutuhkan waktu lebih banyak untuk
perencanaan dan persiapan.
(b) Keterangan lengkap tentang jalan
pendekat, tempat titik pengembangan yang akan
dipilih oleh komandan satuan penyerang serta
kedudukan musuh.
(c) Gerakan kendaraan perbekalan harus
diperkecil.
(2) Sebelum melaksanakan serangan, maka unsur
Kompi Markas seperti seksi intelejen tempur dan peleton
pioner dan mesiu harus melakukan pengintaian. Patroli
intai tersebut dapat digunakan kemudian sebagai
pengawal dan petunjuk jalan dalam gerakan pengajuan
instalasi markas dan pos komando setelah sasaran
tersebut, sehingga konsolidasi dapat dilaksanakan secepat
mungkin, dan telah siap sebelum matahari terbit.
(3) Untuk pengendalian, oleh peleton perawatan
dibagikan tanda-tanda pengenal, umpamanya ban lengan
putih, tanda pada helm, tanda pengenal atau isyarat
dengan lampu/baterai berwarna dan alat khusus
71

pemeliharaan arah, alat infra-merah, petunjuk jalan dan


sebagainya.
(4) Alat penerang disiapkan meskipun serangan
dilakukan secara diam-diam, terutama apabila
kerahasiaan sudah tidak diperlukan. Untuk penerang
tersebut dibagikan granat cahaya, lampu sorot dan alat
infra-merah bagi senjata.

c) Pelaksanaan.
(1) Selama gerakan pasukan ke garis penyebaran dan
pelaksanaan serbuan, instalasi markas dan pos komando
tetap berada dikedudukannya. Apabila terdapat satuan
teritorial sebagai pengaman lambung, dan punggung guna
mencegah penyergapan terhadap instalasi oleh pihak
musuh, serta untuk penyediaan tenaga penunjuk jalan.
(2) Setelah sasaran direbut, unsur-unsur Kompi
Markas segera diajukan ke depan dengan cepat, tetapi
gerakan kendaraan harus diperkecil. Sebelum matahari
terbit, pekerjaan pembekalan selama konsolidasi dan
persiapan instalasi markas dan pos komando untuk
menghadapi tugas selanjutnya harus sudah selesai.

6) Infiltrasi. Apabila seluruh Batalyon merupakan bagian dari


satuan yang lebih besar dan melakukan infiltrasi, maka hanya sebagian
unsur Kompi Markas yang diperlukan saja yang turut serta
melaksanakan infiltrasi. Instalasi markas, pos komando dan kendaraan
serta alat peralatan yang tidak diperlukan ditinggalkan di daerah
persiapan dengan dilindungi dan dijaga oleh beberapa anggota yang
tidak bertugas khusus. Instalasi , kendaraan dan alat peralatan tersebut
baru akan diajukan segera setelah musuh dapat dihancurkan.

7) Penyeberangan sungai.
a) Pada umumnya dikenal dua macam operasi
penyeberangan sungai, yaitu :
72

(1) Penyeberangan secara gopoh, yaitu


penyeberangan dengan peralatan yang tersedia sewaktu
tiba di sungai, sehingga perebutan pancangan kaki
dilaksanakan dengan cepat dan tidak mendapat perkuatan
dari komando atasan.
(2) Penyeberangan yang dipersiapkan, yaitu
penyeberangan yang mempunyai sifat yang berbeda
dengan operasi serangan yang biasa. Operasi ini
memerlukan personel, peralatan dan latihan khusus, yang
dilakukan apabila diperkirakan menghadapi perlawanan
musuh yang kuat dan keadaan sungai demikian sulit
untuk diseberangi. Dalam penyeberangan ini,
perencanaan dan koordinasi biasanya dilakukan oleh
komando yang lebih tinggi dari Batalyon. Akibat dari
sifat yang berbeda tersebut adalah diperlukan kerja sama
yang khusus dan erat selama gerakan ke sungai, di
pancangan kaki dan selama gerakan taktis di
penyeberangan. Gerakan dan tembakan waktu
penyeberangan sangat terbatas.

b) Kompi Markas dalam operasi penyeberangan sungai yang


dipersiapkan bertugas mendukung administrasi Batalyon yang
biasanya menjadi satuan penyerang dari komando yang lebih
besar, yang membuat pancangan kaki sendiri atau sebagian
pancangan kaki komando yang lebih atas.
(1) Penyelidikan yang teliti dan terperinci dilakukan
terutama oleh seksi intelejen tempur dan peleton pioner
dan mesiu untuk mengetahui tentang keadaan taktis sifat
tehnis dan keadaan medan tempat penyeberangan serta
jaring jalan ke arah sungai.
(2) Perencanaan. Di dalam perencanaan serangan,
perhatian harus di titik beratkan terhadap kenyataan
bahwa sungai merupakan rintangan yang membatasi
prosedur pembekalan yang biasa. Rencana lalu lintas
disiapkan dengan seksama, karena meskipun telah dibuat
73

jembatan dan rakit, tetapi kemungkinan terjadi kekacauan


di dekat sungai masih ada. Untuk ini perlu ditentukan
urutan kendaraan Batalyon yang mendapat prioritas
penyeberangan. Rencana perhubungan diselenggarakan
sama dengan operasi biasa.
(3) Pelaksanaan. Pelaksanaan penyeberangan dimulai
apabila eselon penyerang yang merupakan gelombang
pertama telah dilepas dari tepi dekat. Perahu-perahu
dilayani oleh anggota zeni yang bertugas
menyeberangkan dan mengendalikan perahu. Seorang
perwira zeni ditunjuk untuk mengawasi pemusatan dan
pemberangkatan dari tepi dekat, sedang personel infanteri
yang tertua dalam tiap perahu selama di atas air
bertanggung jawab dalam pemeliharaan arah ke daerah
pendaratan. Anggota Kompi Markas yang bertugas di pos
komando, pos pertolongan Batalyon, seksi intelejen
tempur dan anggota yang mengurusi munisi dan mesiu
berangkat pada gelombang ketiga, sedangkan sisa Kompi
Markas dan unsur Batalyon yang belum diseberangkan,
berangkat pada gelombang keempat dengan
mempergunakan jembatan ponton zeni atau rakit
jembatan infanteri. Untuk Batalyon biasa diperkuat
dengan satu atau dua jembatan infanteri atau jembatan
lain. Jika ada kendaraan amphibi berlapis baja, dapat
dikerahkan untuk mengangkut pasukan sebanyak-
banyaknya dan mengangkut jembatan ponton, rakit
jembatan infanteri atau jembatan tipe lain.

c) Pelaksanaan Kompi Markas dalam operasi


penyeberangan gopoh, sama dengan operasi serangan biasa.
Dalam operasi ini peleton pioner dan mesiu melaksanakan
penyelidikan tehnis tempat penyeberangan, membawa satuan
penyerang depan dari pangkal serangan ke tepi dekat dan
menyeberangkannya ke tepi jauh, termasuk penyiapan tali
penyeberangan dan pengamanannya bagi penyeberangan basah.
74

8) Serangan di daerah bangunan/kota.


a) Kota dengan gedung/bangunan, jalan yang lurus
merupakan medan khusus yang dalam operasi serangan perlu
perhatian dan ketentuan khusus. Reruntuhan gedung/bangunan
akan membatasi gerakan. Kemungkinan akan terjadi perampokan
hak milik penduduk, sikap penduduk dan sebagainya perlu
mendapat perhatian. Oleh sebab itu untuk memperkecil kesulitan
ketika melintasi lapangan terbuka dan melintasi jalan, biasanya
Batalyon melakukan pertempuran malam hari.

b) Perencanaan dan persiapan.


(1) Seksi intelijen tempur disiapkan untuk melakukan
pengintaian dalam tiga dimensi yaitu depan, samping dan
atas bangunan, terutama bila ada gedung bertingkat,
dengan cara pengintaian darat dan udara, mencari
keterangan dari penduduk atau tawanan, serta
mempelajari peta kota dan potret udara.
(2) Peleton pioner dan mesiu menyiapkan bahan
peledak guna menghancurkan bangunan dan rintangan,
dan kalau mungkin mengajukan permintaan perkuatan
senjata penyembur api guna menghancurkan musuh yang
berada di dalam bangunan di bawah tanah, lorong atau
kubu pertahanan. Selanjutnya direncanakan juga
kemungkinan dibuatnya lorong di bawah tanah atau
menerobos bangunan sebagai jalan pendekat.
(3) Keamanan lambung dan belakang perlu mendapat
perhatian yang seksama di dalam perencanaan mengingat
daerah bangunan memberikan perlindungan yang baik
bagi infiltrasi dan penembak runduk musuh.

c) Pelaksanaan. Pelaksanaan Kompi Markas dalam operasi


serangan kota sama dengan operasi serangan biasa, hanya peleton
Pimu melaksanakan penghancuran bangunan untuk membuat
lorong jalan pendekat, baik melalui bawah tanah atau menjebol
75

gedung, serta membersihkan rintangan dan reruntuhan bangunan


yang merintangi gerak maju satuan penyerang.

9) Serangan di daerah pegunungan.


a) Keadaan medan di daerah pegunungan lebih menyulitkan
pelaksanaan tugas Kompi Markas dalam serangan, terutama
perawatan dan pembekalan yang menjadi sukar, karena
terbatasnya jalan serta kemampuan alat Perhubungan yang
berkurang. Perencanaan membutuhkan perhatian yang lebih
seksama, pimpinan didesentralisasikan, inisiatif tiap komandan
bawahan perlu dihidupkan guna mencapai sukses dalam
mendukung administrasi Batalyon.

b) Perencanaan dan persiapan. Pada dasarnya perencanaan


dan persiapan sama dengan operasi serangan biasa, tetapi dengan
menitik beratkan pada hal-hal sebagai berikut :
(1) Pengintaian, Mempelajari peta dan potret udara
dan penyelenggaraan pos tinjau perlu dilakukan, karena
perincian medan yang sesungguhnya sering tidak
ditemukan dalam peta.
(2) Karena musuh mampu melakukan peninjauan
jarak jauh, perlu direncanakan keamanan keliling yang
baik dengan jalan menduduki medan permati,
mengadakan pos tinjau dan jaga.
(3) Perlu mendapat perhatian bahwa untuk serangan
di daerah pegunungan ada kalanya dibutuhkan alat
khusus. Peleton Harwat dan peleton Pimu harus dapat
menyediakan alat khusus yang diperlukan tepat pada
waktunya, memelihara dan menyiapkan gantinya apabila
hilang/rusak.
(4) Karena terbatasnya jalan, harus direncanakan
kebutuhan tenaga manusia atau hewan atau helikopter.
Soal perawatan, evakuasi orang luka dan penyingkiran
alat-alat melalui udara perlu direncanakan, termasuk
kemungkinan penyelenggaraan tempat pendaratan
76

helikopter (Helypad) serta penyiapan alat Perhubungan


dan panel.
(5) Peleton Pimu harus merencanakan untuk
memelihara dan membuat jalan yang perlu untuk
penyaluran perbekalan. Untuk itu diperlukan cukup
banyak bahan peledak, tali, jambatan dan sebagainya.
Apabila keadaan medan semakin sulit, diperlukan adanya
bantuan zeni.

c) Pelaksanaan. Unsur markas dan instalasi bergerak secara


berloncatan setelah sasaran direbut mempergunakan jalan yang
ada di lereng bukit atau lembah yang terlindung dengan selalu
memperhatikan faktor keamanan dan mencegah kemungkinan
penyergapan/peningkaran oleh musuh.

10) Serangan di daerah hutan.


a) Serangan di daerah hutan mempunyai sifat
tersendiri,antara lain pemindahan yang sulit dan lambat,
kesukaran dalam pemeliharaan arah, perhubungan dan
perbekalan. Selain itu hutan mempunyai pengaruh yang menekan
moril. Mengingat hutan memungkinkan untuk melakukan
pendadakan serta pertempuran jarak dekat, maka perlu
diperhatikan masalah pengamanan instalasi, markas dan pos
komando.

b) Perencanaan dan persiapan.


