NASKAH SEMENTARA
BUKU PETUNJUK LAPANGAN
tentang
KOMPI MARKAS DALAM OPERASI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
KONFIDENSIAL
4
b. Tata Urut.
1) Pendahuluan.
2) Pokok-pokok Organisasi,tugas dan Tanggung jawab.
3) Pelaksanaan.
4) Komando dan Pengendalian.
5) Penutup.
4. Landasan.
BAB II
POKOK -POKOK ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
7. Organisasi.
1.4.9 (14) -.4.4 (8) -.2.14 (16) -.4.5 (9) 1.4.20 (25) 1.4.23 (28)
POKKO SIMIN SIMAYON SIWAT TON TON KES
PIMU
1.4.9 (14) -.4.4 (8) -.2.14 (16) -.4.5 (9) 1.4.20 (25) 1.5.22 (28)
POKKO SIMIN SIMAYON SIWAT TON TON KES
PIMU
TERIMA
SARAN BERI SARAN BERI SARAN
(c) Penjelasan.
a) Di pangkalan.
(1) Pencatatan segala keterangan tentang personel dan
meneruskan keterangan tersebut kepada pejabat yang
berkepentingan menurut peraturan yang berlaku.
(2) Pencatatan segala keterangan mengenai
pemeliharaan dan urusan dalam yang telah ditentukan
buku harian, daftar hukuman, daftar ransum dan
sebagainya.
(3) Menyusun dan mendistribusikan perintah sehari-
hari menurut petunjuk Komandan Kompi.
(4) Menyelenggarakan surat-menyurat.
(5) Mengerjakan adminsitrasi keuangan menurut
petunjuk tehnis pemegang kas Batalyon.
a) Di daerah pangkalan.
(1) Permintaan, penerimaan, penimbunan dan
pengeluaran barang-barang satuan kecuali bahan
makanan dan air diantaranya Kaporlap, Alsatri dan alat-
alat tulis-menulis/gambar sesuai dengan perawatan dan
ketentuan yang berlaku.
(2) Menyerahkan barang-barang/alat-alat yang perlu
diperbaiki. Ba Furir membuat administrasi tentang
penyerahan barang yang perlu diperbaiki dengan bentuk
surat sesuai ketentuan ke seksi perawatan Batalyon (Siwat
Yon).
(3) Menyelenggarakan pencatatan atas semua barang
inventaris, dan membuat rekapitulasi. Untuk menjaga
barang-barang tersebut tidak menjadi hilang atau menjadi
milik perorangan, maka semua barang inventaris yang
diserahkan atau dirawat oleh anggota maupun yang
digunakan secara bersama (kantor kompi, seksi dan
sebagainya) harus disertai tanda terima yang ditanda
tangani oleh pemakai atau orang yang bertanggung jawab
kemudian daftar tersebut dihimpun untuk dijadikan bahan
bukti dan pertanggungan jawab.
(4) Menyusun laporan pemeriksaan atau atas
permintaan dari Komandan Batalyon, yakni Perwira Seksi
Logistik, Bintara Furir menyusun laporan pemeriksaan
yang diadakan sendiri terhadap barang-barang baik Alpal,
Kaporlap maupun barang inventaris, alat Satri pada
periode tertentu atau atas perintah dan petunjuk
27
a) Di Pangkalan.
(1) Penerimaan, penimbunan, pembagian dan
pengangkutan ransum untuk anggota organik, staf
Batalyon maupun bagian lain yang diperbantukan.
(2) Menyelenggarakan gudang bahan makanan untuk
anggota organik, staf Batalyon maupun bagian lain yang
diperbantukan.
(3) Menyusun menu makanan yang akan dimasak
serta koordinasi dengan dokter Batalyon untuk
mendapatkan petunjuk tentang gizi makanan yang
diperlukan bagi anggota.
(4) Bertanggung jawab atas kebersihan makanan,
ketepatan waktu pengajuan makan, dan keterampilan
memasak bagi anggotanya.
(5) Memeriksa dapur dan alat peralatannya.
(6) Dalam penyelenggaraan makan bagi anggota, bila
Kompi Markas dibebani untuk menyelenggarakan
makanan seluruh Batalyon dalam operasi, bintara
makanan dibantu oleh anggota tamtama masak dari
kompi lainnya dan dalam keadaan terpaksa dapat
menggunakan tenaga pembantu dari rakyat terlatih
(Ratih) atau penduduk, dengan koordinasi terlebih dahulu
antara Komandan Kompi Markas dengan Komando
Teritorial setempat. Alat peralatan dapur
dicukupi/dilengkapi dari kompi lainnya.
(7) Memelihara dan mengerjakan buku administrasi
yang berhubungan dengan urusan makanan.
b) Di daerah operasi.
(1) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan,
pengiriman/pembagian makanan di daerah operasi, bila
dapur umum batalyon dibebankan kepada Kompi Markas.
(2) Bertanggung jawab atas penerimaan bekal Kelas-
I/makanan dari Batalyon, penimbunan dan
pembagiannya.
29
6) Tamtama Pemasak.
7) Tamtama Pengemudi/Pesuruh.
2) Tugas Personel.
a) Bintara Tinggi Seksi Logistik (Batisilog).
(1) Tugas-tugasnya di Pangkalan:
d) Bintara Peralatan.
a) Di Pangkalan bertugas :
(a) Menerima, menyimpan, mengurus,
mengeluarkan dan mengangkut barang-barang
peralatan, termasuk munisi (ammunition).
