Anda di halaman 1dari 34

22

TENTARA NASIONAL INDONESIA


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

GELAR PATOBRIG

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. TNI Angkatan Darat memiliki satuan Brigade Infanteri yang berada


di bawah Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan
Komando Daerah Militer (Kodam)1. Brigade Infanteri (Brigif) dalam
melaksanakan operasi pertempuran memerlukan perkuatan satuan
bantuan administrasi (Satbanmin) dari Komando Atas untuk dapat
menjamin terselenggaranya fungsi bantuan administrasi kepada satuan-
satuan bawahannya. Tanpa dukungan dari satuan bantuan administrasi
atasan, Brigif hanya memiliki kemampuan menyelengarakan fungsi
administrasi pada Markas Brigade secara terbatas. Operasi Brigif
didukung oleh satuan-satuan pasukan penyerang depan dan cadangan,
dengan perkuatannya terdiri dari Satuan Infanteri, Kavaleri, Armed,
Zeni, Arhanud, Perhubungan, Peralatan, Kesehatan, dan Penerbad.
Bantuan administrasi yang diberikan oleh satuan Kesehatan kepada
Brigif yang melaksanakan tugas operasi dalam bentuk bantuan
Kesehatan lapangan. Dukungan Kesehatan (Dukkes) yang diberikan
pada operasi Brigif Kostrad didukung oleh Kompi Kesehatan Lapangan
(Kikeslap) Yonkes Divif Kostrad dengan menggelar Tempat Pengobatan
Brigade (Patobrig) yang memiliki kemampuan terbatas sehingga belum
mampu menjamin terjaganya moril dan mobilitas pasukan 2. Sedangkan
Brigif Kodam belum memiliki satuan kesehatan lapangan yang bertugas
untuk memberikan bantuan administrasi kepada Brigif yang
melaksanakan tugas operasi. Sehingga Kodam sebagai kotama
kewilayahan yang memiliki Brigif perlu membentuk Satgas setingkat
Kompi Kesehatan Lapangan untuk memberikan Dukkes kepada Brigif
guna menjamin terselenggaranya fungsi bantuan administrasi.

b. Dihadapkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


serta tantangan tugas saat ini, berpengaruh terhadap strategi, pola takti
k dan teknik pertempuran, serta kemungkinan bertambahnya jumlah
korban tempur maka kemampuan Kikeslap perlu di kembangkan dan
dilengkapi melalui pembentukan Satgas Setingkat Kompi tempat
pengobatan Brigade (Satgas Kipatobrig) yang mampu memberikan
Dukkes pada setiap pelaksanaan operasi Brigif jajaran TNI AD dengan
standar kemampuan penggelaran tempat pengobatan Brigade. Dengan
dibentuknya Satgas Kipatobrig yang mampu memberikan penanganan,
evakuasi korban secara cepat dan tepat berdasarkan keahlian yang

1
Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat nomor 19 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tugas
Brigade Infanteri Tabel Oranisasi Perlengkapan 2009 (Orgas Brigif TOP 2009 Reguler).
2
Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Nomor Kep/39/V/1985
tanggal 27 Mei 1985 tentang Tabel Organisasi dan Peralatan Batalyon Kesehatan Divisi
Infanteri (Yonkes Divif).
4

dimiliki. Untuk mengatur penyelenggaraan gelar Patobrig perlu adanya


Juknis Gelar Patobrig.

c. Penyusunan Juknis ini sangat penting untuk memperoleh


kesamaan pemahaman dan tindakan dalam penyelenggaraan gelar
Patobrig di satuan jajaran TNI AD, sehingga pelaksanaan Dukkes pada
operasi Brigade Infanteri terselenggara secara optimal, tertib dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Juknis
ini sebagai pedoman dalam pelaksanaan gelar Patobrig dan menjadi
referensi serta bahan ajaran bagi lembaga pendidikan di lingkungan TNI
AD.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Juknis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran


dan penjelasan dalam penyelenggaraan gelar Patobrig.

b. Tujuan. Juknis ini bertujuan agar dapat dijadikan pedoman bagi


satuan jajaran TNI AD dalam penyelenggaraan gelar Patobrig.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Petunjuk teknis ini membahas tentang Ketentuan


Gelar Patobrig dan Teknis Penggelaran yang dilaksanakan mulai dari
tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran.

b. Tata Urut. Petunjuk Teknis ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut:

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Gelar Patobrig.

3) Bab III Teknis Penggelaran.

4) Bab IV Penutup.

4. Dasar.

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan;

b. Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 31


Tahun 2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Integrasi di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional
Indonesia.

c. Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor


Kep/811/X/2016 tanggal 3 Oktober 2016 tentang Rumah Sakit Sandara
Operasi Tentara Nasional Indonesia.

d. Perubahan I Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia


Nomor Kep/970.a/XII/2017 tanggal 13 Desember 2017 tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Perangkat Kesehatan Lapangan Dukungan
Kesehatan pada Tugas Operasi Dalam Negeri di Lingkungan Tentara
Nasional Indonesia;
5

e. Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan


Darat Nomor Kep/39/V/1985 tanggal 27 Mei 1985 tentang Tabel
Organisasi dan Peralatan Batalyon Kesehatan Divisi Infanteri (Yonkes
Divif);

f. Surat keputusan Kasad nomor Skep/312/III/1986 tanggal 31


Maret 1986 tentang Buku Petunjuk Lapangan tentang Brigade Infanteri;

g. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat nomor Perkasad/58/XI/20


10 tanggal 16 November 2010 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan tenta
ng Uji Siap Tempur Regu Ambulans dan Regu Tandu Kompi Kesehatan L
apangan Yonkes Divif Kostrad;

h. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat nomor Perkasad/59/XI/20


10 tanggal 16 November 2010 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan tenta
ng Uji Siap Tempur Peleton Pengobatan dan Peleton Evakuasi Kompi Kes
ehatan Lapangan Yonkes Divif Kostrad;

i. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat nomor


Perkasad/60/XI/2010 tanggal 16 November 2010 tentang Buku
Petunjuk Pelaksanaan tentang Uji Siap Tempur Kompi Kesehatan
Lapangan Yonkes Divif Kostrad;

j. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat nomor 19 Tahun 2017


tentang Organisasi dan Tugas Brigade Infanteri Tabel Organisasi
Perlengkapan 2009 (Orgas Brigif TOP 2009 Reguler);

k. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor


Kep/1058/XII/2018 tanggal 26 Desember 2018 tentang Petunjuk Induk
tentang Kesehatan;

l. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/814/VIII/2019


tanggal 26 Agustus 2019 tentang Petunjuk Penyelenggaraan tentang
Fungsi Kesehatan;

m. Keputusan Kasad Nomor Kep/548a/VI/2016 tanggal 15 April


2020 tentang Perubahan I Petunjuk Teknis tentang Tulisan Dinas;

n. Keputusan Kasad Nomor Kep/800/X/2020 tanggal 22 Oktober


2020 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Penyusunan dan Penerbitan
Doktrin TNI AD;

o. Keputusan Kasad Nomor Kep/182a/III/2020 tanggal 5 Oktober


2021 tentang Perubahan I Amandemen Petunjuk Teknis Tata Cara
Penyusunan Doktrin TNI AD;

p. Keputusan Kasad Nomor Kep/239/V/2021 tanggal 7 Mei 2021


tentang Petunjuk Teknis Evakuasi Udara; dan

q. Keputusan Kasad Nomor Kep/637/IX/2021 tanggal 28 September


2021 tentang Petunjuk Teknis Pemeliharaan Alat Kesehatan.