(1) Rencana serangan terhadap suatu hutan yang
dipertahankan dengan kuat dilakukan dengan tiga babak,
yaitu :
(a) Babak pertama, menyerang dan
reorganisasi di tepi dekat.
(b) Babak kedua, serangan melalui hutan dan
reorganisasi di tepi jauh.
(c) Babak ketiga, gerakan keluar dari hutan.
77

(2) Tindakan pengamanan terhadap unsur markas,


instalasi logistik dan pos komando perlu direncanakan
dengan seksama, yang akan tergantung pada lebatnya
hutan dan kegiatan musuh. Di hutan yang lebat, terdapat
kemungkinan musuh mengadakan infiltrasi dan
penembak runduk.
(3) Peleton pioner dan mesiu disiapkan untuk
memelihara dan membuat jalan, menyediakan air bersih
dan pekerjaan pioner lainnya.

c) Pelaksanaan serangan.
(1) Babak pertama. Selama kompi penyerang
menyerang tepi dekat hutan, Kompi Markas tetap berada
di daerah persiapan, selanjutnya setelah pasukan
penyerang berhasil menguasai tepi dekat, unsur markas,
instalasi logistik dan pos komando diajukan ke depan dan
menyelenggarakan dukungan administrasi dalam rangka
reorganisasi pasukan. Ada kalanya reorganisasi eselon
penyerang dilakukan sambil berjalan.
(2) Babak kedua. Setelah sasaran tepi jauh hutan
dapat direbut Kompi Markas melanjutkan gerakan ke
depan dan menyelenggarakan dukungan administrasi
dalam rangka reorganisasi di tepi jauh hutan. Seperti pada
babak pertama, faktor kecepatan dalam reorganisasi lebih
dipentingkan dari pada kelengkapan, sehingga ada
kalanya juga dilakukan sambil berjalan juga.
(3) Babak ketiga. Dilakukan sama seperti dalam
serangan di medan biasa.

11) Serangan terhadap perkubuan.


a) Perkubuan yang disiapkan secara sempurna biasanya
tersusun secara mendalam, saling menutup dan melindungi
dengan tembakan ke lambung dan ke belakang dan disamar
secara sempurna, sedangkan sudut mati diperkuat dengan ranjau
personel/tank yang dikuasai dengan tembakan dari parit atau
78

lubang pertahanan. Beberapa bagian biasanya dikontaminasi


“gas” dan tahan terhadap “gas”. Oleh karena itu serangan
terhadap perkubuan merupakan kekhususan dan memerlukan
penyelidikan yang teliti.
b) Batalyon biasanya melakukan serangan sebagai bagian
dari komando yang lebih besar dalam front yang lebih sempit
dari yang biasa dan diperkuat dengan tank, arteleri, peluru
kendali, zeni tempur serta bantuan angkatan udara. Zeni tempur
di samping tugas menghancurkan dan membersihkan rintangan
dan pekerjaan zeni khusus lainnya, seperti meperbaiki jalan,
lorong, penerobosan melalui rintangan kawat berduri, lapangan
ranjau dan sebagainya juga diorganisasikan menjadi anggota dari
regu serbu dengan persenjataan penyembur api.

c) Perencanaan dan persiapan.


(1) Perencanaan Kompi Markas dalam serangan
terhadap perkubuan pada dasarnya sama dengan pada
serangan biasa.
(2) Peleton pioner dan mesiu menyiapkan alat
peledak bengalore torpedo yang akan dibawa oleh
anggota regu serbu, selanjutnya juga disiapkan untuk
membantu satuan zeni untuk membuat lorong melalui
rintangan kawat berduri.
(3) Granat asap disiapkan dalam jumlah yang cukup
untuk melindungi gerak maju eselon penyerang depan,
sedangkan apabila direncanakan serangan malam
disiapkan pula lampu sorot atau granat cahaya guna
menerangi perkubuan musuh.

d) Pelaksanaan.
(1) Serangan dilaksanakan dalam empat tingkat, yaitu
penghancuran pasukan pengaman dan pengawas,
perembesan, melebarkan penetrasi dan menghancurkan
lambung musuh, selanjutnya aksi dilanjutkan untuk
79

mengepung dan menyerang pertahanan dengan


mengerahkan pasukan cadangan mobil.
(2) Kompi Markas tetap tinggal di daerah persiapan
(DP) dan bergerak ke depan pada saat konsolidasi guna
mendukung reorganisasi pasukan agar siap menjalankan
eksploitasi yang biasanya diperkuat dengan tank dan
helikopter.
(3) Peleton Perhubungan selama serangan menjamin
tetap terpeliharanya komando dan pengendalian antara
Batalyon dengan satuan tank, arteleri, Penerbad dan
Angkatan Udara dengan menggunakan secara intensif
pemakaian radio, telepon, pesuruh, alat visual dan
pirotehnik yang ada.

12) Tahap pengakhiran.

a) Evaluasi terhadap pelaksanaan operasi serangan yang


telah dilaksanakan.
b) Pengarahan (debriefing) yang diperlukan untuk langkah
selanjutnya.
c) Reorganinsasi sesuai dengan kebutuhan operasi
selanjutnya.
d) Rehabilitasi dampak-dampak operasi serangan yang harus
diperbaiki kembali baik secara fisik dan non fisik.

c. Pertahanan.

1) Umum. Pada operasi pertahanan, pelaksanaan tugas


Kompi Markas dalam mendukung administrasi Batalyon akan berbeda-
beda menurut macam serta saat penyusunan pertahanan.Untuk suatu
pertahanan yang disusun setelah serangan, maka instalasi markas, pos
komando dan unsur Kompi Markas lainnya tetap tinggal di kedudukan
pada saat konsolidasi tersebut, selanjutnya berangsur-angsur
dipindahkan ke kedudukan yang lebih kuat dan agak kebelakang.
Sedangkan pada suatu pertahanan yang dipersiapkan, Kompi Markas
80

dapat langsung merencanakan suatu kedudukan yang kuat. Penyiapan


bahan bakar dan pelumas (BMP) akan berkurang, tetapi penyiapan
munisi serta alat perkuatan medan bertambah banyak.

2) Perencanaan dan persiapan.


a) Setelah menerima perintah peringatan, Kompi Markas
membagikan bekal munisi dan alat perkuatan medan. Kafilah
Batalyon disusun guna membawa jatah bekal terutama ke depan
guna mempercepat penambahan bekal ulang, tempat penimbunan
direncanakan, sehingga kendaraan segera dapat dikosongkan
guna mengambil bekal ke komando atasan.
b) Selama komando Batalyon mempersiapkan perencanaan,
Komandan Kompi Markas dan unsur bawahannya bertindak
sebagai perwira staf khusus dan sebagai penasehat di bidang
tehnis dan administrasi bagi Komandan Batalyon dan perwira
staf koordinasi.
c) Kegiatan setelah perintah operasi Batalyon dikeluarkan,
Komandan Kompi Markas melakukan kegiatan sesuai dengan
prosedur pinpinan pasukan (P-3) guna merumuskan pelaksanaan
tugas administrasi dalam mendukung tugas taktis Batalyon sesuai
paragraf-4 perintah operasi Batalyon Infanteri atau lampiran
perintah administrasi Batalyon.
d) Faktor pengamanan harus mendapat perhatian penting
dalam merencanakan dan mempersiapkan pertahanan, terutama
ditujukan terhadap kemungkinan infiltrasi gerilya atau lintas
udara musuh yang mengancam instalasi markas serta
pengangkutan perbekalan. Hal ini pelu dikoordinasikan dengan
Perwira Seksi Operasi dan diusahakan benar samaran serta
pengaturan dan pengawasan lalu lintas penduduk dan satuan
teritorial akan sangat membantu dengan tidak mengorbankan
kerahasiaan kedudukan.
e) Jalan pengunduran perlu disiapkan guna menghadapi
segala kemungkinan, dengan tempat penambahan bekal
disepanjang rute perlu pula direncanakan seteliti mungkin.
Apabila tidak terdapat jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan,
81

perlu direncanakan penggunaan tenaga munisi, hewan atau


penggunaan helikopter.

3) Pelaksanaan pertahanan.
a) Kedudukan Kompi Markas selama Batalyon Infanteri
melaksanakan pertahanan daerah atau apabila Batalyon Infanteri
sebagai bagian dari satuan cadangan mobil dari komando atasan,
tetap berada di kedudukannya dan agak ke belakang guna
mencegah berulang-ulangnya berpindah apabila terjadi
perembesan musuh.
b) Untuk memperbesar daya pertahanan Batalyon, kegiatan
peleton pioneer dan mesiu selanjutnya adalah membantu kompi
depan dalam memperkuat medan. Mereka memasang rintangan
dan ranjau di seluruh daerah untuk merintangi gerak maju
personel dan tank musuh, membuat lorong guna memperlancar
gerakan pasukan dan penyaluran bantuan administrasi,
pembuatan lapangan tembak dan membantu membuat samaran
serta pembuatan parit pertahanan.
c) Peleton Perhubungan memasang saluran dan instalasi
perhubungan ke eselon bawah dan tetangga serta ikut melakukan
monitoring dan penyadapan berita.
d) Dapur lapangan didirikan guna menyelenggarakan makan
panas bagi kompi depan.
e) Selama kompi depan kontak dengan musuh, unsur Kompi
Markas aktif mendukung administrasi perawatan, pengungsian
yang luka dan penyingkiran barang-barang.
f) Apabila kompi cadangan dikerahkan untuk melakukan
serangan balas atau menyerang infiltrasi musuh di daerah
belakang Batalyon, peleton pioner dan mesiu membuka
rintangan. Selanjutnya Komandan Kompi Markas segera
mengorganisasikan sisa Kompi Markas yang tidak bertugas,
termasuk anggota yang luka ringan di pos pertolongan Batalyon
dan terutama peleton pioner dan mesiu dan seksi intelejen
tempur, menjadi satuan cadangan sementara guna menghadapi
segala kemungkinan.
82

g) Jika pertahanan tidak mampu menahan penerobosan


musuh, unsur Kompi Markas segera diungsikan secara
berangsur-angsur ke belakang, tetapi dukungan administrasi tetap
dapat diberikan terutama pembekalan, angkutan serta
penyingkiran dan evakuasi.

4) Pertahanan terhadap serangan satuan berlapis baja.


a) Seksi intelejen tempur dan peleton perhubungan harus
dikerahkan secara maksimal untuk mengetahui kedatangan
musuh dengan sistim pemberitaan cepat, mengingat gerakan
berlapis baja gerakannya cepat, dikerahkan masal dan biasanya
bekerja sama dengan infanteri.
b) Peleton pioner dan mesiu mengkombinasikan alam dan
buatan dengan semua senjata lawan tank secara mendalam dan
membantu membuat samaran guna memelihara kerahasiaan
sejauh mungkin.

5) Pertahanan melingkar.
a) Dalam pertahanan melingkar, Kompi Markas menyusun
instalasi markas dan pos komando di dalam garis lingkaran
dalam dan harus disamar dengan sempurna terutama apabila
dalam keadaan terjepit.
b) Peleton pioner dan mesiu harus memanfaatkan semua
rintangan alam dan diperkuat dengan rintangan buatan berupa
lapangan ranjau, kawat berduri, kawat sandung dan semua
kemungkinan lain terutama rintangan lawan tank. Rintangan
tersebut semuanya harus diintegrasikan dengan tembakan dan
dibuatkan lorong-lorong tersamar untuk keluar masuknya patroli
atau pasukan keamanan yang harus selalu diawasi secara teliti
serta dapat dengan mudah dan cepat ditutup kembali. Untuk
menambah keamanan di waktu malam, Peleton pioner dan mesiu
memasang rangkaian pos pendengar dengan booby trap, granat
cahaya dan lain sebagainya. Peleton pioner dan mesiu juga
mempersiapkan pula lorong-lorong untuk kemungkinan
dilakukannya serangan balas.
83

6) Pertahanan front lebar.


a) Pada pertahanan front lebar, pasukan depan menduduki
secara kuat medan penting, yang satu dengan lainnya merupakan
titik kuat. Selang ruang antara titik kuat tersebut menjadi lebih
besar dari pertahanan biasa yang memungkinkan musuh
mengadakan infiltrasi. Oleh karena itu instalasi markas, pos
komando, jalan perbekalan, harus lebih dari satu, terlindung dan
rahasia.
b) Mengingat adanya kemungkinan akan menghadapi
kedatangan musuh dari beberapa arah, maka peleton
Perhubungan menyusun sistim multi Perhubungan agar
mengadakan pertukaran berita dari setiap medan penting.

