Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR PENANGANAN

PERAWATAN PASIEN NIFAS NORMAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
1

Tanggal diterbitkan RSUD KABUPATEN INDRAMAYU


Direktur,
SOP

dr. H. DEDEN B KOSWARA, MM


NIP. 19740110 200212 1 008

Prosedur perawatan pasien nifas normal adalah suatu pelayanan asuhan


PENGERTIAN kebidanan/keperawatan secara optimal pada pasien post partum normal di Ruang
perawatan nifas dengan memperhatikan kebutuhan dasar ibu Nifas.
Sebagai acuan / langkah – langkah untuk memberikan pelayanan asuhan
TUJUAN kebidanan/keperawatan pada pasien post partum normal di Ruang perawatan nifas
RSUD Indramayu.
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu No.
KEBIJAKAN 440 / 1072 a- RSUD / 2015 tentang pemberlakukan SOP pelayanan dan
keselamatan pasien pada RSUD Kabupaten Indramayu
PROSEDUR 1. Bidan/perawat ruangan menerima pasien post partum normal dari IGD
Kebidanan atau dari ruang bersalin.
2. Bidan/perawat ruangan melakukan pengkajian atau pemeriksaan fisik
pasien post partum normal meliputi : keadaan umum, tanda-tanda vital,
tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan atau luka
perineum.
3. Bidan/perawat menuliskan hasil pengkajian dan pemeriksaan dan
memeriksa kelengkapan status pasien/CM serta membaca intruksi dokter.
4. Bidan/perawat melakukan program orientasi pasien baru meliputi : aturan
RS, fasilitas RS, hak dan kewajiban pasien, serta prosedur lainnya yang
dianggap perlu.
5. Bidan/perawat melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan
Hb ulang.
6. Bidan/perawat membuat perencanaan asuhan yang akan dberikan sesuai
dengan kebutuhan pasien post partum normal.
7. Bidan/perawat merencanakan asuhan melaksanakan tindakan sesuai
dengan apa yg sudah direncanakan bersama dengan Tim kesehatan lain.
8. Bidan/perawat memberikan asuhan kebidanan sampai pasien dinyatakan
pulih kembali kondisi kesehatannya dan dianggap mampu merawat dirinya
sendiri serta bayinya.
9. Bidan/perawat menginformasikan kepada pasien atau keluarganya apabila
pasien dinyatakan boleh pulang.
10. Bidan/perawat memberikan penyuluhan/konseling kepada pasien atau
keluarganya tentang perawatan dirumah.
11. Bidan/perawat memberikan surat untuk control ke tenaga kesehatan
terdekat.
12. Bidan/perawat mencatat semua asuhan yang diberikan pada status
pasien/CM
UNIT TERKAIT 1. IGD Kebidanan
2. Ruang Nifas
3. Ruang Bersalin