5. Pengertian. (Lampiran A).


6

BAB II
KETENTUAN GELAR PATOBRIG

6. Umum. Ketentuan gelar Patobrig merupakan hal yang perlu


diketahui dan dipedomani. Hal ini sangat diperlukan agar gelar Patobrig dapat
dilaksanakan secara optimal, tertib dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ketentuan ini meliputi: organisasi, tugas dan tanggung jawab, syarat
personel, syarat gelar Patobrig, teknis, faktor-faktor yang memengaruhi,
sarana dan prasarana, kemampuan dan batas kemampuan, serta proses
evakuasi.

7. Satgas Kipatobrig.

a. Struktur Satgas3.

88 (5, 23, 60)


KOMPI PATOBRIG

25 ( 3, 8, 14 ) 17 (1, 9, 7) 46 ( 1, 6, 39 )
KELOMPOK PELETON PELETON
KOMANDO PENGOBATAN EVAKUASI

18 (-, 1, 5)x3 26 (-, 1, 12)x2


REGU REGU
REGU
DANRU
AMBULANS TANDU
DANRU
TANDU TANDU
TANDU

b. Susunan Satgas.

a) Unsur Pimpinan. Komandan Satgas Kompi Patobrig


disingkat Dansatgas Kipatobrig.

b) Unsur Pelaksana:

1) Kelompok Komando (Pokko);

2) Peleton Pengobatan (Tonpatob); dan

3) Peleton Evakuasi (Tonevak).

c. Susunan Personel Satgas.

1) Kelompok Komando (Pokko) terdiri dari:

a) Komandan Satgas Kipatobrig/Dokter (Dansatgas


Kipatobrig);

3
Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Nomor Kep/39/V/1985
tanggal 27 Mei 1985 tentang Tabel Organisasi dan Peralatan Batalyon Kesehatan Divisi
Infanteri (Yonkes Divif).
7

b) Perwira Bedah/Dokter Bedah (Pa Bedah);

c) Perwira Anastesi/Dokter Anastesi (Pa Anastesi);

d) Tamtama Pengemudi Pokko (Tamudi Pokko);

e) Tamtama Caraka/Paktir (Ta Caraka/Paktir);

f) Bintara Pelatih (Batih);

g) Bintara Administrasi Kesehatan (Baminkes);

h) Bintara Furir (Ba Furir);

i) Bintara Perbekalan Kesehatan (Ba Bekkes);

j) Tamtama Perbekalan Kesehatan (Tabekkes);

k) Bintara Makanan (Bamak);

l) Tamtama Masak 1-2 (Tasak1-2);

m) Tamtama Pengemudi Personel 1-4 (Tamudipers 1-4);

n) Tamtama Pengemudi Alat dan Perlengkapan 1-2


(Tamudi Alkap 1-2);

o) Bintara Teknisi Listrik (Ba Teknisi Listrik);

p) Tamtama Teknisi Listrik (Ta Teknisi Listrik);

q) Bintara Teknisi Air (Ba Teknisi Air);

r) Tamtama Teknisi Air (TaTeknisi Air);

s) Bintara Perhubungan (Bahub); dan

t) Tamtama Perhubungan (Tahub).

2) Peleton Tempat Pengobatan (Tonpatob) terdiri dari:

a) Komandan Peleton Pengobatan/Dokter Umum


(Danton Patob);

b) Bintara Tinggi Persiapan Evakuasi (Bati Siap Ev);

c) Bintara Peleton/Bintara POS (Baton/Ba POS);

d) Tamtama Penyaringan Orang Sakit (Ta POS);

e) Bintara Pengobatan Berat (Ba Obber);

f) Tamtama Pengobatan Berat (Ta Obber);

g) Bintara Pengobatan Ringan (Ba Obbring);


8

h) Tamtama Pengobatan Ringan (Ta Obring);

i) Bintara Higiene Sanitasi Lapangan (Ba Higsanlap);

j) Tamtama Higiene Sanitasi Lapangan (Ta Higsanlap);

k) Bintara Perawat 1-3 (Bawat 1-3);

l) Tamtama Perawat 1-3 (Tawat 1-3); dan

m) Bintara Laboratorium (Ba Lab)

3) Peleton Evakuasi (Tonevak) terdiri dari:

a) Komandan Peleton evakuasi/Pakes (Danton Evak);

b) Bintara Peleton Evakuasi (Baton Evak);

c) Komandan Regu Ambulans 1-3 (Danru Ambulans1-3);

d) Tamtama Ambulans 1-12 (Ta Ambulans 1-12);

e) Tamtama Pengemudi Ambulans 1-3 (Tamudi


Ambulans 1-3);

f) Komandan Regu Tandu 1-2 (Danru Tandu 1-2);

g) Komandan Kelompok Tandu 1-6 (Danpok Tandu 1-6);


dan

h) Tamtama Tandu 1-18 ( Tatandu 1-18);

d. Tugas dan Tanggung Jawab4.

1) Kelompok Komando (Pokko).

a) Dansatgas Kipatobrig:

(1) memimpin, mengatur, mengoordinasikan, dan


mengawasi segala kegiatan di Patobrig untuk
mencapai tugas pokok Brigade;

(2) menyelenggarakan perawatan umum secara


terbatas serta menyiapkan korban yang akan
dievakuasi ke belakang;

(3) mengatur dan mengawasi tata kerja dan


prosedur kegiatan di Patobrig;

(4) menyelenggarakan higiene dan sanitasi


lapangan di wilayah Brigade;

4
Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat nomor Perkasad/60/XI/2010 tanggal 16 November
2010 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Uji Siap Tempur Kompi Kesehatan
Lapangan Yonkes Divif Kostrad.
9

(5) mengadakan pengecekan personel dan materiil


yang menjadi tanggung jawabnya;

(6) memelihara moril dan kemampuan fungsi yang


didukung dan perkiraan jumlah dan jenis korban; dan

(7) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab


kepada Danbrigif.

(8) Dapat memberikan saran

b) Pa Bedah:

(1) melaksanakan tindakan bedah di tempat


pengobatan berat/bedah;

(2) merawat korban dengan kondisi berat;

(3) mencegah dan mengobati gugat (Shock);

(4) melaporkan perkembangan kondisi korban


kepada Dansatgas Kipatobrig; dan

(5) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab


kepada Dansatgas Kipatobrig.

c) Pa Anastesi:

(1) melaksanakan tindakan anastesi di tempat


pengobatan berat/bedah; dan

(2) melaporkan perkembangan kondisi korban


kepada Dansatgas Kipatobrig.

d) Tamudi Pokko.