7) Pertahahan malam.
a) Dalam setiap pertahanan pada siang hari, yang bertahan
harus pula selalu bersiap-siap menghadapi kemungkinan
serangan musuh di malam hari. Oleh karena itu peleton
Perhubungan harus merencanakan sistim pemberitaan cepat. Alat
penerang bagi pasukan, pembekalan dan untuk mengetahui
kegiatan musuh harus disiapkan, antara lain terdiri dari alat
pirotehnik, listrik dan infra yang dikoordinasikan dengan
tembakan arteleri. Peleton pioner dan mesiu memasang kawat
sandung bersinar di jalan yang menuju ke daerah pertahanan.
b) Mengingat infiltrasi musuh biasanya aktif di waktu
malam, maka Kompi Markas harus menyelenggarakan
pengamanan dengan baik di malam hari. Di samping dipasang
kawat-kawat sandung,”booby trap” yang menghubungkan pos
dengar, jaga, maka patroli harus dilakukan ke sekeliling instalasi
dengan jadwal waktu yang berubah-ubah.
c) Guna menghadapi kemungkinan musuh mempergunakan
alat penerang pada waktu melakukan serangan malamnya,
peleton pioneer dan mesiu mempersiapkam granat asap dan
lampu sorot guna memasang tirai asap dan menerangi musuh.
84

8) Pertahanan di daerah bangunan/kota.


a) Pada prinsipnya , Kompi Markas dalam pertahanan di
daerah bangunan/kota sama dengan pertahanan biasa, kecuali
bahwa kemampuan Perhubungan terbatas dan gerakan untuk
membekali pasukan terbatas.
b) Karena gedung-gedung membatasi peninjauan maka
pengaman instalasi terhadap kemungkinan peningkaran,
pengepungan dan perembesan musuh terutama melalui
terowongan dalam tanah dan gedung perlu mendapat perhatian.

9) Pertahanan terhadap serbuan lintas udara.


a) Karena tidak dapat dihindari karena kemungkinan
pendaratan pasukan lintas udara, maka pertahanan selalu harus
dipersiapkan menghadapinya. Biasanya sasaran dari serbuan
lintas udara antara lain adalah melumpuhkan Perhubungan,
mengacaukan gerakan pasukan cadangan dan merebut pusat
Perhubungan, maka Kompi Markas harus mempersiapkan
dengan baik terhadap kemungkinan tersebut.
b) Sistim pemberitaan cepat disusun dengan
menyelenggarakan pos pemberitaan, yang disamping disiapkan
alat Perhubungan yang ada, ditambahkan patroli bermotor untuk
menjamin selalu adanya kontak dengan komando Batalyon.
c) Kompi Markas mengorganisasi detasemen kecil pasukan
pertahanan setempat dengan kekutan satu regu sampai dengan
satu peleton yang terdiri dari anggota Peleton pioner dan mesiu,
personel Kompi Markas yang tidak sedang bertugas, guna
menguasai daerah-daerah dan mempertahankan serta melindungi
instalasi markas, pos komando atau obyek-obyek vital di daerah
tanggung jawabnya dengan jalan menghambat, mengacau atau
mengikat musuh sehingga dapat memberikan waktu bagi pasukan
cadangan mobil untuk mengadakan serangan balas.
85

10) Pertahanan di dalam hutan.


a) Hutan merupakan medan tertutup dengan tumbuh-
tumbuhan yang lebat sehingga menyukarkan gerakan taktis,
angkutan dan Perhubungan. Di samping itu kemungkinan
ancaman musuh dapat dari segala jurusan, mudah merembes dan
mengadakan pendadakan. Oleh karenanya cara yang lazim
dipergunakan pertahanan melingkar. Dengan demikian
penyusunan Kompi Markas dalam pertahanan di dalam hutan
tidak berbeda dengan di dalam pertahanan melingkar.
b) Untuk membuat lapangan tembak, peleton pioner dan
mesiu menebang pohon-pohon secukupnya saja, tidak boleh
secara berlebihan yang dapat mengakibatkan kedudukan senjata
kelompok mudah diketahui dan lorong ini harus diawasi.
c) Di waktu malam tidak diperkenankan menembak karena
kemungkinan besar di dalam hutan akan terlihat bayangan yang
menimbulkan hasrat untuk menembak. Jika terdapat musuh yang
merembes dapat dihalau dengan perkelahian sangkur. Semua
prajurit diperintahkan tinggal membeku di dalam kedudukannya
dan yang berada di luar dianggap musuh.

11) Pertahanan di daerah pegunungan.


a) Perincian medan di daerah pegunungan tidak selalu dapat
sepenuhnya ditemukan di atas peta. Untuk mendapat gambaran
yang nyata Komandan Kompi Markas perlu mengadakan
pengintaian secara pribadi atau mempelajari foto udara.
b) Pengangkutan perbekalan dengan kendaraan sering sukar
dilaksanakan mengingat terbatasnya jalan, sehingga penambahan
bekal sangat terbatas dengan manusia, hewan atau helikopter.
Oleh karena itu perlu diselenggarakan kemungkinan penimbunan
persediaan perbekalan terutama mesiu dan air, sehingga sanggup
tidak menerima penambahan untuk waktu yang lama. Perlu pula
direncanakan kemungkinan penyelenggaraan perawatan dan
evakuasi melalui udara.
c) Pertahanan di daerah pegunungan, memberikan
kemungkinan yang lebih besar untuk menipu dan menyergap
86

musuh apabila peleton pioner dan mesiu membuat kedudukan


tipuan, sedangkan tempat penting dijaga agar dirahasiakan dan
disamar dengan baik serta sesuai dengan keadaan medan.

12) Pertahanan sungai.


a) Pada dasarnya pertahanan sungai menggunakan bentuk
pokok pertahanan front lebar dan pertahanan daerah.
b) Di dalam pertahanan sungai dengan front lebar,
kebutuhan BMP akan lebih banyak karena pasukan biasanya
bermotor dan dipergunakan secara mobil guna menghancurkan
musuh yang telah disalurkan ke daerah penghancuran yang telah
dipilih. Mengingat musuh kadang-kadang dibiarkan
menyeberang, maka kedudukan pos komando dan markas lebih
ke belakang dan terlindung.
c) Pada pertahanan sungai daerah, semua usaha dilakukan
untuk mencegah musuh menyeberangi sungai. Peleton pioner
dan mesiu memasang rintangan dan ranjau di tempat-tempat yang
dapat diseberangi. Alat penyeberangan dipindahkan atau
dihancurkan atau dibuat tidak dapat dilalui dengan rintangan dan
ranjau. Peleton Perhubungan harus menjamin penyebaran
keterangan dan perintah disalurkan dengan cepat. Untuk itu tidak
boleh mempercayakan penggunaan satu alat saja. Pos depan dan
patroli harus dilengkapi dengan radio.
Pada pertahanan sungai tidak langsung dengan front yang
diperlebar, Perhubungan antara jaga dengan induk pasukan, harus
dijamin pemberitaan yang tepat pada waktunya tentang setiap
usaha penyeberangan langsung maupun tidak langsung yang
pada dasarnya pelaksanaannya sama dengan pertahanan biasa.

13) Tahap pengakhiran.


a) Evaluasi terhadap pelaksanaan operasi pertahanan yang
telah dilaksanakan.
b) Pengarahan (debriefing) yang diperlukan untuk langkah
selanjutnya.
87

c) Reorganinsasi sesuai dengan kebutuhan operasi


selanjutnya.
d) Rehabilitasi dampak-dampak operasi pertahanan yang
harus diperbaiki kembali baik secara fisik dan non fisik.

d. Pemindahan ke belakang.

1) Umum.
a) Selama pertempuran, kerapkali pasukan harus
melepaskan diri dan bergerak meniggalkan musuh apabila hal ini
menguntungkan. Pemindahan taktis meninggalkan musuh ke arah
belakang dan tindakan lain yang diambil untuk melindungi
gerakan itu adalah operasi pemindahan ke belakang Operasi
pemindahan ke belakang meliputi pemutusan pertempuran, mars
meninggalkan musuh dan pertempuran penghambatan.
b) Pada setiap pemindahan ke belakang reaksi musuh
umumnya ialah akan mencoba mengejar dan menghancurkannya.
Oleh karena itu tindakan penipuan harus maksimal, rencana
harus lengkap dan terperinci, informasi harus diketahui seluruh
anggota, keamanan dipertimbangkan benar-benar baik terhadap
gerakan peningkaran musuh melalui darat/udara, tank dan
pertahanan terhadap serangan udara.
c) Peleton pioner dan mesiu mengadakan pengintaian rute,
membuat rintangan, melaksanakan penghancuran dan pekerjaan
lain untuk menghambat musuh. Rencana pemindahan ke
belakang bekal munisi dan mesiu meliputi pembekalan terhadap
pasukan pelindung, dan tempat-tempat pembagian sementara
untuk menambah munisi dan mesiu di sepanjang rute
pengunduran.
d) Penyingkiran atau penghancuran perbekalan dan
peralatan yang tidak dapat disingkirkan harus direncanakan. Pos
pertolongan Batalyon sementara didirikan sepanjang rute. Semua
angkuatan dan pembawa tandu dipergunakan untuk
mengungsikan orang luka guna mencegah ditawannya anggota.
Jika orang luka terpaksa ditinggalkan, personel kesehatan dan
88

perbekalannya harus ditinggalkan bersama mereka di bawah


perlindungan bendera palang merah dan hal ini harus disetujui
Komandan Batalyon.
e) Jika tersedia helikopter hendaknya dipergunakan untuk
membantu pemindahan agar pelaksanaannya dapat dipercepat,
sehingga angkutan darat dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lain. Angkatan Udara dipergunakan untuk melindungi
pemindahan.

2) Pemutusan pertempuran.
a) Pemutusan pertempuran adalah operasi pemindahan ke
belakang dimana pasukan melepaskan diri dari kontak dengan
musuh. Oleh karenanya perencanaan harus lengkap dan
kerahasiaan benar-benar terpelihara.
b) Pada pemutusan pertempuran siang hari, tiap eselon
mengundurkan diri dengan dilindungi dari eselon di belakangnya
sebagai pasukan pelindung yang terakhir berperan sebagai kawal
belakang.
(1) Pos pertolongan Batalyon mundur pada eselon
pertama bersama peleton depan, selanjutnya disusul oleh
peleton cadangan dari kompi depan, terakhir adalah
kompi cadangan Batalyon (sebagai pelindung Batalyon).
(2) Pos komando dilayani oleh personel kader dengan
alat peralatan minimum dan tetap dibuka sampai kompi
depan berada di belakang kompi cadangan (pelindung
Batalyon), sedang personel lainnya beserta alat
peralatannya bergerak ke belakang bersam-sama dengan
unsur Kompi Markas yang mundur pada eselon pertama,
selanjutnya menyelenggarakan pos komando sementara di
titik berkumpul (TB).
(3) Peleton Perhubungan merencanakan seluas-
luasnya alat Perhubungan radio, caraka dan personel
lainnya guna menjamin agar setiap Komandan dapat
mengetahui keadaan dan dapat mengendalikan bantuan
tembakannya. Perintah pengunduran tidak boleh
89

disampaikan melalui radio, kecuali dalam keadaan


terpaksa dan sebaiknya dengan di sandi. Perintah melalui
kawat juga tidak dipakai jika musuh kemungkinan dapat
menyadap. Sebaiknya digunakan caraka perwira staf atau
Komandan Batalyon. Jaring saluran kawat digunakan
seluas-luasnya dan diputuskan atau dipindahkan sebagian
ke belakang agar tidak digunakan musuh. Dalam
pemindahan jarak jauh, pemasangan jaringan saluran
kawat tersebut jarang dilakukan. Lalu lintas radio di
kedudukan lama harus terus dilanjutkan dengan berita
desepsi untuk penipuan dan dilayani oleh beberapa awak
yang ditinggal di pos komando lama.

