0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan5 halaman
Kasus pria berusia 48 tahun yang didiagnosis skizofrenia dan ketergantungan zat. Pasien tinggal di rumah terawat 24 jam setelah kontak panjang dengan layanan kesehatan mental sejak usia 23 tahun. Pasien mengalami halusinasi pendengaran dan waham curiga, serta koping tidak efektif melalui penyahgunaan zat. Model pemulihan yang tepat adalah WRAP untuk membantu pasien mengelola diri dengan menulis rencana h
Kasus pria berusia 48 tahun yang didiagnosis skizofrenia dan ketergantungan zat. Pasien tinggal di rumah terawat 24 jam setelah kontak panjang dengan layanan kesehatan mental sejak usia 23 tahun. Pasien mengalami halusinasi pendengaran dan waham curiga, serta koping tidak efektif melalui penyahgunaan zat. Model pemulihan yang tepat adalah WRAP untuk membantu pasien mengelola diri dengan menulis rencana h
Kasus pria berusia 48 tahun yang didiagnosis skizofrenia dan ketergantungan zat. Pasien tinggal di rumah terawat 24 jam setelah kontak panjang dengan layanan kesehatan mental sejak usia 23 tahun. Pasien mengalami halusinasi pendengaran dan waham curiga, serta koping tidak efektif melalui penyahgunaan zat. Model pemulihan yang tepat adalah WRAP untuk membantu pasien mengelola diri dengan menulis rencana h
Seorang pria berusia 48 tahun didiagnosis dengan skizofrenia dan ketergantungan
zat. Dia tinggal di komunitas di rumah yang diawasi 24 jam. Dia telah tinggal di rumah ini selama lima tahun. Baru-baru ini, dia meminta koordinator perawatan yang dialokasikan atau CMHN untuk kemungkinan pindah ke tempat tidur di rumah sakit. Dia memiliki riwayat kontak yang luas dengan layanan kesehatan mental, mulai dari usia 23 tahun. Kontak dengan keluarganya terbatas pada kunjungan yang sering dilakukan ibunya dan panggilan telepon sesekali dari teman masa kecilnya yang tinggal bermil-mil jauhnya dari rumah ini. Dia sedang menjalani pengobatan oral antipsikotik, khususnya olanzapine, tetapi sekarang sedang menjalani injeksi depot antipsikotik mingguan, fluphenazine decanoate karena masalah dengan kepatuhan pengobatan. Suntikan biasanya diberikan setiap Rabu pagi oleh koordinator perawatannya di pusat kesehatan masyarakat. Dia mendengar suara-suara, yang dia gambarkan sebagai siksaan. Dia juga mengalami periode paranoia parah yang mencakup keyakinan bahwa orang-orang di sekitarnya berencana untuk membunuhnya. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya sendirian di kamarnya, terkadang mendengarkan musik. Dia telah mengungkapkan perasaan putus asa dan tidak berdaya kepada CMHN-nya selama beberapa periode pengalaman paranoia yang parah, misalnya, dalam kata-katanya, "tetangga saya mengikuti saya secara agresif, mereka ingin membunuh saya". Dia tidak pernah bekerja dan kebersihan pribadinya umumnya dianggap buruk. CMHN dan tim perawatan biasanya mengalami perasaan putus asa karena terus menyalahgunakan zat dan sering gagal menghadiri kegiatan terapeutiknya meskipun dia didorong untuk melakukannya. Namun, perubahan dalam filosofi pengobatan, penerapan pendekatan berorientasi pemulihan oleh CMHN dan tim pengobatan, telah menghasilkan peningkatan dalam kepatuhannya terhadap program terapinya Pertanyaan: 1. Tentukan model pemulihan yang tepat dan jelaskan alasannya Pasien dengan masalah kejiwaan atau biasa kita sebut dengan ODGJ merupakan salah satu dari sekian banyak jenis pasien yang membutuhkan perhatian dan dukungan penuh, baik dari lingkungan, tenaga kesehatan, dan support system yang dimilikinya. Adanya dukungan dan tindakan terapi yang tepat mampu membantu ODGJ untuk pulih dan hidup secara produktif seperti sedia kala. Recovery ialah salah satu tindakan yang ditujukan untuk proses pemulihan guna menyembuhkan dan memampukan pasien ODGJ agar mampu hidup dengan penuh makna di komunitas (Paula, dkk., 2021). Recovery yang berhasil berdampak pada menurunnya tanda dan gejala yang dirasakan pasien ODGJ. Dasar recovery dan sistem dukungan berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri berupa kekuatan diri. Dari hal ini dapat diartikan bahwa, selain faktor luar, faktor dari