Anda di halaman 1dari 2

Abstrak

Meludah sembarangan merupakan salah satu perilaku berisiko dalam penularan


penyakit. Hasil survei awal menunjukkan lebih 50 persen pedagang yang menyirih
meludah sembarangan. Ludah sirih yang dibuang sembarangan dapat menularkan
penyakit kepada orang lain apabila didalam air ludah mengandung
mikroorganisme. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh predisposisi,
pendukung dan pendorong terhadap perilaku meludah pada penyirih dalam
penerapan PHBS tempat umum di Pasar Raya Kabupaten Simalungun. Jenis
penelitian adalah mixed methods yang dilakukan pada bulan November 2018
sampai September 2019. Jumlah sampel data kuantitatif 87 orang ditentukan
dengan teknik purposive sampling dan jumlah informan data kualitatif 6 orang
ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data kuantatif dianalisis secara
univariat, bivariat (chi-square) dan multivariat (regresi logistik berganda). Data
kualitatif dianalisis dengan reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan pengetahuan (p=0,0001), sikap
(p=0,0001), ketersediaan tempat penampungan ludah sirih (p=0,0001) dan
dukungan petugas kesehatan (p=0,015) dengan perilaku meludah pada penyirih.
Analisis multivariat menunjukkan ada pengaruh pengetahuan (p=0,0001), tidak
ada pengaruh sikap (p=0,159), ketersediaan tempat penampungan ludah sirih
(p=0,997), dukungan petugas kesehatan (p=0,517) terhadap perilaku meludah
pada penyirih. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku
meludah pada penyirih adalah pengetahuan (p=0,0001). Analisis data kualitatif
menunjukkan tradisi berpengaruh secara tidak langsung dan ketersediaan fasilitas
sanitasi pasar berpengaruh terhadap perilaku meludah. Diharapkan kepada
Petugas Puskesmas Pematang Raya Kabupaten Simalungun melakukan
penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan penyirih. Pengelola pasar untuk
memperbaiki dan memantau fasilitas sanitasi pasar yang rusak. Kepada penyirih
agar menyediakan tempat ludah sirih tertutup.

Kata kunci: Perilaku meludah, pasar raya, pengetahuan

iv
Abstract

Careless spitting is a behavior with risk for disease infection. Preliminary survey
results indicate that more than 50 percent of merchants chewing betel spit
carelessly. Carelessly spitted chewed betel can infect diseases to other people
when containing micro-organism. The objective was to analyze influence of
predisposing, enabling and reinforcing factors on spitting among betel chewers
concerning Hygienic and Healthy Behavior implementation in Pasar Raya,
Simalungun. This research employed mixed methods and was conducted from
November, 2018 until September, 2019. Samples of quantitative data consisted of
87 people selected by purposive sampling technique and informants consisted of 6
persons selected by purposive sampling technique. Quantitative data were
analyzed by univariate, bivariate (chi-square), and multivariate analysis (multiple
logistic regression testing). Qualitative data were reduced, presented, and
concluded. Bivariate analysis results demonstrated that knowledge (p=0.0001),
attitude (p=0.0001), availability of spittoon (p=0.0001), and health personnel’
support (p=0.015) were correlated with spitting behavior. Multivariate analysis
results showed that knowledge influenced (p=0.0001); attitude (p=0.159),
availability of spittoon (0.997), health personnel’ support (0.517) did not
influence spitting behavior. The dominant factor mostly influenced spitting was
knowledge (p=0.0001). Qualitative analysis found that this tradition has been
indirectly correlated with spitting, and availability of sanitary facilities at market
was correlated with spitting. It is recommended that Health Agency Pematang
Raya of Simalungun conduct socialization regularly to improve betel chewers’
knowledge; that market management repair and supervise broken sanitary
facilities at market; and that betel chewers provide their own covered spittoon.

Keywords: Spitting behavior, pasar raya, knowledge

Anda mungkin juga menyukai