c) Pada pemutusan pertempuran malam hari, seluruh eselon


mundur dibawah perlindungan sebagian pasukannya (1/3 nya).
Wakil Komandan Batalyon memimpin eselon yang mundur
dengan didahului kompi cadangan yang mundur sebelum kompi
depan mundur.
(1) Pengintaian jalan dan titik berkumpul (TB)
dilakukan pada siang hari, dimana tiap kompi
menempatkan penunjuk jalan untuk menjamin
kerahasiaan.
(2) Unsur-unsur Kompi Markas dipindahkan terlebih
dahulu ke belakang secara berangsur-angsur pada siang
hari agar tidak merintangi jalan, kecuali jika hal tersebut
dapat merusak kerahasiaan.
(3) Kendaraan digerakkan secara tunggal atau dalam
rombongan kecil dan semua lampu dipadamkan. Batas
depan (ekor) dari gerakan kendaraan bermotor tersebut
ditentukan oleh Komandan Batalyon. Sebagian kendaraan
bermotor ditinggalkan bersama pasukan tirai dalam
jumlah yang cukup untuk pasukan maupun senjata
bantuannya.
90

3) Pertempuran penghambatan.
a) Pertempuran penghambatan ialah suatu operasi
pemindahan ke belakang yang mengorbankan ruang untuk
memperoleh waktu dan menimbulkan kerugian maksimum pada
musuh tanpa terlibat dalam pertempuran yang mnentukan.
b) Batalyon dapat menyelenggarakan secara berdiri sendiri,
atau sebagai bagian dari satuan yang lebih besar, dengan cara
menghambat di suatu kedudukan, atau beberapa kedudukan
berturut-turut, atau secara bergantian/berloncatan.
c) Kedudukan Kompi Markas pada permulaannya sama
dengan pada pertahanan biasa, kemudian mundur seperti pada
pemutusan pertempuran. Munisi dan mesiu tetep berada di
kendaraan satuan penghambat, kecuali untuk keperluan segera
persediaan perbekalan tambahan dapat ditempatkan di sepanjang
rute pengunduran secara terbatas, atau pada kedudukan
penghambatan yang berikutnya. Jumlah yang berlebihan supaya
dihindari agar tidak terpaksa dihancurkan bila tidak mampu
membawa mundur. Pengungsian orang luka dilakukan dengan
cepat. Setiap kendaraan dan personel yang tersedia dapat diberi
tugas untuk membantu pengungsian.
Perlengkapan pos pertolongan Batalyon diungsikan sebelum
mulai pengunduran.
d) Pos komando Batalyon tetap terbuka sampai eselon depan
mulai pengundurannya, kemudian mundur bersama-sama
Batalyon. Jika kompi-kompi mundur secara terpisah, pos
komando mundur bersama-sama salah satu kompi.

4) Tahap pengakhiran.
a) Evaluasi terhadap pelaksanaan operasi pemindahan ke
belakang yang telah dilaksanakan.
b) Pengarahan (debriefing) yang diperlukan untuk langkah
selanjutnya.
c) Reorganinsasi sesuai dengan kebutuhan operasi
selanjutnya.
91

d) Rehabilitasi dampak-dampak operasi pemindahan


kebelakang yang harus diperbaiki kembali baik secara fisik dan
non fisik.

e. Operasi pergantian.

1) Umum. Bilamana operasi berlangsung lama atau karenanya ada


satuan yang berkurang daya tempurnya, maka diadakan pergantian
pasukan. Operasi pergantian pasukan meliputi lintas ganti, pergantian
ditempat dan mundur melalui posisi belakang. Karena operasi pergantian
itu sangat rawan sekali, maka pelaksanaannya harus secepat mungkin,
rencana lengkap dan terperinci serta penyebaran rencana pada semua
komandan bawahan. Pelaksanaan Kompi Markas dalam mundur melalui
posisi belakang sama dengan dalam pelaksanaan pertempuran
penghambatan.

2) Lintas ganti.
a) Di dalam serangan, Batalyon dapat ditugaskan untuk
menggantikan pasukan depan untuk melanjutkan serangan agar
tetap dapat memelihara momentum serangan.
b) Kompi Markas dan instalasi markas serta pos komando
diajukan dan menempati kedudukan instalasi markas satuan yang
diganti. Selanjutnya rencana penempatan instalasi markas dan
pos komando selanjutnya dapat dirundingkan dengan Komandan
Kompi Markas satuan lama, antara lain tentang petunjuk jalan,
penggunaan jalan dan tindakan keamanan.
Pelaksanaan selanjutnya sama dengan dalam serangan balas.

3) Pergantian di tempat.
a) Untuk kelangsungan pertahanan, Batalyon dapat
menggantikan Batalyon depan yang pelaksanaannya
dilaksanakan secara eselon demi eselon dan dari belakang ke
depan demi menjamin kerahasiaan. Kegiatan tetap berjalan
seperti biasa dan selama pelaksanaan pergantian tidak
mengadakan perubahan-perubahan. Apabila dilakukan malam
92

hari, sebelum pagi pasukan yang diganti sudah harus berada di


daerah yang terlindung.
b) Setelah menerima perintah pergantian yang berisi waktu
mulai/selesainya pergantian, formasi dan jalan yang dilalui,
daerah persiapan (DP) yang diajukan, petunjuk jalan, instruksi
penukaran senjata dan alat peralatan khusus, serta perbekalan dan
tindakan keamanan, Kompi Markas melaksanakan pergantian
terlebih dahulu. Satuan yang akan diganti menyediakan penunjuk
jalan dari daerah persiapan kedudukan instalasi markas dan pos
komando. Komandan Kompi Markas bersama dengan Komandan
Peleton Perhubungan dan seksi intelejen tempur melakukan
pengintaian dan mempelajari susunan instalasi markas dan pos
komando yang akan diganti, catatan mengenai rintangan dan
ranjau, rute ke depan dan ke belakang serta keterangan tentang
musuh. Selanjutnya Komandan Kompi Markas kembali dan
mempersiapkan pelaksanaan pergantian, sedangkan Komandan
Peleton Pioner dan Mesiu dan seksi intelejen tempur ditinggal
guna mengikuti perubahan situasi, medan, rintangan dan musuh.
c) Untuk memperoleh pelaksanaan pergantian dan
mempertinggi kerahasiaan serta mengurangi keributan, jaring-
jaring Perhubungan perbekalan, alat peralatan khusus dan
instalasi markas dan pos komando yang lama, tetap digunakan
dan hanya diadakan tukar menukar.
d) Setelah pergantian selesai, Komandan Kompi Markas
segera membentuk cadangan sementara, karena Batalyon tidak
dapat melaksanakan tugas rangkap, sebagai cadangan dan
sebagai pasukan depan. Setelah itu barulah Batalyon melakukan
pergantian, yang didahului kompi cadangan kemudian kompi
depan. Setelah kompi cadangan menempati kedudukannya,
cadangan dari pasukan yang diganti segera mundur ke tempat
yang terlindung.
93

f. Operasi gerilya.

1) Umum.
a) Kompi Markas dalam operasi gerilya bertugas membantu
administrasi Batalyon Infanteri yang bertindak selaku satuan
mobil dalam peperangan gerilya, yang bertempur secara tidak
konvensional melawan satuan yang kuat, atau sebagai satuan
teritorial menduduki serta menguasai daerah dengan tujuan untuk
mengikat, melelahkan, merongrong dan mengacaukan musuh
tanpa mengambil resiko kehancuran pihak sendiri.
b) Instalasi markas dan pos komando ditempatkan didaerah
pangakalan perlawanan, yang merupakan bagian dari pangkalan
dari komando atasan, atau daerah pangkalan perlawanannya
sendiri, yang juga merupakan tempat penimbunan bekal logistik.
c) Perhubungan mempunyai peranan yang penting, yaitu
untuk memungkinkan adanya suatu kesatuan komando,
pengawasan dan koordinasi serta sangat mempengaruhi moril
dan pembinaan logistik.
Suatu pasukan yang terputus hubungan dengan pimpinannya,
morilnya akan merosot. Sistim Perhubungan diatur sesuai
kebutuhan. Radio diperlukan untuk pemberitaan cepat atau jarak
jauh, sedangkan untuk alat pengganti atau pelengkap dapat
digunakan tanda suara (kentongan), sinar, burung, asap, caraka
dan penduduk. Di dalam penyelenggaraan Perhubungan
hendaknya diperhatikan aspek keamanan. Oleh karena itu mutlak
harus di sandi.
d) Seksi intelejen tempur dikerahkan baik di daerah pangkal
perlawanan, maupun di daerah tempur dan dapat diperkuat
dengan anggota tentara regular yang dipilih maupun penduduk,
yang disebar sebagaimata, telinga, dan juru penerang gerakan
gerilya.
e) Badan-badan logistik disebar diseluruh wilayah dan
bersandar pada sistim logistik wilayah, dengan mengutamakan
tindakan keamanan dan kerahasiaan. Masalah pengangkutan
dapat menggunakan semua alat yang ada, yaitu kendaraan
94

bermotor, perahu, gerobak, kuda beban dan manusia.


Kerahasiaan rute dan waktu juga harus dipertimbangkan agar
tidak dapat dihancurkan musuh. Bahan makanan, alat peralatan
dan senjata serta munisi dan mesiu, harus diusahakan berdikari
dengan cara bercocok tanam dan berternak, bengkel didirikan,
atau berusaha mendapatkan munisi, mesiu, senjata dan barang
rampasan lainnya dari pihak musuh.

2) Operasi tempur.
a) Di dalam melaksanakan operasi tempur, disamping
memperhatikan asas-asas inisiatip, ofensif, daya gerak,
pendadakan, penyiapan daerah pangkal perlawanan, hubungan
komando yang terpelihara, koordinasi dengan satuan lain, serta
adanya bantuan penduduk, maka operasi tempur dalam
peperangan gerilya harus didasarkan atas taktik timbul tenggelam
pada saat dan tempat yang tepat, bertempur jika yakin akan
sukses, musuh lemah diserang dan bila musuh kuat gerilya
menghilang, menyerang dengan dahsyat tetapi singkat dan
dengan taktik yang berubah-ubah. Batalyon dapat melaksakan
operasi tempur berupa serangan, penyergapan, penghadangan dan
sebagainya.
b) Kompi Markas dalam operasi tempur di samping dapat
berada di daerah pangkal perlawanan untuk melaksanakan tugas
administrasi, juga dapat diorganisasikan menjadi satuan manuver
yang terdiri dari anggota-anggota peleton pioner dan mesiu,
seksi intelejen tempur dan unsur lain yang tidak bertugas,
terutama untuk tugas perampasan senjata, munisi, alat peralatan
dan bahan makanan.
c) Di dalam pelaksanaan serangan atau penyergapan,satuan
Kompi Markas disusun sebagai kelompok cadangan yang
bertugas membantu kelompok penyerbu menghadapi hal yang
tidak terduga, serta untuk mengangkut barang rampasan dan
tawanan. Anggota seksi intelejen tempur ditugaskan untuk tugas
penyelidikan sasaran seteliti-telitinya, sedang anggota peleton
pioner dan mesiu ditugaskan untuk meledakkan sasaran serta
95

menimbulkan kerusakan dan rintangan, selain menimbulkan efek


psykologis dan daya kejut.
d) Di dalam pelaksanaan penghadangan, satuan Kompi
Markas disusun sebagai pasukan cadangan atau pengangkut yang
bertugas merampas munisi dan senjata, alat peralatan, radio,
obat-obatan dan bahan makanan serta membawa tawanan atau
kawan yang gugur/luka. Anggota seksi intelejen tempur
ditugaskan mencari medan yang memenuhi persyaratan sebagai
daerah penghancuran, yaitu yang memberikan tempat kedudukan
baik dan terlindung, mempunyai lapangan tembak yang luas,
tidak terdapat jalan untuk memotong rute pengunduran dan
terdapat rintangan alam berupa defile, rawa atau tebing yang
curam. Selain itu peleton pioner dan mesiu ditugaskan
memasang ranjau dan rintangan lainnya di tempat penghadangan.
Penghadangan dilaksanakan setelah musuh dibiarkan sampai ke
titik tertentu selanjutnya dihancurkan dengan tembakan gencar,
ledakan granat dan ranjau. Pada saat musuh kacau balau mencari
perlindungan, pasukan penyerbu membuka tembakan kemudian
menggempur dan menghancurkannya. Setelah itu, pasukan
cadangan mengangkut dan merampas senjata, mesiu, alat
peralatan, radio serta mengungsikan kawan yang luka dan gugur.
Bila pasukan musuh telah hancur dan alat peralatan telah
dirampas atau bila bala bantuan musuh datang, maka seluruh
pasukan mundur dan menghilang dengan dilindungi oleh pasukan
keamanan.