(b) Mengurus administrasi mengenai hal-hal
tersebut.
(c) Menyimpan dan pemeliharaan alat-alat
senjata dan suku cadang kendaraan bermotor yang
tidak dikeluarkan.
(d) Pengawasan administrasi terhadap
pekerjaan para Bintara Furir mengenai barang-
barang peralatan.
2) Tugas Personel.
a) Komandan seksi/bintara tinggi seksi personel (Dansi/Bati
Si Pers).
c) Bintara Kesejahteraan.
2) Tugas personel.
a) Komandan Peleton (Danton)
c) Bintara Montir.
(1) Membantu Danton Angkutan dalam hal perbaikan
kerusakan kendaraan bersifat terbatas.
(2) Mengadakan pengawasan terhadap kondisi
kendaraan atas perintah Komadan Ton Angkutan.
(3) Mengurus kendaraan yang diperbaiki dibengkel
pemeliharaan lapangan Komando atasan.
(4) Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
seorang tamtama.
b) Membersihkan rintangan.
c) Penunjukan jalan dan tempat tertentu sesuai dengan
petunjuk.
d) Mengadakan perusakan sebatas kemampuan.
e) Membuat lapang ranjau dan rintangan.
f) Mencari dan membersihkan lapang ranjau.
Pengurusan bahan mesiu dan bahan-peledak dilaksanakan di tempat
penambahan munisi (amunition), bilamana keadaan tidak mengijinkan
untuk mengangkut langsung kegaris depan.
2) Tugas personel.
g. Danton Kesehatan.
b) Regu tandu.
(1) Regu tandu adalah suatu bagian dalam Danton
Kesehatan yang mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan pengangkutan orang luka dari medan
pertempuran ke pos pertolongan Batalyon.
(2) Tugas meliputi:
(a) Mencari orang luka dimedan pertempuran
sesuai laporan dari Konpi Senapan dan
mengankutnya kepos pertolongannBatalyon.
(b) Memberikan pertolongan pertama
dilapangan kepada para penderit yang belum
mendapat pertolongan dari unsur regu kesehatan
yang diperbantukan pada kompi senapan.
(c) Mengawasi dan memperbaiki pertolongan
pertama dilapangan yang telah diberikan oleh regu
kesehatan di Kompi.
(d) Sebagai penghubung antar medan
pertempuran dan pos pertolongan Batalyon atau
sebaliknya yaitu menyampaikan berita, perintah
atau permintaan obat-obatan.
(e) Bertanggung jawab tentang perawatan
kesehatan selama pengangkutan.
(f) Bertanggung jawab mengenai semua alat-
alat dan barang berharga dari penderita selama
dalam pengangkutan.
48
3) Tugas Personel.
a) Danton hub, disamping sebagai Komandan ia membantu
Komandan Batalyon, Perwira staf koordinasi dan komandan
Kompi Markas mengenai masalah teknis komuniPasi. Ia
membantu membuat perkiraan KomuniPasi Batalyon. Beberapa
tugasnya adalah :
(1) Mengusulkan dan menyusun rencana perhubungan
di dalam Batalyon.
(2) Mengajukan saran tentang komuniPasi dengan
satuan atasan dan satuan tetangga serta dengan unsur
yang diperbantukan.
(3) Membuat perintah yang perlu untuk dapat
menjamin penggunaan alat perhubungan, baik secara
taktis maupun teknis, seperti perintah teknik penggunaan
54
j. Regu Provost.
2) Tugas personel.
a. Kemampuan.
b. Batas Kemampuan.
BAB III
PELAKSANAAN
10. Umum. Kompi Markas adalah merupakan unsur pelayan yang ada di
Batalyon Infanteri dimana titik berat dalam pelaksanaan tugas membantu dalam
memberikan bantuan pelayanan administrasi bagi unsur-unsur Batalyon Infanteri yang
bersangkutan.
a. Pemindahan Pasukan.
1) Umum.
a) Yang dimaksud dengan pemindahan pasukan ialah
gerakan berpindahnya pasukan dari suatu tempat ke tempat lain
dengan berjalan kaki maupun berkendaraan ataupun dengan
63
3) Pelaksanaan pemindahan.
a) Berjalan kaki. Sesudah kendaraan dimuat alat peralatan
dan perbekalan, sebagian anggota turut serta dalam kendaraan
tersebut dengan tugas pengamanan dan pembongkaran pada akhir
perjalanan Semua bagian berjalan kaki menurut susunan yang
telah ditentukan. Apabila pemindahan melalui lebih dari satu
rute, atau adanya pasukan yang melalui lambung, anggota
peleton pioner dan mesiu dibawah perintahkan pada satuan
tersebut. Pada waktu istirahat peleton kesehatan melakukan
pemeriksaan atas kesehatan anggota terutama kaki. Peleton
Perhubungan menyelenggarakan Perhubungan baik disatuan
atasan, tetangga maupun bawahan di dalam gerakan pasukan.
65
b) Berkendaraan motor.