PROSEDUR PELAYANAN
PERDARAHAN POST PARTUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1

Tanggal diterbitkan RSUD KABUPATEN


INDRAMAYU
Direktur,
SOP

dr. H. DEDEN B KOSWARA,


MM
NIP. 19740110 200212 1 008
Perdarahan post partum/paska salin adalah perdarahan yang lebih dari
DEFINISI
500 ml yang terjadi setelah janin lahir.
1. Perdarahan paska salin dini terjadi dalam 24 jam sehari setelah
DIKLASIFIKASIKA
bayi lahir.
N
2. Perdarahan paska salin lambat terjadi 24 jam setelah janin lahir.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah melaksanakan
TUJUAN
penatalaksanaan perdarahan post partum paska salin.
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Indramayu No. 440 / 1072 a- RSUD / 2015 tentang pemberlakukan
KEBIJAKAN
SOP pelayanan dan keselamatan pasien pada RSUD Kabupaten
Indramayu
PROSEDUR I. Perdarahan post partum setelah tali pusat lahir dengan jumlah
perdarah sampai 500 cc dilakukan :
1. Pemberian Oxytocin 1 Ampul
2. Bila perdarahan masih pasif dilakukan bimanual dan
pemberian Oxytocin 20 unit drip dalam NaCL 500 ml.
3. Infuse cairan kloid 500 cc selama 10 menit.
4. Jika uterus masih lembek/Tonus jelek maka diberikan
misoprosol 1000 microgram/rectal dan diberikan Metil
Ergometril 0,2 mg/IM
II. Jika perdarahan melebihi 500 cc maka dilakukan :
1. Eksplorasi status genitalis bagian bawah.
2. Dilakukan evakuasi bekuan darah.
3. Jika terdapat robekan jalan lahir akibat infersio ( Trauma
dilakukan penjahitan/hecting)
4. Dilakuakn koreksi infersio uteri/reposisi imfersio uteri.
III. Jika masih perdarah pasif maka dilakukan : pemeriksaan
placenta bila terdapat retensi placenta maka dilakukan placenta
manual/ kuretase.
IV. Dilakukan observasi pembekuan darah jika didapatkan
gangguan pembekuan darah (Thrombin) maka dilakukan :
Tranfusi FFP tranfusi thrombosit kombinon 7A.
Jika keempat yang diatas masih terjadi perdarahan 1000-1500 ml,
maka dilakukan.
1. Transfusi PRC
2. Transfuse thrombosit
3. Transfuse factor pembekuan darah
4. Pemberian vasopresor
5. Tampon dengan balon.
Bila tidak berhasil dilakukan tindakan operasi.
Perdarahan diluar keempat tersebut diatas didapatkan masih massif
dengan tekanan darah menurun,nadi meningkat/SHOK maka
dilakukan tindakan rimot (resusitasi, infuse 2 jalur, monitoring
tekanan darah nadi dan dieresis, oxygenesi tim opproch). Bila masih
tidak massif terdapat pendarahan maka dilakukan tindakan operatif
dengan cyto/menunggu perbaikan keadaan umum.
DOKUMEN Status Rekam Medik
TERKAIT
UNIT TERKAIT 1. Rekam medic
2. Instalasi bedah

PROSEDUR PELAYANAN
INFORMD CONSENT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1

Tanggal diterbitkan RSUD KABUPATEN INDRAMAYU


Direktur,
SOP

dr. H. DEDEN B KOSWARA, MM


NIP. 19740110 200212 1 008

PENGERTIAN 1. Persyaratan setuju (inform consent) atau ijin dari seorang pasien yang
diberikan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan
medic yang akan dilakukan terhadapnya setelah mendapatkan
informasi cukup tentang tindakan yang dimaksud.
2. Tindakan medic adalahtindakan yang bersifat diagnostic yang
dilakukan terhadap pasien.
3. Tindakan invasive adalah tindakan medic yang langsung dapat
mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh.
4. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit, baik
dalam keadaan sehat ataupun sakit.
5. Orang tua adalah ayah dan ibu
Ayah adalah : - Ayah kandung
 Termasuk ayah adalah ayah angkat yang ditetapkan
 Memberikan persetujuan/penolakan apabila
“ayah”tidak ada atau berhalangan.
6. Suami adalah seorang laki-laki yangdalam ikatan perkawinan dengan
perempuan berdasarkan peraturan perundang-undangfan yang
berlaku .
7. Istri adalah seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan
seorang laki-laki.
8. Istri adalah seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan
seorang laki-laki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.bila yang bersangkutan melebihi dari satu istri,
persetujuan/penolakan yang dilakukan oleh salah satu dari istri
mereka.
1. Memberikan informasi yang jelas, baik yang diminta atau tidak
diminta pasien/keluarga pasien perihal tindakan yang dilakukan agar
pasien/keluarga pasien sepenuhnya mengerti tentang manfaat,
resiko/akibat yang akan terjadi.
TUJUAN 2. Agar dokter mengerti dan memberikan informasi yang benar dan
tanggung jawab akan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Agar tata cara penanda tangan informed consent dapat dilakukan
dengan benar dan bertanggung jawab.