(1) mengemudi kendaraan Dansatgas Kipatobrig;

(2) merawat dan memelihara kendaraan agar selalu


siap pakai; dan

(3) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Dansatgas Kipatobrig.

e) Ta Kurir/Paktir: bujukmin 114 ttg caraka

(1) menerima berita dan menyampaikan kepada


Dansatgas Kipatobrig; dan

(2) mengantar berita/pesan dari Dansatgas


Kipatobrig.

f) Batih:
10

(1) membantu Dansatgas Kipatobrig dalam


melaksanakan tugas kompi;

(2) melatih personel Kipatobrig untuk Longdarlap,


POL dan resusitasi;

(3) membantu Dansatgas Kipatobrig dalam


mengatur mobilisasi personel;

(4) membantu Dansatgas Kipatobrig dalam


mengendalikan personel; dan

(5) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Dansatgas Kipatobrig.

g) Baminkes:

(1) membantu Dansatgas Kipatobrig dalam urusan


surat menyurat dan merapikan administrasi
Kipatobrig; dan

(2) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Dansatgas Kipatobrig.

h) Ba Furir:

(1) membantu Dansatgas Kipatobrig dalam hal


pemeliharaan senjata dan munisi;

(2) membuat administrasi senjata dan munisi; dan

(3) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Dansatgas Kipatobrig.

i) Ba Bekkes:

(1) menyiapkan peralatan kesehatan dan


perbekalan yang lainnya;

(2) membuat pengajuan kebutuhan peralatan


Kesehatan dan bekal Kesehatan (bekal Pokok dan
Bekal Ulang) Satgas Kipatobrig;

(3) membuat administrasi bekal Matkes dan Bekkes


Satgas Kipatobrig; dan

(4) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Dansatgas Kipatobrig.

j) Ta Bekkes:

(1) membantu Ba Bekkes kesehata menyiapkan


peralatan kesehatan dan perbekalan yang lainnya; dan
11

(2) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Ba Bekkes.

k) Bamak:

(1) mengajukan administrasi makan anggota Satgas


Kipatobrig;

(2) mengurus makan anggota Satgas Kipatobrig di


daerah operasi/latihan; dan

(3) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Dansatgas Kipatobrig.
l) Tasak:

(1) membantu Bamak dalam penyajian makanan;

(2) membantu memelihara kebersihan dapur


Satgas Kipatobrig; dan

(3) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Bamak.

m) Tamudipers:

(1) menjamin kendaraan selalu siap untuk


mengangkut personel; dan

(2) merawat dan memelihara kendaraan agar selalu


siap pakai.

n) Tamudi Alkap:

(1) menjamin kendaraan selalu siap untuk


mengangkut alat dan perlengkapan; dan

(2) merawat dan memelihara kendaraan agar selalu


siap pakai.

o) Ba Teknisi Listrik:

(1) menyiapkan instalasi listrik yang akan


digunakan; dan

(2) menggelar instalasi listrik di Patobrig.

p) Ta Teknisi Listrik:

(1) membantu Ba Teknisi Listrik menyiapkan


instalasi listrik yang akan digunakan; dan

(2) membantu Ba Teknisi Listrik menggelar


instalasi listrik di Patobrig.
12

q) Ba Teknisi Air:

(1) menyiapkan instalasi air yang akan digunakan;


dan
(2) menggelar instalasi air dan menjamin
tersedianya kebutuhan air di Patobrig.

r) Ta Teknisi Air:

(1) membantu Ba Teknisi Air menyiapkan instalasi


air yang akan digunakan; dan

(2) membantu Ba Teknisi Air menggelar instalasi


air di Patobrig.

s) Bintara Perhubungan (Bahub):

(1) menyiapkan alat perhubungan (Alhub) yang


akan digunakan; dan

(2) menggelar jaring komunikasi di Patobrig.

t) Tamtama Perhubungan (Tahub):

(1) membantu Bahub menyiapkan Alhub yang akan


digunakan; dan

(2) membantu Bahub menggelar jaring komunikasi


di Patobrig.

2) Peleton Tempat Pengobatan terdiri dari:

a) Danton Patob:

(1) memimpin, mengatur, mengoordinasikan, dan


mengawasi segala kegiatan tempat pengobatan;

(2) mengatur dan mengawasi tata kerja dan


prosedur kegiatan di Patobrig;

(3) menyempurnakan pertolongan darurat di


lapangan terhadap korban;

(4) menyelenggarakan perawatan umum secara


terbatas serta menyiapkan korban yang akan
dievakuasi kebelakang; dan

(5) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab


kepada Dansatgas Kipatobrig.

b) Bati Siap Ev

(1) membantu Danton Patob menyiapkan korban


yang akan dievakuasi; dan
13

(2) Berkoordinasi dengan Baton Ev untuk


melaksanakan evakuasi korban ke Rumah Sakit
Sandaran.

c) Baton/Ba POS:

(1) membantu Dantonpatob dalam menerima


korban;

(2) menyeleksi korban yang masuk ke tempat


penyaringan orang sakit;

(3) melaksanakan Administrasi korban yang baru


datang; dan

(4) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Danton Patob.

d) Ta POS:

(1) menbantu Baton/Ba POS menyeleksi korban


yang masuk ke POS;

(2) melakukan penukaran Alkes dari petugas Regu


Tandu;

(3) melakukan tugas administrasi korban; dan

(4) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Dantonpatob.

e) Ba Obber:

(1) membantu Pa Bedah dalam pengobatan berat;

(2) merawat korban berat;

(3) merawat Alpalkes pengobatan berat; dan

(4) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab


kepada Dantonpatob.

f) Ta Obber:

(1) membantu Ba Obber dalam pengobatan berat;

(2) merawat korban berat;

(3) merawat alpalkes pengobatan berat; dan

(4) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab


kepada Ba Obber.

g) Ba Obring:
14

(1) mengobati luka ringan;

(2) merawat luka ringan; dan

(3) merawat alpalkes pengobatan ringan.

h) Ta Obring:

(1) membantu Ba Obring memeriksa keadaan


pasien, merawat, mengobati luka ringan;

(2) menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan Ba


Obring; dan

(3) merawat alpalkes pengobatan ringan.

i) Bahigsanlap:

(1) memelihara kesehatan lingkungan Patobrig;

(2) memeriksa makanan/minuman Satgas


Kipatobrig secara berkala;

(3) membuat laporan tentang wabah penyakit yang


terjadi di Satgas Kipatobrig dan sekitarnya; dan

(4) dalam melaksanakan tugasnya bertanggung


jawab kepada Dantonpatob.

j) Bintara Perawat:

(1) merawat korban-korban yang ada Patobrig;

(2) memberikan obat sesuai instruksi dokter;

(3) menyiapkan dan memelihara Alkes yang


digunakan; dan

(4) mencatat dan melaporkan perkembangan


kondisi korban kepada Dantonpatob.

k) Tawat:

(1) membantu Bawat merawat korban-korban yang


ada di Patobrig;

(2) membantu Bawat menyiapkan dan memelihara


alkes yang digunakan;

(3) membantu memberikan obat sesuai instruksi


dokter; dan

(4) membantu Bawat mencatat dan melaporkan


perkembangan kondisi korban.
15

l) Ba Lab

(1) melaksanakan pemeriksaan lab untuk


menunjang diagnostik; dan
(2) mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada Pa Obber.

3) Peleton Evakuasi terdiri dari:

a) Danton Evak:

(1) memimpin, mengatur, mengoordinasikan, dan


mengawasi segala kegiatan evakuasi korban dari
Poslongyon ke Patobrig dengan menggunakan sarana
evakuasi yang tersedia, sesuai indikasi dan atas
perintah;

(2) mengatur dan mengawasi cara kerja dan


prosedur evakuasi;

(3) mengecek kondisi prajurit yang terluka; dan

(4) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab


kepada Dansatgas Kipatobrig.

b) Baton Evakuasi:

(1) membantu Danton Evak menyiapkan personel


dan alat peralatan yang akan digunakan dalam
evakuasi.