(1) Komandan Peleton Angkutan mengatur
pembagian kendaraan, mengurus penambahan kendaraan
dan selanjutnya mengorganisasikan dan mengurus
pengangkutan/pemindahan dari titik muat ke daerah
tujuan. Ia membantu Perwira Seksi Opereasi membuat
rencana waktu pemuatan dan pembongkaran, sehingga
bagian-bagian pindah sesuai waktu yang telah ditentukan
dengan tidak saling menunggu di jalan dan menghindari
kekacauan dalam perjalanan.Tanda bendera biru di
tempatkan di depan sedangkan di kendaraan terakhir
dengan bendera hijau. Bila ada kendaraan derek
(rekoveri) dengan bendera putih, sedangkan kendaraan
munisi dan mesiu dengan warna merah. Pada malam hari
bendera tersebut diganti dengan lampu yang dipasang
juga dimuka kanan tiap kendaraan.
(2) Provoost ditempatkan di titik muat, di tempat-
tempat yang dianggap penting dan di sekitar titik bongkar
guna mengatur lalu lintas. Sebaiknya dikirim pesuruh
bermotor ke muka dengan instruksi yang jelas atau
bertindak sebagai pengatur lalu lintas.
(3) Peleton Perhubungan menempatkan radio pada
setiap kendaraan. Apabila diadakan pendiaman siaran
dapat digunakan pesuruh bermotor di samping digunakan
tanda atau isyarat suara.
(4) Komandan Kompi Marakas menunjuk seorang
petugas sebagai pengawas jarak. Tugas perwira pengawas
jarak di cantumkan dalam perintah tetap. Ia bergerak di
belakang kolone dan menentukan apa yang harus
dilakukan apabila terdapat kendaraan yang tidak dapat
jalan. Kendaraan yang lebih cepat dapat diperintahkan
untuk mendahului jika dianggap keadaan membahayakan
bila ada kendaraan yang berhenti oleh rintangan,
pengawas jarak menutup jalan di belakang kendaraan
tersebut untuk menghindari jangan sampai kendaraan lain
66
4) Pemindahan taktis.
a) Gerak maju. Tiap komandan satuan bertanggung jawab
atas keamanan pasukannya. Dalam gerak maju Komandan
Kompi Markas bertanggung jawab atas keamanan anggota
Kompi Markas, anggota markas Batalyon dan kafilah Batalyon.
Untuk menghindari serangan udara, digunakan samaran yang
baik dan bergerak maju melalui tempat yang terlindung,.
Tindakan terhadap serangan di darat, Kompi Markas
mengorganisir pengamanan yang bertugas sebagai pengaman
lambung dan belakang yang biasanya diambilkan dari anggota
seksi intelejen tempur dan peleton pioner dam munisi. Sedang
pengaman kafilah oleh anggota yang berada di kendaraan
tersebut.
b) Kawal depan.
(1) Apabila Batalyon bertindak sebagai Batalyon
kawal depan,seksi intelejen tempur bersama dengan
pengintai dan anggota peleton pioner dan mesiu. Kawal
depan dapat pula diperkuat dengan pasukan zeni dan
unsur senjata bantuan serta tank dari komando atasan
menjadi suatu Detasemen Keamanan Bermotor. Dalam
hal ini Komandan Kompi Markas bersiap guna
menghadapi segala kemungkinan tindakan musuh yang
merintangi gerak maju baik dengan penyerangan dari
udara, arteleri dan serangan darat, maupun dengan
mengadakan infiltrasi, gerilya dan interdiksi oleh pasukan
lintas udara. Peleton pioner dan mesiu harus siap untuk
membersihkan rintangan, ranjau, memperbaiki jembatan
dan merintis jalan.
67
b. Serangan.
3) Pelaksanaan serangan.
a) Kedudukan Kompi Markas selama serangan tetap berada
di daerah persiapan dan maju ke daerah pos komando yang di
ajukan setelah konsolidasi pada sasaran yang dapat direbut. Seksi
intelejen tempur bergerak ke depan secara berloncatan mengikuti
satuan penyerang depan dengan mendirikan pos tinjau. Peleton
pioner dan mesiu dipersiapkan pada kompi depan, agar dengan
cepat membersihkan rintangan yang dihadapi. Peleton
Perhubungan mengikuti kelompok komando Batalyon.
b) Selama kompi senapan dan bantuan melaksanakan
serangan ke depan, Kompi Markas melindungi unsur-unsur
markas dan pos komando dengan membentuk satuan cadangan
dan pengaman yang terdiri dari sisa anggota Kompi Markas yang
tidak sedang bertugas khusus.
c) Kafilah tempur Batalyon bergerak mengikuti kompi
depan di belakang kompi cadangan, terutama yang menyangkut
munisi dan BMP (bahan bakar dan pelumas). Meskipun
reorganisasi selama serangan, seyogyanya dihindari karena akan
menghambatan gerakan, namun kafilah siap memberikan bekal
69
5) Serangan malam.
a) Serangan di waktu malam atau di waktu pandangan
terbatas akan menimbulkan banyak kesulitan, tetapi sangat baik
untuk memperoleh pendadakan, memperbesar hasil dan
menghindari kerugian yang besar apabila serangan dilakukan
siang hari. Untuk itu kesulitan yang timbul terhadap pimpinan,
pemeliharaan arah dan Perhubungan harus dapat diatasi dengan
menggunakan alat pengendalian tersebut.
b) Perencanaan.
(1) suatu serangan malam bagi Kompi Markas
berbeda dengan di waktu siang, yang memerlukan syarat
khusus sebagai berikut :
(a) Perencanaan diperlukan sampai yang
sekecil-kecilnya dan terperinci serta kenyal,
sehingga membutuhkan waktu lebih banyak untuk
perencanaan dan persiapan.
(b) Keterangan lengkap tentang jalan
pendekat, tempat titik pengembangan yang akan
dipilih oleh komandan satuan penyerang serta
kedudukan musuh.