3) Operasi teritorial.
a) Berhasil atau tidaknya operasi gerilya sangat tergantung
pada hasil usaha untuk menarik dan menguasai penduduk ke
pihaknya. Oleh karenanya pada hakekatnya, operasi teritorial
gerilya adalah memperebutkan simpati dan dukungan penduduk
bagi gerilya yang merupakan sumber tenaga, moril, logistik dan
hidup gerilya. Operasi teritorial gerilya meliputi segala usaha
kegiatan fisik dan non fisik guna memelihara penduduk
dipihaknya, membangkitkan semangat perlawanan guna
96

memperoleh keseimbangan kekuatan untuk kemudian melakukan


ofensif balas.
b) Kompi Markas dalam pelaksanaan operasi teritorial dapat
melakukan kegiatan :
(1) Melaksanakan santiaji, propaganda dengan kata
dan tindakan.
(2) Pemberian contoh dan tauladan di dalam
perjuangan ideologi, agama dan tingkah laku di
pergaulan.
(3) Memberikan bantuan tenaga pengawalan,
penjagaan, pengamanan daerah dengan ronda-ronda
setempat.
(4) Membantu membersihkan daerah secara represif
terhadap oknum penghianat, subversif, maupun kriminal
biasa.
(5) Membantu penduduk agar berdikari di bidang
sandang, pangan, angkutan, kesehatan, turut serta
mengatur distribusi logistik wilayah.
(6) Melakukan pekerjaan intelejen penggalangan
dengan tujuan minimal penduduk bersikap pasif dan
maksimal membenci atau memberontak terhadap musuh.

4) Tahap pengakhiran.

a) Evaluasi terhadap pelaksanaan operasi Gerilya yang telah


dilaksanakan.
b) Pengarahan (debriefing) yang diperlukan untuk langkah
selanjutnya.
c) Reorganinsasi sesuai dengan kebutuhan operasi
selanjutnya.
d) Rehabilitasi dampak-dampak operasi Gerilya yang harus
diperbaiki kembali baik secara fisik dan non fisik.
97

g. Operasi Lawan Gerilya.

1) Umum.
a) Operasi lawan Gerilya bertujuan memberantas gerilya,
dalam rangka memulihkan dan menegakkan keamanan daerah
yang di landa kekacauan bersenjata, memulihkan kewibawaan
dan kedaulatan negara serta lancarnya roda pemerintahan dan
pembangunan. Memberantas gerilya akan lebih mudah bilamana
diambil tindakan pada taraf permulaan ketika gerakan subversi
baru tumbuh dalam bentuk sel-sel gerilya. Pada umumnya gerilya
tidak dapat hidup subur dan kuat jika tidak didukung serta
dibantu secara materiil atau moril oleh penduduk. Juga
kewaspadaan dan kesiap-siagaan harus selalu dipelihara karena
tidak adanya front yang jelas. Oleh karena itu satuan lawan
gerilya perlu mempunyai organisasi penyelidikan dan lawan
penyelidikan secara efektif agar dapat menghadapi kegiatan
penyelidikan dan gerakan bawah tanah dari gerilya.
b) Jika Batalyon Infanteri bertugas menguasai suatu daerah
tanggung jawab sebagai satuan kerangka, biasanya Kompi
Markas menempatkan instalasi markas dan pos komando di
daerah putih yaitu daerah yang sepenuhnya dikuasai oleh
Batalyon. Komandan Kompi Markas menyusun penempatan pos
keamanan serta satuan cadangan yang terdiri dari anggota peleton
pioner dan mesiu dan seksi intelejen tempur serta anggota lain
yang tidak bertugas. Jika Batalyon bertugas sebagai pasukan
pemukul mobil, Kompi Markas juga tetap ditempatkan di daerah
putih. Tetapi karena pasukan yang melakukan operasi selalu
bergerak secara mobil, sedang gerilya memilih pangkalan mereka
di medan yang sulit, maka yang perlu mendapat perhatian adalah
persoalan dukungan logistik. Untuk itu sebagian dari unsur
bantuan logitik biasanya ditempatkan di basis operasi depan
sebagai perwakilan, sedangkan untuk mengatur Ton Kesulitan
dalam penyaluran digunakan alat pengangkutan kuda beban,
tenaga manusia, perahu atau helikopter dan pesawat udara.
98

Dengan demikian penempatan unsur Kompi Markas tergantung


pada :
(1) Tugas dan tanggung jawab Batalyon.
(2) Kekuatan yang akan ditempatkan di basis operasi
depan.
(3) Senjata bantuan yang memperkuat.
(4) Jadwal dan cara menuju basis operasi depan.
(5) Komando dan pengendalian.
(6) Cara dan waktu diperlukan untuk membantu
perbekalan tiap pos.
(7) Sistim pengamanan.
(8) Sistim dan frekwensi patroli.
(9) Kerja sama unsur intelejen dan teritorial setempat.

2) Aksi-aksi ofensif.
a) Dalam melakukan aksi ofensif guna menghancurkan
gerilya, digunakan asas-asas dan taktik serta tehnik khusus lawan
gerilya sebagai berikut :

(1) Pedoman operasi lawan gerilya.


(a) Hadapi gerilya dengan tehnik dan taktik
mereka.
(b) Serangan pertama-tama ditujukan ke
daerah pangkalannya.
(c) Jangan menguasai daerah di luar batas
kemampuan.
(d) Lindungi penduduk dari teror pihak
gerilya.
(e) Selenggarakan koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi dalam kegiatan intelejen, teritorial
dan tempur.
(f) Adakan isolasi antar gerilya lain dan antara
penduduk dengan gerilya agar memudahkan untuk
selanjutnya menghancurkannya.
99

(2) Dasar khusus taktik dan tehnik lawan gerilya :


(a) Bertempur secara ofensif, cepat, dahsyat
dan agresif.
(b) Beri tekanan terus menerus dengan
serangan dan patroli.
(c) Rahasiakan arah dan tujuan gerakan guna
menciptakan pendadakan dan mencegah
penghadangan, dengan senantiasa merubah cara,
arah dan jadwal patroli serta tidak membual
tentang operasi-operasi yang telah, sedang atau
akan dilakukan kepada satuan lain atau penduduk.
(d) Perhatikan tindakan keamanan dengan
prinsip lebih baik mandi keringat dari pada mandi
darah. Dan kecerdikan serta tipu muslihat akan
mengurangi mandi keringat.
(e) Laksanakan pertahanan aktif dan batasi
cara pertahanan yang pasif.
(f) Adakan perembesan dengan unsur-unsur
gerilya penduduk setempat untuk dapat
menghancurkan insirjensi dari dalam.

b) Aksi-aksi lawan gerilya terutama ditujukan terhadap


daerah pangkalan, pusat perhubungan dan sumber bekal alat
peralatan dan bahan makanan gerilya. Dalam pelaksanaannya
biasanya dilakukan dengan pengepungan dan penutupan daerah
dan selanjutnya dilanjutkan oleh penyerangan dengan
mempertimbangkan faktor daya gerak, pendadakan dan tekanan
yang terus menerus.

(1) Pengepungan /penutupan gerilya.


(a) Penutupan/pengepungan merupakan cara
yang paling efektif sebelum dilakukan serangan,
yang bertujuan untuk menutup/memblokir semua
jalan ke luar/masuk. Jika Batalyon bertindak
selaku pasukan penutup atau sebagai bagian dari
100

pasukan penutup, Kompi Markas mengambil


kedudukan seperti dalam pertahanan biasa.
Selenjutnya Kompi Markas terutama peleton
pioner dan mesiu dan seksi intelejen tempur dan
anggota yang tidak bertugas khusus, dibentuk
sebagai pasukan cadangan sementara apabila
pasukan cadangan diperlukan untuk menambah
kedalaman pengepungan.
(b) Apabila daerah terlalu luas dimana
pasukan hanya menduduki bagian medan penting
saja, maka Kompi Markas disusun seperti dalam
pertahanan dengan front lebar sehingga faktor
keamanan instalasi perlu mendapat perhatian
khusus, terutama terhadap infiltrasi dan
penyergapan terhadap gerilya. Sedangkan peleton
pioner dan mesiu dikerahkan untuk menutup
bagian medan lain yang tidak diduduki pasukan
dengan rintangan, ranjau atau “booby trap”.

(2) Serangan dalam operasi lawan gerilya.


(a) Guna menjamin daya gerak, maka Kompi
Markas mengumpulkan alat peralatan yang dapat
memberatkan perorangan/kelompok dan
menyiapkan alat Perhubungan dan administrasi
yang sesuai. Agar pasukan penyerang dapat
melakukan tekanan yang terus menerus dengan
patroli, penyergapan, pembersihan daerah dengan
frekwensi yang tinggi, maka dukungan
administrasi baik untuk perawatan, perbekalan dan
angkutan perlu perencanaan yang terkordinasi dan
pelaksanaan yang kenyal.
(b) Pembersihan.
i. Di dalam pelaksanaan pembersihan
di daerah rawa atau hutan yang lebat
memerlukan alat peralatan yang khusus
101

yang harus dipersiapkan, dikoordinasikan


dengan Perwira Seksi Logistik.
ii. Semua penduduk, pria maupun
wanita dan anak-anak yang ditahan satuan
depan, segera dikirim ke titik kumpul
penduduk yang telah dipersiapkan. Kompi
Markas menyelenggarakan penyiapan
tempat kumpul penduduk tersebut. Bila
diperlukan persiapan pengiriman mereka
sesuai petunjuk eselon atasan atau ke
komando teritorial setempat. Apabila
terpaksa Batalyon dapat sekaligus
mempersiapkan pemukiman kembali
penduduk yang terkumpul tersebut dan
hanya atas perintah komandan operasi
yang berwewenang mereka dapat bebas.
iii. Umumnya gerilya menderita
kekurangan alat peralatan, senjata, munisi
dan mesiu, obat-obatan dan bahan
makanan yang biasanya disimpan di
tempat tersembunyi sehingga sulit
ditemukan. Oleh karena itu pembersihan
yang teliti atas dasar penyelidikan yang
benar harus dilakukan dalam setiap aksi
ofensif lawan gerilya untuk dapat
menemukan persembunyian alat perang,
bekal serta dokumen yang penting bagi
intelejen.

c) Serangan. Pelaksanaan serangan dilakukan dengan


cepat dan agresif serta berbentuk peningkaran rangkap guna
memperoleh efek pendadakan dan daya kejut. Oleh karena itu
dukungan administrasi dan intelejen yang tepat guna dari unsur-
unsur Kompi Markas dapat menciptakan daya gempur yang
secara maksimal. Untuk kelancaran serangan, seksi intelejen
102

tempur sebagai pemburu gerilya dikerahkan guna menentukan


sasaran serangan secara pasti.
d) Pengejaran. Sudah menjadi sifat umum gerilya bahwa
apabila diserang pasukan yang kuat akan segera mundur untuk
menghilang. Oleh karena itu hanya dengan daya gerak yang
sangat tinggi, mereka dapat dikejar. Untuk itu peleton
Perhubungan harus menyiapkan alat Perhubungan yang tepat
untuk keperluan pengejaran agar komando yang cepat dan
pengendalian gerakan dapat terjamin. Selanjutnya guna
mempertinggi daya gerak, pasukan harus dilengkapi alat-alat
khusus sesuai situasi dan kondisi setempat, terutama apabila
dapat dibantu dengan helikopter.

3) Operasi teritorial.
a) Operasi teritorial harus dilaksanakan bersamaan dan
dikoordinasikan serta terintegrasi waktunya dengan operasi
tempur. Setelah suatu daerah dibersihkan/dihancurkan, segera
dilanjutkan dengan operasi teritorial.
b) Unsur-unsur Batalyon dapat ditugaskan melaksanakan
operasi teritorial dalam rangka operasi gerilya dalam rangka
mendukung operasi dari komando teritorial.
Dalam hal demikian, Kompi Markas membantu pelaksanaan
tugas Batalyon dengan jalan :
(1) Melakukan penerangan dan hubungan masyarakat
dengan cara anjangsana serta melalui radio.
(2) Memberi contoh dan tauladan dalam pergaulan
dan perbuatan guna menghilangkan propaganda dan
pengaruh gerilya di kalangan penduduk.
(3) Melakukan tindakan sesuai dengan kepentingan
dan hajat penduduk serta memperhatikan kebutuhan
mereka sehari-hari.
(4) Melakukan operasi bhakti dan bergotong royong
guna merehabilitasi sawah, kebun, jalan, jembatan,
empang, rumah ibadah dan prasarana lain yang rusak
akibat kekacauan daerah.
103

(5) Mempersiapkan penampungan dan penyaluran


terhadap gerilya yang menyerah, tertawan atau
menggabungkan diri.
(6) Mempergiat dan ikut aktif dalam penyelenggaraan
pendidikan, kesehatan, kesenian dan keagamaan.