(2) membantu Danton Evak mengecek kesiapan


Regu Ambulans dan Regu Tandu; dan

(3) membantu Danton Evak mengecek kondisi


prajurit yang terluka.

c) Danru Ambulans:

(1) memimpin Regu Ambulans melaksanakan


evakuasi korban dari Poslongyon ke Patobrig;

(2) menjaga kondisi korban agar tetap stabil selama


perjalanan evakuasi;

(3) menyiapkan Alkap yang digunakan dalam


pelaksanaan evakuasi; dan

(4) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab


kepada Danton Evak.

d) Ta Ambulans:

(1) melaksanakan evakuasi korban dari Poslongyon


ke Patobrig;
16

(2) membantu Danru Ambulans menjaga kondisi


korban agar tetap stabil selama perjalanan evakuasi;
dan

(3) membantu Danru Ambulans menyiapkan alkap


yang digunakan dalam pelaksanaan evakuasi.

e) Tamudi Ambulans:

(1) menyiapkan ambulans untuk proses evakuasi


korban; dan

(2) memahami rute evakuasi yang telah ditentukan.

f) Danru Tandu:

(1) memimpin pelaksanaan kegiatan evakuasi


korban di sekitar Patobrig dengan menggunakan
tandu;

(2) menyiapkan regu dan Alkap yang digunakan


dalam pelaksanaan evakuasi; dan

(3) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab


kepada Danton Evak.

g) Danpok Tandu:

(1) memimpin Pok Tandu melaksanakan evakuasi


korban;

(2) menyiapkan Alkap yang digunakan dalam


pelaksanaan evakuasi; dan

(3) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab


kepada Danru Tandu.

h) Tatandu:

(1) melaksanakan evakuasi korban dengan


menggunakan tandu; dan

(2) menyiapkan tandu yang akan digunakan


evakuasi.

8. Syarat Personel. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penggelaran


Patobrig perlu didukung tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan
kualifikasi5 antara lain:

a. Syarat Umum:

1) sehat jasmani dan rohani;

2) memiliki dedikasi dan loyalitas kepada satuan; dan


5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
17

3) mampu melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung


jawab.
b. Syarat Khusus:

1) Tenaga Medis:

a) Dokter spesialis bedah;

b) Dokter spesialis anastesi; dan

c) Dokter umum dengan sertifikasi ATLS/ATCLS.

2) Tenaga Keperawatan. Perawat yang memiliki sertifikasi


BTLS/BTCLS;

3) Tenaga Kesehatan Lingkungan. Memiliki kualifikasi bidang


Kesehatan lingkungan; dan

4) Tenaga Kesehatan Lainnya. Memiliki kualifikasi selain


tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga Kesehatan lingkungan
yang dapat mendukung pelayanan kesehatan.

9. Kriteria Gelar Patobrig. Patobrig digelar di dekat Komando Taktis


(Kotis) Brigade dengan memperhatikan kriteria penggelaran sebagai berikut:

a. mampu digelar sesuai dengan perubahan kondisi/keadaan


taktis atas perintah Danbrigif;

b. sedapat mungkin berada di daerah yang aman dari tembakan


maupun pengintaian musuh;

c. materiil yang digunakan dalam gelar Patobrig mudah diangkut,


kuat, praktis dalam pengepakan, dan dapat dioperasionalkan;

d. terdapat sumber air;

e. terdapat jalan pendekat yang dapat dilalui ambulans sebagai


sarana evakuasi dari depan maupun belakang;

f. dalam menggelar Patobrig dibutuhkan areal seluas 6 0 0 M²


dengan waktu tidak lebih 1 jam 30 menit oleh seluruh personel
Patobrig; dan

g. pelaksanaan gelar Patobrig di bawah komando dan kendali


Dansatgas Kipatobrig.

10. Kemampuan dan Batas Kemampuan.

a. Kemampuan.

1) mampu melaksanakan tindakan preventif:

a) pembasmian serangga di sekitar Kotis Brigade; dan


18

b) higiene dan sanitasi lapangan di sekitar Kotis Brigade;

2) mampu melaksanakan tindakan Bantuan Hidup Dasar


(BHD) dan tindakan bedah terbatas (semi definitive).

3) mampu melaksanakan pemeriksaan laboratorium guna


menunjang diagnosa penyakit.

4) mampu melaksanakan evakuasi korban, menyempurnakan


pertolongan darurat di lapangan, dan pengobatan umum.

5) mampu melaksanakan perawatan korban paling lama 7 hari


dengan kekuatan 15 tempat tidur (15 TT).

6) mampu melaksanakan evakuasi udara (menaikkan dan


menurunkan korban dari helikopter).

b. Batas Kemampuan.

1) terbatas dalam merawat korban lebih dari 7 hari, serta


terbatas dalam melaksanakan pembedahan berat.

2) terbatas dalam melaksanakan evakuasi darat lebih dari 3


ambulans.

3) tidak mampu dalam penanganan korban bahaya senjata


Kimia, Biologi, Radiologis, dan Nuklir (KBRN).

11. Faktor-faktor yang memengaruhi.

a. Faktor Internal:

1) Sumber Daya Manusia (Kualifikasi/Keahlian); dan

2) Peralatan yang tersedia.

b. Faktor Eksternal:

1) Cuaca;

2) Daerah operasi/latihan; dan

3) Ilmu pengetahuan dan teknologi.

12. Sarana dan Prasarana.

a) Sarana:

1) Tenda;

2) Alat Kesehatan (Alkes);

3) Perangkat Dokter/medical emergency kit ( Kat dokter);

4) Perangkat Bedah/Surgical Kit (Kat Bedah);


19

5) Perangkat Anastesi/Anastesi Kit (Kat Anastesi);


6) Perangkat Perawat/paramedic Kit (Kat perawat);

7) Perangkat Ambulans/Ambulance Kit (Kat Ambulans);

8) Perangkat Prajurit Pasukan/Pesonal Emergency Kit (Kat


prapas);

9) Perangkat laboratorium;

10) Peta;

11) Kompas;

12) GPS;

13) Ambulans;

14) Kendaraan angkut; dan

15) Helikopter (dukungan satuan Penerbad).

16) Perlengkapan Fogging (pembasmi serangga)

b) Prasarana:

1) Daerah operasi; dan

2) Daerah latihan.

13. Proses Evakuasi

korban POSLONGYON
PATOBRIG

RS SANDARAN
OPERASI
20

Keterangan:

1. Dansatgas Kipatobrig mendapatkan perintah dari


Danbrigif untuk melaksanakan evakuasi korban dari
Poslongyon ke Patobrig6:

a) Dansatgas Kipatobrig memerintahkan Danton Evak


untuk melaksanakan evakuasi korban dari Poslongyon ke
Patobrig dengan memperhatikan faktor keamanan dan
keselamatan korban; dan

b) Danton Evak memerintahkan Danru Ambulans


untuk melaksanakan evakuasi korban dari Poslongyon ke
Patobrig menggunakan ambulans dengan memperhatikan
faktor keamanan dan keselamatan korban.