(c) Gerakan kendaraan perbekalan harus
diperkecil.
(2) Sebelum melaksanakan serangan, maka unsur
Kompi Markas seperti seksi intelejen tempur dan peleton
pioner dan mesiu harus melakukan pengintaian. Patroli
intai tersebut dapat digunakan kemudian sebagai
pengawal dan petunjuk jalan dalam gerakan pengajuan
instalasi markas dan pos komando setelah sasaran
tersebut, sehingga konsolidasi dapat dilaksanakan secepat
mungkin, dan telah siap sebelum matahari terbit.
(3) Untuk pengendalian, oleh peleton perawatan
dibagikan tanda-tanda pengenal, umpamanya ban lengan
putih, tanda pada helm, tanda pengenal atau isyarat
dengan lampu/baterai berwarna dan alat khusus
71
c) Pelaksanaan.
(1) Selama gerakan pasukan ke garis penyebaran dan
pelaksanaan serbuan, instalasi markas dan pos komando
tetap berada dikedudukannya. Apabila terdapat satuan
teritorial sebagai pengaman lambung, dan punggung guna
mencegah penyergapan terhadap instalasi oleh pihak
musuh, serta untuk penyediaan tenaga penunjuk jalan.
(2) Setelah sasaran direbut, unsur-unsur Kompi
Markas segera diajukan ke depan dengan cepat, tetapi
gerakan kendaraan harus diperkecil. Sebelum matahari
terbit, pekerjaan pembekalan selama konsolidasi dan
persiapan instalasi markas dan pos komando untuk
menghadapi tugas selanjutnya harus sudah selesai.
7) Penyeberangan sungai.
a) Pada umumnya dikenal dua macam operasi
penyeberangan sungai, yaitu :
72
c) Pelaksanaan serangan.
(1) Babak pertama. Selama kompi penyerang
menyerang tepi dekat hutan, Kompi Markas tetap berada
di daerah persiapan, selanjutnya setelah pasukan
penyerang berhasil menguasai tepi dekat, unsur markas,
instalasi logistik dan pos komando diajukan ke depan dan
menyelenggarakan dukungan administrasi dalam rangka
reorganisasi pasukan. Ada kalanya reorganisasi eselon
penyerang dilakukan sambil berjalan.
(2) Babak kedua. Setelah sasaran tepi jauh hutan
dapat direbut Kompi Markas melanjutkan gerakan ke
depan dan menyelenggarakan dukungan administrasi
dalam rangka reorganisasi di tepi jauh hutan. Seperti pada
babak pertama, faktor kecepatan dalam reorganisasi lebih
dipentingkan dari pada kelengkapan, sehingga ada
kalanya juga dilakukan sambil berjalan juga.
(3) Babak ketiga. Dilakukan sama seperti dalam
serangan di medan biasa.
d) Pelaksanaan.
(1) Serangan dilaksanakan dalam empat tingkat, yaitu
penghancuran pasukan pengaman dan pengawas,
perembesan, melebarkan penetrasi dan menghancurkan
lambung musuh, selanjutnya aksi dilanjutkan untuk
79
c. Pertahanan.
3) Pelaksanaan pertahanan.
a) Kedudukan Kompi Markas selama Batalyon Infanteri
melaksanakan pertahanan daerah atau apabila Batalyon Infanteri
sebagai bagian dari satuan cadangan mobil dari komando atasan,
tetap berada di kedudukannya dan agak ke belakang guna
mencegah berulang-ulangnya berpindah apabila terjadi
perembesan musuh.
b) Untuk memperbesar daya pertahanan Batalyon, kegiatan
peleton pioneer dan mesiu selanjutnya adalah membantu kompi
depan dalam memperkuat medan. Mereka memasang rintangan
dan ranjau di seluruh daerah untuk merintangi gerak maju
personel dan tank musuh, membuat lorong guna memperlancar
gerakan pasukan dan penyaluran bantuan administrasi,
pembuatan lapangan tembak dan membantu membuat samaran
serta pembuatan parit pertahanan.
c) Peleton Perhubungan memasang saluran dan instalasi
perhubungan ke eselon bawah dan tetangga serta ikut melakukan
monitoring dan penyadapan berita.
d) Dapur lapangan didirikan guna menyelenggarakan makan
panas bagi kompi depan.
e) Selama kompi depan kontak dengan musuh, unsur Kompi
Markas aktif mendukung administrasi perawatan, pengungsian
yang luka dan penyingkiran barang-barang.
f) Apabila kompi cadangan dikerahkan untuk melakukan
serangan balas atau menyerang infiltrasi musuh di daerah
belakang Batalyon, peleton pioner dan mesiu membuka
rintangan. Selanjutnya Komandan Kompi Markas segera
mengorganisasikan sisa Kompi Markas yang tidak bertugas,
termasuk anggota yang luka ringan di pos pertolongan Batalyon
dan terutama peleton pioner dan mesiu dan seksi intelejen
tempur, menjadi satuan cadangan sementara guna menghadapi
segala kemungkinan.