4) Tahap pengakhiran.
a) Evaluasi terhadap pelaksanaan operasi lawan Gerilya
yang telah dilaksanakan.
b) Pengarahan (debriefing) yang diperlukan untuk langkah
selanjutnya.
c) Reorganinsasi sesuai dengan kebutuhan operasi
selanjutnya.
d) Rehabilitasi dampak-dampak operasi lawan Gerilya yang
harus diperbaiki kembali baik secara fisik dan non fisik.

12. Penggunaan Dalam Operasi Militer Lainnya.

a. Membantu menanggulangi akibat bencana alam dan pengungsian.


1) Umum. Kompi Markas dalam melaksanakan tugas bantuan TNI
yaitu dalam rangka membantu penyelenggaraan kegiatan kemanusiaan
(Civic Mission) disusun sesuai dengan bentuk organisasi yang
dibutuhkan, bertujuan untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat,
kegiatan bantuan kemanusiaan dapat berupa Karya Bhakti dan Operasi
Bhakti. Dalam Operasi Bhakti yang telah dilaksanakan selama ini
seperti program TMD Bhakti TNI serta kegiatan dalam penanggulagan
bencana alam seperti : tanah longsor, Gunung meletus, gempa bumi,
kebakaran, kebanjiran dan lain lain.

2) Perencanaan dan Persiapan.


a) Perencanaan. Setelah Dankima menerima perintah tugas
dari Danyonif atau Dansat pemakai, selanjutnya melaksanakan
kegiatan prosedur pimpinan pasukan ( P3) kegiatan yang
dilaksanakan sebagai berikut :
104

(1) Mempelajari Tugas. Dankima mempelajari tugas


yang diberikan kepada Kompi markas dan tugas lain
yang harus dilaksanakan.

(2) Mengumpulkan Keterangan.


(a) Keterangan diperoleh melalui koordinasi
dengan satuan tetangga, samping dan satuan atas
serta kemungkinan kontak langsung dengan
anggota kompi sendiri.
(b) Keterangan yang dikumpulkan meliputi
Cuaca, medan, musuh dan karakteristik lainnya.

(3) Membuat rencana sementara yang meliputi :


(a) Menganalisa tugas yang diterima dari
Komandan.
(b) Mempelajari peta dan keterangan-
keterangan (Informasi yang telah tersedia)
(c) Membuat pertimbangan secara cepat.

(4) Mengatur kegiatan awal, yang meliputi :


(a) Penyiapan pemindahan pasukan.
(b) Membuat rencana pengintaian.
(c) Mengeluarkan perintah persiapan.
(d) Koordinasi dengan Komandan-komandan
satuan lain.

(5) Mengadakan Pengintaian yang dilaksanakan


diatas peta maupun medan/daerah tugas.
(6) Menyempurnakan rencana sementara. Hasil
pengintaian digunakan sebagai bahan pertimbangan
penyempurnaan rencana sementara yang disusun dalam
bentuk perintah operasi.
(7) Mengeluarkan perintah operasi. Pengeluaran
perintah operasi kepada para Danton atau satuan bawah
dilaksanakan baik secara tertulis maupun lisan.
105

(8) Pengawasan. Danki mengadakan pengawasan


untuk melihat apakah perintah dapat dijabarkan dan
dilaksanakan sesuai perintah operasi.

b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V.

3) Pelaksanaan.
a) Tahap Koordinasi. Untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas Kompi Markas dapat melaksanakan
kooordinasi dengan Dansat Koter penanggung jawab misi,
Aparat Pemda setempat dimana bantuan kemanusiaan
dilaksanakan serta instansi terkait lainnya yang berhubungan
dengan tugas yang akan dilaksanakan. Hal-hal yang perlu
dikoordinasikan antara lain sebagai berikut :
(1) Tugas yang akan dilaksanakan.
(2) Kekuatan personel yang akan dilibatkan.
(3) Organisasi penugasan.
(4) Alat perlengkapan yang diperlukan.
(5) Sarana transportasi yang digunakan untuk
pergeseran pasukan.
(6) Akomodasi dan logistik untuk mendukung tugas.

b) Tahap Operasi Penanggulangan. Setelah koordinasi


dilaksanakan dengan baik, pemeriksaan personel dan materiil
yang akan dilibatkan telah dilaksanakan maka tahap operasi
penanggulangan dilaksanakan sebagai berikut :
(1) Pergeseran Pasukan. Pergeseran pasukan
dilaksanakan sesuai rencana yang telah dikoordinasikan.
Penggunaan sarana transportasi disesuaikan dengan jarak
tempuh penugasan dari pangkalan dapat melalui darat,
laut maupun udara.
106

(2) Penyiapan Akomodasi Pasukan. Setelah sampai


di daerah penugasan, maka Komandan Kompi Markas
memerintahkan para Danton untuk menyiapkan
akomodasi pada tempat yang telah ditentukan sesuai hasil
koordinasi. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu pendirian
tenda-tenda untuk Posko maupun tempat peristirahatan.
(3) Pelaksanaan Tugas. Agar pelaksanaan tugas
dapat tercapai sesuai dengan sasaran yang telah
ditetapkan maka perlu disesuaikan dengan bentuk
organisasi yang digunakan.

(a) Bencana alam tanah longsor, gempa bumi,


banjir dan gunung meletus.
i. Kelompok Komando.
ii. Kelompok penanggulangan.
iii. Kelompok evakuasi dan kesehatan.
iv. Kelompok pengaman.
v. Kelompok logistik.

(b) Bencana alam kebakaran.


i. Kelompok Komando.
ii. Kelompok penyingkir (penyelamat
dokumen)
iii. Kelompok pemadam kebakaran.
iv. Kelompok evakuasi dan kesehatan.
v. Kelompok pengaman.
vi. Kelompok logistik.

(4) Untuk situasi darurat dimana terjadinya bencana


alam dekat/disekitar loPasi Tonhub Kompi Markas, yang
memerlukan tindakan cepat maka bantuan dilaksanakan
Secepatnya dengan berpedoman pada Protap Satuan dan
segera melaksanakan koordinasi dengan Koter setempat
serta instansi terkait, seperti bencana banjir dan
kebakaran.
107

c) Tahap Konsolidasi. Tahap konsolidasi dilaksanakan


setelah semua rangkaian kegiatan bantuan kemanusiaan selesai
dilaksanakan sesuai dengan rencana waktu yang telah
dikoordinasikan sebelumnya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh
Komandan Kompi Markas adalah sebagai berikut :
(1) Pemeriksaan personel.
(2) Pemeriksaan materiil dan perlengkapan.
(3) Pemeriksaan keadaan personel dan materiil yang
digunakan.
(4) Mengamankan lokasi tempat terjadinya bencana.

4) Pengakhiran. Tahap pengakhiran dilaksanakan setelah semua


rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan
pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a) Menghimpun data dan menindak lanjuti tentang hasil
maupun kerugian personel dan materiil selama operasi.
Membuat laporan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasi.
b) Mengembalikan Satuan (Kompi Markas) ke Induk
Satuannya.

b. Operasi Bantuan kepada Polri.


1) Umum. Operasi kamtibmas adalah Operasi yang diselenggarakan
Polri dalam rangka menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Peranan Kompi Markas dalamOperasi Kamtibmas adalah sebagai bagian
dari Batalyon Infanteri membantu Polri dalam penanggulangan
kerusuhan massa, menegakan keamanan dan ketertiban masyarakat pada
konflik Horizontal dan Vertikal, pengamanan Obyek Vital, pengamanan
VIP/VVIP dan lain-lain sesuai prosedur yang berlaku.

2) Perencanaan dan Persiapan.


a) Perencanaan. Setelah menerima perintah dari Komandan
Atasan atau Satuan yang menerima BP/BKO, maka Dankima
segera melaksanakan kegiatan prosedur pimpinan pasukan ( P3)
yang berisi hal-hal sebagai berikut :
108

(1) Mempelajari Tugas. Dankima dibantu oleh


Batih mempelajari tugas yang diberikan Komando Atasan
kepadanya. Dalam hal ini rencana pengamanan dan
penanggulangan kerusuhan massa.
(2) Mengumpulkan Keterangan. Untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik Dankima dibantu
oleh Batih semaksimal mungkin mengumpulkan
keterangan-keterangan dari Satuan Atas, satuan Tetangga
maupun dari Unsur Polri yang berkaitan dengan wilayah
penugasan.

(3) Membuat rencana sementara yang meliputi :


(a) Penentuan sasaran.
(b) Penyusunan dan penempatan pasukan.
(c) Penentuan cara bertindak.
(d) Rencana pergeseran pasukan.
(e) Penentuan metoda penanggulangan.
(f) Rencana penggunaan alat khusus dan
alternatif tindakan.

(4) Melaksanakan Pengintaian terhadap obyek yang


akan dihadapi.
(5) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.
(6) Menyempurnakan rencana sementara.
(7) Mengeluarkan perintah.
(8) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

b) Persiapan.
(1) Pemeriksaan akhir
(2) Latihan pendahuluan.
(3) Penyampaian instruksi, penegasan ulang prosedur
dan ketentuan yang berlaku.
(4) Pergeseran Kompi ke Daerah persiapan.
(5) Melaksanakan kegiatan di Daerah Persiapan.
109

(a) Pengintaian medan jika diperlukan.


(b) Penyampaian informasi terakhir.
(c) Pemeriksaan terakhir kesiapan Kompi
Markas dan alat peralatan.

3) Pelaksanaan.
a) Pada Konflik Horizontal. Bantuan yang diberikan oleh
Kompi Markas kepada Polri harus sesuai dengan prosedur yang
berlaku dan atas perintah Komando Atasan. Dalam
pelaksanaannya Kompi Markas dilibatkan sama-sama dengan
kekuatan dari unsur Polri dan TNI lainnya untuk melaksanakan
penanggulangan huru hara dalam rangka mempengaruhi
psikologi massa serta mengatasi keadaan dengan cepat.
Pelaksanaan penanggulangan terhadap aksi huru hara selalu
berpedoman pada prinsip serta azas dan tujuan agar kegiatan
yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian dan korban yang
tidak diharapkan.

b) Pada konflik Vertikal.


(1) Untuk mengatasi sasaran non militer maka Kompi
Markas dalam membantu Polri menggunakan prosedur,
cara, taktik dan teknik yang telah ditetapkan.
(2) Untuk mengatasi sasaran militer apabila lawan
mampu melaksanakan perlawanan bersenjata secara
tersusun dan konvensional, maka Kompi Markas dalam
membantu Polri menggunakan aksi-aksi ofensif
sebagaimana taktik dan teknik bertempur seperti pada
Pola Operasi Pertahanan dan Pola Operasi Kamdagri.

c) Pengamanan Obyek Vital. Pengamanan Obyek Vital


yang dilaksanakan oleh Kompi Markas dalam membantu Polri
adalah suatu usaha, tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah dan mengatasi sabotase, penyergapan dan serangan
musuh terhadap Obyek Vital yang berupa bangunan (proyek,
110

pabrik, jembatan, instalasi hub, lapangan terbang dan


sebagainya).

(1) Pengamanan Preventif adalah penggunaan Kompi


Markas untuk melakukan tindakan pencegahan dan
mengatasi ancaman terhadap usaha-usaha musuh untuk
memasuki suatu wilayah tertentu yang akan mengganggu
stabilitas keamanan dalam negeri.
Tindakan preventif ini meliputi :
(a) Pembuatan prosedur tetap.
(b) Pengumpulan keterangan secara terus
menerus.
(c) Pemasangan rintangan.
(d) Penempatan pasukan.

(2) Pengamanan Represif adalah penggunaan Kompi


Markas secara aktif untuk mencegah dan mengatasi
keadaan serta menghancurkan tingkat ancaman yang
dapat membahayakan suatu wilayah tertentu dengan
melakukan tindakan sebagai berikut :
(a) Serangan.
(b) Pengejaran pasukan musuh.
(c) Pertahanan aktif dengan melakukan
patroli.