2. Danru Ambulans memimpin regunya berangkat untuk


melaksanakan evakuasi korban dari Poslongyon ke Patobrig
sesuai perintah Danton Evak;

3. Di Poslongyon Danru Ambulans melaksanakan serah


terima korban dari Dantonkes di Poslongyon tentang keadaan,
kondisi, dan obat yang sudah diberikan;

4. Regu Ambulans kembali menuju Patobrig dengan rute


yang telah ditentukan, selama perjalanan Danru Ambulans
memonitor keadaan korban dan melaporkannya ke Danton
Evak;

5. Tiba di Patobrig korban diturunkan oleh Regu Tandu dan


diserahterimakan kepada Bintara POS di Patobrig;

6. Terhadap korban luka tempur yang sangat mengancam


jiwa, Dantonkes Yonif melaporkan kepada Dankima untuk
meminta evakuasi langsung dari Poslongyon ke Patobrig
menggunakan Helikopter didukung oleh Penerbad7;

7. Terhadap korban luka tempur yang berada di sekitar


Patobrig Danton Evak memerintahkan Danru Tandu untuk
melaksanakan evakuasi ke Patobrig;

8. Terhadap korban yang keadaannya di luar kemampuan


Patobrig, segera dilaporkan ke komando atas untuk dievakuasi
ke Rumkit Sandaran8; dan

6
Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat nomor Perkasad/58/XI/2010 tanggal 16 November 20
10 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Uji Siap Tempur Regu Ambulans dan Regu Ta
ndu Kompi Kesehatan Lapangan Yonkes Divif Kostrad.
7
Keputusan Kasad Nomor Kep/239/V/2021 tanggal 7 Mei 2021 tentang Petunjuk Teknis
Evakuasi Udara.
8
Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 tanggal 12 Agustus
2014 tentang Pelayanan Kesehatan Integrasi di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan
Tentara Nasional Indonesia.
21

9. Proses evakuasi korban ke Rumah Sakit Sandaran yang


telah ditentukan oleh komando atas9.
BAB III
TEKNIS PENGGELARAN

14. Umum. Patobrig digelar sesuai dengan perkiraan taktis dan


perkiraan medan oleh Dansatgas Kipatobrig Danbrig dengan
mempertimbangkan mekanisme gelar Patobrig. Gelar Patobrig dilakukan oleh
personel Satgas Kipatobrig, pada saat penggelaran Patobrig dilakukan
pengamanan terlebih dahulu oleh unsur pengamanan dari Brigade sehingga
dapat menjamin keamanan personel dan materiil selama penggelaran.

15. Mekanisme Gelar. Mekanisme gelar Patobrig dilaksanakan sesuai


dengan tata letak/denah dan proses gelar secara bersamaan.

a. Tata letak/denah.

TEMPAT PENGOBATAN BRIGADE Keterangan:

1. Penyaringan
Orang Sakit (POS)
2a. Tempat
v
c

pengobatan
Masuk 1
ringan
24 M
2b. Tempat
2a 2b 5
pengobatan
6 8
9 berat/bedah
8 8 3a. Perawatan
ringan
3a 3b 3b. Perawatan
6a berat
9
8 8 8 4. Ton Evakuasi
9
9
Keluar/kembali ke pasukan 5. Kelompok
7 Komando
4 6b v 6a. Akomodasi 1
8 6b. Akomodasi 2
8
7. Genset
Evakuasi ke RS Sandaran 10
8. AC
9. Ambulans
10. Sanitary
25 M

b. Proses Gelar. Digelar secara bersamaan dimulai dari


pemasangan tenda, flooring, instalasi listrik dan air, dan alat kesehatan.

1) Pemasangan Tenda.
9
Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/811/X/2016 tanggal 3 Oktober
2016 tentang Rumah Sakit Sandaran Operasi Tentara Nasional Indonesia.
22

a) Tenda POS. Tenda POS didirikan oleh empat orang


terdiri dari: Baton/Ba POS, Ta POS 1, Tawat 1 dan 2 dengan
alokasi waktu 10 menit.

b) Tenda Obring. Tenda Pengobatan didirikan oleh


sebelas orang terdiri dari: Bati Siap Ev, Ba Obber, Ta Obber,
Ba Lab, Ba Obring, Ta Obring, Ba Higsanlap, dan Ta
Higsanlap, Ta Tandu 7, 8 dan 9 Regu 2 dengan alokasi
waktu 15 menit.

c) Tenda Obber. Tenda obber didirikan oleh sebelas


orang setelah tenda obring terdiri dari: Bati Siap Ev, Ba
Obber, Ta Obber, Ba Lab, Ba Obring, Ta Obring, Ba
Higsanlap, dan Ta Higsanlap, Ta Tandu 7, 8 dan 9 Regu 2
dengan alokasi waktu 15 menit.

d) Tenda perawatan.

(1) Tenda Perawatan 1. didirikan oleh sepuluh


orang terdiri: dari Bawat 1, 2, 3, 4, Tawat 3, Ba
Bekkes, Ta Bekkes, Ta Tandu 1, 2, dan 3 Regu 1
dengan alokasi waktu 15 menit.

(2) Tenda Perawatan 2. didirikan oleh sepuluh


orang terdiri: dari Danru Tandu Regu 2, Danpok
Tandu 1, 2, dan 3 Regu 2, Ta Tandu 1, 2, 3, 4, 5, dan
6 Regu 2 dengan alokasi waktu 15 menit.

e) Tenda evakuasi. Tenda Evakuasi didirikan oleh


sepuluh orang terdiri dari: Baton Evakuasi, Danru
Ambulans 1, 2, dan 3, Ta Ambulans 1, 2, 3, dan 4 Regu 1,
Ta Ambulans 1 dan 2 Regu 2 dengan alokasi waktu 15
menit.

f) Tenda Pokko. Tenda Pokko didirikan oleh sepuluh


orang terdiri dari: Ta Ambulans 3 dan 4 Regu 2, Ta
Ambulans 1, 2, 3, dan 4 Regu 3, Ta Mudi Pers 1, 2, 3, dan 4
dengan alokasi waktu 15 menit.

g) Tenda akomodasi.

(1) Tenda Akomodasi 1 didirikan oleh sepuluh


orang terdiri dari: Ta Caraka, Baminkes, Ba Furir,
Bamak, Tasak 1 dan 2, Ta Tandu 6, 7, 8, dan 9 regu 1,
dengan alokasi waktu 15 menit.

(2) Tenda Akomodasi 2 didirikan oleh sepuluh


orang terdiri dari: Danru Tandu 1, Danpok Tandu 1, 2,
dan 3 Regu 1, Ta Tandu 4 dan 5 Regu 1, Ta Mudi 1, 2,
dan 3 Regu Ambulance, Ta Mudi Alkap 1 dan 2
dengan alokasi waktu 15 menit.
23

2) Pemasangan Flooring.

a) Tenda POS. Floring pada tenda POS dipasang oleh


empat orang terdiri dari: Baton/Ba POS, Ta POS 1, Tawat 1
dan 2 dengan alokasi waktu 5 menit.

b) Tenda Obring. Floring pada Tenda Obring dipasang


oleh sebelas orang terdiri dari: Bati Siap Ev, Ba Obber, Ta
Obber, Ba Lab, Ba Obring, Ta Obring, Ba Higsanlap, dan Ta
Higsanlap, Ta Tandu 7, 8 dan 9 Regu 2 dengan alokasi
waktu 15 menit.

c) Tenda Obber. Floring pada Tenda obber dipasang oleh


sebelas orang setelah pemasangan flooring pada tenda
Obring yang terdiri dari: Bati Siap Ev, Ba Obber, Ta Obber,
Ba Lab, Ba Obring, Ta Obring, Ba Higsanlap, dan Ta
Higsanlap, Ta Tandu 7, 8 dan 9 Regu 2 dengan alokasi
waktu 15 menit.

d) Tenda perawatan.

(1) Floring pada tenda perawatan 1. dipasang oleh


sepuluh orang terdiri dari: dari Bawat 1, 2, 3, dan 4,
Tawat 3, Ba Bekkes, Ta Bekkes, Ta Tandu 1, 2, dan 3
Regu 1 dengan alokasi waktu 15 menit.