82
5) Pertahanan melingkar.
a) Dalam pertahanan melingkar, Kompi Markas menyusun
instalasi markas dan pos komando di dalam garis lingkaran
dalam dan harus disamar dengan sempurna terutama apabila
dalam keadaan terjepit.
b) Peleton pioner dan mesiu harus memanfaatkan semua
rintangan alam dan diperkuat dengan rintangan buatan berupa
lapangan ranjau, kawat berduri, kawat sandung dan semua
kemungkinan lain terutama rintangan lawan tank. Rintangan
tersebut semuanya harus diintegrasikan dengan tembakan dan
dibuatkan lorong-lorong tersamar untuk keluar masuknya patroli
atau pasukan keamanan yang harus selalu diawasi secara teliti
serta dapat dengan mudah dan cepat ditutup kembali. Untuk
menambah keamanan di waktu malam, Peleton pioner dan mesiu
memasang rangkaian pos pendengar dengan booby trap, granat
cahaya dan lain sebagainya. Peleton pioner dan mesiu juga
mempersiapkan pula lorong-lorong untuk kemungkinan
dilakukannya serangan balas.
83
7) Pertahahan malam.
a) Dalam setiap pertahanan pada siang hari, yang bertahan
harus pula selalu bersiap-siap menghadapi kemungkinan
serangan musuh di malam hari. Oleh karena itu peleton
Perhubungan harus merencanakan sistim pemberitaan cepat. Alat
penerang bagi pasukan, pembekalan dan untuk mengetahui
kegiatan musuh harus disiapkan, antara lain terdiri dari alat
pirotehnik, listrik dan infra yang dikoordinasikan dengan
tembakan arteleri. Peleton pioner dan mesiu memasang kawat
sandung bersinar di jalan yang menuju ke daerah pertahanan.
b) Mengingat infiltrasi musuh biasanya aktif di waktu
malam, maka Kompi Markas harus menyelenggarakan
pengamanan dengan baik di malam hari. Di samping dipasang
kawat-kawat sandung,”booby trap” yang menghubungkan pos
dengar, jaga, maka patroli harus dilakukan ke sekeliling instalasi
dengan jadwal waktu yang berubah-ubah.
c) Guna menghadapi kemungkinan musuh mempergunakan
alat penerang pada waktu melakukan serangan malamnya,
peleton pioneer dan mesiu mempersiapkam granat asap dan
lampu sorot guna memasang tirai asap dan menerangi musuh.
84
d. Pemindahan ke belakang.
1) Umum.
a) Selama pertempuran, kerapkali pasukan harus
melepaskan diri dan bergerak meniggalkan musuh apabila hal ini
menguntungkan. Pemindahan taktis meninggalkan musuh ke arah
belakang dan tindakan lain yang diambil untuk melindungi
gerakan itu adalah operasi pemindahan ke belakang Operasi
pemindahan ke belakang meliputi pemutusan pertempuran, mars
meninggalkan musuh dan pertempuran penghambatan.
b) Pada setiap pemindahan ke belakang reaksi musuh
umumnya ialah akan mencoba mengejar dan menghancurkannya.
Oleh karena itu tindakan penipuan harus maksimal, rencana
harus lengkap dan terperinci, informasi harus diketahui seluruh
anggota, keamanan dipertimbangkan benar-benar baik terhadap
gerakan peningkaran musuh melalui darat/udara, tank dan
pertahanan terhadap serangan udara.
c) Peleton pioner dan mesiu mengadakan pengintaian rute,
membuat rintangan, melaksanakan penghancuran dan pekerjaan
lain untuk menghambat musuh. Rencana pemindahan ke
belakang bekal munisi dan mesiu meliputi pembekalan terhadap
pasukan pelindung, dan tempat-tempat pembagian sementara
untuk menambah munisi dan mesiu di sepanjang rute
pengunduran.
d) Penyingkiran atau penghancuran perbekalan dan
peralatan yang tidak dapat disingkirkan harus direncanakan. Pos
pertolongan Batalyon sementara didirikan sepanjang rute. Semua
angkuatan dan pembawa tandu dipergunakan untuk
mengungsikan orang luka guna mencegah ditawannya anggota.
Jika orang luka terpaksa ditinggalkan, personel kesehatan dan
88
2) Pemutusan pertempuran.
a) Pemutusan pertempuran adalah operasi pemindahan ke
belakang dimana pasukan melepaskan diri dari kontak dengan
musuh. Oleh karenanya perencanaan harus lengkap dan
kerahasiaan benar-benar terpelihara.
b) Pada pemutusan pertempuran siang hari, tiap eselon
mengundurkan diri dengan dilindungi dari eselon di belakangnya
sebagai pasukan pelindung yang terakhir berperan sebagai kawal
belakang.
(1) Pos pertolongan Batalyon mundur pada eselon
pertama bersama peleton depan, selanjutnya disusul oleh
peleton cadangan dari kompi depan, terakhir adalah
kompi cadangan Batalyon (sebagai pelindung Batalyon).
(2) Pos komando dilayani oleh personel kader dengan
alat peralatan minimum dan tetap dibuka sampai kompi
depan berada di belakang kompi cadangan (pelindung
Batalyon), sedang personel lainnya beserta alat
peralatannya bergerak ke belakang bersam-sama dengan
unsur Kompi Markas yang mundur pada eselon pertama,
selanjutnya menyelenggarakan pos komando sementara di
titik berkumpul (TB).