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten


KEBIJAKAN Indramayu No. 440 / 1072 a- RSUD / 2015 tentang pemberlakukan SOP
pelayanan dan keselamatan pasien pada RSUD Kabupaten Indramayu
PEMBERIAN INFORMASI MEDIS PADA PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1

Tanggal diterbitkan RSUD KABUPATEN


INDRAMAYU
SPO Direktur,
PROSEDUR TETAP

dr. H. DEDEN B KOSWARA,


MM
NIP. 19740110 200212 1 008
INFORMASI MEDIS
PENGERTIAN Penjelasan mengenai penyakit yang diderita
TUJUAN Sebagai acuan dalam langkah-langkah pemberian informasi medis
KEBIJAKAN Adanya standar pelayanan medis tulis
1. Tenaga medis memberikan penjelasan informasi medis
kepada pasien atau keluarganya atau yang ditunjuk. Tenaga
medis yang berkepentingan memberikan penjelasan yaitu :
dokter yang penanggung jawab pasien/dokter yang
memeriksa/tim dokter/pejabat structural RS yang
ditunjuk/komite medic yang didampingi perawat
2. Dokter memeriksa kelengkapan administrasi pasien.
3. Dokter melakuakan pemeriksaan status pasien.
PROSEDUR
4. Setelah memeriksa dokter atau perawat, dan atau perawat
memberikan penjelasan penyakit pasien kepada pasien atau
keluarganya atau yang ditunjuk pasien, penjelasan penyakit
(informed consent) meliputi :
 Riwayat penyakit
 Diagnose yang ditegakkan
 Prosedur tindakan
 Pengobatan yang diberikan
 Resiko yang akan dihadapi (komplikasi)
 Prognosis
 Lain-lain
5. Dokter atau perawat akan memberikan informasi atau
menjelaskan bila ada petanyaan seputar informasi medis
pasien.
6. Setelah memberikan dan diberikan penjelasan maka
dokter/perawat dan pasien/keluarganya harus memparaf atau
mentanda tangan pada form yang telah disediakan.
7. Bila keadaan yang mengancam jiwa (emergency)/pasien tidak
sadar tanpa pendamping keluarga maka dapat dilakukan
tindakan untuk menyelamatkan jiwa pasien.
8. Bila pasien atau keluarga memerlukan dokumen medis
penyakitnya maka diberikan informasi ringkasa atau
resumenya.
 Bagian pelayanan medic
UNIT TERKAIT  Komite medic
 Instalasi/unit
DOKUMEN Status pasien
TERKAIT

PERMINTAAN MAKANAN PASIEN KE


INSTALASI GIZI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1

Tanggal diterbitkan RSUD KABUPATEN INDRAMAYU


Direktur,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H. DEDEN B KOSWARA, MM


NIP. 19740110 200212 1 008

PENGERTIAN Proses pemberian makanan pasien dari ruangan ke bagian instalasi gizi
Sebagai acuan dalam langkah – langkah dalam melaksanakan permintaan
TUJUAN
makanan pasien dari ruangan ke instalasi gizi.
Untuk penganturan dan distribusi makanan pasien dalam pelayanan makanan di
KEBIJAKAN
ruangan/bangsal menjadi tanggung jawab instalasi gizi.
1. Dari masing-masing ruangan/rawat inap mengisi formulir sensus harian
tentang : jumlah, kelas perawatan pasien yang ada di masing-masing ruangan.
2. Perawat ruangan menyetor permintaan makanan ke instalasi gizi sesuai
dengan jumlah kelas perawatan yang ada.
3. Apabila terdapat perubahan pasien (baru, pindah,pulang) perawat ruangan
membuat bon/formulir makanan yang langsung disetor kebagian instalasi gizi.
4. Sebaliknya bagi ruangan/instalasi yang memindahkan pasien wajib
PROSEDUR memberitahu lewat telfon ke instalasi gizi terkait dengan pemindahan pasien.
5. Petugas gizi membagi makanan langsung ke pasien, distribusi dibagi dalam
tiga waktu, yaitu :
 Pagi : Pukul 06.30
 Pagi : Pukul 12.00
 Pagi : Pukul 17.00
6. Sebelumnya perawat ruangan mengontrol dan mencatat jenis dan keadaan
menu pasien.
 Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Gizi
REFERENSI -

Anda mungkin juga menyukai