(2) Floring pada tenda perawatan 2. Dipasang oleh


sepuluh orang terdiri dari: Danru Tandu Regu 2,
Danpok Tandu 1, 2, dan 3 Regu 2, Ta Tandu 1, 2, 3, 4,
5, dan 6 Regu 2 dengan alokasi waktu 15 menit.

e) Tenda Evakuasi. Floring pada tenda Evakuasi


dipasang oleh sepuluh orang terdiri dari: Baton Evakuasi,
Danru Ambulans 1, 2, dan 3, Ta Ambulans 1, 2, 3, dan 4
Regu 1, Ta Ambulans 1 dan 2 Regu 2 dengan alokasi waktu
15 menit.

f) Tenda Pokko. Floring pada tenda Pokko dipasang


oleh sembilan orang terdiri dari: Ta Ambulans 3 dan 4 Regu
2, Ta Ambulans 1,2,3 dan 4 Regu 3, Ta Mudi Pers 1,2,3, dan
4 dengan alokasi waktu 15 menit.

g) Tenda akomodasi.

(1) Floring pada tenda Akomodasi 1 dipasang oleh


sepuluh orang terdiri dari: Ta Caraka, Baminkes, Ba
Furir, Bamak, Tasak 1, 2, Ta Tandu 6,7,8, dan 9 Regu
1, dengan alokasi waktu 15 menit.

(2) Floring pada tenda Akomodasi 2 dipasang oleh


sebelas orang terdiri dari: Danru Tandu 1, Danpok
Tandu 1,2,3 Regu 1, Ta Tandu 4 dan 5 Regu 1, Ta
Mudi 1,2, dan 3 Regu Ambulans, Ta Mudi Alkap 1 dan
2 dengan alokasi waktu 15 menit.
24

3) pemasangan instalasi listrik dan air. Pemasangan instalasi


listrik, air, dan alkom dipasang oleh enam orang terdiri dari Ba
Teknisi listrik, Ta Teknisi listrik, Ba Teknisi air, Ta Teknisi Air,
Bahub, dan Tahub, berurutan mulai dari tenda POS, tenda
pengobatan ringan, tenda pengobatan berat, 2 tenda perawatan,
tenda evakuasi, tenda Pokko dan 2 tenda akomodasi dengan alokasi
waktu 1 jam.

4) pemasangan alat-alat kesehatan.

a) tenda POS. Pemasangan Alkes pada tenda POS


dipasang oleh empat orang terdiri dari: Baton/Ops,
Ta POS 1, Tawat 1 dan 2 dengan alokasi waktu 5 menit.

b) tenda Obring. Pemasangan Alkes pada tenda Obring


dipasang oleh sebelas orang terdiri dari: Danton Patob, Pa
Bedah, Pa Anastesi, Bati Siap Ev, Ba Obber, Ta Obber, Ba
Lab, Ba Obring, Ta Obring, Ba Higsanlap, dan Ta Higsanlap
dengan alokasi waktu 15 menit.

c) Tenda Obber. Pemasangan Alkes pada tenda Obber


dipasang setelah pemasangan Alkes pada tenda Obring oleh
sebelas orang terdiri dari: Danton Patob, Pa Bedah, Pa
Anastesi, Bati Siap Ev, Ba Obber, Ta Obber, Ba Lab, Ba
Obring, Ta Obring, Ba Higsanlap, dan Ta Higsanlap dengan
alokasi waktu 15 menit.

d) tenda perawatan.

(1) pemasangan Alkes pada tenda perawatan 1


dipasang oleh sepuluh orang terdiri dari: Ba Wat
1,2,3,4, Ta Wat 1,2,3, dan Ta Bekkes, Ta Tandu 1 dan
2 Regu 1 dengan alokasi waktu 15 menit.

(2) pemasangan Alkes pada tenda perawatan 2


dipasang oleh sepuluh orang terdiri dari: Danru Tandu
1, Danpok 1,2, dan 3 Regu Tandu 1, Ta Tandu
3,4,5,6,7, dan 8 Regu Tandu 1 dengan alokasi waktu
15 menit.

e) Tenda Evakuasi. Pemasangan Alkes pada tenda


evakuasi dipasang oleh sepuluh orang terdiri dari: Danton
Evak, Baton Evak, Danru Ambulans 1, dan 2, Ta Ambulans
1,2, 3, 4 Regu 1, Ta Ambulans 1 dan 2 Regu 2 dengan
alokasi waktu 5 menit.

c. Materiil gelar Patobrig. Dukungan materiil kesehatan dalam gelar


Patobrig menggunakan Perangkat Kesehatan Lapangan (Katkeslap)
dengan bekal kesehatan awal yang diajukan secara berjenjang ke
Komando Atas dalam hal ini Puskes TNI, dan dapat diajukan bekal
kesehatan ulang/tambahan operasi ke Komando Atas melalui Satuan
Kesehatan Kewilayahan di mana satuan operasi tersebut digelar10.

10
Perubahan I Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/970.a/XII/2017
tanggal 13 Desember 2017 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Perangkat Kesehatan
Lapangan Dukungan Kesehatan pada Tugas Operasi Dalam Negeri di Lingkungan Tentara
25

1) materiil yang digelar terdiri atas materiil umum (matum),


materiil khusus (matsus), dan materiil kesehatan (matkes).
Pengemasan materiil dengan mempertimbangkan volume, berat,
kekuatan atau daya tahan kemasan serta teknik pengangkutan
disusun dalam kelompok sebagai berikut:

a) Matum terdiri dari:

(1) Tenda Lapangan.

(2) Alsatri:

(a) meja, dan kursi lapangan;

(b) tandu, dan matras;

(c) seprei, selimut, dan bantal; dan

(d) peralatan makan, dapur, serta


perlengkapan markas lainnya.

(3) Lain-lain:

(a) generator dan instalasi listrik/


penerangan;

(b) alat penjernih air dan instalasi air;

(c) alat fogging;

(d) alat pengatur suhu ruangan (AC);

(e) sarana MCK Mobile;

(f) alat tulis kantor (ATK) dan alat mesin


kantor (Alsintor); dan

(g) alat komunikasi (Alkom).

b) Matsus. Yang termasuk dalam matsus adalah


teropong, kompas, peta, GPS, ambulans, dan kendaraan
lainnya;

c) Matkes. Matkes berupa alkes, obat-obatan dan


medical supply dikelola secara efisien dan efektif untuk
menghindari kerusakan dan kadaluwarsa.

16. Penyelenggaraan Gelar Patobrig. Penggelaran dilaksanakan oleh


Satgas Kipatobrig secara bertahap dimulai dari perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan pengakhiran sesuai tugas dan tanggung jawabnya 11.
a. Tahap Perencanaan.

Nasional Indonesia
11
Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat nomor Perkasad/60/XI/2010 tanggal 16 November 2010
tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Uji Siap Tempur Kompi Kesehatan Lapangan Yonkes Divif
Kostrad.
26

1) Dansatgas Kipatobrig.

a) merencanakan segala kegiatan gelar Patobrig dengan


Kasiops Brigade.

b) merencanakan penyelenggaraan perawatan umum


secara terbatas.

c) merencanakan pembekalan kesehatan kepada


personel Satgas Kipatobrig.

d) merencanakan higiene dan sanitasi lapangan di Kotis


Brigade.

2) Pa Bedah (Dokter Bedah).

a) merencanakan kebutuhan alat bedah dan bekal obat


yang akan digunakan.

b) merencanakan pengaturan prosedur kerja di tempat


pengobatan berat.

3) Pa Anastesi (Dokter Anastesi).

a) merencanakan kebutuhan alat anastesi dan bekal


obat yang akan digunakan.

b) merencanakan prosedur kerja dalam mendukung


dokter bedah di tempat pengobatan berat.