(3) Peleton Perhubungan merencanakan seluas-
luasnya alat Perhubungan radio, caraka dan personel
lainnya guna menjamin agar setiap Komandan dapat
mengetahui keadaan dan dapat mengendalikan bantuan
tembakannya. Perintah pengunduran tidak boleh
89
3) Pertempuran penghambatan.
a) Pertempuran penghambatan ialah suatu operasi
pemindahan ke belakang yang mengorbankan ruang untuk
memperoleh waktu dan menimbulkan kerugian maksimum pada
musuh tanpa terlibat dalam pertempuran yang mnentukan.
b) Batalyon dapat menyelenggarakan secara berdiri sendiri,
atau sebagai bagian dari satuan yang lebih besar, dengan cara
menghambat di suatu kedudukan, atau beberapa kedudukan
berturut-turut, atau secara bergantian/berloncatan.
c) Kedudukan Kompi Markas pada permulaannya sama
dengan pada pertahanan biasa, kemudian mundur seperti pada
pemutusan pertempuran. Munisi dan mesiu tetep berada di
kendaraan satuan penghambat, kecuali untuk keperluan segera
persediaan perbekalan tambahan dapat ditempatkan di sepanjang
rute pengunduran secara terbatas, atau pada kedudukan
penghambatan yang berikutnya. Jumlah yang berlebihan supaya
dihindari agar tidak terpaksa dihancurkan bila tidak mampu
membawa mundur. Pengungsian orang luka dilakukan dengan
cepat. Setiap kendaraan dan personel yang tersedia dapat diberi
tugas untuk membantu pengungsian.
Perlengkapan pos pertolongan Batalyon diungsikan sebelum
mulai pengunduran.
d) Pos komando Batalyon tetap terbuka sampai eselon depan
mulai pengundurannya, kemudian mundur bersama-sama
Batalyon. Jika kompi-kompi mundur secara terpisah, pos
komando mundur bersama-sama salah satu kompi.
4) Tahap pengakhiran.
a) Evaluasi terhadap pelaksanaan operasi pemindahan ke
belakang yang telah dilaksanakan.
b) Pengarahan (debriefing) yang diperlukan untuk langkah
selanjutnya.
c) Reorganinsasi sesuai dengan kebutuhan operasi
selanjutnya.
91
e. Operasi pergantian.
2) Lintas ganti.
a) Di dalam serangan, Batalyon dapat ditugaskan untuk
menggantikan pasukan depan untuk melanjutkan serangan agar
tetap dapat memelihara momentum serangan.
b) Kompi Markas dan instalasi markas serta pos komando
diajukan dan menempati kedudukan instalasi markas satuan yang
diganti. Selanjutnya rencana penempatan instalasi markas dan
pos komando selanjutnya dapat dirundingkan dengan Komandan
Kompi Markas satuan lama, antara lain tentang petunjuk jalan,
penggunaan jalan dan tindakan keamanan.
Pelaksanaan selanjutnya sama dengan dalam serangan balas.
3) Pergantian di tempat.
a) Untuk kelangsungan pertahanan, Batalyon dapat
menggantikan Batalyon depan yang pelaksanaannya
dilaksanakan secara eselon demi eselon dan dari belakang ke
depan demi menjamin kerahasiaan. Kegiatan tetap berjalan
seperti biasa dan selama pelaksanaan pergantian tidak
mengadakan perubahan-perubahan. Apabila dilakukan malam
92
f. Operasi gerilya.
1) Umum.
a) Kompi Markas dalam operasi gerilya bertugas membantu
administrasi Batalyon Infanteri yang bertindak selaku satuan
mobil dalam peperangan gerilya, yang bertempur secara tidak
konvensional melawan satuan yang kuat, atau sebagai satuan
teritorial menduduki serta menguasai daerah dengan tujuan untuk
mengikat, melelahkan, merongrong dan mengacaukan musuh
tanpa mengambil resiko kehancuran pihak sendiri.
b) Instalasi markas dan pos komando ditempatkan didaerah
pangakalan perlawanan, yang merupakan bagian dari pangkalan
dari komando atasan, atau daerah pangkalan perlawanannya
sendiri, yang juga merupakan tempat penimbunan bekal logistik.
c) Perhubungan mempunyai peranan yang penting, yaitu
untuk memungkinkan adanya suatu kesatuan komando,
pengawasan dan koordinasi serta sangat mempengaruhi moril
dan pembinaan logistik.
Suatu pasukan yang terputus hubungan dengan pimpinannya,
morilnya akan merosot. Sistim Perhubungan diatur sesuai
kebutuhan. Radio diperlukan untuk pemberitaan cepat atau jarak
jauh, sedangkan untuk alat pengganti atau pelengkap dapat
digunakan tanda suara (kentongan), sinar, burung, asap, caraka
dan penduduk. Di dalam penyelenggaraan Perhubungan
hendaknya diperhatikan aspek keamanan. Oleh karena itu mutlak
harus di sandi.
d) Seksi intelejen tempur dikerahkan baik di daerah pangkal
perlawanan, maupun di daerah tempur dan dapat diperkuat
dengan anggota tentara regular yang dipilih maupun penduduk,
yang disebar sebagaimata, telinga, dan juru penerang gerakan
gerilya.
e) Badan-badan logistik disebar diseluruh wilayah dan
bersandar pada sistim logistik wilayah, dengan mengutamakan
tindakan keamanan dan kerahasiaan. Masalah pengangkutan
dapat menggunakan semua alat yang ada, yaitu kendaraan
94
2) Operasi tempur.