4) Tahap konsolidasi. Tahap ini dilaksanakan apabila situasi dan


kondisi keamanan telah pulih kembali yaitu bilamana Polri telah mampu
menguasai situasi keamanan secara mandiri. Kegiatan yang dilaksanakan
oleh Kompi Markas pada tahap konsolidasi ini adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan tindakan persuasif dan preventif dalam


bentuk peringatan dan mencegah timbulnya kembali gangguan.
b) Memulihkan kelancaran kegiatan dan ketertiban
masyarakat ditempat kejadian.
111

c) Melakukan pengecekan terhadap personel dan


perlengkapan.
d) Kembali ke Pangkalan dan reorganisasi dari organisasi
penugasan menjadi organisasi TOP Kompi Markas.
e) Menyusun laporan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas.

5) Pengakhiran. Tahap pengakhiran dilaksanakan setelah semua


rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan
pada tahap ini adalah sebagai berikut :

a) Menghimpun data dan menindak lanjuti tentang hasil


maupun kerugian personel dan materiil selama operasi.
b) Membuat laporan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
operasi.
c) Mengembalikan Satuan (Kompi Markas) ke Induk
Satuannya.

c. Operasi Bantuan kepada pemerintah sipil.

1) Umum. Kompi Markas sabagai satuan tempur selain dapat di


gunakan dalam pola Operasi Pertahanan dan pola Operasi Militer
lainnya, juga dapat digunakan dalam operasi bantuan kepada pemerintah
sipil atas permintaan dari pemerintah daerah setempat melalui satuan
yang lebih atas (Batalyon Infanteri). Operasi bantuan tersebut berupa
operasi bakti yang dapat menyelenggarakan kegiatan masyarakat (civic
mission) yang disusun dalam bentuk organisasi sesuai tujuan dan
kebutuhan.

2) Perencanaan dan Persiapan.


a) Perencanaan. Setelah Dankima menerima perintah tugas
dari Komandan Batalyon atau Satuan pemakai, maka Dankima
segera melaksanakan kegiatan prosedur pimpinan pasukan ( P3 )
yang berisi hal-hal sebagai berikut :
112

(1) Mempelajari Tugas. Dankima dibantu oleh Batih


mempelajari tugas yang diberikan Komando Atasan
kepadanya.
(2) Mengumpulkan Keterangan.
a) Keterangan diperoleh melalui koordinasi
dengan satuan tetangga, samping bawah dan
satauan atas.
b) Keterangan yang dikumpulkan meliputi
cuaca, medan, musuh dan karakteristik lainnya
serta sasaran kegiatan yang akan dilaksanakan.

(3) Membuat rencana sementara yang meliputi :


(a) Menganalisa tugas yang diterima dari
Danyon.
(b) Mempelajari keterangan-keterangan
lainnya serta informasi yang telah tersedia.
(c) Membuat pertimbangan secara tepat dan
cepat.

(4) Mengatur kegiatan awal yang meliputi :


a) Penyiapan pemindahan pasukan.
b) Membuat rencana peninjauan loPasi.
c) Mengeluarkan perintah persiapan.
d) Koordinasi dengan pemerintah setempat.

(5) Mengadakan peninjauan loPasi sasaran Operasi


Bakti.
(6) Menyempurnakan rencana sementara. Hasil
peninjauan digunakan sebagai bahan pertimbangan
penyempurnaan rencana sementara yang disusun dalam
bentuk perintah operasi.
(7) Mengeluarkan Perintah Operasi. Setelah Dankima
menyempurnakan rencana sementara maka Danki sesuai
waktu 1/3 dari waktu pelaksanaan operasi segera
113

mengeluarkan perintah operasi kepada komandan satuan


bawahannya.
(8) Pengawasan. Selama pelaksanaan tugas Danki
mengadakan pengawasan untuk melihat apakah perintah
dapat dilaksanakan sesuai perintah atau sebagai bahan
evaluasi untuk kegiatan selanjutnya.

b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan.
(2) Penyiapoan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V (sesuai kebutuhan).

3) Pelaksanaan.
a) Tahap koordinasi. Setelah Dankima menerima tugas
dari Danyonif tentang tugas bantuan kepada pemerintah sipil,
maka Dankima segera melaksanakan koordinasi dengan pejabat
sipil tentang :
(1) Tugas yang akan dilaksanakan.
(2) Kekuatan personel yang terlbat.
(3) Organisasi penugasan.
(4) Sasaran yang harus dibantu.
(5) Sarana Transportasi.
(6) Akomodasi dan logistik.

b) Tahap operasi penanggulangan .


(1) Pergeseran pasukan.
(2) Penyiapan akomodasi pasukan.
(3) Pelaksanaan tugas. Dalam pelaksanaan tugas
dikoordinasikan dengan sasaran kebutuhan :

(a) Organisasi :
i. Pok koki.
ii. Kelompok kerja.
iii. Kelompok Pengaman.
114

iv. Kesehatan.
v. Kelompok Logistik.

(b) Dalam Melaksanakan kegiatan disesuaikan


dengan sasaran yang ingin dicapai dari pemerintah
sipil yang bersangkutan dan pengendalian pasukan
berada pada yang membantu (KIMA).

4) Pengakhiran. Tahap pengakhiran dilaksanakan setelah semua


rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan
pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a) Pemeriksaan personel, materiil dan perlengkapan.
b) Pemeriksaan personel, materiil dan perlengkapan.
c) Membuat laporan hasil kegiatan yang dilaksanakan serta
mengevaluasi pelaksanaan tugas operasi .
d) Mengembalikan Satuan (Kompi Markas) ke Induk
Satuannya.

d. Operasi pengamanan wilayah perbatasan.

1) Umum. Kompi Markas merupakan unsur pelayan dari Yonif


dalam melaksanakan tugas bantuan TNI yaitu dalam rangka membantu
mewujudkan stabilitas keamanan daerah perbatasan disusun sesuai
dengan bentuk organisasi yang dibutuhkan, dimana kima dapat sebagai
kekuatan inti yang tergabung dalam tugas satuan wilayah perbatasan.

2) Perencanaan dan Persiapan :


a) Perencanaan. Setelah Dankima menerima perintah tugas
dari Danyonif atau Dansat pemakai, selanjutnya melaksanakan
kegiatan prosedur pimpinan pasukan (P3) kegiatan yang
dilaksanakan sebagai berikut :
(1) Mempelajari Tugas. Dankima mempelajari tugas
yang diberikan kepada Kompi markas dan tugas lain
yang harus dilaksanakan.
(2) Mengumpulkan Keterangan :
115

(a) Keterangan diperoleh melalui koordinasi


dengan satuan tetangga, samping dan satuan atas
serta kemungkinan kontak langsung dengan
anggota kompi sendiri.
(b) Keterangan yang dikumpulkan meliputi
cuaca, medan, musuh dan karakteristik lainnya.
(c) Membuat rencana sementara yang
meliputi :
i. Menganalisa tugas yang diterima
dari Komandan.
ii. Mempelajari peta dan keterangan-
keterangan (Informasi yang telah
tersedia).
(d) Membuat pertimbangan secara cepat.
(e) Mengatur kegiatan awal, yang meliputi :
i. Penyiapan personel saat
perpindahan.
ii. Menyiapkan alat perlengkapan
yang dibutuhkan dalam operasi
pengamanan wilayah perbatasan.
iii. Penyiapan bekal yang dibutuhkan
selama pengamanan wilayah perbatasan
berlangsung.
iv. Mengeluarkan perintah persiapan
operasi.
(3) Mengadakan Pengintaian yang dilaksanakan
diatas peta maupun medan/daerah tugas.
(4) Menyempurnakan rencana sementara. Hasil
pengintaian digunakan sebagai bahan pertimbangan
penyempurnaan rencana sementara yang disusun dalam
bentuk perintah operasi pengamanan wilayah perbatasan.
(5) Mengeluarkan perintah operasi. Pengeluaran
perintah operasi kepada para Danton atau satuan bawah
dilaksanakan baik secara tertulis maupun lisan.
116

(6) Pengawasan. Danki mengadakan pengawasan


untuk melihat apakah perintah dapat dijabarkan dan
dilaksanakan sesuai perintah operasi.

b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V.
(4) Pemindahan pasukan dari daerah basis menuju
daerah persiapan
(5) Melaksanakan latihan pendahuluan dalam rangka
memberikan gambaran tentang tahap tahap pelaksanaan
operasi pengamanan wilayah perbatasan yang akan
dilaksanakan.
(6) Pemeriksaan personel dan materil guna
mengetahui kesiapan operasi pengamanan wilayah
perbatasan yang akan dilaksanakan.

c) Pelaksanaan Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan


tugas Kompi Markas :
(1) Melaksanakan pengamanan wilayah perbatasan.
(2) Bekerja sama dengan instansi terkait dalam
menangani pelintas batas.
(3) Mencegah dan menindak tegas setiap upaya
penyelundupan sembako secara besar-besaran tanpa
mengabaikan peraturan yang berlaku.
(4) Mencatat dan memeriksa setiap orang yang
melintasi perbatasan.
(5) Mencegah tindakan overacting dari setiap petugas
serta tetap menjaga tegaknya kedaulatan NKRI.

d) Tahap Pengakhiran. Setelah pelaksanaan operasi


pengamanan wilayah perbatasan berakhir Dankima melaporkan
117

pelaksanaan operasi ke Danyonif selanjutnya menunggu perintah


adapun kegiatan yang dilaksanakan :
(1) Evaluasi terhadap pelaksanaan pengamanan
wilayah perbatasan yang dilaksanakan.
(2) Pengarahan dan debrifing yang diperlukan guna
langkah operasi selanjutnya.
(3) Adakan reorganisasi dalam perintah operasi
selanjutnya.
(4) Adakan rehabilitasi terhadap dampak operasi
pengamanan wilayah perbatasan baik secara fisik maupun
non fisik.

e. Operasi pengamanan obyek vital nasional yang bersifat strategis.

1) Umum. Mengamankan obyek vital nasional yang bersifat


strategis adalah obyek-obyek yang menyangkut hajat hidup orang
banyak, harkat dan martabat bangsa serta kepentingan nasional yang
ditentukan oleh keputusan pemerintah. Kompi Markas merupakan unsur
pelayan dari Yonif dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan bentuk
organisasi yang dibutuhkan, sebagai berikut.

2) Perencanaan dan Persiapan.


a) Perencanaan. Setelah Dankima menerima perintah tugas
dari Danyonif atau Dansat pemakai, selanjutnya melaksanakan
kegiatan prosedur pimpinan pasukan (P3) kegiatan yang
dilaksanakan sebagai berikut :
(1) Mempelajari Tugas. Dankima mempelajari tugas
yang diberikan kepada Kompi markas dan tugas lain
yang harus dilaksanakan.
(2) Mengumpulkan Keterangan.
(a) Keterangan diperoleh melalui koordinasi
dengan satuan tetangga, samping dan satuan atas
serta kemungkinan kontak langsung dengan
anggota kompi sendiri.
118

(b) Keterangan yang dikumpulkan meliputi


cuaca, medan, didaerah operasi pengamanan
Obyek vital nasional yang bersifat strategis,
musuh yang dihadapi dan karakteristik lainnya.
(c) Membuat rencana sementara yang meliputi
i. Menganalisa tugas yang diterima
dari Komandan.
ii. Mempelajari peta dan keterangan-
keterangan (Informasi yang telah
tersedia)
(d) Membuat pertimbangan secara cepat.
(e) Mengatur kegiatan awal, yang meliputi :
i. Penyiapan personel saat
perpindahan.
ii. Menyiapkan alat perlengkapan
yang dibutuhkan dalam operasi
pengamanan wilayah perbatasan.
iii. Penyiapan bekal yang dibutuhkan
selama pengamanan wilayah perbatasan
berlangsung.
iv. Mengeluarkan perintah persiapan
operasi.
(3) Mengadakan Pengintaian yang dilaksanakan
diatas peta maupun medan/daerah tugas.
(4) Menyempurnakan rencana sementara. Hasil
pengintaian digunakan sebagai bahan pertimbangan
penyempurnaan rencana sementara yang disusun dalam
bentuk perintah operasi pengamanan wilayah perbatasan.
(5) Mengeluarkan perintah operasi. Pengeluaran
perintah operasi kepada para Danton atau satuan bawah
dilaksanakan baik secara tertulis maupun lisan.
(6) Pengawasan. Danki mengadakan pengawasan
untuk melihat apakah perintah dapat dijabarkan dan
dilaksanakan sesuai perintah operasi pengamanan Obyek
vital.
119

b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan yang akan digunakan
pada pelaksanaan pengamanan Obyek vital.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V.
(4) Pemindahan pasukan dari daerah basis menuju
daerah persiapan.
(5) Melaksanakan latihan pendahuluan dalam rangka
memberikan gambaran tentang tahap-tahap pelaksanaan
operasi pengamanan Obyek vital nasional yang akan
dilaksanakan.
(6) Pemeriksaan personel dan materiil guna
mengetahui kesiapan operasi pengamanan Obyek vital
nasional yang akan dilaksanakan.