4) Danton Patob.

a) merencanakan kesiapan peralatan dan perlengkapan


kesehatan yang akan digunakan.

b) merencanakan pengaturan prosedur kerja di tempat


pengobatan.

5) Danton Evak.

a) merencanakan kesiapan peralatan dan perlengkapan


evakuasi yang akan digunakan.

b) merencanakan prosedur kerja evakuasi.

b. Tahap Persiapan.

1) Dansatgas Kipatobrig.

a) mengoordinasikan segala kegiatan yang berkaitan


dengan gelar Patobrig.

b) menyiapkan penyelenggaraan perawatan umum


27

secara terbatas.

c) memberikan pembekalan kesehatan kepada personel


Satgas Kipatobrig.

d) menyiapkan higiene dan sanitasi lapangan di Kotis


Brigade.

2) Pa Bedah (Dokter Bedah).

a) menyiapkan alat bedah dan bekal obat yang akan


digunakan.

b) menyiapkan prosedur kerja di tempat pengobatan


berat.

3) Pa Anastesi (Dokter Anastesi).

a) menyiapkan alat anastesi dan bekal obat yang akan


digunakan.

b) menyiapkan prosedur kerja dalam mendukung dokter


bedah di tempat pengobatan berat.

4) Danton Patob.

a) menyiapkan peralatan dan perlengkapan kesehatan


yang akan digunakan.

b) menyiapkan pengaturan tata kerja dan prosedur


kegiatan di tempat pengobatan.

c) menyiapkan pengaturan tata kerja dan prosedur


kegiatan Higsanlap.

5) Danton Evak

a) menyiapkan peralatan dan perlengkapan evakuasi


yang akan digunakan.

b) menyiapkan prosedur kegiatan evakuasi.

c) menyiapkan Regu Ambulans dan Regu Tandu.

6) Danru Ambulans. Menyiapkan regu, ambulans, dan


perangkat ambulans yang akan digunakan dalam pelaksanaan
evakuasi menggunakan ambulans.

7) Danru Tandu. Menyiapkan regu, tandu, dan perangkat


perawat yang akan digunakan dalam pelaksanaan evakuasi.

c. Tahap Pelaksanaan.
28

1) Dansatgas Kipatobrig.

a) pada saat menggelar patobrig.

(1) menggelar patobrig atas perintah Danbrig.

(2) melaksanakan orientasi medan dan peta.

(3) mengadakan pengecekan personel dan materiil.

(4) memerintahkan Danton Patob untuk mengelar


tempat pengobatan.

(5) memerintahkan Danton Evak untuk menggelar


dukungan evakuasi.

(6) menjelaskan jumlah pasukan yang didukung


dan perkiraan jumlah dan jenis korban.

(7) menjelaskan secara rinci tentang tugas tempat


pengobatan dan evakuasi.

b) pada saat pengobatan/perawatan di Patobrig.

(1) mengawasi pelaksanakan pengobatan ringan,


pengobatan berat dan evakuasi korban.

(2) melaporkan tentang perkembangan kondisi


korban yang dirawat di Patobrig kepada Danbrig.

c) pada saat higiene dan sanitasi lapangan.

(1) mengawasi pelaksanaan kegiatan kesehatan


lingkungan sekitar Patobrig.

(2) memberikan petunjuk tentang pemeliharaan


kesehatan lingkungan.

d) pada saat kegiatan evakuasi.

(1) melaksanakan pengawasan dan pengendalian


kegiatan evakuasi.

(2) memonitor perkembangan situasi dari Danton


Evak.

(3) memberikan Petunjuk kepada Danton Evak


tentang prosedur evakuasi.

(4) melaporkan perkembangan kondisi korban


kepada Danbrig.

2) Pa Bedah (Dokter Bedah).


29

a) melaksanakan tindakan bedah di tempat pengobatan


berat/bedah.

b) melaporkan perkembangan kondisi korban kepada


Dansatgas Kipatobrig.

3) Pa Anastesi (Dokter Anastesi).

a) melaksanakan tindakan anastesi di tempat


pengobatan berat/bedah.

b) melaporkan perkembangan kondisi korban kepada


Dansatgas Kipatobrig.

4) Ba Pelatih.

a) pada saat gelar Patobrig.

(1) membantu Danki mengorientasikan peta dan


medan.

(2) membantu Dansatgas Kipatobrig melakukan


pemeriksaan personel dan materiil.

(3) membantu Dansatgas Kipatobrig membuat


susunan tugas tempat pengobatan dan evakuasi.

(4) membantu Dansatgas Kipatobrig,


mengorganisasi unsur Satgas Kipatobrig untuk
mendukung kegiatan Gelar Patobrig.

b) pada saat pengobatan/perawatan di Patobrig.

(1) membantu Danki dalam pengawasan kegiatan


di Patobrig.

(2) melaporkan setiap perkembangan kegiatan


pengobatan di Patobrig kepada Dansatgas Kipatobrig.

c) pada saat higiene dan sanitasi lapangan.

(1) membantu Dansatgas Kipatobrig mengawasi


pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan sekitar
Patobrig.

(2) melaporkan setiap perkembangan pemeliharaan


kesehatan lingkungan.

d) pada saat evakuasi korban.

(1) membantu Dansatgas Kipatobrig mengawasi


pelaksanaan evakuasi.
30

(2) membantu Dansatgas Kipatobrig mengecek


personel dan perlengkapan yang akan digunakan.

5) Baminkes.

a) mencatat dan melaporkan jumlah korban yang dirawat


di Patobrig.

b) membuat pengajuan bekal ulang Bekkes yang


dibutuhkan.

6) Ba furir.

a) membagikan munisi kepada personel Satgas


Kipatobrig.

b) membagi Alkapsus kepada Danton dan Danru.

c) menyiapkan kebutuhan logistik.

d) mendistribusikan logistik.

7) Danton Patob.

a) memerintahkan personel Tonpatob untuk menggelar


tempat pengobatan.

b) memimpin kegiatan Pengobatan di Patobrig.

c) mengadakan pengecekan personel dan materiil


Tonpatob.

d) mencocokkan waktu.

e) memberikan penjelasan tentang perkiraan jumlah


korban dan jenis korban.

f) memberikan penjelasan tentang tindakan dan


pengobatan yang akan diberikan.

g) mengawasi pelaksanaan pengobatan berat ringan, dan


perawatan korban.

h) memimpin kegiatan higiene dan sanitasi lapangan.

i) melaporkan setiap pelaksanaan kegiatan kepada


kepada Dansatgas Kipatobrig.

8) Bati Siap Ev.

a) menyiapkan korban yang akan dievakuasi ke Rumah


Sakit Sandaran; dan

b) melaporkan kepada Danton Evak tentang kesiapan


korban yang akan dievakuasi ke Rumah Sakit Sandaran.
31

9) Danton Evak.

a) pada saat gelar Tonevak.

(1) memerintahkan personel Tonevak untuk


menggelar dukungan evakuasi.

(2) mengadakan pengecekan personel dan materiil


yang akan digunakan.

(3) menjelaskan tentang orientasi medan dan peta.

(4) memberikan keterangan tentang perkiraan


jumlah korban dan jenis korban.

(5) memberikan keterangan tentang tugas Regu


Tandu dan Regu Ambulans.

(6) mencocokkan waktu.

(7) melaporkan setiap pelaksanaan kegiatan kepada


kepada Dansatgas Kipatobrig.

b) pada saat penyiapan evakuasi.

(1) memonitor perkembangan dinamika operasi.

(2) menyiapkan Regu Tandu dan Regu Ambulans


dan peralatan yang akan digunakan.