a) Di dalam melaksanakan operasi tempur, disamping
memperhatikan asas-asas inisiatip, ofensif, daya gerak,
pendadakan, penyiapan daerah pangkal perlawanan, hubungan
komando yang terpelihara, koordinasi dengan satuan lain, serta
adanya bantuan penduduk, maka operasi tempur dalam
peperangan gerilya harus didasarkan atas taktik timbul tenggelam
pada saat dan tempat yang tepat, bertempur jika yakin akan
sukses, musuh lemah diserang dan bila musuh kuat gerilya
menghilang, menyerang dengan dahsyat tetapi singkat dan
dengan taktik yang berubah-ubah. Batalyon dapat melaksakan
operasi tempur berupa serangan, penyergapan, penghadangan dan
sebagainya.
b) Kompi Markas dalam operasi tempur di samping dapat
berada di daerah pangkal perlawanan untuk melaksanakan tugas
administrasi, juga dapat diorganisasikan menjadi satuan manuver
yang terdiri dari anggota-anggota peleton pioner dan mesiu,
seksi intelejen tempur dan unsur lain yang tidak bertugas,
terutama untuk tugas perampasan senjata, munisi, alat peralatan
dan bahan makanan.
c) Di dalam pelaksanaan serangan atau penyergapan,satuan
Kompi Markas disusun sebagai kelompok cadangan yang
bertugas membantu kelompok penyerbu menghadapi hal yang
tidak terduga, serta untuk mengangkut barang rampasan dan
tawanan. Anggota seksi intelejen tempur ditugaskan untuk tugas
penyelidikan sasaran seteliti-telitinya, sedang anggota peleton
pioner dan mesiu ditugaskan untuk meledakkan sasaran serta
95
3) Operasi teritorial.
a) Berhasil atau tidaknya operasi gerilya sangat tergantung
pada hasil usaha untuk menarik dan menguasai penduduk ke
pihaknya. Oleh karenanya pada hakekatnya, operasi teritorial
gerilya adalah memperebutkan simpati dan dukungan penduduk
bagi gerilya yang merupakan sumber tenaga, moril, logistik dan
hidup gerilya. Operasi teritorial gerilya meliputi segala usaha
kegiatan fisik dan non fisik guna memelihara penduduk
dipihaknya, membangkitkan semangat perlawanan guna
96
4) Tahap pengakhiran.
1) Umum.
a) Operasi lawan Gerilya bertujuan memberantas gerilya,
dalam rangka memulihkan dan menegakkan keamanan daerah
yang di landa kekacauan bersenjata, memulihkan kewibawaan
dan kedaulatan negara serta lancarnya roda pemerintahan dan
pembangunan. Memberantas gerilya akan lebih mudah bilamana
diambil tindakan pada taraf permulaan ketika gerakan subversi
baru tumbuh dalam bentuk sel-sel gerilya. Pada umumnya gerilya
tidak dapat hidup subur dan kuat jika tidak didukung serta
dibantu secara materiil atau moril oleh penduduk. Juga
kewaspadaan dan kesiap-siagaan harus selalu dipelihara karena
tidak adanya front yang jelas. Oleh karena itu satuan lawan
gerilya perlu mempunyai organisasi penyelidikan dan lawan
penyelidikan secara efektif agar dapat menghadapi kegiatan
penyelidikan dan gerakan bawah tanah dari gerilya.
b) Jika Batalyon Infanteri bertugas menguasai suatu daerah
tanggung jawab sebagai satuan kerangka, biasanya Kompi
Markas menempatkan instalasi markas dan pos komando di
daerah putih yaitu daerah yang sepenuhnya dikuasai oleh
Batalyon. Komandan Kompi Markas menyusun penempatan pos
keamanan serta satuan cadangan yang terdiri dari anggota peleton
pioner dan mesiu dan seksi intelejen tempur serta anggota lain
yang tidak bertugas. Jika Batalyon bertugas sebagai pasukan
pemukul mobil, Kompi Markas juga tetap ditempatkan di daerah
putih. Tetapi karena pasukan yang melakukan operasi selalu
bergerak secara mobil, sedang gerilya memilih pangkalan mereka
di medan yang sulit, maka yang perlu mendapat perhatian adalah
persoalan dukungan logistik. Untuk itu sebagian dari unsur
bantuan logitik biasanya ditempatkan di basis operasi depan
sebagai perwakilan, sedangkan untuk mengatur Ton Kesulitan
dalam penyaluran digunakan alat pengangkutan kuda beban,
tenaga manusia, perahu atau helikopter dan pesawat udara.
98
2) Aksi-aksi ofensif.
a) Dalam melakukan aksi ofensif guna menghancurkan
gerilya, digunakan asas-asas dan taktik serta tehnik khusus lawan
gerilya sebagai berikut :
3) Operasi teritorial.
a) Operasi teritorial harus dilaksanakan bersamaan dan
dikoordinasikan serta terintegrasi waktunya dengan operasi
tempur. Setelah suatu daerah dibersihkan/dihancurkan, segera
dilanjutkan dengan operasi teritorial.
b) Unsur-unsur Batalyon dapat ditugaskan melaksanakan
operasi teritorial dalam rangka operasi gerilya dalam rangka
mendukung operasi dari komando teritorial.
Dalam hal demikian, Kompi Markas membantu pelaksanaan
tugas Batalyon dengan jalan :
(1) Melakukan penerangan dan hubungan masyarakat
dengan cara anjangsana serta melalui radio.
(2) Memberi contoh dan tauladan dalam pergaulan
dan perbuatan guna menghilangkan propaganda dan
pengaruh gerilya di kalangan penduduk.
(3) Melakukan tindakan sesuai dengan kepentingan
dan hajat penduduk serta memperhatikan kebutuhan
mereka sehari-hari.
