0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan1 halaman
Dokumen ini memberikan informasi tentang penanganan komplikasi intradialisis yaitu disequilibrium syndrome (DDS). DDS adalah kumpulan gejala sistematik dan neurologik yang berhubungan dengan dialisis. Untuk kasus ringan, langkah yang dianjurkan adalah menurunkan laju aliran darah atau mempersingkat waktu dialisis, serta memberikan cairan hipertonik. Sedangkan untuk kasus berat, hemodialisis harus dihentikan, berikan oksigen, pertahank
Dokumen ini memberikan informasi tentang penanganan komplikasi intradialisis yaitu disequilibrium syndrome (DDS). DDS adalah kumpulan gejala sistematik dan neurologik yang berhubungan dengan dialisis. Untuk kasus ringan, langkah yang dianjurkan adalah menurunkan laju aliran darah atau mempersingkat waktu dialisis, serta memberikan cairan hipertonik. Sedangkan untuk kasus berat, hemodialisis harus dihentikan, berikan oksigen, pertahank
Dokumen ini memberikan informasi tentang penanganan komplikasi intradialisis yaitu disequilibrium syndrome (DDS). DDS adalah kumpulan gejala sistematik dan neurologik yang berhubungan dengan dialisis. Untuk kasus ringan, langkah yang dianjurkan adalah menurunkan laju aliran darah atau mempersingkat waktu dialisis, serta memberikan cairan hipertonik. Sedangkan untuk kasus berat, hemodialisis harus dihentikan, berikan oksigen, pertahank
DIREKTUR RSUD INDRASARI STANDAR RENGAT PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) dr. M. SOBRI NIP. 19660601 199603 1 001 Pengertian Dialisys Disequilibrium Syndrome (DDS) adalah kumpulan gejala sistematik dan neueologik yang berhubungan dengan dialisis. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengembalikan pasien kedalam kondisi equilibrium. Kebijakan Kebijakan Direktur RSUD Indrasari Rengat tentang Pelayanan Hemodialisa. Prosedur 1. Bila DDS ringan : a. Turunkan blood flow atau kurangi waktu hemodialisis. b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan hipertonis, misal : dextrose 40%. 2. Bila DDS berat : 1. Hentikan segera hemodialisis. 2. Beri oksigen sesuai kebutuhan. 3. Pertahankan jalan nafas, bila terjadi penurunan kesadaran. 4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan hipertonis, misal : manitol. 5. Kolaborasi dengan dokter untuk merujuk pasien ke unit emergensi untuk penanganan selanjutnya. 6. Dokumentasikan tindakan. Unit Terkait 1. Unit Hemodialisa