d) Pelaksanaan Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan


tugas Kompi Markas :
(1) Melaksanakan pengamanan Obyek vital nasional
yang bersifat strategis.
(2) Membentuk pos-pos pengamanan disekitar obyek
vital.
(3) Mencegah masuknya unsur-unsur yang dapat
melakukan tindakan sabotase dan perusakan.
(4) Menyeleksi keluar masuk kendaraan dan personel
serta berkoordinasi dengan satuan pengaman setempat.
(5) Melaksanakan patroli keliling disekitar obyek
vital nasional.
(6) Melatihkan alarm steling bila terjadi ancaman dan
cara penanganannya.
(7) Melaporkan perkembangan setiap waktu kepada
satuan atas.

d) Tahap Pengakhiran. Setelah pelaksanaan operasi


Mengamankan Obyek vital nasional yang bersifat strategis
120

berakhir Dankima melaporkan pelaksanaan operasi ke Danyonif


selanjutnya menunggu perintah adapun kegiatan yang
dilaksanakan :
(1) Evaluasi terhadap pelaksanaan pengamanan
Obyek vital nasional yang dilaksanakan.
(2) Pengarahan dan debrifing yang diperlukan guna
langkah operasi selanjutnya.
(3) Adakan reorganisasi dalam perintah operasi
selanjutnya.
(4) Adakan rehabilitasi terhadsap dampak operasi
pengamanan Obyek vital nasional yang bersifat strategis
baik secara fisik maupun non fisik.

f. Operasi mengatasi gangguan terorisme.

1) Umum. Operasi mengatasi gangguan terorisme adalah operasi


yang ditujukan kepada sekelompok orang yang melancarkan kegiatan
teror dalam rangka menangkap, menindas, dan menghancurkan aksi teror
tersebut. Penggunaan Kompi Markas merupakan unsur pelayan dari
Yonif dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan bentuk organisasi
yang dibutuhkan, sebagai berikut :

2) Perencanaan dan Persiapan.


a) Perencanaan. Setelah Dankima menerima perintah tugas
dari Danyonif atau Dansat pemakai, selanjutnya melaksanakan
kegiatan prosedur pimpinan pasukan (P3) kegiatan yang
dilaksanakan sebagai berikut :
(1) Mempelajari Tugas. Dankima mempelajari tugas
yang diberikan kepada Kompi markas dan tugas lain
yang harus dilaksanakan.
(2) Mengumpulkan Keterangan.
(a) Keterangan diperoleh melalui koordinasi
dengan satuan tetangga, samping dan satuan atas
serta kemungkinan kontak langsung dengan
anggota kompi sendiri.
121

(b) Keterangan yang dikumpulkan meliputi


cuaca, medan, didaerah operasi dan karakteristik
lainnya.
(c) Membuat rencana sementara yang
meliputi :
i. Menganalisa tugas yang diterima
dari Komandan.
ii. Mempelajari peta dan keterangan-
keterangan (Informasi yang telah
tersedia).
(d) Membuat pertimbangan secara cepat.
(e) Mengatur kegiatan awal, yang meliputi :
i. Penyiapan personel.
ii. Menyiapkan alat perlengkapan.
iii. Penyiapan bekal yang dibutuhkan.
iv. Mengeluarkan perintah persiapan
operasi.
(3) Mengadakan Pengintaian yang dilaksanakan
diatas peta maupun medan/daerah tugas.
(4) Menyempurnakan rencana sementara. Hasil
pengintaian digunakan sebagai bahan pertimbangan
penyempurnaan rencana sementara yang disusun dalam
bentuk perintah operasi terror.
(5) Mengeluarkan perintah operasi. Pengeluaran
perintah operasi kepada para Danton atau satuan bawah
dilaksanakan baik secara tertulis maupun lisan.
(6) Pengawasan. Danki mengadakan pengawasan
untuk melihat apakah perintah dapat dijabarkan dan
dilaksanakan sesuai perintah operasi teror.

b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan yang akan digunakan
dalam operasi teror.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
122

(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal


kelas V.
(4) Melaksanakan latihan pendahuluan dalam rangka
memberikan gambaran tentang tahap-tahap pelaksanaan
operasi teror.
(5) Pemeriksaan personel dan materil guna
mengetahui kesiapan operasi terror serta mengadakan
koordinasi dengan satuan Polri.
(6) Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
operasi terror.

e) Pelaksanaan Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan


tugas Kompi Markas :
(1) Melaksanakan Operasi mengatasi gangguan
terorisme dengan memanfaatkan perlengkapan khusus
dalam mencari dan menemukan pelaku aksi teror.
(2) Melaksanakan serbuan kedalam obyek aksi teror
dalam rangkap menangkap melumpuhkan dan
menghancurkan para pelaku aksi terror
(3) Melaporkan perkembangan situasi kepada satuan
atas.

d) Tahap Pengakhiran. Setelah pelaksanaan Operasi


mengatasi gangguan terorisme berakhir Dankima melaporkan
pelaksanaan operasi ke Danyonif selanjutnya menunggu perintah
adapun kegiatan yang dilaksanakan :
(1) Evaluasi terhadap pelaksanaan Operasi mengatasi
gangguan terorisme.
(2) Pengarahan dan debriefing yang diperlukan guna
langkah operasi selanjutnya.
(3) Adakan reorganisasi dalam perintah operasi
selanjutnya.
(4) Adakan rehabilitasi terhadap dampak Operasi
gangguan terorisme baik secara fisik maupun non fisik.
123

g. Operasi pencarian dan pertolongan pada kecelakaan (SAR).

1) Umum. Operasi ini ditujukan untuk membantu pemerintah dan


masyarakat dalam rangka mencari dan menolong korban akibat
terjadinya suatu kecelakaan. Kompi Markas merupakan unsur pelayan
dari Yonif dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan bentuk
organisasi yang dibutuhkan, sebagai berikut :

2) Perencanaan dan Persiapan.


a) Perencanaan. Setelah Dankima menerima perintah tugas
dari Danyonif atau Dansat pemakai, selanjutnya melaksanakan
kegiatan prosedur pimpinan pasukan (P3) kegiatan yang
dilaksanakan sebagai berikut :
(1) Mempelajari Tugas. Dankima mempelajari tugas
yang diberikan kepada Kompi markas dan tugas lain
yang harus dilaksanakan.
(2) Mengumpulkan Keterangan.
(a) Keterangan diperoleh melalui koordinasi
dengan satuan tetangga, samping dan satuan atas
serta kemungkinan kontak langsung dengan
anggota kompi sendiri.
(b) Keterangan yang dikumpulkan meliputi
cuaca, medan, didaerah operasi dan karakteristik
lainnya.
(c) Membuat rencana sementara yang
meliputi :
i. Menganalisa tugas yang diterima
dari Komandan.
ii. Mempelajari peta dan keterangan-
keterangan (Informasi yang telah
tersedia).
(d) Membuat pertimbangan secara cepat.
(e) Mengatur kegiatan awal, yang meliputi :
i. Penyiapan personel.
ii. Menyiapkan alat perlengkapan.
124

iii. Penyiapan bekal yang dibutuhkan


iv. Mengeluarkan perintah persiapan
operasi.
(3) Menyempurnakan rencana sementara dalam
prioritas dan sasaran pelaksanaannya
(5) Mengeluarkan perintah operasi. Pengeluaran
perintah operasi kepada para Danton atau satuan bawah
dilaksanakan baik secara tertulis maupun lisan.
(6) Pengawasan. Danki mengadakan pengawasan
untuk melihat apakah perintah dapat dijabarkan dan
dilaksanakan sesuai perintah membantu pemerintah dan
masyarakat dalam rangka mencari dan menolong korban
akibat terjadinya suatu kecelakaan.

b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan yang akan digunakan
dalam operasi membantu pemerintah dan masyarakat
dalam rangka mencari dan menolong korban akibat
terjadinya suatu kecelakaan.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V.
(4) Membekali personel dalam melaksanakan tugas
operasi (SAR).
(5) Pemeriksaan personel dan materil guna
mengetahui kesiapan operasi (SAR) serta mengadakan
koordinasi dengan satuan Polri dan instansi terkait
(BASARNAS).
(6) Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
operasi (SAR).

c) Pelaksanaan. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan


tugas Kompi Markas :
125

(1) Melaksanakan Operasi (SAR) khususnya pada


medan-medan yang sulit seperti lembah-lembah dan
hutan dan medan tertutup lainnya, guna mengevakuasi
korban dan dropping perlengkapan.
(2) Melaksanakan pencarian korban kecelakaan
secara bersama sama dengan satuan wilayah setempat
sesuai prosedur dan sarana prasarana yang dibutuhkan.
(3) Melaporkan perkembangan situasi kepada satuan
atas.

d) Tahap Pengakhiran. Setelah pelaksanaan operasi


berakhir Dankima melaporkan ke Danyonif selanjutnya
menunggu perintah, adapun kegiatan yang dilaksanakan :
(1) Evaluasi terhadap pelaksanaan Operasi pencarian
dan pertolongan pada kecelakaan (SAR).
(2) Pengarahan dan debrifing yang diperlukan guna
langkah operasi selanjutnya.
(3) Adakan reorganisasi dalam perintah operasi
selanjutnya.
(4) Adakan rehabilitasi terhadap dampak Operasi dan
pertolongan pada kecelakaan (SAR). Baik secara fisik
maupun non fisik selanjutnya melaporkan hasil
pelaksanaan operasi.
126

BAB IV
KOMANDO DAN PENGENDALIAN

13. Umum. Penyelenggaraan penggunaan kekuatan Kompi Markas dalam operasi


diperlukan Komando dan Pengendalian yang tepat, jelas dan terpadu agar sasaran
penggunaan Kompi Markas dapat tercapai secara berdaya dan berhasil guna dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas Batalyon Infanteri.

14. Pengendalian.

a. Dalam Operasi tempur. Penggunaan dalam Operasi Tempur, Komandan


Kompi Markas melaksanakan pengendalian dilapangan dengan menggunakan
sarana pengendalian yang ada secara terus menerus dan bertangung jawab pada
Danyonif.

b. Dalam penggunaan operasi militer lainnya. Penggunaan dalam operasi


militer lainnya Komandan Kompi Markas sebagai unsur pelayan Batalyon
Infanteri melaksanakan pengendalian di lapangan dengan menggunakan sarana
pengendalian yang ada di Kompi secara terus menerus dan bertangung jawab
kepada Danyonif atau Komando yang menerima BP/BKO.

15. Komando

a. Penggunaan dalam operasi tempur Komando oleh Komandan


Batalyon /Dan/Panglima yang menerima BP/BKO.

b. Penggunaan dalam operasi militer lainnya Komando oleh Komandan


Satuan POLRI yang dibantu / didukung oleh kompi Markas tersebut.
KONFIDENSIAL
127

BAB V
PENUTUP

16. Keberhasilan Disiplin dalam mentaati ketentuan yang ada pada Buku
Petunjuk ini oleh para pembina dan satuan pemakai akan sangat besar manfaatnya
dalam penggunaan Kompi Markas.

17. Penyempurnaan. Hal-hal yang perlu disempurnakan dengan adanya


perkembangan, tuntutan dan kebutuhan bagi kepentingan penyempurnaan/buku
Petunjuk ini agar disarankan kepada Kasad melalui Dankodiklat TNI AD.

KOMANDAN PUSAT KESENJATAAN INFANTERI

TRI SUBAGIO
MAYOR JENDERAL TNI

KONFIDENSIAL

Anda mungkin juga menyukai