(4) Melakukan operasi bhakti dan bergotong royong
guna merehabilitasi sawah, kebun, jalan, jembatan,
empang, rumah ibadah dan prasarana lain yang rusak
akibat kekacauan daerah.
103
4) Tahap pengakhiran.
a) Evaluasi terhadap pelaksanaan operasi lawan Gerilya
yang telah dilaksanakan.
b) Pengarahan (debriefing) yang diperlukan untuk langkah
selanjutnya.
c) Reorganinsasi sesuai dengan kebutuhan operasi
selanjutnya.
d) Rehabilitasi dampak-dampak operasi lawan Gerilya yang
harus diperbaiki kembali baik secara fisik dan non fisik.
b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V.
3) Pelaksanaan.
a) Tahap Koordinasi. Untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas Kompi Markas dapat melaksanakan
kooordinasi dengan Dansat Koter penanggung jawab misi,
Aparat Pemda setempat dimana bantuan kemanusiaan
dilaksanakan serta instansi terkait lainnya yang berhubungan
dengan tugas yang akan dilaksanakan. Hal-hal yang perlu
dikoordinasikan antara lain sebagai berikut :
(1) Tugas yang akan dilaksanakan.
(2) Kekuatan personel yang akan dilibatkan.
(3) Organisasi penugasan.
(4) Alat perlengkapan yang diperlukan.
(5) Sarana transportasi yang digunakan untuk
pergeseran pasukan.
(6) Akomodasi dan logistik untuk mendukung tugas.
b) Persiapan.
(1) Pemeriksaan akhir
(2) Latihan pendahuluan.
(3) Penyampaian instruksi, penegasan ulang prosedur
dan ketentuan yang berlaku.
(4) Pergeseran Kompi ke Daerah persiapan.
(5) Melaksanakan kegiatan di Daerah Persiapan.
109
3) Pelaksanaan.
a) Pada Konflik Horizontal. Bantuan yang diberikan oleh
Kompi Markas kepada Polri harus sesuai dengan prosedur yang
berlaku dan atas perintah Komando Atasan. Dalam
pelaksanaannya Kompi Markas dilibatkan sama-sama dengan
kekuatan dari unsur Polri dan TNI lainnya untuk melaksanakan
penanggulangan huru hara dalam rangka mempengaruhi
psikologi massa serta mengatasi keadaan dengan cepat.
Pelaksanaan penanggulangan terhadap aksi huru hara selalu
berpedoman pada prinsip serta azas dan tujuan agar kegiatan
yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian dan korban yang
tidak diharapkan.
b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan.
(2) Penyiapoan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V (sesuai kebutuhan).
3) Pelaksanaan.
a) Tahap koordinasi. Setelah Dankima menerima tugas
dari Danyonif tentang tugas bantuan kepada pemerintah sipil,
maka Dankima segera melaksanakan koordinasi dengan pejabat
sipil tentang :
(1) Tugas yang akan dilaksanakan.
(2) Kekuatan personel yang terlbat.
(3) Organisasi penugasan.
(4) Sasaran yang harus dibantu.
(5) Sarana Transportasi.
(6) Akomodasi dan logistik.
(a) Organisasi :
i. Pok koki.
ii. Kelompok kerja.
iii. Kelompok Pengaman.
114
iv. Kesehatan.
v. Kelompok Logistik.
b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V.
(4) Pemindahan pasukan dari daerah basis menuju
daerah persiapan
(5) Melaksanakan latihan pendahuluan dalam rangka
memberikan gambaran tentang tahap tahap pelaksanaan
operasi pengamanan wilayah perbatasan yang akan
dilaksanakan.
(6) Pemeriksaan personel dan materil guna
mengetahui kesiapan operasi pengamanan wilayah
perbatasan yang akan dilaksanakan.
b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan yang akan digunakan
pada pelaksanaan pengamanan Obyek vital.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V.
(4) Pemindahan pasukan dari daerah basis menuju
daerah persiapan.
(5) Melaksanakan latihan pendahuluan dalam rangka
memberikan gambaran tentang tahap-tahap pelaksanaan
operasi pengamanan Obyek vital nasional yang akan
dilaksanakan.
(6) Pemeriksaan personel dan materiil guna
mengetahui kesiapan operasi pengamanan Obyek vital
nasional yang akan dilaksanakan.
b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan yang akan digunakan
dalam operasi teror.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
122
b) Persiapan.
(1) Penyiapan personel satuan yang akan digunakan
dalam operasi membantu pemerintah dan masyarakat
dalam rangka mencari dan menolong korban akibat
terjadinya suatu kecelakaan.
(2) Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
(3) Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal
kelas V.
(4) Membekali personel dalam melaksanakan tugas
operasi (SAR).
(5) Pemeriksaan personel dan materil guna
mengetahui kesiapan operasi (SAR) serta mengadakan
koordinasi dengan satuan Polri dan instansi terkait
(BASARNAS).
(6) Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
operasi (SAR).
BAB IV
KOMANDO DAN PENGENDALIAN
14. Pengendalian.
15. Komando
BAB V
PENUTUP
16. Keberhasilan Disiplin dalam mentaati ketentuan yang ada pada Buku
Petunjuk ini oleh para pembina dan satuan pemakai akan sangat besar manfaatnya
dalam penggunaan Kompi Markas.
TRI SUBAGIO
MAYOR JENDERAL TNI
KONFIDENSIAL