dalam juga mempengaruhi keberhasailan dari recovery yang telah direncanakan. Terdapat 4 dimensi penunjang pemulihan jiwa yang mendukung proses recovery, yaitu sebagai berikut: - Kesehatan: mampu mengatasi penyakit yang diderita - Perumahan: tempat tinggal yang mendukung pemulihan dari gangguan jiwa - Tujuan hidup: keinginan menjadi pemacu individu untuk menjalani proses pemulihan - Komunitas: jalinan pertemanan yang mampu mendukung dan memberikan harapan Keluarga dan tim kesehatan jiwa perlu mengetahui 10 hal dasar dari recovery ODGJ (Widiyawati, 2020), antara lain: a. Recovery muncul alibat adanya harapan b. Dorongan untuk pulih berasal dari dalm diri individu c. Recovery terjadi dengan berbagai macam cara d. Recovery bersifat holistic e. Recovery memerlukan support dari keluarga, kerabat, teman, dan masyarakat umum f. Recovery didukung oleh jaringan pertemanan dan kekerabatan g. Recovery berbasis kebudayan dan kepercayaan yang ada di masyarakat h. Recovery didukung dengan memecahkan masalah kejiwaan yang memicu munculnya gangguan kesehatan jiwa i. Recovery memanfaatkan kekuatan dan tanggung jawab individu dan masyarakat j. Recovery didasarkan penghormatan (respek) Recovery dalam keperawatan jiwa memiliki bermacam model yang dapat digunakan, menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan dari pasien. Berdasarkan kasus di atas, hasil analisis yang saya dapatkan ialah sebegai berikut: - Pasien terdiagnosis scizofrenia dan ketergantungan zat dan tinggal dikomunitas dengn pengawasan penuh (24 jam) - Riwayat kontak dengan layanan kesehatan jiwa sejak usia 23 tahun - Riwayat kontak dengan ibu (saat kunjungan) dan panggilan telepon dari teman masa kecil - Pergantian obat dari oral ke injeksi karena masalah kepatuhan minum obat - Dia mendengar suara-suara yang digambarkan sebagai siksaan - Mengalami paranoid parah - Memiliki keyakinan bahwa orang lain akan membunuhnya - Menghabiskan sebagian besar waktu dikamar dan mendengarkan music - Dia tidak menjaga kebersihan diri - Dia masih menggunakan zat narkoba dan serig gagal menghadiri kegiatan terapeutiknya Menurut saya terapi pemulihan yang cocok diberikan adalah terapi wellness recovery action plan atau WRAP model. Model WRAP ini merupakan salah satu model recovery yang membantu pasien untuk dapat memanajemen dirinya. Model ini dapat diaplikasikan ke kasus di atas karena sebelumnya pasien sudah terpapar dengan rumah sakit, memiliki pengalaman atau kemampuan latihan terapi jiwa yang pernah berhasil dilakukan di rumah sakit. Dalam model ini, menerapkan sistem dimana bertujuan agar pasien tidak merasa sendiri, merasa berharga, merasa dirinya mampu, serta mengetahui tujuan dan menemukan semangat untuk menjalankan hidupnya. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam WRAP ini ialah menulis, menggambar, melakukan kegiatan fisik, mengikuti kegiatan di komunitas dan lan sebagainya. Strategi pada model ini ialah mengarahkan klien untuk dapat mengetahui apa arti kehidupannya, mengetahui arti kebahagiaan dirinya, mampu mengungkapkan hal yang mungkin dapat memperburuk kondisi kesehatannya, serta mampu membuat rencana masa depan. 2. Tindakan atau tahapan yang digunakan dalam proses pemulihan a. Daily maintenance plan b. Identify triggers c. Early warning signs d. When triggers are breaking down e. Crisis plan f. Post crisis plan 3. Masalah Keperawatan Jiwa yang muncul - Defisit perawatan diri - Halusinasi: pendengaran - Waham: curiga - Koping individu tidak efektif: penyahgunaan zat narkoba - Ketidakpatuhan Notes: 1. Laporan Tugas Mandiri dengan 3 Halaman (Bentuk Word) 2. Gunakan Refrensi dan tuliskan refrensi yang digunakan (Bisa E-book/textbook atau jurnal dan website yang memiliki data yang valid 3. Pengumpulan pada VLM TM 3 dan Format Penamaan terlampir pada reminder di Group Jadwal Referensi Paula, V., Trisnadewi, N. W., Oktaviani, N. P. W., Hadiansyah, T., Mukhoirotin, Widodo, D., Florensa, M. V. A., NAsution, R. A., & Maliana, T. (2021). Keperawatan Jiwa Lanjutan. Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis. Widiyawati, W. (2020) Keperawatan Jiwa. Batu: Literasi Nusantara.