(3) menyiapkan Regu Ambulans cadangan bila regu


yang bertugas mengalami hambatan.

(4) melaporkan kepada Dansatgas Kipatobrig setiap


perkembangan tugas Tonevak.

c) pada saat evakuasi korban.

(1) memonitor perkembangan situasi.

(2) segera mengirimkan Regu Ambulans dan Regu


Tandu untuk melaksanakan evakuasi.

(3) melaporkan perkembangan kegiatan evakuasi


kepada Dansatgas Kipatobrig.

10) Danru Ambulans.

a) sebelum menerima perintah evakuasi.

(1) Danru Ambulans diperintahkan menghadap

(2) Danru Ambulans menyerahkan pimpinan Regu


Ambulansnya kepada Ta Ambulans.
32

(3) menghadap Danton Evak dengan membawa


peta, kompas, GPS, dan alat tulis.

b) pada saat menerima perintah.

(1) memperhatikan perintah dan mencatat hal-hal


yang penting.

(2) menanyakan ha-hal yang belum jelas.

(3) mencocokkan waktu.

c) setelah menerima perintah Danton Evak.

(1) memanggil Ta Ambulans.

(a) mengecek kekuatan dan kesehatan.

(b) mengecek kelengkapan perorangan.

(c) mengecek perangkat ambulans.

(d) memberikan tugas.

(2) pengecekan perintah dengan menanyakan


tentang tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

(3) pencocokan waktu.

d) pada saat persiapan evakuasi korban.

(1) melakukan koordinasi dengan Ta Siap Ev


Poslongyon.

(2) merencanakan rute yang aman.

(3) menyiapkan kelengkapan Bekkes.

(4) menyiapkan kelengkapan ambulans.

(5) menjaga Komunikasi dengan Danton Evak.

e) pada saat gerakan menuju Poslongyon.

(1) menentukan rute.

(2) selalu memonitor perkembangan situasi.

(3) mengatasi gangguan.

f) pada saat berada di Poslongyon.

(1) mengadakan serah terima korban.

(2) mencatat materiil korban.


33

g) tindakan Danru Ambulans pada saat menuju


Patobrig.

(1) memilih rute.

(2) menjaga komunikasi serta melaporkan


perkembangan situasi.

(3) mengatasi gangguan.

(4) mengawasi kondisi korban.

h) tindakan Danru Ambulans pada saat berada di


Patobrig.

(1) mengadakan serah terima korban dan


melaporkan kepada Danton Evak.

(2) melapor kepada Danton Evak.

(3) melaksanakan konsolidasi Regu Ambulans.

11) Danru Tandu.

a) sebelum menerima perintah evakuasi.

(1) Danru Tandu diperintahkan menghadap Danton


Evak.

(2) Danru Tandu menyerahkan pimpinan regu


kepada Ta Tandu.

(3) menghadap Danton Evak dengan membawa


peta, kompas, GPS, dan alat tulis.

b) pada saat menerima perintah evakuasi.

(1) memperhatikan perintah dan mencatat hal-hal


yang penting.

(2) menanyakan ha-hal yang belum jelas.

(3) mencocokkan waktu.

c) pada saat setelah menerima perintah dari Danton


Evak.

(1) memanggil Danpok Tandu dan Ta Tandu.

(a) mengecek kekuatan dan kesehatan.

(b) mengecek kelengkapan perorangan.

(c) mengecek perangkat tandu.


34

(d) mengecek tugas Ta Tandu.

(2) pengecekan perintah.

(3) pencocokan waktu.

d) pada saat melaksanakan POL tanpa tandu.

(1) mengadakan serah terima korban.

(2) menjelaskan kondisi umum korban kepada Regu


Tandu.

(3) memerintahkan Regu Tandu untuk mengangkat


korban.

(4) serah terima secara tercatat materiil dan korban.

(5) mengawasi pelaksanaan pengangkutan orang


luka.

e) pada saat melaksanakan POL dengan tandu.

(1) mengadakan serah terima korban.

(2) menjelaskan kondisi umum korban kepada Regu


Tandu.

(3) memerintahkan Regu Tandu untuk mengangkat


korban.

(4) serah terima secara tercatat materiil dan korban.

f) pada saat menaikkan dan menurunkan korban dari


ambulans.

(1) mengadakan serah terima korban dan mencatat


materiil.

(2) memerintahkan Regu Tandu untuk mengangkat


korban (naik atau turun ambulans).

(3) mengawasi pelaksanaan pengangkutan orang


luka.

g) pada saat evakuasi korban langsung dari Poslongyon


ke Patobrig menggunakan Helikopter dukungan dari
Penerbad.

(1) mengadakan serah terima korban dan mencatat


materiil.

(2) memerintahkan Regu Tandu untuk mengangkat


korban.
35

(3) Regu Tandu bergerak melalui sisi kanan/kiri


depan Helikopter.

(4) korban dinaikkan ke Helikopter selanjutnya


dievakuasi ke Patobrig.

(5) mengawasi pelaksanaan pengangkutan orang


luka naik atau turun Helikopter.

d. Tahap Pengakhiran.

1) Dansatgas Kipatobrig.

a) pengecekan personel dan materiil.

b) melaksanakan evaluasi pelaksanaan gelar Patobrig.

c) membuat laporan pelaksanaan gelar Patobrig kepada


Danbrig.

2) Danton Patob.

a) pengecekan personel dan materiil.

b) melaksanakan evaluasi terhadap tugas yang telah


dilaksanakan.

c) membuat laporan pelaksanaan pengobatan kepada


Dansatgas Kipatobrig.

3) Danton Evak.

a) pengecekan personel dan materiil.

b) melaksanakan evaluasi terhadap tugas yang telah


dilaksanakan.

c) membuat laporan pelaksanaan evakuasi kepada


Dansatgas Kipatobrig.

BAB IV
PENUTUP

17. Pemberlakuan. Juknis Gelar Patobrig ini merupakan Doktrin di


lingkungan TNI AD pada tataran taktis dan digunakan sesuai tingkat
pemberlakuannya dalam pelaksanaan Dukkes tugas operasi, latihan dan
pendidikan.

18. Pengamalan. Juknis Gelar Patobrig ini dijadikan pedoman untuk


membulatkan keyakinan serta tekad segenap personel TNI AD dalam
mengamalkan isi dan makna yang terkandung di dalamnya.
36

19. Pengembangan dan Perubahan. Pengembangan dan perubahan


terhadap Juknis ini diperlukan untuk penyempurnaan dan menjamin validitas
serta dapat dioperasionalkan di lapangan.

a. Pengembangan. Juknis ini tidak dogmatis, sehingga sewaktu-


waktu dapat diubah, perubahannya disesuaikan pada faktor-faktor yang
berpengaruh. Ajaran-ajaran yang ada dalam Doktrin ini harus
dikembangkan secara terus-menerus secara holistik, integral dan
komprehensif melalui pengembangan doktrin secara kritis dan reflektif.
Doktrin ini dikembangkan mengikuti perkembangan dan perubahan yang
terjadi serta memengaruhi dalam pelaksanaannya.

b. Perubahan. Saran, kritik, dan tanggapan terhadap isi Juknis yang


bersifat membangun agar ditujukan kepada Kasad melalui Dankodiklatad
sesuai dengan mekanisme umpan balik.

a.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


KEPALA PUSAT KESEHATAN,

KONSEP

dr. PURWO SETYANTO, Sp.B., M.A.R.S.


MAYOR JENDERAL TNI

Anda mungkin juga menyukai